iklan

Prinsip Dan Citra Umum Konstruksi Prefabrikasi

PRINSIP DAN GAMBARAN UMUM KONSTRUKSI PREFABRIKASI

    Industrualisasi dalam konstruksi  bangunan ialah perkembangan alamiah sebagaimana juga telah menimpa pada industri yang lain. Justru lebih lambat ketimbang yang lain alasannya ialah lebih besarnya rintangan yang dihadapi dalam industri bangunan, yang tidak sekedar bersifat Fashionable musim (kecenderungan mode mutakhir), tetapi juga berkaitan dengan pernyataan nilai yang menuntut : Perubahan perilaku mental dan pikiran gres dari sebagain hebat bangunan.


JALAN MENUJU INDUSTRIALISASI BANGUNAN

    Selama ini orang merasa terikat kepada rumah yang harus di hargai secara individual, maka tentu saja orang akan mencicipi sesuatu yang lain ketika tiba-tiba akomodasi  daerah tinggal :

1.    Disediakan dalam bentuk blok-blok atau flat-flat yang bukan bangunan sebagaimana biasanya.
2.    Bangunan tidak didesain secara khusus sebagaimana ajakan penggunanya secara individu.
3.    Bangunan didirikan dalam bentuk produk yang telah selesai tanpa ada kesempatan intervensi lagi dari pemakainya.
4.    Bangunan di desain dengan penampilan yang serupa atau bahkan sama.
5.    Perangkat bangunan yang pribadi jadi jikalau ingin mendesain dan membangun secara individu.
6.    Dengan pilihan yang sangat terbatas.

BAGAIMANA INDUSTRIALISASI DIKEMBANGKAN

    Industri bangunan mestinya juga menciptakan propgress; penggunaan crane dan mesin-mesin lain tetapi dengan cara yang lebih luas. Ketertinggalan dalam industri bangunan dikembangkan dengan cara industrialisasi yang terotomastisasi dalam seluruh prosesnya semenjak persiapan dan mpulding (pembuatan percetaka), casting (percetakan), concreting (pengecoran), prestressing (penegangan), storage (penyimpanan), transportation (penbgangkutan), erection (pendirian), lifting (pengankatan) dan handling (penanganan).

DEFINISI PREFABRICATION, PREFABRICATED CONSTRUCTION, PREFABRICATED COMPONENTS

    Prefabrication (prefabrikasi) ialah industrialisasi metode konstruksi di mana komponen-komponennya diproduksi secara missal dirakit (assemble) dalam bangunan dengan proteksi crane dan alat-alat pengangkat dan penanganan yang lain.
Prefabricated Structural Components (Komponen Struktur Prefabrikasi) dibuat dari beton melalui precast units/precast numbers atau precast elements (unit cetakan) tergantun g pada alternative penggunaannya, percetakan dikontrol dengan baik diberi waktui untuk pengerasan dan mencapai kekuatan tertentu yang diingfinkan sebelum diangkat dan dibawa menuju tapak kontruksi sesungguhnya untuk pembangunan. Metode konstruksi yang dibuat dengan menggunakan komponen prefabrikasi secara kolektif disebut sebagai ‘prefabricated contruction (konstruksi prefabrikasi). Konstruksi Prefabrikasi sanggup berupa sector aktifitas bangunan utamanya : industrial architecture (Arsitektur industri), General Engineering (Rekayasa struktur secara umum) dan Civil Engineering.
    Precast Struktural Components ( komponen Struktur Pracetak), alternatifnya dibuat untuk bangunan pada site tertentu. Kecenderungan ini mengarah  pada pabrik pembuat komponen.

PROBLEM MATERIAL

    Kebutuhan ideal yang harus dipenuhi dalam teknik konstruksi bangunan denagn system konstruksi prefabrikasi :

1.    Kemampuan pembuatan melalui metode mekanis (beban bawaan dan komponen yang tertutup).
2.    Kemungkinan sambungan dan koneksi structural yang layak dan memungkinkan untuk dibuat dengan cara yang paling sederhana.
3.    Secara simultan kemungkinan untuk pelaksanaan fungsinya tanggapan beban bawaan dan lketerbatasan ruang geraknya.

Hal yang paling penting ialah bahwa material harus memiliki  kualifikasi sebagai berikut :

1.    Mengisolasi panas, tahan  air dan anti pembusukan.
2.    Anti api dan sanggup dicetak secra volumetric.
3.    Dapat dipaku dan digergaji sehingga memungkinkan untuk perubahan.
4.    Tidak banyak membutuhkan pemeliharaan (maintenance).
5.    Memiliki kekuatan yang tinggi.

KEUNTUNGAN DAN PERMASALAHAN KONSTRUKSI PREFABRIKASI

    Beberapa laba konstruksi prefabrikasi dalam industri bangunan ialah :
1.    Waktu konstrulsi yang lebih cepat, semenjak pekerjaan struktur di tapak, konstruksi pondasi dan pendirian komponewn prefabrikasi.
2.    Jumlah material yang diperlukan tidak berkurang
3.    produksi unit precast dalam skal luas menyebabkan lebih simpel untuk menggunakan mesin dan akhirnya kebutuhan jumlah pekerja yang terlalu banyak sanggup diatasi
4.    Pengurangan kebutuhan tenaga kerja insan dan menuntut mempunyai keahlian yang lebih
5.    Kualitas yang dihasilkan lebih baik sebagai hasil proses pabrik yang selalu di bawah pengawasan yang ketat dan tetap, penggunann nmesin dan lingkungan kerja yang rapih
6.    Pekerjaan konstruksi sanggup dilaksanakan tanpa tergantung pada kondisi cuaca

Permasalahan dalam konstruksi prefabrikasi ialah :

1.    Transportasi komponen dari pabrik ke site
2.    Kesul;itan dalam penanganan di lapangan khususnya dalam erection (pendirian), lifting (pengangkatan) dan connecting (penyambungan pada ketika finalisasi konstruksi
3.    Pelaksanan yang demikian berarti ada komplemen biaya dan problem teknis.

SEJARAH  PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK

    Beton ialah material konstruksi yang banyak digunakan di Indonesia, jikalau dibandingkan dengan material lain menyerupai kayu dan baja. Hal ini bias dimaklumi, alasannya ialah bahan-bahan pembentukannya gampang terdapat di Indonesia, cukup awet, gampang dibuat dan harganya relative terjangkau. Ada beberapa aswpek yang sanggup menjadi perhatian dalan system beton konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang usang dan kurang bersih, control kualitas yang sulit ditingkatkan serta bahan-bahan dasar cetakan dari kayu dan triplek yang semakin usang semakin mahal dan langka.
    Sistem beton pracetak ialah metode konstruksi yang bisa menjawab kebutuhan di masa millennium gres ini. Pada dasarnya system ini melaksanakan pengecoran komponen di daerah khusus di permukaan tanah (fabrikasi), kemudian dibawa  ke lokasi (transportasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan system ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat dan missal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang baik. Perbandingan kualitatif antara strutur kayu, baja serta beton konvensional dan pracetak sanggup dilihat pada table :

Aspek    kayu    baja    Beton
           
konvensional   
Pracetak
Pengadaan    Semakin terbatas    Utamanya impor    Mudah    Mudah
Permintaan    Banyak    Banyak    Paling banyak    Cukup
Pelaksanaan    Sukar, Kotor    Cepat, bersih    Lama, kotor    Cepat, bersih
Pemeliharaan    Biaya Tinggi    Biaya tinggi    Biaya sedang    Biaya sedang
Kualitas    Tergantung spesies    Tinggi    Sedang-tinggi    Tinggi
Harga    Semakin mahal    Mahal    Lebih murah    Lebih murah
Tenaga Kerja    Banyak    Banyak    Banyak    Banyak
Lingkungan    Tidak ramah    Ramah    Kurang ramah    Ramah
Standar    Ada
(sedang diperbaharui)    Ada ( sedang diperbaharui)    Ada  ( sedang diperbaharui )    Belum ada 
(sedangdisusun)

    Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem dikembangkan di dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar negeri. Sistem pracetak yang berbentuk komponen, menyerupai tiang pancang, balok jembatan, kolom plat pantai. Permasalahan fundamental dalam perkembangan system pracetak di Indonesia ketika ini ialah :

1.    Sistem ini relative baru
2.    Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan system pracetak yang telah ada
3.    Serta keandalan sambungan antarkomponen untuk system pracetak terhadap beban gempa yang selalu menjadi kenyataan
4.    Belum adanya aliran resmi mengenai tatacara analisis, perencanaan serta tingkat kendalan khusus untuk system pracetak yang sanggup dijadikan aliran bagi pelaku konstruksi.

PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI DUNIA

    Sistem pracetak jaman modern berkembang mula-mula dio Negara Eropa. Strujtur pracetak pertama kali digunakan ialah sebagai balok beton precetak untuk Casino di Biarritz, yang dibangun oleh kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi beton bertulang diperkenalkan oleh sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906. Th 1912 beberapa bangunan bertingkat menggunakan system pracetak berbentuk komponen-komponen, menyerupai dinding .kolom dan lantai diperkenalkan oleh John.E.Conzelmann.
    Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG, Prteussag, Loser dll. Sstem pracetak taha gempa dipelopori pengembangannya di Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang dikenal sebagai Negara maju di dunia, ternyata gres melaksanakan penelitian intensif tentangt system pracetak tahan gempa pada tahun 1991. Dengan menciptakan jadwal penelitian bersama yang dinamakan PRESS ( Precast seismic Structure System).

PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI INDONESIA

    Indonesia telah mengenal system pracetak yang berbentuk komponen, menyerupai tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai semenjak tahun 1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya banyak sekali penemuan menyerupai Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan siste4m T-Cap (2000).

PERMASALAHAN UMUM PADA PENGEMBANGAN SISTEM PRACETAK

Ada tiga duduk masalah utama dalam pengembangan system pracetak :
1.    Keandalan sambungan antarkomponen
2.    Belum adanya suatu aliran perencanaan khusus untuk system struktur pracetak
3.    Kerjasama dengan pertencana di bidang lain yang terkait, terutama dengan pihak arsitektur dan mekanikal/elektrikal/plumbing.

SISTEM PRACETAK BETON

    Pada pembangunan struktur dengan materi betyon dikenal 3 (tiga) metode pembangunan yang umum dilakukan, yaitu system konvensional, system formwork dan system pracetak.
Sistem konversional ialah metode yang menggunakan materi tradisional kayu dan triplek sebagai formwork dan perancah, serta pengecoran beton di tempat. Sistem formwork asudah melangkah lebih maju dari system konversional dengan digunakannya system formwork dan perancah dari materi metal. Sistem formwork yang telah masuk di Indonesia, antara lain system Outinord dan Mivan. Sistem Outinord menggunakan materi baja sedangkan Sistem Mivan menggunakan materi alumunium.
Pada system pracetak, seluruh komponen bangunan sanggup difabrikasi kemudian dipasang di lapangan. Proses pembuatan komponen sanggup dilakukan dengan knt@l kualitas yang baik.

4.   SISTEM   KONEKSI

4.1.   SAMBUNGAN
    Pada umumnya sambungan – sambungan bias dikelompokkan sebagai berikut :
A.    Sambungan yang pada pemasangan harus pribadi mendapatkan beban ( biasanya beban vertical ).
Akibat beban sendiri dari komponen . lihat ( gambar A ).
B.    Sambungan yang pada keadaan tamat akan harus mendapatkan beban-beban yang selama pemasangan di terima oleh pendukung pembantu.  Lihat (gambar B ).
C.    Sambungan pada mana tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus memenuhi persyaratan lainseperti : kekedapan air, kekedapan suara.  Lihat (gambar C).
D.    Sambungan –sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata-mata menyerdiakan ruang gerak untuk pemasangan .  lihat ( gambar D ).

    IKATAN
Cara meng-ikat-kan / me-lekat-kan suatu komponen terhadap bab komponen konstuksi yang lain secara prinsip dibedakan sebagai berikut  :
A.    Ikatan Cor ( In Situ Concrete Joint )
Penyaluran gaya dilakukan lewat beton yang dicorkan
    Diperlukan penunjang / pendukung pembantu selama pemasangan hingga beton cor mengeras
    Penyetelan berlangsung dengan proteksi adanya penunjang / pendukung pembantu. Toleransi penyusutan ‘ diserap ‘ oleh Coran Beton.

B.    Ikatan Terapan
Cara menghubungkan komponen satu dengan yang lain secara “lego” (permainan balok susun anak-anak) disebut Iaktan Terapan.
Dimulai dengan cara kekerabatan “ PELETAKAN “, kemudian bermetamorfosis “ Saling Menggigit “.
    Proses pemasangan dimungkinkan tanpa adanya pendukung / penunjang pembantu.

C.    Ikatan Baja
Bahan pengikat yang dipakai  : Plat baja dan Angkur. Sistem ikatan ini sanggup dibedakan sebagai berikut :
    Menyambung dengan cara di las ( Welded Steel )
    Menyambung dengan Baut / Mur / Ulir ( Corbel Steel )

Catatan  :
a.    Harga dari profil baja sebagai pengikat tinggi
b.    Mungkin dilaksanakan tanpa pendukung / penunjang
c.    Harus dilindungi dari : korosi, api dan materi kimia. Dengan Mortar / In Situ concrete Joint sebagai pelindung / Finishing ikatan.


D.    Ikatan Tegangan
Merupakan perkembangan lebih jauh dari ikatan baja dengan memasukan unsure Post Tensioning dalam system koneksi.
    Memerlukan penunjang / pendukung Bantu selama pemasangan
    Perlu daerah / ruang yang relatuf besar untuk Post Tensioning
    Angker cukup mahal

    SIMPUL
a.    Merupakan  kunci dalam struktur yang menggunakan komponen pra – cetak dan merupakan daerah pertemuan antara 2 atau lebih komponen struktur
b.    Secara garis besar sanggup dikelompokkan sebagai berikut  :
I.    Simpul Primer
Pertemuan yang menghubungkan kolom dengan balok dan juga terhadap plat lantai. Disisni beban dari plat akan diteruskan ke pendukung-pendukung vertical.
II.    Simpul Pertemuan Kolom
Pertemuan dimana beban-beban vertical dan sesewaktu momen-momen juga disalurkan.
III.    Simpul Penyalur Sekunder-Primer ( Pelat Balok )
Untuk menyalurkan beban vertical
IV.    Simpul Pendukung sesama Plat / dengan Balok dan Kolom
Untuk menyalurkan beban horizontal dalam bentuk tegangan tekan – tarik dan geser
V.    Simpul Yang Mampu Menahan Momen
Yang secara statis bisa membentuk komponen pendukung tapi oleh alasan tertentu.
Misal  : Transportasi dibuat terdiri dari 2 atau lebih bagian


Dari semua ini yang terpenting / utama adalah  S I M P U L   P R I M E R

   
SIMPUL PRIMER

1.    Dari segi morpologinya simpul primer dibedakan menjadi :
•    Simpul Primer Berdimensi Satu
•    Simpul Primer Berdimensi Dua
•    Simpul Primer Berdimensi Tiga

A.  Simpul Primer Dimensi Satu                 B. Simpul Primer Dimensi Dua   







C.  Simpul Primer Dimensi Tiga

Contoh  Simpul Primer Berdimensi Dua




Contoh Simpul Primer Berdimensi Tiga




Dari segi cara bekerjanya simpul primer sanggup dibedakan  sebagai berikut :
A.    SIMPUL COR
            Sistem ikatan menggunakan cor

B.    SIMPUL TERAPAN
            Dimana ikatan dilaksanakan dengan cara ikatan terapan

C.    SIMPUL TEGANGAN
            Simpul dimana pengikatan dilakukan dengan cara ikatan teganga

D.    SIMPUL KONSOL
            Simpul yang dibuat dengan menggunakan konsol sebagai pendukung

E.    SIMPUL KONSOL KE DALAM
            Simpul ini varian dari system konsol, arah konsol berlawanan dengan system     konsol biasa ( Arah konsol ke dalam ).

    Kolom Tidak Tembus Simpul, Balok Tidak tembus Simpul    Kolom Tidak tembus simpul Balok tembus Simpul    Kolom Tembus Simpul Balok Tidak tembus Simpul    Kolom tembus Simpul balok tembus simpul
COR        Dari segi pemasangan tidak praktis        Tidak Bisa menembus
KONTAK LANGSUNG TERAPAN            Tidak mungkin    Tidak Mungkin
BAUT, TEGANGAN               
KONSOL               
KONSOL 
“ DALAM ”               
CENDAWAN               

F.    SIMPUL KEPALA MARTIL
          Simpul ini sesungguhnya berupa konsol tetapi panjang konsol cukup jauh. Sehingga sanggup berupa balok tersendiri.  Simpul ini mempunyai keuntungan:
    Baik dari segi produksi, transportasi maupun pemasangan
    Kekakuan simpul

G.    SIMPUL CENDAWAN
    Simpul ini sesungguhnya merupakan simpul kepala martil tetapi dalam dua arah, baik sebagai garis rusuk maupun sebagi bidang plat.
    Biasanya dibuat terpisah antara kolom dan kepala cendawannya. Hal ini mempermudah transport pemasangan maupun penyimpanannya.
    Sulit diterapkan untuk bangunan berlantai banyak.

PERTIMBANGAN DESAIN SAMBUNGAN DALAM PRODUKSI
1.    UMUM
Dalam desain sambungan pengetahuan produksi sangat penting item berikut yang perlu diperhatikan dalam desain sambungan berkaitan dengan perencanaan dalam produksi.
a.    Standarisasi tipe sambungan penguatannya
b.    Menghindari bentuk-bentuk yang bertele-tele
c.    Mereduksi pekerjaan yang berkeping-keping (banyak ragam )
d.    Menjaga ukuran material dan batas imitasinya
e.    Mempertimbangkan jarak sambungan dan toleransinya
f.    Mengusahakan penggunaan item perlengkapan danj pengangkatan sesedikit mungkin ragamnya
g.    Usahakan penggunaan desain detail sambungan yang berulang
h.    Gunakan material sambungan secara simetri. Misal : pengelasan, pembautan biar terhindar dari kesalahan
2.    STANDARISASI PRODUKSI
a.    Standarisasi diterapkan pada semua elemen sambungan
    Misalnya  :
•    Plat yang diperlukan 3/8 in dan 5/16 in, maka sebaiknya gunakanlah semua plat yang 3/8 in.
•    Batang sambungan 6 kafe dan 5 bar.  ( gunakan 6 kafe )
b.    Standarisasi dimensi ( usahakan jangan berubah-ubah )
c.    Gunakan system sambungan yang telah banyak digunakan/familiar
3.    PENGUATAN SAMBUNGAN
    Gunakan diameter penguat ( bars reinforcement ) sambungan seoptimal mungkin  Bars (batang) terlalu besar tidak simpel dan susah dalam penanganan.
    Dalam desain sambungan harus dipertimbangkan posisi penguatan dalam kelayakan cetakan dan kemungkinkan perubahan dalam pengecoran.
4.    KELAYAKAN PEMBUBUHAN PLAT TANAM DAN BIDANG STRUKTUR
Kelayakan plat, sudut penempatan dan bewntuk baja pada bentuk sambungan harus diantisipasi semenjak awal untuk menghindari kemungkinan kegagalan dalam pengerjaan.
1    PRASARAT INDUSTRIALISASI
STANDAR KOMPONEN DAN TYPE
STANDARISASI TYPE DAN PRODUKSI MASSA
Produksi massa hanya mungkin jikalau jumlah unitnya banyak dan mempunyai ragam type. Untuk mencapai ini, unit-unit harus memenuhi persyaratan berikut :
1.    Harus sanggup digunakan untuk bangunan dengan membentuk fungsi yang beragam
2.    Harus sanggup melayani banyak sekali kegunaan
3.    Bentuk fungsi yang sama tetapi variasi dimensi berbeda
4.    Memungkinkan adanya kombinasi dan moulding yang tepat
5.    Komponen memungkinkan dibuat dengan metode mesin dan layak dalam penanganan, pengangkutan dan transportasi
6.    Memungkinkan penyimpanan dalam waktu dan daerah
7.    Dapat dipastikan kontinuitas produksinya
Design dan ketentuan unit-unit prefabrikasi disebut “ STANDARISASI TYPE “.

SYARAT STANDARISASI TYPE
1.    Dapat dipertimbangkan dalam pembesiannya
2.    Type dari setiap bab sanggup digabung dalam bangunan
3.    Keseluruhan sanggup dibangun atas dasar standar tipe

DESIGN TIPE
1.    Didasarkan pada system pendimensian tertentu
2.    Harus didasarkan pada solusi yang baik dan ekonomis
3.    pertimbangan structural, fungsional dan estetik
4.    Standarisasi dalam detail dan teknik penyambungan



SISTEM UNIFIKASI DIMENSI
•    Standarisasi tipe hanya memungkinkan bila dimensi design dan produk diubahsuaikan dengan tepat
•    Pendimensian harus meliputi seluruh system struktur, dimensi pembuatan, system sambungan, system penanganan dan toleransi penyusutan.

PERSYARATAN PENDIMENSIAN
1.    Unit-unitnya sanggup ditambahkan pada unit-unit yang lainnya
2.    Unit-unit sanggup saling dipertukarkan dan digantikan
3.    Unit-unit sanggup membentuk banyak sekali kemungkinan variatif

DAMPAK KOORDINASI PENDIMENSIAN
1.    Memungkinkan menentukan design produk yang terbaik dari sejumlah produksi dengan dimensi sama untuk kegunaan yang sesuai.
2.    Design yang sederhana dengan kesalahan kecil.
3.    Variasi produksi yang terus bertambah.
4.    Munculnya spesialisasi dalam produksi.


Sistem dimensi melahirkan unit-unit “Modular”
      LE CORBUSIER    -------------- Modul Of  The Human Body Golden Cut
      NEUFERT            -------------- Modul Octameter System

1.1    PRODUKSI MASSAL    -------------  Efek Pelipatgandaan
A.    BAHAN          
    Ekonomi Dimensi
    Ekonomi Kuantitas
    Cara Penyimpanan
    Cara Handling
    Cara Transport
    Cara Memasang
    Cara Mengikat

B.    TENAGA
    Efek Belajar
    Cara Kerja
    Perabotan Kerja
    Hubungan Kerja
    Imbalan Kerja

C.    PERALATAN
    Pilihan Alat
    Waktu Penggunaan

1.2.    DASAR EKONOMI
Kemungkinan rasionalisasi dan proses produksi investasi dalam mesin, peralatan teknis dan tenaga kerja serta pemanfaatannya secara terencana.

STRUKTUR BIAYA DALAM KONSTRUKSI BETON PRACETAK (PRECAST CONCRETE )

1.3.    PEMILIHAN SOLUSI
Menetapkan tujuan dari pengambilan keputusan konstruktif dalam kekerabatan dengan target umum pembangunan

KRITERIA   :
    Waktu
    Biaya
    Lingkungan
    Estetis
    Kesempatan Kerja
    Teknologi

    METODE   :
    Menetapkan Tujuan
    Kriteria
    Solusi
    Evaluasi

    SOLUSI   :
    Taktis
    Strategis


2    TEKNIK ACUAN
    Peranan dalam struktur biaya konstruksi
    Dua duduk masalah pokok   :
•    Kaitan dari jenis teladan terhadap duduk masalah jumlah posisi, seri dan waktu produksi
•    Pengaruh dari bentuk komponen pracetak dan pelaksanaan konstruksinya dengan macam acuan
2.1.    BAHAN
Efektifitas materi acuan

No    JENIS BAHAN    BISA DIPAKAI BERAPA KALI
1    KAYU    7*
2    KAYU DIOLAH    15*
3    KAYU LAPIS SENG    30*
4    BAJA    100*
5    PLASTIK TINGGI    150*
6    BAJA TINGGI    500*

3.    BENTUK
Rasionalisasi bentuk komponen pracetak




PERPUSTAKAAN
DI CHIBA
OLEH OTAKA & KIMURA










    PERTIMBANGAN POSISI PRODUKSI PENYIMPANAN DAN VERTIKAL PENGANGKATAN










    PERTIMBANGAN STATIKA

4.    TEKNIK PEMBESIAN
3.1.  KONSEP
a.      Usahakan biar elemen / komponen yang sama bentuknya mendapatkan
      ilmu gaya yang sama pula.                perlakuan 
                                                                             

                                                                       persyaratan
b.      Perhatikan perbedaan kondisi 

PRODUKSI
HADRING
STORAGTRANSPORT
ERECTION



3.2.   Kemungkinan
a.    BIASA
b.    PRETENSION
•    Besi lebih banyak
•    Acuan mahal, alasannya ialah harus memikul tegangan awal
c.    POST TENSION
•    Investasi pada alat penarik
•    Perlu “ ruang “ untuk stressing
•    Komponen yang terpasak dipisah alasannya ialah alas an transport dan sebagainya
•    Mahal Karena  angker
Perlu diperhatikan   :
Penyusutan komponen tanggapan pratekan
k.300          0.5 mm /

Pengertian Beton Pracetak

Beton pracetak ialah suatu metode percetakan komponen secara mekanisasi dalampabrik atau workshop dengan memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang.

a.    Keuntungan Beton Pracetak
•    Pengendalian mutu teknis sanggup dicapai, alasannya ialah proses produksi dikerjakan di pabrik dan dilakukan pengujian laboratorium
•    Waktu pelaksanaan lebih singkat
•    Dapat mengurangi biaya pembangunan
•    Tidak terpengaruh cuaca
b.    Kendala Precast
•    Membutuhkan investasi awal yang besar dan teknologi maju
•    Dibutuhkan kemahiran dan ketelitian
•    Diperlukan peralatan produksi ( transportasi dan ereksi )
•    Bangunan dalam skala besar

Metode Membangun dengan Konstruksi Precast
a.    Serangkaian kegiatan yang dilakukan pada proses produksi adalah  :
1.    Pembuatan rangka tulangan
2.    pembuatan cetakan
3.    Pembuatan adonan beton
4.    Pengecoran beton
5.    Perawatan ( curing)
6.    Penyempurnaan akhir
7.    Penyimpanan

b.    Transportasi Dan alat angkut
    Transportasi ialah pengangkatan elemen pracetak dari pabrik ke lokasi pemasangan. Sistem transportasi besar lengan berkuasa terhadap waktu, efisiensi konstruksi dan biaya transport.
Yang perlu diperhatikan dalam system transportasi ialah :
•    Spesifikasi alat transport
•    Ronte transport
•    Perijinan
Alat angkat yaitu memindahkan elemen dari daerah penumpukan ke posisi penyambungan ( perakitan ).
Peralatan angkat untuk memasang beton pracetak sanggup dikategorikan sebagai berikut :
1.    Keran mobile
2.    Keran teleskopis
3.    keran menara
4.    Keran portal

c.    Pelaksanaan Konstruksi ( Ereksi )
    Metode dan jenis pelaksanaan konstruksi precast diantaranya adalah  :
a)    Dirakit per elemen
b)    Lift – Slab system
    Adalah pengikatan elemen lantai ke kolom dengan menggunakan dongkrak hidrolis.
    Prinsip konstruksinya sebagai berikut :
•    Lantai menggunakan plat-plat beton bertulang yang dicor pada lantai bawah
•    Kolom merupakan penyalur beban vertical sanggup sebagai elemen pracetak atau cor di tempat.
•    Setelah lantai cukup kuat sanggup diangkat satu persatu dengan dongkrak hidrolis.
c)    Slip – Form System
    Pada system ini beton dituangkan diatas cetakan baja yang sanggup bergerak memanjat ke atas mengikuti penambahan ketinggian dinding yang bersangkutan.
d)    Push – Up / Jack – Block System
Pada system ini lantai teratas atap di cor terlebih dalu kemudian diangkat ke atas dengan hidranlic – jack yang dipasang di bawah elemen pendukung vertical.
e)    Box System
konstruksi menggunakan dimensional berupa modul-modul kubus beton.

PRINSIP KONSTRUKSIONAL

Berikut prinsip-prinsip yang sanggup diterapkan untuk disain structural  :

1.    struktur terdiri dari sejumlah tipe-0tipe komponen yang mempunyai funfgsi menyerupai balok, kolom, dinding, plat lantai dll
2.    Tiap tip[e komponen sebaiknya mempunyai sedikit perbedaan
3.    Sistem sambungan harus sederhana dan sama satu dengan yang lain, sehingga komponen-komponen tersebut dap[at dibuat oleh metode yang sama dan menggunakan alat Bantu yang sejenis
4.    Komponen harus bisa digunakan untuk mengerjakan beberapa fungsi]
5.    Komponen-komponenharus cocok untuk banyak sekali keadaan dan tersedia dalam banyak sekali macam-macam ukuran produksi
6.    Komponen –komponen harus mempunyai berat yang sama sehingga mereka bias secara hemat disussun dengan menggunakan peralatan yang sama

Ada tiga macam konstruksi prefabrikasi  :

a.    Pembuatan didalam sebuah pabrik, dimana komponen-komponen gampang untuk dibuat dan nyaman untuk pengangkutan
b.    Pembuatan pada site dengan menggunakan alat-alat6 mekanik
c.    Rangkaian dari komponen dirakit ke dalam komponen-komponen yang lebih luas

Klasifikasi Sistem Pracetak Beton
    Sistem pracetak dibagi menjadi dua kategori yaitu  :

a.    Sebagai komponen struktur



Tiang pancang beton dan system sambungan
Ada beberapa bentuk dari tiang pancang. Bentuk yang paling umum ialah persegi massif, alasannya ialah paling gampang dibuat. Varian lain ialah bentuk lingkaran berongga (spinning) dalam cetakan yang berbentuk bulat.

Pelat Lantai Pracetak
Pada tahun 1984, komponen pracetak lantai mulai dikenal di Indonesia pada pembangunan menara BDNI. Bentuk yang umum digunakan ialah pelat prategang berongga (hollow core slab).

Girder jembatan dan Jalan Layang
Komponen ini sangat popular alasannya ialah terang lebih gampang bibandingkan struktur baja. Varian pertama berbentuk void slab, dengan system prategang pratarik, varian berbentu I , dengan system prategang pascatarik, varian berbentuk Y, varian berbentuk box dengan system prategang pascatarik.

Turap
Adalah struktur geoteknik yang fungsinya menanam perbedaan tinggi tanah, contohnya pada struktur galian, kolam atau timbunan.

Bantalan Rel
Sejak jaman Belanda materi kayu popular digunakan unytuk ganjal rel.

b.    Sebagai system struktur

Sistem Waffle Crete (1995)
Sistem ini termasuk katagori system dinding pemikul dengan komponen pracetak berupa panel lantai dan panel dinding beton bertulang yang disambung dengan baut baja.

Sistem Column-Slab (1996)
Keunggulan system ini terletak pada perencanaan struktur elemen dan kepraktisan pemasangannya. Pemasangan ini sangat cepat yaitu dua hari perlantai bangunan.

Sistem L Shape Wall (1996)
Komponen utamanya ialah dinding pracetak beton bertulang L, yang berfungsi juga sebagi dinding pemikul.

    Sistem All Load Bearing Wall (1997)
 Komponen pracetaknya ialah komponen dinding dan lantai beton bertulang massif setebal 20 cm, merupakan system dinding pemikul.

Sistem Bangunan Jasubakim (1998)
Sistem ini termasuk kategori system pracetak komposit hybrid berbentuk langka. Sistem ini mengkombinasikan monolit konversional, formwork dan pracetak. Komponen  pracetak ini selain bersifat struktur juga berfungsi sebagai formwork dan perancah untuk beton cor di tempat.

Sistem Bresphaka(1999)
Ciri khas system ini ialah menggunakan materi beton ringan untuk komponen kolom dan balok.Bahan beton ringan utamanya ialah agregat berangasan yang terbuat dari materi bubuk terang. Ciri khas yang lain ialah kolom berbentuk T serta komponen lainnya ialah balok dan pelat.

Sistem, Cerucuk Matras Beton
Solusinya dengan menggunakan system cerucuk matras beton yang sanggup dipasang sedalam yang direncanakan dengan melakuakn penyambungan, sehinnga sanggup diperoleh daya dukung, penurunan dan tingkat kestabilan yang diinginkan.

TRANSPORTASI DAN ERETION
KOMPONEN STRUKTUR PREFABRIKASI

TRANSPORTASI

a.    Komponen prefabrikasi unit beton precast sanggup dikatakan hemat hanya jikalau biaya transportasi dan eresktion dari keseluruhan produksinya secra signifikan sanggup lebih rendah dari biaya dengan beton konvensional ( concrete in situ ).
b.    Nilai transportasi dan erection munghkin sanggup ditekan rendah bila rekayasa mekanik dalam manufaktur ditingkatkan
c.    Pada dasarnya ada dua bentuk transportasi :
1.    Transportasi jalan raya
2.    Transportasi dengan rail
d.    Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan transportasi
1.    Jarak angkut  -  jarak ekomonis 200 km
2.    Dimensi objek yang diangkut
3.    volume objek yang diangkut – minimum 400 unit
4.    Frekuensi  pengangkutan
5.    Sifat material objek yang diangkut
6.    Waktu yang tersedia
7.    sebaran lokasi pembangunan
8.    Lokasi projek dan aksessibilitas
9.    Biaya yang tersedia
10.    Legalisasi sdistem transportasi

TRANSPORTASI JALAN RAYA ( ROAD TRANSPORTASI)
•    Transportasi jalan raya sangat cocok untuk skala pembangunan dengan site yang luas
•    Sangat tergantung pada persyaratan legal Negara setempat khususnya dalam persyaratan  : lebar, ketinggian, panjang dan beban objek yang diangkut
•    Desain yang dibuat harus mempertimbangkan keadaan ini. Apabila komponen tidak memenuhi maka ia membutuhkan biaya komplemen dalam kesulitan transportasi disamping membutuhkan pengawalan khusus petugas jalan raya
•    Panjang maximum unit precast yang diisyaratkan dalam satu angkutan tidak melebihi 30 m
•    Transportasi angkutan yang rendah ( biasanya untuk panel dinding dan lantai mempunyai kemampuan angkut 250 ton
•    Untuk objek angkut panel dinding dan lantai sangat cocok menggunakan kendaraan yanmg dilengkapi dengan kerangka khusus yang sanggup mendukung dan melindungi objek angkut.
•    Untuk objek yang panjang dan beban yang lebih besar sanggup menggunakan dua gerobak yang dihubungkan oleh beton precast itu sendiri


ERECTION  ( PENDIRIAN BANGUNAN )
•    Nilai ekonomi
 Merupakan 15 – 20 % dalam struktur pembiayaan bangunan
•    Masih terbatasnya kemungkinan rasionalisasi secara prosers produksi di pabrik
•    Terdiri dari 3 kegiatan pokok  :
a.    Menghandle dari kendaraan transport atau gudang dan lay down area ke daerah pemasangan
b.    Penyetelan
c.    Pengikatan

Alat  Pengangkat
•    Diusahakan biar alat pengangkat tidak dibebani dengan waktu penyetelan dan waktu pengikatan.
•    Karena mahalnya sambungan sebaiknya komponen berjumlah sesedikit mungkin dengan berat sebesar mungkin sehingga jumlah sambungan menjadi sesedikit mungkin.
•    Harus diusahakan dalam perencanaan biar kapasitas crane sanggup dimangfaatkan sebaik mungkin.


KRITERIA PEMILIHAN ALAT PENGANGKAT
1.    Berat komponen precast
2.    Jenis komponen  : dim,ensi, linear atau slab type
3.    tinggi alat berkaitan dengan ketinggian bangunan
4.    Kuantitas / jumlah komponen
5.    Loca;l condition : aksessibilitas, topografi
6.    Gerakan alat
7.    Cara kerja
8.    Frekuensi

Jenis alat pengangkat
1.    Truck – mobile cranes
2.    Derricks
3.    Tower Cranes
4.    Goliath Cranes
5.    Hydraulics  -  Jack Blocks

Alat pengangkat    Mobile Crane    Tower Krane Mobile    Tower Crane Static    Goliath Crane

    Lain – lain
Jumlah Lapis                    Sesuai Masing-masing
Bentuk Denah Bangunan                    Banyak Variasio
Beban Maksimum    30 Ton    10 Ton    10 Ton    30 Ton    Sesuai Alat
Cara Pelaksanaan    Perbagian
( Vertikal )    Perlapis
( horizontal )            Banyak Variasi
System statik    Kolom Menerus    Kolom Pertingkat dengan pendukung pembantu pada pemasangan dilakukan dengan core & gesr plat lantai            Banyak Variasi

BEBERAPA PRINSIP CARA PEMASANGAN (ERECTION )

1.    Cara pemasangan perbagian ( vertical )
•    Dilakukan trave per trave
•    Cocok untuk bangunan dengan luas lantai besar
•    Perlu landasan yang cukup kuat, Mobil crave bias bergerak memenuhi jarak jangkau
•    Lengan momem untuk crane tidak terlalu besar sehingga berat komponen lebih leluasa
•    Biasanya untuk 3-5 tingkat

2.    Cara pemasangan perlapis ( horizontal )
•    Dilakukan lantai perlantai
•    Perlu alat pengangkat yang sanggup mencari seluruh bab bangunan
•    Karena besarnya momen crane, berat komponen terbatas terutama palt lantai
•    Crane yang biasa digunakan Tower CXrane Putar
•    Diperlukan penunjang kolom selama pemasangan

3.    Cara  pemasangan Lift Slab
•    Kolom menerus pelat lantai di cor satu diatas yang lain
•    Alat pengangkat Hidraulis
•    Perlu pasak untuk pengunci dalam pemasangan

4.    Cara Pemasangan Jack Block
•    Lantai teratas disiapkan diatas permukaan tanah Hidraulis Jack dipasang di bawah komponen pendukung vertical
•    Dengan mengatur secara berganti penggunaan hydraulic Jack dan penempatan penunjang ( dari blok beton ) seluruh komponen diangkat ke atas
•    Setelah mencapai ketinggian lantai yang diinginkan, lantai berikutnya dipersiapkan di permukaan tanah
•    Demikian seterusnya

5.    Cara Pemasangan Kombinasi
•    Penggunaan cara pemasangan dengan banyak sekali cara
•    Ini cara yang paling lazim





CARA PEMASANGAN PERBAGIAN ( VERTIKAL )























CARA PEMASANGAN PERLAPIS ( HORISONTAL )




















CARA PEMASANGAN LIFT SLAB























CARA PEMASANGAN JACK BLOCK

















CARA PEMASANGAN DENGAN KOMBINASI











PEMBUATAN  BETON  PRACETAK

    Proses produksi/pabrikasi beton pracetak sanggup dibagi menjadi tiga tahapan berurutan yaitu  :

Tahap Design
    Proses perencanaan suatu produk secara umum merupakan kombinasi dari ketajaman melihat peluang, kemampuan teknis, kemampuan pemasaran. Persyaratan  utama ialah struktur harus memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan kestabilan pada masa layannya

Tahap Produksi
Beberapa item pekerjaan yang harus dimonitor pada tahap produksi :
a.    Kelengkapan dari perintah kerja dan gambar produk
b.    Mutu dari materi baku
c.    Mutu dari cetakan
d.    Mutu atau kekuatan beton
e.    Penempatan dan pemadatan beton
f.    Ukuran produk
g.    Posisi pemasangan
h.    Perawatan beton
i.    Pemindahan, penyimpanan dan transportasi produk
j.    Pencatatan ( record keeping )

Tahap produksi terdiri dari  :
a.    Persiapan
b.    Pabrikasi tulangan dan cetakan
c.    Penakaran dan pencampuran beton
d.    Penuangan dan pengecoran beton
e.    Transportasi beton segar
f.    Pemadatan beton
g.    Finishing / repairing beton
h.    Curing beton

Tahap Pascaproduksi
Terdiri dari tahap penanganan ( handling ), penyimpanan ( storage ), penumpukan ( stacking ), pengiriman ( transport dan tahap pemasangan di lapangan ( site erection )
Yang perlu diperhatikan dalam system transportasi adalah  :
•    Spesifikasi alat transport  : lebar, tinggi, beban maks, dimensi elemen
•    Route transport  : jarak, lebar jalan, kepadatan kemudian lintas, ruang bebas bawah jembatan, perijinan dariinstansi yang berwenang.
Pemilihan alat  angkut dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
•    Macam komponennya  : linier atau plat
•    Ketinggian alat angkat  : bekerjasama dengan ketinggian bangunan yang akan dibangun
•    Berat komponen  : menurut beban maksimum
•    Kondisi local  : pencapaian lokasi dan topografi

Menurut daerah pembuatan beton pracetak dibagi 2 yaitu :
a.    Dicor di daerah disebut Cast In Situ
b.    Dicor di pabrik

Menurut perlakuan terhadap bajanya dibagi 2 yaitu :
a.    Beton pracetak biasa
b.    Beton prategang pracetak

Ada 2 prinsip yang berbeda pada beton prategang ;
a.    Pre-tensioned Prestressed Concrete
b.    Post-tensioned Prestressed Concrete

Material Baja Prategang

Baja yang digunakan pada prategang ialah berupa kawat mutu tinggi ( cold-drawn high-tensile wires) atau batang baja alloy ( alloy steel bars ).
Kawat – kawat sanggup dip[akai tunggal atau dijalin menjadi strand. Definisi dari istiolah yang dipakai  :
Tendon      : elemen yang diterik yang digunakan di dalam beton untuk mendapaykan [prategang
Wire=kawat  : Tulangan dengan penampang padat
Bar=batang    : tulangan dengan penampang padat bentuik batangan
Strand            ; sekelompok kawat berbentuk helical mengelilingi sumbu memanjang yang terdiri dari kawat lurus

Tipe tendon  :
a.    Wire
b.    Normal strand
c.    Compacted strand
d.    Cable of seven strands
e.    Diwidag bar
f.    Macalloy bar









   





































Sumber http://ekonomimanajemenakuntansi.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Prinsip Dan Citra Umum Konstruksi Prefabrikasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel