Konsep Biaya (Cost) Dalam Ilmu Ekonomi
Dari perspektif ekonomi, tujuan utama didirikannya sebuah perjuangan ialah untuk memperoleh keuntungan atau laba. Namun demikian produsen mesti terlebih dahulu mengeluarkan pengorbanan berupa biaya untuk melaksanakan aktivitas produksi.
Pada materi yang tersaji berikut ini, kita akan berguru wacana konsep biaya yang terdiri dari explicit cost, implicit cost, opportunity cost, fixed cost, variable cost, total cost, marginal cost, dan average cost.
1. EXPLICIT COST, IMPLICIT COST, DAN OPPORTUNITY COST.
Seperti telah kita pelajari pada materi sebelumnya bahwa opportunity cost merupakan upaya mengorbankan satu kesempatan untuk memperoleh kesempatan lain. Selanjutnya kita akan mendalami pengertian tersebut secara teknis. Untuk itu, kita perlu terlebih dahulu memahami konsep explicit cost dan implicit cost.
Pada prinsipnya, explicit cost diartikan sebagai biaya yang benar-benar terjadi dan ditandai dengan keluarnya sejumlah uang.
Sebagai contoh: seorang mahasiswa harus mengeluarkan uang untuk biaya kuliah, membeli buku, bayar sewa kamar kos, serta untuk keperluan lain, dari awal kuliah sampai lulus menjadi sarjana.
Sementara implicit cost dimaknai sebagai nilai atau manfaat yang hilang ketika suatu tindakan tidak dilakukan; adapun nilai atau manfaat tersebut diukur dengan satuan moneter (uang).
Gambaran sederhana dengan memakai pola diatas: katakan biaya kuliah selama 4 tahun sebesar IDR 100 juta, biaya buku IDR 20 juta, biaya sewa kamar kos IDR 30 juta, biaya lain-lain IDR 10 juta, sehingga total biaya eksplisit ialah IDR 160 juta.
Namun demikian, mahasiswa tersebut bekerjsama mempunyai pilihan lain, selain kuliah.
Misalkan ia menentukan untuk bekerja sebagai seorang entrepreneur daripada kuliah, maka dalam 4 tahun ia diproyeksikan memperoleh penghasilan higienis sebesar IDR 200 juta. Nilai IDR 200 juta inilah yang disebut sebagai implicit cost.
Dari explicit cost dan implicit cost terbentuklah opportunity cost. Dengan kata lain, opportunity cost merupakan penjumlahan dari explicit cost dan implicit cost.
Sebagai catatan, tak jarang terjadi perbedaan sudut pandang terkait penghitungan opportunity cost antara ekonom dengan akuntan.
Di satu sisi, alasannya kajian ekonomi mempertimbangkan aspek efektivitas dan efisiensi sebuah kebijakan, maka dalam penghitungan opportunity cost cenderung memperhitungkan biaya eksplisit maupun implisit.
Di sisi lain, alasannya kajian akuntansi menitikberatkan pada fatwa biaya yang benar-benar terjadi dan pertanggungjawaban arus biaya dalam sebuah laporan keuangan, maka cenderung hanya memasukkan biaya eksplisit dalam menghitung opportunity cost.
Karena materi ini merupakan kajian ekonomi, maka kita akan memakai konsep opportunity cost yang melibatkan biaya eksplisit dan implisit.
Untuk mempermudah pemahaman, kita dapat melihat Tabel 1. dibawah ini.
keterangan:
2. FIXED COST, VARIABLE COST, DAN TOTAL COST.
Saat melaksanakan aktivitas produksi, produsen memakai faktor produksi (tenaga kerja, mesin, bangunan pabrik, dsb) yang membutuhkan biaya. Seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi itulah yang disebut dengan total cost (TC).
Pada dasarnya, total cost terdiri dari fixed cost dan variable cost.
Yang dimaksud dengan fixed cost (FC) atau biaya tetap ialah biaya yang dikeluarkan oleh produsen tanpa memandang berapapun output yang dihasilkan; dinamakan biaya tetap alasannya biaya tersebut tidak mengalami perubahan, sekalipun tidak ada produksi. Contoh biaya tetap antara lain pajak atas bangunan pabrik dan biaya sewa kantor.
Sementara variable cost (VC) merupakan biaya yang besarnya bervariasi tergantung berapa output yang dihasilkan, contohnya biaya materi bakar mesin produksi.
Bila dirumuskan dalam sebuah persamaan, akan terlihat menyerupai berikut:
Kita juga dapat melihat terbentuknya TC dalam pola sederhana berikut ini.
Apabila digambarkan dengan sebuah kurva, maka akan terlihat pada Gambar 1.
keterangan:
3. MARGINAL COST DAN AVERAGE COST.
Marginal cost (MC) merupakan embel-embel biaya yang dikeluarkan setiap penambahan satu unit output.
Apabila dirumuskan dalam sebuah persamaan, maka akan terlihat menyerupai berikut:
Tabel 3. dibawah ini menunjukkan besarnya MC dari pola perkara diatas.
Sedangkan jikalau digambarkan dalam bentuk kurva, maka akan terlihat pada Gambar 2.
Sementara average cost merupakan biaya rata-rata yang terdiri dari tiga komponen, yakni:
Adapun persamaan dari ketiga komponen diatas ialah sebagai berikut:
Kita dapat melihat besarnya ATC, AFC, dan AVC dari pola perkara diatas dalam Tabel 4.
Sedangkan bentuk kurva terlihat pada Gambar 3.
keterangan:
Demikian ulasan wacana konsep biaya dalam ilmu ekonomi. *
Referensi:
Perilaku Produsen, Fungsi Produksi, Marginal Product, dan the Law of Diminishing Return
Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, dan Marginal Rate of Substitution
Materi selanjutnya:
Konsep Penerimaan (Revenue), Laba (Profit), dan Maksimalisasi Laba (Profit Maximization)
Karakteristik dan Analisa Pasar Persaingan Sempurna (Perfectly-Competitive Market) Sumber http://www.ajarekonomi.com
Pada materi yang tersaji berikut ini, kita akan berguru wacana konsep biaya yang terdiri dari explicit cost, implicit cost, opportunity cost, fixed cost, variable cost, total cost, marginal cost, dan average cost.
1. EXPLICIT COST, IMPLICIT COST, DAN OPPORTUNITY COST.
Seperti telah kita pelajari pada materi sebelumnya bahwa opportunity cost merupakan upaya mengorbankan satu kesempatan untuk memperoleh kesempatan lain. Selanjutnya kita akan mendalami pengertian tersebut secara teknis. Untuk itu, kita perlu terlebih dahulu memahami konsep explicit cost dan implicit cost.
Pada prinsipnya, explicit cost diartikan sebagai biaya yang benar-benar terjadi dan ditandai dengan keluarnya sejumlah uang.
Sebagai contoh: seorang mahasiswa harus mengeluarkan uang untuk biaya kuliah, membeli buku, bayar sewa kamar kos, serta untuk keperluan lain, dari awal kuliah sampai lulus menjadi sarjana.
Sementara implicit cost dimaknai sebagai nilai atau manfaat yang hilang ketika suatu tindakan tidak dilakukan; adapun nilai atau manfaat tersebut diukur dengan satuan moneter (uang).
Gambaran sederhana dengan memakai pola diatas: katakan biaya kuliah selama 4 tahun sebesar IDR 100 juta, biaya buku IDR 20 juta, biaya sewa kamar kos IDR 30 juta, biaya lain-lain IDR 10 juta, sehingga total biaya eksplisit ialah IDR 160 juta.
Namun demikian, mahasiswa tersebut bekerjsama mempunyai pilihan lain, selain kuliah.
Misalkan ia menentukan untuk bekerja sebagai seorang entrepreneur daripada kuliah, maka dalam 4 tahun ia diproyeksikan memperoleh penghasilan higienis sebesar IDR 200 juta. Nilai IDR 200 juta inilah yang disebut sebagai implicit cost.
Dari explicit cost dan implicit cost terbentuklah opportunity cost. Dengan kata lain, opportunity cost merupakan penjumlahan dari explicit cost dan implicit cost.
Sebagai catatan, tak jarang terjadi perbedaan sudut pandang terkait penghitungan opportunity cost antara ekonom dengan akuntan.
Di satu sisi, alasannya kajian ekonomi mempertimbangkan aspek efektivitas dan efisiensi sebuah kebijakan, maka dalam penghitungan opportunity cost cenderung memperhitungkan biaya eksplisit maupun implisit.
Di sisi lain, alasannya kajian akuntansi menitikberatkan pada fatwa biaya yang benar-benar terjadi dan pertanggungjawaban arus biaya dalam sebuah laporan keuangan, maka cenderung hanya memasukkan biaya eksplisit dalam menghitung opportunity cost.
Karena materi ini merupakan kajian ekonomi, maka kita akan memakai konsep opportunity cost yang melibatkan biaya eksplisit dan implisit.
Untuk mempermudah pemahaman, kita dapat melihat Tabel 1. dibawah ini.
keterangan:
- dari tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya eksplisit untuk kuliah selama 4 tahun ialah IDR 160 juta.
- sedangkan besarnya biaya implisit ialah IDR 200 juta (jika menentukan menjadi entrepreneur, nominal tersebut merupakan penghasilan higienis yang akan ia peroleh dalam 4 tahun).
- dengan demikian besarnya opportunity cost ialah IDR 360 juta.
2. FIXED COST, VARIABLE COST, DAN TOTAL COST.
Saat melaksanakan aktivitas produksi, produsen memakai faktor produksi (tenaga kerja, mesin, bangunan pabrik, dsb) yang membutuhkan biaya. Seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi itulah yang disebut dengan total cost (TC).
Pada dasarnya, total cost terdiri dari fixed cost dan variable cost.
Yang dimaksud dengan fixed cost (FC) atau biaya tetap ialah biaya yang dikeluarkan oleh produsen tanpa memandang berapapun output yang dihasilkan; dinamakan biaya tetap alasannya biaya tersebut tidak mengalami perubahan, sekalipun tidak ada produksi. Contoh biaya tetap antara lain pajak atas bangunan pabrik dan biaya sewa kantor.
Sementara variable cost (VC) merupakan biaya yang besarnya bervariasi tergantung berapa output yang dihasilkan, contohnya biaya materi bakar mesin produksi.
Bila dirumuskan dalam sebuah persamaan, akan terlihat menyerupai berikut:
Kita juga dapat melihat terbentuknya TC dalam pola sederhana berikut ini.
Apabila digambarkan dengan sebuah kurva, maka akan terlihat pada Gambar 1.
keterangan:
- dari tabel maupun kurva tersebut, kita dapat melihat bahwa berapapun output yang diproduksi, besarnya fixed cost tidak mengalami perubahan.
- besarnya variable cost akan bervariasi sesuai jumlah output yang dihasilkan.
3. MARGINAL COST DAN AVERAGE COST.
Marginal cost (MC) merupakan embel-embel biaya yang dikeluarkan setiap penambahan satu unit output.
Apabila dirumuskan dalam sebuah persamaan, maka akan terlihat menyerupai berikut:
Tabel 3. dibawah ini menunjukkan besarnya MC dari pola perkara diatas.
Sedangkan jikalau digambarkan dalam bentuk kurva, maka akan terlihat pada Gambar 2.
Sementara average cost merupakan biaya rata-rata yang terdiri dari tiga komponen, yakni:
- average total cost (ATC), yang besarnya ialah total cost dibagi dengan jumlah output.
- average fixed cost (AFC), yakni total fixed cost dibagi dengan jumlah output.
- average variable cost (AVC), yaitu total variable cost dibagi dengan jumlah output.
Adapun persamaan dari ketiga komponen diatas ialah sebagai berikut:
Kita dapat melihat besarnya ATC, AFC, dan AVC dari pola perkara diatas dalam Tabel 4.
Sedangkan bentuk kurva terlihat pada Gambar 3.
keterangan:
- perhatikan bahwa kurva ATC terbentuk dari campuran antara kurva AFC dan kurva AVC.
- perhatikan juga bahwa kurva MC memotong kurva ATC dan kurva AVC pada titik minimum mereka. Perpotongan kurva MC dengan kurva AVC terjadi ketika output sebesar 1, atau AVC sebesar 10. Sedangkan perpotongan kurva MC dengan kurva ATC terjadi ketika besaran output berada diantara 2 dan 3, atau besaran ATC diantara 25 dan 26.67 (lihat di Tabel 4.).
Demikian ulasan wacana konsep biaya dalam ilmu ekonomi. *
Referensi:
- Krugman, Paul, and Robin Wells. (2011). Economics, Second Edition, Worth Publishers.
- Mankiw, Gregory N. (2008). Principles of Microeconomics, Fifth Edition, South-Western Cengage Learning.
- Samuelson, Paul A., and William D. Nordhaus. (2002). Economics, Seventeenth Edition, McGraw-Hill.
Perilaku Produsen, Fungsi Produksi, Marginal Product, dan the Law of Diminishing Return
Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, dan Marginal Rate of Substitution
Materi selanjutnya:
Konsep Penerimaan (Revenue), Laba (Profit), dan Maksimalisasi Laba (Profit Maximization)
Karakteristik dan Analisa Pasar Persaingan Sempurna (Perfectly-Competitive Market) Sumber http://www.ajarekonomi.com
0 Response to "Konsep Biaya (Cost) Dalam Ilmu Ekonomi"
Posting Komentar