iklan

Wawasan Perihal Filsafat Pendidikan




WAWASAN TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN

A.                 Pengertian

1.                  Secara Terminologi
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Makara bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf ialah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.

2.                  Beberapa Defenisi
Filsafat pendidikan ialah filsafat terapan yang menyelidiki hakikat pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara, dan hasilnya. Selain itu filsafat pendidikan menyelidiki hakikat pendidikan yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya. Filsafat pendidikan ialah kegiatan pemikiran yang teratur yang mengakibatkan filsafat sebagai medianya untuk menyusun, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Dengan demikian secara sederhana filsafat pendidikan juga berarti suatu pemikiran secara mendalam dan sistematis perihal masalah-masalah pendidikan. Dalam makna lain filsafat pendidikan ialah falsifikasi pendidikan, baik dalam makna teoritis konseptual maupun makna mudah pragmatis yang menggejala.
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam lapangan pendidikan. Seperti halnya filsafat, filsafat pendidikan sanggup dikatakan spekulatif, preskriptif, dan analitik. Filsafat pendidikan sanggup dikatakan spekulatif lantaran berusaha membangun teori-teori hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikat dunia, yang sangat bermanfaat dalamn menafsirkan data-data sebagai hasil penelitian sains yang berbeda.
Filsafat pendidikan dikatakan prespektif apabila filsafat pendidikan memilih tujuan-tujuan yang harus diikuti dan dicapainya, serta memilih cara-cara yang sempurna dan benar untuk digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional yang tertian dalam UUSPN No.20 Tahun 2003 merupakan pendidikan preskriptif, alasannya ialah memilih tujuan atau sasaran pendidikan yang hendak dicapai. Filsafat pendidikan preskriptif ini sejalan dengan pendapat Ali Khalil Abu ‘Ainaini yang mendefinisakan filsafat pendidikan sebagai kegiatan-kegiatan pemikiran yang sistematis, diambil dari sistem filsafat sebagai cara untuk mengatur dan menrangkan nilai-nilai tujuan pendidikan yang akan dicapai (direalisasikan).
Filsafat pendidikan dikatakan analitik apabila filsafat pendidikan menelaskan pertanyaan-pertanyaan spekulatif dan preskriptif. Dengan kata lain, filsafat pendidikan analitik mencoba menguji secara rasional perihal keabsahan dan kekonsistenan suatu pandangan gres atau gagasan ihwal  pendidikan. Contonya menguji dari sudut pandang filsafat perihal konsep pendidikan seumur hidup, pendidikan luar sekolah, dan sebagainya. Dengan demikian, filsafat pendidikan mengarahkan insan menjalankan tugas-tugasnya dalam merealisasikan pendidikan.
B.                 Pendekatan Individualistik

1.                  Kontroversi yang dilematis

Dalam pemikiran aksiologi sering muncul pandangan kontroversial bahkan dilematis dalam pengembangan ilmu. Hal tersebut terjadi dalam kasus-kasus pemikiran ilmu belakangan ini yaitu Aksiologi ialah filsafat nilai. Aspek nilai ini ada kaitannya dengan kategori: (1) baik dan buruk; serta (2) indah dan jelek. Kategori nilai yang pertama di bawah kajian filsafat tingkah laris atau disebut etika, sedang kategori kedua merupakan objek kajian filsafat keindahan atau estetika.
Ilmu tidak saja menjelaskan gejala-gejala alam untuk pengertian dan pemahaman. Namun lebih jauh lagi bertujuan memanipulasi factor-faktor yang terkait dalam gejal;a tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Misal, ilmu berbagi teknologi untuk mencegah banjir. Bertrand Russell menyebut perkembangan ini sebagi peralihan ilmu dari tahap kontemplasi ke manipulasi. Dalam tahap manipulasi inilah maka duduk masalah moral muncul kembali namun dalam kaitan dengan factor lain. Kalau dalam tahap kontemplasi duduk masalah moral bersangkutan dengan metafisika keilmuan maka dalam tahap manipulasi ini berkaitan dengan duduk masalah cara penggunaan pengetahuan ilmiah atau secara filsafat sanggup dikatakan, dalam tahap pengmbangan konsep terdapat duduk masalah moral yang di tinjau dari segi ontology keilmuan sedangkan dalam tahap pengembangan konsep terdapat duduk masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuan.
2.                  Misteri kehidupan

Filsafat insan perlu dipelajari lantaran insan mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk menyelidiki dan menganalisis sesuatu secara mendalam. Manusia berpikir dan menganalisa banyak hal.[1] Pada suatu titik insan akan hingga kepada dikala di mana beliau akan bertanya mengenai arti keberadaannya sendiri sebagai manusia. Dengan demikian filsafat insan mengantar insan untuk menyelami kehidupannya sendiri, dan sangat mungkin menerima pencerahan mengenai menjadi insan yang lebih utuh. Dalam sejarah, insan selalu berusaha memecahkan permasalahan pokok perihal makna dan eksistensinya yang selalu sulit memperoleh jawaban. Filsafat insan ada untuk mendorong insan mencari hakikatnya

3.                  Karakteristik biologis manusia
Setiap individu mempunyai karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang dipengaruhi oleh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dibawa semenjak ia lahir baik yang bekerjasama dengan faktor biologis maupun sosial psikologis. Keyakinan masa kemudian menyampaikan bahwa kepribadian terbawa pembawaan dan lingkungan; merupakan dua faktor yang terbentuk lantaran dua faktor yang terpisah, masing-masing menghipnotis kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya masing-masing. Namun sesudah disadari bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang atau apa yang dirasakan oleh siapapun merupakan hasil dari perpaduan dari apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan imbas lingkungan.
Seorang anak memulai pendidikan formalnya di tingkat Taman Kanak-kanak kira-kira pada usia 4-6 tahun. Tanpa memperdulikan berapa umur anak, karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawa ke sekolah kesannya terbentuk oleh imbas lingkungan dan hal itu tampak sebagai imbas penting terhadap keberhasilannya di sekolah dan masa perkembangan hidupnya di kemudian hari. Nature dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Karakteristik yang bekerjasama dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Seorang bayi merupakan pertemuan antara dua garis keluarga, yaitu keluarga ayah dan ibu. Saat terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang gres itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan yang membantu berbagi potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laris insan yang dibawa semenjak lahir. Hal tersebut bisa membentuk contoh karakteristik tingkah laris yang sanggup mewujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik bebrbeda dengan individu-individu yang lainnya. 

Daftar pustaka :
Redja Mudyahardjo (2008). Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda. p. 5-10. ISBN 979-692-027-1.
Muhmidayeli (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama. ISBN 979-602-39-7
Wowo Sunaryo Kuswana (2013). Filsafat Pendidikan Teknologi, Vokasi dan Kejuruan. Bandung: Alfabeta.







Pendekatan Sosialitik

1.                  Kemampuan insan untuk mencar ilmu dari pengalaman orang lain
Pendidikan berfungsi sebagai pembaharuan hidup, “a renewal of life”. Hidup itu selalu berubah, selalu menuju pada pembaharuan.hidup merupakan keseluruhan tingkatan pengalaman individu dengan kelompok. Untuk kelangsungan hidup diperlikan perjuangan untuk mendidik anggota masyarakat, mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan sebagai minat pribadi (personal interest). Bahwa pembaharuan hidup tidak otomatis, melainkan banyak tergantung pada teknologi, seni, ilmu pengetahuan, dan perwujudan moral kemanusiaan. Untuk itulah semuanya membutuhkan pendidikan.
2.                  Jenis pendidikan dilihat dari sifatnya
A.                Menurut Besaranya atau segi ruang lingkup
-          Perncanaan  Makro
Perencanaan makro ialah perencanaan yang memutuskan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Rencana pembanguna nasional cukup umur ini meliputi planning dalam bidang ekonomi dan social. Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai Negara (khususnya dalam bidang peningkatan SDM) ialah pengembangan system pendidikan untuk menghasilkan tenaga pembangunan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif pendidikan harus menghasilkan tenaga yang cukup banyak sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan secara kualitatif harus sanggup menghasilkan tenaga pembangunan yang terampil sesuai dengan bidangnya dan mempunyai jiwa pancasila.
-          Perencanaan meso
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan kedalam program-program yang bersekala kecil.pada tingkatamnya perencanaan sudah lebih bersifat operasional diubahsuaikan dengan depertem,en dan unit-unit
-          Perencanaan mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat instituisional dan merupakan penjabran dari perencanaan tingkat mesokhususan dari forum mendpatkan perhatian, namun dihentikan bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso.
B. berdasarkan tingkatannya
1.   perencanaan strategic
Perencanaan strategic disebut juga dengan perencanaan jangka panjang. Strategi itu berdasarkan R.G. Muurd1ck diartikan sebagai konfigurasi perihal hasil yang diharapkantercapai pada masa depan. Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan:
1.                  Ruang lingkup
2.                  Hasil persaingan
3.                  Target
4.                  Penataan sumber-sumber
Perencanaan strategic digunakan untuk menyampaikan suatu lingkup perencanaan yang lebih “general”  disamping adanya beberapa jenis perencanaan lain yang disebut stainer. Pengertian perencanaan strategic yaitu proses pendayagunaan sumber-sumber dan taktik yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber untuk pencapain tujuan .
Hal tersebut bertujuan untuk mencari bentuk dan identitas pada masa yang akan tiba dengan mempertimbangkan banyak sekali kompleks dalam suatu system. Berdasarkan hal diatas, metode penelaah dan pemecahan duduk masalah didasarkan atas kerangka ini mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
1.                  Sistematik dan sistemik
2.                  Berorientasi pada output dan konfigurasi keinginan
3.                  Mempunyai tujuan menyeluruh
4.                  Berdimensi jangka panjang, menengah, dan pendek
5.                  Menerapkan metode keilmuan analisi teoretik dan empiric dengan acara pengembangan.
6.                  Rencana operasional terjabar kedalam proyek dan program
7.                  Berlandaskan kebijakan
8.                  Memperhitungkan norma dan kaidah
9.                  Mempunyai contoh input, proses, output dengan informasi umpan balik.
2.  perencanaan koordinatif
Perencanaan koordinatif ditunjukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu sanggup tercapai secara  efektif dan efisien. Perencanaan ini mempunyai cangkupan semua aspek operasi suatu system yang meminta di taatinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkanpada tingkat perencanaan strategic.
Sedangkan ada pendapat lain yang menyimpulkan yang hampir sama dengan pengertian diatas yaitu berdasarkan dalam buku system informasi manajemen dan perencanaan pembangunan pendidikan yang disusun Idocdi Anwar, dkk yang dikutip dari   H. Ozbehkan (D. Cleland & W.R king. 1975, Hal, 31)  mengemukaka tiga jenis perencanaan, yaitu: “polici planning. Strategic planning dan operational planning.
1.                  Perencanaan strategis banyak sekali upaya untuk mempersiapkan seperangkat desisi dimasa yang akan tiba yang menghipnotis keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi
2.                  Perencanaan taktis ialah sebagai upaya dalam mempersiapkan banyak sekali desisi untuk kegiatan-kegiatan jangka pendek terutama dalam mengalokasi banyak sekali sumber yang diharapkan dalam pencapaian tujuan
3.                  Perencanaan teknis ialah proses upaya untuk mempersiapkanberbagai desisi untuk dilaksanakan terutama dalam jangka waktu yang pendek dan untuk pelaksanaan tugas-tugas yang spesifik dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah niscaya (target-target)
C.  berdasarkan jangka waktunya
1. perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek ialah perencanaan tahunan atau perencanaan yang dibentuk untuk dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun, sering disebut sebagai rewncana operasional. Perencanaan ini merupakan penjkabaran dari planning jangka menengah dan jangka panjang.
2. perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka menengah meliputi kurun waktu diatas 5-10 tahun. Perencanaan ini pembagian terstruktur mengenai dari planning jangka panjang, tetapi sudah lebih bersifat operasional.
3. Perencanaan jangka panjang
Perencanaan jangka panjang meliputi cakupan waktu diatas 10 tahun hingga dengan 25 tahun. Perencanaan ini mempunyai jangka menengah, lebih-lebih lagi jikalau dibandingkan dengan perencanaan jangkla pendek. Dengan demikian perencanaan tahunan bukan hanya sekedar pembabakan dari planning 5 tahun, tetapi merupakan penyempurnaan dari planning itu sendiri.
D. Jenis perencanaan berdasarkan sifatnya
Jenis perencanaan berdasarkan sifat dibagi atas :
1.                  Perencanaan Strategik, perencanaan yang bekerjasama dengan proses penetapan tujuan , pengalokasian sumber – sumber untuk mencapai tujuan dan kebijakan – kebijakan yang digunakan sebagai pedoman untuk memperoleh, memakai atau menghilangkan hal – hal tersebut. Perencanaan strategis cenderung dipusatkan pada duduk masalah – duduk masalah yang tidak begitu terstruktur yang melibatkan variable – variable yang jumlahnya banyak dan parameter yang tidak pasti.
1.                                          Perencanaan Manajerial, perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan sanggup dicapai secara efektif dan efisien.
2.                                          Perencanaan Operasional, yang memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu planning manajerial.
Jenis perencanaan berdasarkan sektor dibagi atas :
Perencanaan Nasional, proses penyusunan perencanaan berskala nasional sebagai konsensus dan janji seluruh rakyat yang terarah, terpadu, menyeluruh untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
3.                                          Perencanaan Regional, yang juga disebut dengan perencanaan daerah atau wilayah, diantaranya Propeda dan perencanaan pendidikan di tingkat propinsi, kabupaten /kota.
4.                                          Perencanaan Tata Ruang, perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan fungsi tempat tertentu, berbagi secara seimbang , baik secara ekologis, geografis maupun demografis.
3.Pendidikan dan kemajuan social
Pendidikan dan kemajuan social itu sendiri merupakan ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara dalam pengendalian proses pendidikan biar nantinya memperoleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik. Berikut ini beberapa tujuan dari sosiologi pendidikan:
Francis Brown mengemukakan bahwa "Sosiologi pendidikan memperhatikan imbas keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memperoleh dan mengorganisasikan pengalamannya".

L.A. Cook mengutamakan fungsi forum pendidikan dalam masyarakat dan menganalisis kekerabatan sosial antara sekolah dengan banyak sekali aspek masyarakat, misalnya: penyelidikan perihal kekerabatan antara masyarakat pedesaan dengan sekolah rendah dan menengah atau meneliti fungsi sekolah bekerjasama dengan struktur sosial dalam lingkungan masyarakat tertentu.
Disini diusahakan menganalisis pola-pola interaksi sosial dan peranan sosial dalam masyarakat sekolah dan kekerabatan orang-orang didalam sekolah dengan kelompok-kelompok diluar sekolah.

Pendidikan dianggap sebagai tubuh yang sanggup memperbaiki masyarakat dimana pendidikan sebagai alat untuk mencapai kemajuan sosial. Sekolah sanggup dijadikan alat kontrol sosial yang membawa kebudayaan ke puncak yang setinggi-tingginya.

Sejumlah hebat memandang bahwa sosiologi pendidikan sebagai alat untuk menganalisis tujuan pendidikan secara objektif dimana mencoba mencapai suatu filsafat pendidikan berdasarkan analisis masyarakat dan kebutuhan manusia.

Para hebat sosiologi pendidikan memakai segala sesuatu yang diketahui dalam bidang sosiologi dan pendidikan kemudian memadukannya kedalam suatu ilmu gres dengan menerapkan prinsip-prinsip sosiologi kepada seluruh proses pendidikan.

Sosiologi sanggup memperlihatkan dukungan yang berharga dalam menganalisis pendidikan, untuk memahami kekerabatan antar insan didalam sekolah dan struktur masyarakat tempat sekolah itu beroperasi. Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah-masalah sosial dalam pendidikan melainkan juga tujuan pendidikan, materi kurikulum, pokok-pokok praktis, etis dan sebagainya.






Daftar pustaka

Drs.Ali Saifullah H.A, Antara Filsafat dan Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1977.
Uyoh Sadullo, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Media Iptek, 1994.
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna Ismaun, 2001.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan, Malang: Usaha Nasional, 1980.

























TUGAS RESUME
FILSAFAT PENDIDIKAN


 istilah filsafat berasal dari bahasa Arab WAWASAN TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN









NAMA            : CUT MUTIA
NIM                : 14023085







UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015





TUGAS RESUME
FILSAFAT PENDIDIKAN


 istilah filsafat berasal dari bahasa Arab WAWASAN TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN









NAMA            : CUT MUTIA
NIM                : 14023085







UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015



TUGAS RESUME
ADMINISTRASI DAN SUPERVISI
PENDIDIKAN


 istilah filsafat berasal dari bahasa Arab WAWASAN TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN









NAMA            : CUT MUTIA
NIM                : 14023085





UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015











 


























A.    Pengertian Administasi PTK
pendidik ialah orang yang mendidik. Pengertian ini memperlihatkan kesan, bahwa pendidik ialah orang yang melaksanakan kegiatan dalam bidang mendidik.
Sedangkan Tenaga Kependidikan ialah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan Pendidikan. Yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah: kepala satuan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.
Administrasi PTK merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan di usahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta training secara kontinyu pera pegawai di sekolah, sehingga mereka sanggup membantu/ menunjang kegiatan-kegiatan sekolah (khususnya PBM) secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah di tetapkan

B.     Proses Administrasi PTK

n  TAHAP 1. PERENCANAAN
Apa, mengapa, kapan, dimana,   oleh siapa dan bagaimana tindakan dilakukan
n  TAHAP 2. PELAKSANAAN TINDAKAN
Pelaksanaan sesuai rencana
n  TAHAP 3. PENGAMATAN
Dilakukan bersamaan dengan tindakan
n  TAHAP 4. REFLEKSI
Kegiatan mengemukakan implementasi planning tindakan



C.     Kesejahteraan PTK

Hak utama pendidik yang harus memperoleh perhatian dalam kebijakan pemerintah ialah hak untuk memperoleh penghasilan dan kesejahteraan dengan standar upah yang layak, bukan 'upah minimum'. Kebijakan "upah minimum" boleh jadi telah menimbulkan pegawai bermental kuli, bukan pegawai yang mengejar prestasi. Itulah sebabnya, maka langkah pertama peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan ialah memperlihatkan kesejahteraan guru dengan honor yang layak untuk kehidupannya.

System penggajian banyak yang berbeda tetapi dari salah satu rujukan saya terima bahwa penggajian itu prosesnya

         Pendidikan (40 %)
         Pengalaman kerja (20%)
         Masa kerja(20%)
         Tambahan kiprah (10%)
         Faktor lain (10%)

System penghargaannya :

         MATERIIL
         Gaji / Honor
         Transport
         Insentif
         Tunjangan lain
         Asuransi

         NON MATERIIL
         Pemberian penghargaan atas prestasi
         Peningkatan kualifikasi dan kompetensi
         Pengakuan dari pemerintah/masyarakat

D.    Cuti PTK

cuti untuk PTK kini ini diadakan sebagai mana untuk yang akan melnjutkan studi diluar negeri dan ada kiprah lain.

Disini PTK Yang dimaksud dengan Tugas Belajar dan Ijin Belajar bagi PNS/Non-PNS ialah sebagai berikut:
  1. Tugas mencar ilmu ialah mengikuti Sekolah Formal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan biaya ditanggung oleh Negara
  2. Ijin mencar ilmu ialah mengikuti sekolah formal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan biaya sendiri dilakukan di luar jam kantor yang tidak mengganggu kiprah pekerjaan sehari-hari
  3. Pemberian Tugas Belajar/Ijin Belajar bagi PNS harus memenuhi ketentuan yang telah ditentukan sesuai dengan surat keputusan




























Daftar Pustaka

  • Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ). Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
  • Fasli Jalal (2006). Peningkatan Mutu Pendidikan. (Seminar Nasional Pendidikan). Jakarta
  • Hardjodipuro, S. (1997). Action Research. Jakarta: IKIP Jakarta.
  • Ishaq, M. F(1997). Action Research. Malang: Depdiknas.
  • Mukhlis, A. (2001). Penelitian Tindakan Kelas, Konsep Dasar dan Langkah – langkah. Surabaya: Unesa.
  • Rochiati Wiriatmadja, (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas, UPI Bandung dan Rosda
  • Supriyadi, (2005), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
  • Susilo, H. (2003). “Konsep dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru dan Dosen MIPA.” Makalah Seminar Exchange Experience dan Workshop Pembelajaran MIPA Konstektual Menyongsong Implementasi KBK di Malang tanggal 9 – 12 Juli 2003.
  • Tim Pelatih Proyek GSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
  • Tim PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Proyek PGSM, Dikti.



















Daftar Isi


I.                   Peta konsep …………………………………………………….



II.                Penjelasan Materi Pada Peta konsep
           
a.      Pengertian Administrasi PTK……………………………………
b.      Proses manajemen PTK ………………………………………..
( Pengadaan, penempatan, orientasi)
c.       Kesejahteraan PTK ……………………………………………..
( gaji, tunjangan, penempatan)
d.      Cuti PTK…………………………………………………………..




III.             Daftar Pustaka

Sumber http://suaraibs.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Wawasan Perihal Filsafat Pendidikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel