iklan

√ 4 Gejala Kau Telah Tertipu Belanja Online

Tidak ada yang lebih menciptakan hati saya miris kecuali membaca banyaknya komentar dari pemba √ 4 Tanda-Tanda Kamu Telah Tertipu Belanja Online


Tidak ada yang lebih menciptakan hati saya miris kecuali membaca banyaknya komentar dari pembaca yang menceritakan pengalaman mereka tertipu belanja online. Di artikel saya mengenai penipuan online yang mengatasnamakan jasa pengiriman dan artikel modus penipuan online terbaru, terdapat ratusan komentar yang rata-rata isinya yakni kisah duka para korban yang tertipu ratusan ribu hingga jutaan rupiah.


Dari komentar-komentar tersebut ada beberapa korban yang sudah sadar bahwa dirinya telah tertipu belanja online namun tidak sedikit pula yang masih galau apakah dirinya tertipu atau tidak. Walaupun teknik penipuan belanja online ini mempunyai banyak modus/cara tapi benang merahnya tetaplah sama, yaitu pemerasan dan pengancaman terhadap para korban.


Jadi bagi kalian yang sudah mulai curiga atau masih galau apakah sudah tertipu belanja online atau tidak, silakan luangkan waktu untuk membaca artikel ini lantaran saya akan menjabarkan aneka macam macam indikator kalau kalian sudah benar-benar tertipu belanja online.


Apakah Saya Telah Tertipu Belanja Online?


Belanja online kini semakin gampang lantaran hanya bermodalkan HP dan jaringan internet, Anda sudah sanggup memesan barang dari seluruh pelosok Indonesia. Namun seringkali kemajuan teknologi ini tidak dibarengi dengan kemampuan untuk bersikap waspada.


Belanja online tidak sama dengan saat Anda belanja di pasar atau mini-market yang mana Anda bisa lihat dengan mata kepala sendiri wujud fisik barang belanjaan. Belanja online memerlukan intuisi dan perilaku saling percaya antara penjual dan pembeli. Saling percaya inilah yang sering disalahgunakan oleh para penjual online nakal. Mereka memakai kecerobohan dan keluguan pembeli untuk menipu dengan aneka macam macam cara.


Jika Anda pernah atau sedang mengalami 5 insiden berikut berarti hampir 99,9% Anda sudah tertipu belanja online.


Beli Barang Dengan Harga Yang Tidak Masuk Akal


Faktor pertama yang masih efektif dilakukan oleh penjual bandel untuk menjaring korban penipuan yakni dengan mengiklankan produk mereka dengan harga yang sangat-sangat murah bahkan terkadang di luar kewajaran.


Pernahkah Anda melihat iklan ponsel iPhone 8 64GB di Instagram atau marketplace sejenis dengan harga hanya Rp 1.200.000? Mungkin bagi orang yang melek informasi, harga segitu tentu tidak masuk logika namun tetap saja ada cukup banyak orang yang mau membeli sebuah iPhone 8 64GB dengan harga 1,2 juta saja.


Alasan yang sering diberikan oleh penjual bandel yakni bahwa iPhone tersebut merupakan barang BM (Black Market) selundupan dari Singapura atau China. Mendengar hal ini biasanya akan semakin menyakinkan calon korban untuk tetap membeli produk mereka lantaran mindset pembeli sudah terbentuk kalau semua barang BM yakni murah.


Sekedar isu harga resmi iPhone 8 64GB di Amerika Serikat yakni USD 699 atau sekitar Rp 9.600.000 sedangkan kalau masuk ke pasar Indonesia maka harganya meroket menjadi sekitar Rp 12.500.000. Jikapun ada barang iPhone 8s 64GB yang berasal dari BM maka dipastikan harganya tidak kurang dari Rp 9.000.000.


Tidak hingga di situ saja, banyak penjual juga menawarkan kemudahan DP kepada calon korban untuk lebih meyakinkan. Penjual bandel akan memperbolehkan calon korban untuk mentransfer setengah harga dulu sebelum barang dikirim dan kalau barang telah hingga di alamat maka sanggup ditransfer sisanya. Kecuali penjualnya gila maka tumpuan bisnis menyerupai ini sungguh tidaklah lazim!


Contoh di atas juga berlaku untuk barang-barang elektronik lainnya. Kaprikornus kalau Anda tertarik untuk membeli sebuah produk dengan harga yang sangat murah dan cenderung tidak masuk logika maka hampir sanggup dipastikan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan proses belanja online tersebut. Sebaiknya berhenti hingga di sini saja sebelum Anda tertipu lebih jauh lagi.


Penjual Lambat, Telat Atau Banyak Memberikan Alasan Ketika Proses Transfer


Tahap selanjutnya yang sering dialami oleh calon korban penipuan belanja online yakni saat penjual mulai banyak menawarkan alasan yang tidak masuk logika sehabis Anda mentransfer uang.


Misalkan Anda sudah mentransfer uang ke rekening penjual bandel dan Anda meminta penjual untuk mengirimkan nomor resi paket maka dengan 1001 cara penjual akan mencoba menunda bahkan mengelak seruan tersebut. Alasan klasiknya antara lain;



  • Nomor resi belum ada lantaran paket diambil oleh kurir sore hari jadi resi akan diberikan keesokan harinya.

  • Paket belum dikirim lantaran masih menunggu paket-paket lainnya yang akan dikirim serempak.

  • Sistem jasa pengiriman sedang gangguan sehingga nomor resi belum keluar.

  • Nomor resi akan dikirimkan kalau pembeli membayar sisa DP.


Dan walaupun nomor resi telah diberikan oleh penjual maka hampir sanggup dipastikan itu yakni nomor resi palsu dan tidak akan bisa dilacak secara online.


Kemudian, indikator dalam tahap ini biasanya nama rekening bank dan nama penjual tidaklah sama. Penjual akan memakai nama orang lain untuk menampung uang hasil penipuan mereka.


Anda Mulai Menerima Telepon Atau SMS Dari Oknum Tertentu


Jika Anda sudah mentransfer sejumlah uang dan mendapatkan nomor resi palsu kini tahap selanjutnya yakni Anda akan mendapatkan telepon atau SMS dari oknum yang mengaku sebagai karyawan jasa pengiriman, pegawai Bea Cukai, polisi, petugas asuransi dan lain sebagainya.


Modus dalam menipu calon korban pembeli antara lain;



  • Jika yang menelepon yakni karyawan jasa pengiriman (JNE, J&T, TIKI, dll) maka biasanya mereka akan meminta Anda untuk membayar uang asuransi dengan tarif yang sangat mahal bahkan melebihi harga barangnya sendiri. Atau bisa juga mereka meminta uang jaminan yang akan dikembalikan tidak usang sehabis Anda mentransfer.

  • Jika yang menelpon yakni pegawai Bea Cukai maka biasanya mereka akan mengancam Anda kalau barang yang dibeli tersebut yakni barang ilegal (BM) dan harus membayar uang jaminan/uang tebusan. Jika Anda tidak mau membayar sejumlah uang tersebut maka mereka juga mengancam akan melapor ke polisi dan Anda akan di penjara sebagai penadah barang ilegal.

  • Jika yang menelpon yakni polisi maka biasanya Anda akan diancam penjara lantaran sudah membeli dan menjadi penadah barang ilegal. Oleh lantaran itu Anda harus membayar sejumlah uang untuk melepas kasus tersebut.


Inti dari modus penipuan pada tahap ini yakni siapapun oknum yang mengaku dari karyawan jasa pengiriman, pegawai Bea Cukai, polisi, petugas asuransi atau yang lainnya yakni persekutuan penipu yang sudah berafiliasi dengan penjual untuk menguras uang Anda lebih dalam lagi.


Bahkan tidak jarang, Anda akan ditipu berkali-kali dalam satu kesempatan. Misalkan Anda sudah membayar uang asuransi dengan karyawan jasa pengiriman maka Anda akan ditelepon lagi oleh petugas bea cukai yang meminta uang jaminan/tebusan atas barang ilegal tersebut begitu seterusnya.


Penjual dan persekutuan penipu ini tentu akan terus ber-kreasi untuk memodifikasi aneka macam modus penipuan. Mereka akan mencoba kombinasi antara uang asuransi, jaminan, tebusan, bea cukai, polisi, penjara dan sejenisnya untuk membingungkan calon korban.


Mereka akan mencoba mengancam Anda dengan membawa nama polisi, menyeret ke pengadilan atau berjanji akan mengembalikan uang selama beberapa menit/jam tapi percayalah tidak satupun dari alasan tersebut benar adanya. Mereka persekutuan penipu akan berusaha memanfaatkan kelengahan, ketakutan, kecemasan dan ketidaktahuan Anda untuk terus mengintimidasi Anda sehingga secara tidak sadar Anda akan menuruti segala harapan persekutuan tersebut.


Barang Yang Anda Pesan Tidak Akan Pernah Dikirim


Biasanya dalam tahap ini, Anda sudah mulai sadar kalau telah tertipu belanja online. Barang yang Anda beli dengan harga super murah tersebut tidak akan pernah dikirim dari awal oleh penjual lantaran niat mereka yakni memang untuk menipu Anda.


Namun anehnya tidak sedikit pula korban yang merasa belum sadar kalau dirinya tertipu dan masih mengharapkan sehabis membayar sejumlah uang tidak masuk logika tersebut, mereka akan tetap mendapatkan barang kiriman. Dan pada kesudahannya sehabis membaca artikel ini barulah sadar telah tertipu belanja online.


Yang perlu diingat yakni penjual beserta persekutuan penipu tersebut pandai mencari mangsa dan mereka tahu tipe-tipe calon pembeli mana yang sanggup ditipu dan calon pembeli mana yang tidak bisa ditipu.


Yang Harus Anda Lakukan Ketika Belanja Online


Untuk meminimalisir terjadinya tindak penipuan maka Anda harus melaksanakan hal-hal berikut ini sebelum memutuskan untuk belanja online di internet.



  1. Jangan pernah terkecoh dengan harga yang sangat murah dan cenderung tidak masuk akal.

  2. Pilih penjual atau toko online yang telah terpercaya atau mempunyai reputasi baik.

  3. Sebisa mungkin lakukan transaksi online di marketplace besar menyerupai Tokopedia, Bukalapak, Shopee, JD.ID dan lain-lain. Plus, pilih juga seller/toko yang baik.

  4. Sebisa mungkin jangan bertransaksi dari akun media umum (Facebook, Instagram, Twitter) yang tidak terang kecuali akun resmi dari suatu brand atau produk tertentu.

  5. Gunakan akomodasi rekening bersama milik marketplace besar Indonesia. Jangan transaksi pribadi dari rekening ke rekening yang belum anda percaya 100%.


Apa Yang Harus Anda Lakukan Jika Sudah Tertipu Belanja Online?


Jika Anda sedang mengalami nasib sial dan telah terindikasi tertipu belanja online sesuai dengan apa yang saya jabarkan di atas, sebaiknya Anda harus;



  1. Jangan panik saat mendapatkan telepon dari oknum yang meminta Anda untuk mentransfer uang.

  2. Jangan transfer uang berapapun dan kepada siapapun dengan alasan apapun!

  3. Konsultasikan dengan orang yang Anda percaya atau hubungi pribadi kantor daerah oknum tersebut berasal untuk konfirmasi dan cek ricek kebenaran isu tersebut.

  4. Kumpulkan semua bukti transaksi (struk ATM, nomor rekening, KTP penjual, screenshot produk/toko online penjual, screenshot SMS/WA/Line dari oknum yang memeras).

  5. Lapor ke pihak berwajib dengan bukti yang cukup dan iklaskan semua uang yang sudah Anda keluarkan untuk penipu tersebut.


Saya yakin bahwa modus penipuan online ini akan terus berkembang mengikuti animo belanja online yang semakin meningkat. Oleh lantaran itu, kita sebagai pembeli harus mempunyai intuisi dan insting yang baik sebelum memutuskan untuk bertransaksi online.


Memang cukup sulit untuk mencari tahu apakah penjual A atau penjual B yakni penipu lantaran kita tidak pernah bertemu pribadi dan satu-satunya media yang dipakai yakni kepercayaan tapi kalau Anda selalu bersikap waspada dan tidak gampang percaya itu tandanya bahwa Anda sudah satu langkah di depan para persekutuan penipu.


Be safe!



Sumber https://dionbarus.comm

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "√ 4 Gejala Kau Telah Tertipu Belanja Online"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel