iklan

Motivasi Berguru Dalam Pendidikan

Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil berguru yang efektif. Salah satunya yaitu dengan menumbuhkan motivasi penerima didik untuk belajar. Motivasi berguru yaitu sebuah ciri pribadi, orangtua dan guru bisa membantu menyebarkan sebagaimana mereka juga mungkin memelihara keteguhan hati atau kepercayaan diri dalam diri seorang anak. Terkadang pertumbuhan motivasi berguru tidak terlihat atau tampak terhenti dalam jangka waktu yang lama.[1]
Smith (dalam Good, 1980) yang menulis khusus analisis aktivitas berguru telah mengemukakan definisi wacana berguru sebagai berikut:[2] 
Learning refers to changes in behavior, changes which are attributable to aset of antecedent conditions categorized as growth, physiology, perception, orang motivation. In addition, the changes in performance, which we define as learning, are relatively speaking, permanent rather than transitory; they persist for some time, if only for a few minutes. 
Dalam definisi yang dikemukakan oleh Smith tersebut sanggup dijumpai dua istilah penting sebagai hasil berguru yaitu behavior (tingkah laku) dan performance (penampilan) yaitu dua istilah yang mengatakan sesuatu yang sanggup diamati oleh orang lain.
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas, merupakan aktifitas mentransformasikan pengetahuan, perilaku dan keterampilan. Pengajar diperlukan bisa menyebarkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi yang dimiliki oleh penerima didik secara penuh. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada penerima didik sehingga penerima didik ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, sanggup menyebarkan cara-cara berguru mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses pembelajaran itu sendiri. Disini pengalaman penerima didik lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan.[3]
Pembelajaran yaitu upaya membuat iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, talenta dan kebutuhan penerima didik yang bermacam-macam biar terjadi interaksi optimal antara guru dengan penerima didik serta antara penerima didik dengan penerima didik.[4]

[1] Nur Setiyo Budi Widarto, Hasrat untuk Belajar (Membantu Anak-anak Termotivasi dan Mencintai Belajar), Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2004, hal. 41
[2] Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, Rineka Cipta, Jakarta: 1993, hal. 22-23
[3] Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Pembelajaran, Universitas Indonesia Press, Jakarta: 2004. hal. 60.
[4] Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah, hal. 1

Sumber http://makalah-ibnu.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Motivasi Berguru Dalam Pendidikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel