iklan

Kepemimpinan Dan Organisasi Pendidikan

Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam manajemen. Memahami dan mengenal banyak sekali aspek administrasi pendidikan merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin di samping kiprah pokoknya mengatur atau memimpin, ia juga berfungsi sebagai manajer pendidikan. Perilaku pemimpin yang konkret sanggup mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam kelompok, dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. 
Sesuai dengan judulnya, Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan, makalah ini memperlihatkan citra dasar (basic) wacana konsep manajemen. Dan juga mungkin bermanfaat bagi para pembaca yang berminat untuk mempelajari aspek-aspek administrasi pendidikan. 

Pengertian Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan 
Kepemimpinan ialah terjemahan dari bahasa Inggris leadership yang berasal dari kata leader. Kata leader muncul pada tahun 1300-an, sedangkan kata leadership muncul belakangan sekitar tahun 1700-an. Dalam definisi secara luas, kepemimpinan mencakup proses mensugesti dalam memilih tujuan organisasi serta mensugesti untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Pengorganisasian sanggup diartikan juga sebagai keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang sanggup digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Kerjasama itulah yang tetapkan adanya eksistensi organisasi, tanpa adanya kerja sama, walaupun orang itu berkumpul bersama, bukanlah organisasi. Berbagai definisi dikemukakan oleh pakar organisasi, antara lain :
1. Prof. Dr. S.P. Siagian 
Organisasi ialah setiap bentuk komplotan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk tujuan bersama, bukanlah dalam persekutuan. Dalam hal ini selalu terdapat kekerabatan antara seorang/kelompok yang disebut pimpinan dan seorang/kelompok orang yang disebut bawahan.
2. Chester I. Barnard 
Organisasi ialah suatu sistem wacana aktivitas-aktivitas kolaborasi dua orang atau lebih, sesuatu yang tak berwujud dan bersifat pribadi, sebagian besar mengenai hubungan-hubungan.
3. James D. Mooney 
Organisasi itu ialah bentuk setiap perserikatan insan untuk mencapai sesuatu tujuan bersama.
Dari definisi-definisi tersebut sanggup kita lihat, bahwa para pakar melihat organisasi dari banyak sekali pandangan, menyerupai : James D. Mooney dan John D. Millet melihat organisasi sebagai kumpulan orang. Sedangkan Chester I. Barnard, Herbert A. Simon dan Fermont A. Kast, dan James Rosenweig melihat organisasi dari sistem kerja sama, sistem kekerabatan atau sistem sosial. 

Peran Kepemimpinan dalam Organisasi Kependidikan 
Adapun kiprah kepemimpinan ialah sebagai suatu pengorganisasian yang merupakan susunan prosedur, tata kerja, tata laksana, dan hal-hal yang mengatur organisasi itu semoga bisa berjalan lancar. Melalui pengorganisasian diatur pembagian kerja, kekerabatan kerja, struktur kerja dan pendelegasian wewenang.
Selain itu dalam kehidupan organisasi kepemimpinan ialah serpihan dari kiprah utama yang harus dilaksanakan. Tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksud fungsi kepemimpinan ialah sama sulitnya memperlihatkan definisi wacana kepemimpinan itu sendiri.
Kesulitan ini terjadi lantaran kepemimpinan menarik perhatian para pakar untuk menelitinya, sehingga melahirkan penelitian kepemimpinan yang berbeda-beda, hampir sebanyak mereka para pakar yang melaksanakan penelitian. Masing-masing hasil penelitian berdiri sendiri tidak saling terkait sesuai dengan latar belakang konsep yang dimiliki oleh para pakar. Timbullah banyak sekali macam pendekatan di bidang kepemimpinan, lahirlah pendekatan sifat, perilaku, situasi dan pendekatan kontingensi. Walaupun demikian, untuk lebih memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dulu mempelajari makna yang terkandung dalam definisi. 
Ada beberapa definisi wacana pemimpin yang mana dari definisi-definisi tersebut mengandung indikasi bahwa serangkaian kiprah yang perlu dilaksanakan oleh seorang pemimpin, ialah :
  1. Membangkitkan keyakinan dan loyalitas bawahan 
  2. Mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain 
  3. Dengan banyak sekali cara mensugesti orang lain 
  4. Seorang pemimpin ialah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan dibanggakan. 
Sedang dari definisi berikutnya memperlihatkan indikasi bahwa :
  1. Seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang bisa membuat perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok 
  2. Seorang pemimpin berfungsi menggerakkan orang lain sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melaksanakan apa yang dikehendaki oleh pemimpin. 
Fungsi berdasarkan pendapat kedua pakar ialah sebagai berikut :
James A.F. Stoner, berpendapat bahwa seorang pemimpin mempunyai 2 fungsi pokok, yaitu :
  1. Task related atau problem solving function, dalam fungsi ini pemimpin memperlihatkan saran dalam pemecahan problem serta memperlihatkan proteksi gosip dan pendapat. 
  2. Group maintenance function atau social function mencakup pemimpin membantu kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memperlihatkan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain. 
Selznick yang disitir oleh Richard H. Hall dalam bukunya yang berjudul Organization Structure and Process (1982). Ada empat macam kiprah penting seorang pemimpin:
  1. Mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the institutional organizational mission and role) 
  2. Seorang pemimpin ialah pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of purpose) 
  3. Mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organization’s integration) 
  4. Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the ordering of internal conflict). 
Tipologi Kepemimpinan 
Menurut Siagian, tipologi kepemimpinan mencakup : 
Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang mempunyai kriteria atau ciri sebagai berikut : menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; mengidentikkan tujuan langsung dengan tujuan organisasi; menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; tidak mau mendapatkan kritik, saran dan pendapat; terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum. 
Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat berikut: dalam menggerakkan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan; dalam menggerakkan bawahan bahagia bergantung kepada pangkat dan jabatannya; bahagia pada formalitas yang berlebih-lebihan; menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; sukar mendapatkan kritikan dari bawahannya; menggemari upacara-upacara untuk banyak sekali keadaan. 
Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang mempunyai ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai insan yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly protective); Jarang bisa memperlihatkan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif; jarang memperlihatkan kesempatan kepada bawahannya untuk membuatkan daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu. 
Tipe Karismatik. Hingga kini ini para mahir administrasi belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin mempunyai karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar, dan alhasil para umumnya mempunyai pengikut yang sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak sanggup menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan wacana lantaran musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan mistik (supra natural power). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak sanggup dipergunakan sebagai kriteria karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F. Kennedy ialah seorang pemimpin yang mempunyai karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak sanggup digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng’. 
Tipe Demokratis. Pengetahuan wacana kepemimpinan telah menerangkan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling sempurna untuk organisasi modern. Hal ini terjadi lantaran tipe kepemimpinan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa insan ialah makhluk yang termulia di dunia; selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan langsung dari pada mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam perjuangan mencapai tujuan; tulus memperlihatkan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki semoga bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu berusaha untuk menyebabkan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha membuatkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, lantaran pemimpin yang demikian ialah yang paling ideal, alangkah baiknya kalau semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis. 

KESIMPULAN 
Pemimpin pada hakikatnya ialah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mensugesti sikap orang lain di dalam kerjasama dengan memakai kekuasaan.
Fungsi kepemimpinan hendaknya diartikan menyerupai motto Ki Hadjar Dewantara, yaitu di depan menjadi teladan, di tengah membina kemauan, di belakang menjadi pendorong atau memberi daya.
Dalam praktiknya, gaya kepemimpinan berubah menjadi beberapa tipe atau tipologi kepemimpinan. Menurut Siagian, yaitu menjadi tipe otokratis, tipe militeristis, tipe paternalistis, tipe karismatik dan tipe demokratis yang semuanya bisa saling berkaitan.

DAFTAR PUSTAKA 
Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT. Ardadizya, 2005.
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: PT. Grasindo, 2003.
Sumidjo, Wahyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001.

Sumber http://makalah-ibnu.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kepemimpinan Dan Organisasi Pendidikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel