iklan

Keterampilan Berpikir Kritis

Oleh: Ratna Yuniar HB.




Proses berguru dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan yang dipelajari. Dalam proses berguru terdapat efek perkembangan mental yang dipakai dalam berpikir atau perkembangan kognitif dan konsep yang dipakai dalam belajar.

Beberapa pengertian mengenai keterampilan berpikir kritis diantaranya :

1. Menurut Beyer (Filsaime, 2008: 56) berpikir kritis ialah sebuah cara berpikir disiplin yang dipakai seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-penyataan, ide-ide, argumen, dan penelitian)’

2. Menurut Screven dan Paul serta Angelo (Filsaime, 2008: 56) memandang berpikir kritis sebagai proses disiplin cerdas dari konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian aktif dan berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai sebuah penuntun menuju kepercayaan dan aksi.

3. Rudinow dan Barry (Filsaime, 2008: 57) beropini bahwa berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-kepercayaan yang logis dan rasional, dan memperlihatkan serangkaian standar dan mekanisme untuk menganalisis, menguji dan mengevaluasi.

4. Menurut Halpern (Rudd et al, 2003 : 128) mendefinisikan critical thingking as ‘...the use of cognitive skills or strategies that increase the probability of desirable outcome.’

5. Sedangkan berdasarkan Ennis (1996). “Berpikir kritis ialah sebuah proses yang dalam mengungkapakan tujuan yang dilengkapi alasan yang tegas ihwal suatu kepercayaan dan acara yang telah dilakukan.”


Berdasarkan pengertian-pengertian keterampilan berpikir kritis di atas maka sanggup dikatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang melibatkan proses kognitif dan mengajak siswa untuk berpikir reflektif terhadap permasalahan.

Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 : 54) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari lima kelompok besar yaitu:

1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).

2. Membangun keterampilandasar (basic support).

3. Menyimpulkan (interference).

4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).

5. Mengatur seni administrasi dan taktik (strategy and tactics).

Dari masing-masing kelompok keterampilan berpikir kritis di atas, diuraikan lagi menjadi sub-keterampilan berpikir kritis dan masing-masing indikatornya dituliskan dalam Tabel berikut:


Aspek Keterampilan Berpikir Kritis berdasarkan Ennis
Keterampilan Berpikir Kritis
Sub Keterampilan Berpikir Kritis
Aspek
1. Memberikan Penjelasan dasar
1. Memfokuskan pertanyaan a.Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan 
b.Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria tanggapan yang mungkin 
c.Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi
2. Menganalisis argumen
       
a.Mengidentifikasi kesimpulan
b.Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan
c.Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan
d.Mencari persamaan dan perbedaan
e.Mengidentifikasi dan menangani ketidakrelevanan
f.Mencari struktur dari sebuah pendapat/argumen
g.Meringkas

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan penjelasan dan pertanyaan yang menantang
a.Mengapa? 
b.Apa yang menjadi alasan utama? 
c.Apa yang kau maksud dengan?
d.Apa yang menjadi contoh? 
e.Apa yang bukan contoh? 
f.Bagaiamana mengaplikasikan perkara tersebut?
g.Apa yang menimbulkan perbedaannya? 
h.Apa faktanya? 
i.Apakah ini yang kau katakan?
j.Apalagi yang akan kau katakan ihwal itu?
2. Membangun Keterampilandasar
4. Mempertimbangkan apakah sumber sanggup dipercaya atau tidak?
a.Keahlian 
b.Mengurangi konflik interest 
c.Kesepakatan antar sumber 
d.Reputasi 
e.Menggunakan mekanisme yang ada 
f.Mengetahui resiko 
g.Keterampilan memperlihatkan alasan 
h.Kebiasaan berhati-hati
5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
a.Mengurangi praduga/menyangka 
b.mempersingkat waktu antara observasi dengan laporan 
c.Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri 
d.Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan 
e.penguatan 
f.Kemungkinan dalam penguatan 
g.Kondisi saluran yang baik 
h.Kompeten dalam memakai teknologi 
i.Kepuasan pengamat atas dapat dipercaya kriteria
3. Menyimpulkan
6. Mendeduksi dan mempertimbangkan deduksi
a.Kelas logika 
b.Mengkondisikan logika 
c.Menginterpretasikan pernyataan
7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
a.Menggeneralisasi 
b.Berhipotesis
8. Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan
a.Latar belakang fakta 
b.Konsekuensi 
c.Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, aturan dan asas) 
d.Mempertimbangkan alternatif 
e.Menyeimbangkan, menimbang dan memutuskan
4. Membuat penjelasan lebih lanjut
9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi
Ada 3 dimensi:
a.Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, pola dan noncontoh 
b. Strategi definisi 
c. Konten (isi)
10 . Mengidentifikasi perkiraan
a.Alasan yang tidak dinyatakan
b.Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen
  
5. Strategi dan taktik
11. Memutuskan suatu tindakan
a.Mendefisikan masalah 
b.Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan 
c.Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi 
d.Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan 
e.Merivew 
f.Memonitor implementasi
12. Berinteraksi dengan orang lain
a.Memberi label 
b.Strategi logis 
c.Srtrategi retorik 
d.Mempresentasikan suatu posisi, baik mulut atau tulisan
(Costa, 1985 : 54).

Bloom (Filsaime, 2008 :74) mendaftar enam tingkatan berpikir kritis dari tingkatan berpikir kritis yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Daftar tersebut mulai dengan pengetahuan dan bergerak ke atas menuju penguasaan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pendagogi berpikir kritis selalu mengacu pada teori Bloom.

Menurut Bloom (Filsaime, 2008 :75) Seseorang harus menguasai satu tingkatan berpikir sebelum beliau sanggup menuju ke tingkatan atas berikutnya. Alasannya ialah kita tidak sanggup meminta seseorang untuk mengevaluasi jikalau beliau tidak mengetahui, tidak memahaminya, tidak sanggup menginterpretasikannya, tidak sanggup menerapkannya, dan tidak sanggup menganalisanya.

“Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir konvergen, yaitu menuju ke satu titik” (Supraptojiel, 2008: 2). Dan berpikir kritis sanggup dikatakan sama dengan ranah kognitif pada tingkat hapalan/pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4) sesuai dengan pernyataan berikut :

In covergent thingking the correct answere to a problem or question can be known in advance since it is fixed by the requirements of the subject matter or the problem or both. Knowledge (C1), comprehension (C2), application (C3), and Analysis (C4) can be regarded as convergent thinking (Bloom et. al, 1971 :244).

sumber:
Costa, A. L. (1985). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development.
Ennis, R. (1996). Critical Thinking. New Jersey : Simon & Schuster / A Viacom Company.
Filsaime, D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Rudd, R. D and Moore, L. (2003). “Undergraduate Agriculture Student Critical Thinking Abilities and Anticipied Career Goals: Is There a Relationship?”. Journal of Southern Agricultural Education Research. 53, (1), 127-139.
Supraptojiel. (2008). Menggunakan Keterampilan Berpikir Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran. [online]. Tersedia : http://fisika21.wordpress.com/2009/11/15/keterampilan-berpikir-kritis/.[Juni : 2008]

Sumber http://fisikasma-online.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Keterampilan Berpikir Kritis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel