iklan

Franchise Ice Cream Cone Yang Unik Jeju Ice Cream

Franchise Ice Cream Cone Unik Jeju Ice Cream Franchise Ice Cream Cone Yang Unik Jeju Ice CreamSelain cita rasa yang lezat, menghadirkan sesuatu yang “tidak lazim” di bisnis masakan bakal menciptakan perjuangan cepat booming di masyarakat. Lihat saja Vivi Jo yang memperlihatkan franchise ice cream cone Jeju Ice Cream, dengan bentuk cone yang unik. Terinspirasi dengan bisnis es krim Korea Selatan, jikalau biasanya cone berbentuk kerucut, Jeju Ice Cream memperlihatkan ice cream dengan cone berbentuk karakter J, U dan V. Tak diragukan lagi, Jeju Ice Cream banyak diserbu masyarakat, tak jarang terlihat antrian pelanggan yang ingin menikmati sensasi ice cream cone Jeju Ice Cream.


Vivi pertama kali membuka gerai pada bulan Agustus 2014 dengan menghabiskan modal sekitar Rp 300 juta. Investasi tersebut dipakai untuk membeli mesin, menciptakan booth, materi baku, serta sewa tempat. Mesin dan materi baku didatangkan pribadi dari Korea Selatan.


Ternyata keputusan Vivi membuka gerai Jeju Ice Cream terbilang tepat. Meskipun belum pernah terjun dalam bisnis makanan, namun gerai Jeju Ice Cream tidak pernah sepi pelanggan semenjak pertama kali beroperasi.


Dari namanya saja kita tahu, bahwa Jeju Ice Cream merupakan masakan Korea Selatan. Karena nama Jeju diambil dari nama pulau terbesar di Korea Selatan, yakni Pulau Jeju. Tidak mirip ice cream cone pada umumnya yang berbentuk kerucut. Jeju Ice Cream disajikan dalam cone berbentuk karakter J, U dan V. Kedepan akan lebih banyak dihadirkan lagi bentuk-bentuk yang unik.


Cone tersebut berbahan baku jagung asli, sehingga kondusif dikonsumsi, alasannya ialah tidak memakai materi pengawet, pemanis, dan pewarna buatan. Selain itu kelebihan lain dari Jeju Ice Cream ialah low sugar, memakai lemak nabati yang rendah kolesterol sehingga kondusif dikonsumsi penderita diabetes.


Ice Cream Jeju memperlihatkan 4 pilihan rasa, yaitu Cokelat, Strawberry, Vanilla, dan Green Tea. Jeju Ice Cream memakai soft ice cream dengan tekstur yang lembut, alasannya ialah terbuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi. Sebagai sentuhan akhir, supaya lebih manarik, ice cream tersebut diberi topping sereal atau choco chip yang berbentuk ibarat mata dan mulut. Sehingga terlihat mirip karakter yang menggemaskan.


Dari segi harga, Ice Cream Jeju dibanderol pada harga Rp 18 ribu – Rp 20 ribu, cukup terjangkau untuk kelas mall. Setiap hari Ice Cream Jeju sanggup menjual lebih dari 100 cone, jikalau dikonversi ke omset mencapai Rp 50 juta per bulan. Selain penjualan lewat gerai, Vivi juga mendapatkan pesanan untuk aneka macam acara, mirip pesta ijab kabul dan pesta ulang tahun.


Karena banyak undangan dari pelanggan yang menginginkan Ice Cream Jeju hadir di luar kota Jakarta, maka Vivi kemudian membuka peluang franchise ice cream cone Jeju Ice Cream. Untuk luar kota Jakarta Vivi merasa lebih cocok dengan sistem franchise, alasannya ialah lebih efisien jikalau dibandingkan dengan membuka gerai sendiri (cabang).


Investasi yang diharapkan untuk franchise Jeju Ice Cream ialah sebesar Rp 200 juta. Dengan nilai investasi tersebut franchise akan mendapatkan mesin pembuat es krim, materi baku 1250 cone, seragam karyawan, banner, brosur dan media promosi lain. Booth tidak termasuk, alasannya ialah berdasarkan Vivi akan lebih ekonomis dan simpel jikalau booth dibentuk di kawasan masing-masing. Selanjutnya franchisee diwajibkan membeli materi baku berupa powder ice cream dan cone, serta membayar royalty fee setiap bulannya.


Meskipun investasi franchise ice cream cone ini tergolong mahal, namun ditargetkan dalam waktu 8 bulan akan sudah balik modal. Dengan perkiraan franchisee bisa meraih omset Rp 70 juta per bulan, maka sesudah dikurangi biaya operasional laba higienis yang dikantongi sekitar Rp 18 juta, atau sekitar 40% dari omset.


Sejak peluang franchise ice cream ini dibuka 6 bulan lalu, sekarang Jeju Ice Cream telah mempunyai 11 cabang dan 7 franchisee yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Samarinda. Saat artikel ini ditulis, sudah ada 3 franchisee lagi yang siap bergabung dalam bisnis Jeju Ice Cream.


Persaingan dalam bisnis es krim sudah semakin ketat, alasannya ialah itulah sangat penting untuk membangun sebuah brand, setiap merk mempunyai pecintanya masing-masing. Melakukan penemuan merupakan hal yang wajib biar sanggup memenangkan persaingan. Jeju Ice Cream siap melaksanakan penemuan varian rasa, bentuk cone, dan beberapa penemuan yang sengaja dirahasiakan dan sedang dipersiapkan. Selain itu Jeju Ice Cream juga menyiapkan anggaran khusus untuk menunjuang taktik pemasaran dan melaksanakan promosi.


Selain cita rasa yang lezat, menghadirkan sesuatu yang “tidak lazim” di bisnis masakan bakal menciptakan perjuangan cepat booming di masyarakat. Lihat saja Vivi Jo yang memperlihatkan franchise ice cream cone Jeju Ice Cream, dengan bentuk cone yang unik. Terinspirasi dengan bisnis es krim Korea Selatan, jikalau biasanya cone berbentuk kerucut, Jeju Ice Cream memperlihatkan ice cream dengan cone berbentuk karakter J, U dan V. Tak diragukan lagi, Jeju Ice Cream banyak diserbu masyarakat, tak jarang terlihat antrian pelanggan yang ingin menikmati sensasi ice cream cone Jeju Ice Cream.


Vivi pertama kali membuka gerai pada bulan Agustus 2014 dengan menghabiskan modal sekitar Rp 300 juta. Investasi tersebut dipakai untuk membeli mesin, menciptakan booth, materi baku, serta sewa tempat. Mesin dan materi baku didatangkan pribadi dari Korea Selatan.


Ternyata keputusan Vivi membuka gerai Jeju Ice Cream terbilang tepat. Meskipun belum pernah terjun dalam bisnis makanan, namun gerai Jeju Ice Cream tidak pernah sepi pelanggan semenjak pertama kali beroperasi.


Dari namanya saja kita tahu, bahwa Jeju Ice Cream merupakan masakan Korea Selatan. Karena nama Jeju diambil dari nama pulau terbesar di Korea Selatan, yakni Pulau Jeju. Tidak mirip ice cream cone pada umumnya yang berbentuk kerucut. Jeju Ice Cream disajikan dalam cone berbentuk karakter J, U dan V. Kedepan akan lebih banyak dihadirkan lagi bentuk-bentuk yang unik.


Cone tersebut berbahan baku jagung asli, sehingga kondusif dikonsumsi, alasannya ialah tidak memakai materi pengawet, pemanis, dan pewarna buatan. Selain itu kelebihan lain dari Jeju Ice Cream ialah low sugar, memakai lemak nabati yang rendah kolesterol sehingga kondusif dikonsumsi penderita diabetes.


Ice Cream Jeju memperlihatkan 4 pilihan rasa, yaitu Cokelat, Strawberry, Vanilla, dan Green Tea. Jeju Ice Cream memakai soft ice cream dengan tekstur yang lembut, alasannya ialah terbuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi. Sebagai sentuhan akhir, supaya lebih manarik, ice cream tersebut diberi topping sereal atau choco chip yang berbentuk ibarat mata dan mulut. Sehingga terlihat mirip karakter yang menggemaskan.


Dari segi harga, Ice Cream Jeju dibanderol pada harga Rp 18 ribu – Rp 20 ribu, cukup terjangkau untuk kelas mall. Setiap hari Ice Cream Jeju sanggup menjual lebih dari 100 cone, jikalau dikonversi ke omset mencapai Rp 50 juta per bulan. Selain penjualan lewat gerai, Vivi juga mendapatkan pesanan untuk aneka macam acara, mirip pesta ijab kabul dan pesta ulang tahun.


Karena banyak undangan dari pelanggan yang menginginkan Ice Cream Jeju hadir di luar kota Jakarta, maka Vivi kemudian membuka peluang franchise ice cream cone Jeju Ice Cream. Untuk luar kota Jakarta Vivi merasa lebih cocok dengan sistem franchise, alasannya ialah lebih efisien jikalau dibandingkan dengan membuka gerai sendiri (cabang).


Investasi yang diharapkan untuk franchise Jeju Ice Cream ialah sebesar Rp 200 juta. Dengan nilai investasi tersebut franchise akan mendapatkan mesin pembuat es krim, materi baku 1250 cone, seragam karyawan, banner, brosur dan media promosi lain. Booth tidak termasuk, alasannya ialah berdasarkan Vivi akan lebih ekonomis dan simpel jikalau booth dibentuk di kawasan masing-masing. Selanjutnya franchisee diwajibkan membeli materi baku berupa powder ice cream dan cone, serta membayar royalty fee setiap bulannya.


Meskipun investasi franchise Jeju Ice Cream cone ini tergolong mahal, namun ditargetkan dalam waktu 8 bulan akan sudah balik modal. Dengan perkiraan franchisee bisa meraih omset Rp 70 juta per bulan, maka sesudah dikurangi biaya operasional laba higienis yang dikantongi sekitar Rp 18 juta, atau sekitar 40% dari omset.


Sejak peluang franchise ice cream cone dibuka 6 bulan lalu, sekarang Jeju Ice Cream telah mempunyai 11 cabang dan 7 franchisee yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Samarinda. Saat artikel ini ditulis, sudah ada 3 franchisee lagi yang siap bergabung dalam bisnis Jeju Ice Cream.


Persaingan dalam bisnis es krim sudah semakin ketat, alasannya ialah itulah sangat penting untuk membangun sebuah brand, setiap merk mempunyai pecintanya masing-masing. Melakukan penemuan merupakan hal yang wajib biar sanggup memenangkan persaingan. Jeju Ice Cream siap melaksanakan penemuan varian rasa, bentuk cone, dan beberapa penemuan yang sengaja dirahasiakan dan sedang dipersiapkan. Selain itu Jeju Ice Cream juga menyiapkan anggaran khusus untuk menunjuang taktik pemasaran dan melaksanakan promosi.


sumber gambar: andriewongso.com



Sumber https://www.pojokbisnis.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Franchise Ice Cream Cone Yang Unik Jeju Ice Cream"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel