iklan

Manajemen Kesiswaan

Abstrak: Siswa merupakan aset, umat dan bangsa, secara prinsipil pembinaannya ditaklifkan pada kedua orang tua, lantaran sesuatu dan lain hal maka wewenang itu dilimpahkan kepada para pendidik. Lembaga pendidikan (top manager) sebagai pelaku dan pengemban amanah Allah dan umat dituntut memperlihatkan proses terbaik hingga mengeluarkan (out put) yang sanggup memenuhi kebutuhan tripusat pendidikan.

Kesiswaan_Peringatan Hari Besar Islam

I. Pendahuluan

Kepala sekolah memegang peranan penting dalam mengelola sekolah. Ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap berlangsungnya proses pembelajaran di suatu sekolah. Seorang kepala sekolah dituntut untuk bisa memberiakan ide-ide cemerlang, memprakarsai pemikiran yang gres di lingkungan sekolah dengan melaksanakan perubahan maupun penyesuaian tujuan, target dari suatu jadwal pembelajaran. Sebagai pemimpin seorang kepala sekolah dituntut untuk sanggup menjadi seorang inovator. Oleh alasannya itulah kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat signifikan sebagai kunci keberhasilan bagi proses pembelajaran yang berlangsung di suatu sekolah.
 
Ada beberapa elemen penyelenggaraan pendidikan yang harus selalu dibina oleh kepala sekolah yang dikemukakan oleh Wahjosumidjo yang terangkum dalam bukunya Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Praktik yang mencakup jadwal pengajaran, sumber daya manusia, sumber daya yang bersifat fisik dan kekerabatan kolaborasi antara sekolah dengan masyarakat.[1] Inilah elemen penyelenggaraan pendidikan yang harus selalu mendapat perhatian dari kepala sekolah demi tercapainya tujuan suatu forum pendidikan.
 
Di antara unsur sumber daya insan yang harus diberdayakan oleh seorang kepala sekolah ialah kelompok siswa. Untuk meningkatkan mutu pendidikan suatu sekolah, kepala sekolah dituntut untuk mau dan bisa melaksanakan upaya pengembangan pengelolaan sekolah menyerupai dengan melaksanakan administrasi kesiswaan. Agar pengelolaan kesiswaan berhasil dengan baik, seorang kepala sekolah harus menyusun serangkaian aktivitas yang bekerjasama dengan administrasi kesiswaan. Inilah fokus pembahasan makalah singkat ini yang ingin membahas perihal administrasi kesiswaan dan hal-hal yang bekerjasama dengannya.

II. Pengertian Manajemen Kesiswaan

Ungkapan administrasi kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu administrasi dan kesiswaan. Penulis tidak lagi mendiskripsikan pengertian administrasi dalam makalah ini mengingat pada makalah sebelumnya yang berjudul administrasi personalia telah dibahas secara terperinci dan terperinci pengertian manajemen. Sementara itu yang dimaksud dengan kesiswaan ialah segala sesuatu yang menyangkut dengan peserta didik atau yang lebih terkenal dengan istilah siswa.[2]
 
Dengan demikian manjemen kesiswaan mempunyai pengertian suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolahmulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pelatihan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, hingga dengan siswa menuntaskan pendidikannya di sekolah melalui penciptaan suasana pembelajaran yang aman dan konstruktif terhadap berlangsungnya proses mencar ilmu mengajar atau pembelajaran yang efektif.[3] Dengan kata lain administrasi kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
 
Adapun administrasi kesiswaan itu sendiri mempunyai tujuan mengatur kegiatan-kegiatan dalam bidang kesiswaan biar proses pembelajaran yang dilaksanakan di suatu sekolah sanggup berjalan dengan lancar, tertib dan teratur sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi tujuan utama dari suatu jadwal pembelajaran di sekolah sanggup tercapai secara optimal.

III. Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam Manajemen Kesiswaan

Tanggung jawab kepala sekolah secara garis besar yang bekerjasama dengan administrasi kesiswaan ialah memperlihatkan layanan kepada siswa dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun aktivitas yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam administrasi kesiswaan sanggup dikelompokkan menjadi tiga bab utama, yaitu aktivitas penerimaan siswa, pelatihan siswa dan pemantapan aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa melalui jadwal di sekolah.
 
Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang gres masuk sekolah, sesudah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun anutan baru, dimana kepala sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai akseptor siswa baru. Dalam hal ini kepala sekolah sanggup berpedoman pada pedoman penerimaan siswa gres yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Kegiatan selanjutnya sesudah penerimaan siswa gres ialah pendataan siswa.
 
Data ini sangat diharapkan untuk melaksanakan jadwal bimbingan dan penyuluhan kalau siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap prestasi mencar ilmu siswa, memperlihatkan saran kepada orang bau tanah perihal prestasi mencar ilmu siswa, pindah sekolah dan lain sebagainya.[4] Selain hal tersebut di atas ada beberapa aktivitas yang lain yang harus dilakukan ketika penerimaan siswa gres yaitu meliputi; penetapan daya tampung sekolah, penetapan syarat-syarat bagi calon siswa untuk sanggup diterima di sekolah yang bersangkutan dan pembentukan panitia penerimaan siswa baru.[5]
 
Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam kaitannya dengan administrasi kesiswaan ialah pelatihan siswa. Pembinaan siswa ialah pelatihan layanan kepada siswa baik didalam maupun di luar jam pelajarannya di kelas. Dalam pelatihan siswa dilaksanakan dengan membuat kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas mencar ilmu mereka. Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah ialah memperlihatkan orientasi kepada siswa baru, mengatur dan mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan aktivitas yang diraih daan dilakukan oleh siswa dan mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
 
Di samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut untuk melaksanakan pemantapan jadwal siswa. Hal ini berkaitan dengan selesainya mencar ilmu siwa. Apabila siswa telah selesai dan telah menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapat surat tanda tamat mencar ilmu dari kepala sekolah. Untuk mencapai dan melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus melaksanakan hal-hal berikut ini yaitu mencakup pengelolaan perencanaan kesiswaan, mengadakan pelatihan dan pengembangan aktivitas siswa serta mengevaluasi aktivitas ekstra kurikuler.
 
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sehubungan dengan perencanaan kesiswaan mencakup sensus sekolah, yaitu berupa pendataan bawah umur usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah. Hal ini akan mempengaruhi penetapan persyaratan penerimaan siswa baru, disamping sensus sekolah juga penting dilaksanakan untuk menentukan daya tampung sekolah. Selain sensus sekolah, kepala sekolah juga harus menentukan jumlah siswa yang akan diterima, penerimaan siswa, pengelompokan, kenaikan kelas, mutasi siswa, kemajuan mencar ilmu siswa, pencatatan siswa dan pendaftaran serta pelaporan hasil belajar.
 
Pada bidang pelatihan dan pengembangan kesiswaan kiprah seorang kepala sekolah ialah membuat kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Pembinaan kesiswaan merupakan sumbangan layanan kepada siswa baik di dalam maupun di luar jaam mencar ilmu mereka. Dalam melaksanakan pelatihan dan pengembangan siswa, kepala sekolah harus senantiasa memperhatikan hak dan kewajiban siswa, seperti; mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan mereka, hak untuk memperoleh penddikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya, hak untuk mengikuti jadwal pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk menyebarkan kemampuan diri maupun untuk memperoleh ratifikasi tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan dan sebagainya. Selain hak-hak tersebut, siswa juga mempunyai kewajiban untuk ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali siswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku, menghormati tenaga pendidikan dan siswa juga berkewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku.
 
Adapun hal-hal yang sanggup dilakukan dalam rangka pelatihan kesiswaan mencakup sumbangan orientasi kepada mahasiswa baru, pengaturan dan pencatatan kehadiran siswa. Kegiatan ini merupakan aktivitas dan kiprah yang sangat esensial dalam pengelolaan kesiswaan, lantaran kehadiran siswa merupakan syarat untuk memperoleh ilmu pengetahuan daan mendapat pengalaman belajar. Ada beberapa alat yang dipakai untuk mencatat kehadiran siswa seperti, papan ketidakhadiran harian siswa per kelas dan per sekolah, buku ketidakhadiran harian siswa dan rekapitulasi ketidakhadiran siswa.
 
Hal lain yang juga sanggup dilakukan untuk pelatihan kesiswaan ialah mencatat prestasi dan aktivitas siswa berupa daftar siswa di kelas, grafik prestasi mencar ilmu dan daftar aktivitas siswa. Di samping itu juga sanggup dilakukan pengaturan disiplin siswa di sekolah, lantaran disiplin merupakan suatu keadaan dimana sikap, penampilan dan tingkah laris siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolahdaan di kelas dimana mereka berada.
 
Dalam kerangka peningkatan disiplin, siswa sanggup mengupayakan dan berusaha untuk melaksanakan hal-hal berikut seperti; hadir di sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai, mengikuti semua aktivitas mencar ilmu mengajar dengan aktif, mengerjakan kiprah dengan baik, mengikuti aktivitas ekstra kurikuler yang dipilihnya, mempunyai kelengkapan belajar, mematuhi tata tertib sekolah, tidak meninggalkan sekolah tanpa izin dan lain-lain yang sanggup meningkatkan disiplin siswa.[6]
 
Di samping itu, sanggup juga dilakukan hal-hal lain dalam rangka pelatihan kesiswaan menyerupai pengaturan tata tertib sekolah lantaran tata tertib merupakan salah satu alat yang sanggup dipakai oleh kepala sekolah untuk melatih siswa biar sanggup mempraktikkan disiplin; sumbangan promosi dan mutasi menyerupai dengan adanya kenaikan kelas yang merupakan perpindahan dari satu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi sesudah melalui persyaratan tertentu yang telah dibentuk dan norma tertentu juga yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sementara mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya lantaran alasan tertentu. Mutasi harus dilakukan dengan mekanisme tertentu dan mekanisme tertentu pula serta harus dicatat pada dua sekolah, sekolah asal dan sekolah yang dituju.
 
Kegiatan selanjutnya yang juga sanggup dilakukan dalam rangka pelatihan kesiswaan ialah pengelompokan siswa. Kegiatan pengelompokan siswa merupakan aktivitas yang biasanya dilakukan sesudah seorang siswa dinyatakan lulus dan boleh mengikuti jadwal pembelajaran di sekolah tertentu. Kegiatan pengelompokan ini dimaksudkan biar tujan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran sanggup tercapai secara optimal dengan efektif dan efisien. Wujud dari aktivitas pengelompokan ini ialah pembagian siswa kedalam kelas-kelas maupun kelompok mencar ilmu tertentu dengan alasan dan pertimbangan tertentu menyerupai tingkat prestasi yang dicapai sebelumnya dan lain sebagainya.
 
Selain pengembangan dan pelatihan siswa yang ditinjau dari segi kokurikuler juga ada aktivitas ekstra kurikuler. Kegiatan kokurikuler bertujuan biar siswa lebih mendalami dan menghayati materi yang dipelajari dalam aktivitas intra kurikuler. Kegiatan tersebut sanggup dilaksanakan baik secara perorangan maupun secara kelompok, dalam bentuk pekerjaan rumah ataupun tugas-tugas lain yang menjadi bab dari aktivitas pembelajaran dengan tatap muka.
 
Sementara itu aktivitas ekstra kurikuler merupakan aktivitas yang dilakukan diluar jam pelajaran, baik itu dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah namum masih dalam ruang lingkup tanggung jawab kepala sekolah. Kegiatan ekstra kurikuler ini bertujuan untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa mendorong pelatihan nilai dan sikap mereka demi untuk menyebarkan minat dan talenta siswa. Siswa dalam hal ini sanggup menentukan aktivitas ekstra kurikuler yang mana yang ia minati yang sesuai dengan kecenderungan jiwa mereka. Kegiatan ekstra kurikuler ini mengutamakan pada aktivitas kelompok.
 
Ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam melaksanakan aktivitas ekstra kurikuler seperti; meningkatkan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilam siswa, mendorong talenta dan minat mereka, menentukan waktu, obyek kekuatan sesuai dengan kondisi lingkungan. Selain itu aktivitas ekstra kurikuler sanggup dilakukan dalam aneka macam bentuk aktivitas seperti; kepramukaan, usaha kesehatan sekolah, patroli keamanan sekolah, peringatan hari-hari besar agama dan nasional, pengenalan alam sekitarnya, oleh raga dan lain sebagainya.
 
Apabila administrasi kesiswaan kita hadapkan pada konteks sekarang, maka kesiapan siswa dalam menghadapi tantangan-tantangan kontemporer tentu jauh lebih berat bila dibandingkan dengan era yang dihadapi oleh siswa pada dasa warsa sebelumnya. Siswa dihadapkan pada tantangan global yang mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya dan teknologi yang mengitarinya.
 
Mengutip pernyataan Suyanto dan Djihad Hisyam dalam bukunya Refleksi dan Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia Memasuki Mileniaum III, kala ke 21 menyodorkan lingkungan sosial yang sangat berbeda dengan lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan teknologi pada kala sebelumnya. Padahal lingkungan yang mengelilingi bawah umur kita tersebut akan sangat lebih banyak didominasi pengaruhnya terhadp pembentukan prilaku, kepribadian maupun moralitas.[7] 

Dalam kerangka pendidikan anak-anak, kita perlu mengantisipasi aneka macam masalah yang mungkin dihadapi oleh mereka dalam menyongsong milenium ke 3 ini.
Untuk membahas jalan keluar dari permasalahan tersebut, maka dalam administrasi kesiswaan perlu adanya usaha untuk meminimalisir gejala-gejala tersebut. Hal ini sanggup dilakukan dengan mencoba untuk mensiasati perkembangan siswa ketika ini lantaran siswa merupakan bab terbesar dari generasi muda yang akan menjadi penerus usaha dan harapan bangsa. Untuk mensiasati perkembangan siswa tersebut, diharapkan metode dan seni administrasi yang perlu dipahami dan diterapkan dalam proses administrasi pendidikan.
 
Pembinaan kesiswaan mempunyai nilai yang strategis, di samping sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan sumber daya insan masa depan, sasarannya ialah anak usia 6-18 tahun, suatu tingkat perkembangan usia anak, dimana secara psikis dan fisik anak sedang mengalami pertumbuhan, suatu periode usia yang ditandai dengan kondisi kejiwaan yang tidak stabil, agresifitas yang tinggi dan gampang dipengaruhi oleh lingkungan.[8]
 
Guna mengantisipasi kompleksitas permasalah tersebut diharapkan pelatihan anak usia sekolah dengan profesional yang di dalamnya mengandung aneka macam nilai, menyerupai peningkatan mutu gizi, sikap kehidupan beragama dan sikap terpuji, penanaman rasa cinta tanah air, disiplin dan kemandirian, peningkatan daya cipta, daya analisis, prakarsa dan daya kreasi, penumbuhan kesadaran akan hidup bermasyarakat, serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sehingga diharapkan anak nantinya akan menjadi sosok yang siap dan tahan banting menghadapi kompleksitas tantangan perkembangan zaman yang semakin pesat.
 
Sebagai simpulan dari pembahasan ini penulis ingin mengungkapkan sebuah teks hadith yang pada dasarnya memperlihatkan citra betapa urgennya membina anak, mengarahkannya sesuai dengan kemauan pendidik, alasannya kalau tidak tentu anak tersebut akan menjadi insan yang lepas kendali- untuk tidak menyampaikan buas- yang berbunyi:
 
عن أبي هريرة رضى الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أوينصرانه أو 

يمجسانه (رواه البخارى) [9]

Artinya: “Dari Abu Hurairah (ra) Rasulullah SAW bersabda: “tidak seorang anak pun yang gres lahir kecuali ia bersih, maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan anak itu Yahudi, Katolik dan Majusi.”(HR.Bukhari).
 
Hadith di atas memperlihatkan citra betapa anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, tinggal orang tuanyalah sebagai pendidiknya yang akan menjadikannya Yahudi, Majusi ataupun Nasrani. Maka jelaslah bahwa administrasi kesiswaan memegang pernan penting dalam membuat generasi masa depan yang berbudaya dan cerdik pengetahuan serta berbasis keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Pencipta.

IV. Penutup

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas kiranya sanggup disimpulkan bahwa administrasi kesiwaan merupakan suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa. Ia merupakan bab dari kiprah dari kepala sekolah yang secara garis besar memperlihatkan layanan bagi siswa. Ia menjadi sangat urgen lantaran keberhasilannya akan menentukan baik buruknya generasi yang akan memegang tongkat estafet usaha bangsa di masa yang akan datang.
 

Daftar Pustaka

  • Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, Cet. I, Jakarta, Rineka Cipta, 1996.
  • DEPDAGRI RI DITJEN Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan Dep. Pdan K DITJEN Pendidikan Dasar dan Menengah, Pengelolaan Sekolah di Sekolah Dasar, (Jakarta, 1996.
  • Djauzak Ahmad, Petunjuk Penignkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, (Jakarta, Ditjen Dikdasmen Depdikbud, 1993
  • Frans Mataheru, Managemen Kesiswaan, Bahan Sajian Pelatihan Manajemen Penddikan bagi Kepala SD Daerah Binaan PEQIP se Indonesia, Malang, 1996
  • Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Juz II, (Bandung: Dahlan, tt
  • Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Cet. III, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1996
  • Soerjani, Manajemen Kesiswaan, Bahan Sajian Pelatihan Manajemen Pendidikan bagi Kepala SD Daerah Binaan PEQIP se Indonesia, Malang, 1996
  • Suyanto dan Djihad Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia Memasuki Mileniaum III, Cet. I, Cet. I, Yogyakarta, Adicita Karya Nusa, 2000
  • Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Praktik, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1999
[1] Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Praktik, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1999), hal. 22204.
[2] Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, Cet. I, (Jakarta, Rineka Cipta, 1996), hal. 9.
[3] Frans Mataheru, Managemen Kesiswaan, Bahan Sajian Pelatihan Manajemen Penddikan bagi Kepala SD Daerah Binaan PEQIP se Indonesia, Malang, 1996, hal.1.
[4] DEPDAGRI RI DITJEN Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan Dep. Pdan K DITJEN Pendidikan Dasar dan Menengah, Pengelolaan Sekolah di Sekolah Dasar, (Jakarta, 1996), hal. 19-20.
[5] Soerjani, Manajemen Kesiswaan, Bahan Sajian Pelatihan Manajemen Pendidikan bagi Kepala SD Daerah Binaan PEQIP se Indonesia, Malang, 1996, hal. 2.
[6] Lihat, Djauzak Ahmad, Petunjuk Penignkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, (Jakarta, Ditjen Dikdasmen Depdikbud, 1993).
[7] Suyanto dan Djihad Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia Memasuki Mileniaum III, Cet. I, Cet. I, Yogyakarta, Adicita Karya Nusa, 2000), hal.55.
[8] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Cet. III, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 49-80.
[9] Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Juz II, (Bandung: Dahlan, tt), hal. 458.


Sumber : http://istana-isna.blogspot.co.id/2009/05/manajemen-kesiswaan

Sumber http://gurumatiksma.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Manajemen Kesiswaan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel