iklan

Belajar Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Indentifikasi, Pemilihan, Deskripsi Dan Rumusan Dilema Ptk

Belajar Membuat Penelitian Tindakan Kelas  Belajar Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK): Indentifikasi, Pemilihan, Deskripsi dan Rumusan Masalah PTKBerikut ini merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada ketika menentukan problem Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR).

1. Banyaknya Masalah yang Dihadapi Guru

Setiap hari guru mengahadapi banyak masalah, seolah-olah problem itu tidak ada putus-putusnya. Oleh alasannya itu guru yang tidak sanggup menemukan problem untuk CAR sungguh ironis. Merenunglah barang sejenak, atau ngobrollah dengan teman sejawat, Anda akan segera menemukan kembali seribu satu problem yang telah merepotkan Anda selama ini.

2. Tiga Kelompok Masalah Pembelajaran

Masalah pembelajaran sanggup digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a) pengorganisasian bahan pelajaran, (b) penyampaian bahan pelajaran, dan (c) pengelolaan kelas. Jika Anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi sejarah dan geografi secara bahu-membahu akan lebih bermakna bagi siswa daripada pembahasan secara sendiri-sendiri, Anda sedang berhadapan dengan problem pengorganisasian materi. Jika Anda suka dengan problem metode dan media, bahwasanya Anda sedang berhadapan dengan problem penyampaian materi. Apabila Anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efektif, Anda berhadapan dengan problem pengelolaan kelas. Jangan terikat pada satu kategori saja; kategori lain mungkin mempunyai problem yang lebih penting.

3. Masalah yang Berada di Bawah Kendali Guru

Jika Anda yakin bahwa ketiadaan buku yang mengakibatkan siswa sukar membaca kembali bahan pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melaksanakan CAR untuk meningkatkan kebiasaan mencar ilmu siswa di rumah. Dengan dibelikan buku problem itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Dengan perkataan lain yakinkan bahwa problem yang akan Anda pecahkan cukup layak (feasible), berada di dalam wilayah pembelajaran, yang Anda kuasai. Contoh lain problem yang berada di luar kemampuan Anda adalah: Kebisingan kelas alasannya sekolah berada di bersahabat jalan raya.

4. Masalah yang Terlalu Besar

Nilai UAN yang tetap rendah dari tahun ke tahun merupakan problem yang terlalu besar untuk dipercahkan melalui CAR, apalagi untuk CAR individual yang cakupannya hanya kelas. Faktor yang mensugesti Nilai UAN sangat kompleks meliputi seluruh sistem pendidikan. Pilihlah problem yang sekiranya bisa untuk Anda pecahkan.

5. Masalah yang Terlalu Kecil

Masalah yang terlalu kecil baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan kembali, terutama kalau penelitian itu didanai oleh pihak lain. Sangat lambatnya dua orang siswa dalam mengikuti pelajaran Anda misalnya, termasuk problem kecil alasannya hanya menyangkut dua orang siswa; sementara masih banyak problem lain yang menyangkut kepentingan sebagian besar siswa.

6. Masalah yang Cukup Besar dan Strategis

Kesulitan siswa memahami bacaan secara cepat merupakan pola dari problem yang cukup besar dan strategis alasannya diharapkan bagi sebagian besar mata pelajaran. Semua siswa memerlukan keterampilan itu, dan dampaknya terhadap proses mencar ilmu siswa cukup besar. Sukarnya siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran, dan ketidaktahuan siswa perihal meta mencar ilmu (belajar bagaimana belajar) merupakan pola lain dari problem yang cukup besar dan strategis. Dengan demikian pemecahan problem akan memberi manfaat yang besar dan jelas.

7. Masalah yang Anda Senangi

Akhirnya Anda harus merasa mempunyai dan bahagia terhadap problem yang Anda teliti. Hal itu diindikasikan dengan rasa ingin tau Anda terhadap problem itu dan harapan Anda untuk segera tahu hasil-hasil setiap perlakukan yang diberikan.

8. Masalah yang Riil dan Problematik

Jangan mencari-cari problem hanya alasannya Anda ingin mempunyai problem yang berbeda dengan orang lain. Pilihlah problem yang riil, ada dalam pekerjaan Anda sehari-hari dan memang problematik (memerlukan pemecahan, dan kalau ditunda dampak negatifnya cukup besar).

9. Perlunya Kolaborasi

Tidak ada yang lebih angker daripada kesendirian. Dalam collaborative action reseach Anda perlu bertukar fikiran dengan guru kawan dari mata pelajaran sejenis atau guru lain yang lebih senior dalam menentukan masalah.

Identifikasi, Pemilihan, Deskripsi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasikan masalah, Anda sebaiknya menuliskan semua problem yang Anda rasakan selama ini.

2. Pemilihan Masalah
Anda mustahil memecahkan semua problem yang teridentifikasikan itu secara sekaligus, dalam suatu action research yang berskala kelas. Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya.
Masalah yang satu boleh jadi merupakan penyebab dari problem yang lain sehingga pemecahan terhadap yang satu akan berdampak pada yang lain; dua-duanya akan terpecahkan sekaligus. Untuk sanggup menentukan problem secara sempurna Anda perlu menyusun masalah-masalah itu menurut kriteria tersebut: tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai prerekuisit.
Akhirnya Anda pilih salah satu dari masalah-masalah tersebut, contohnya “Siswa tidak sanggup melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.”

3. Deskripsi Masalah
Setelah Anda menentukan salah satu masalah, deskripsikan problem itu serinci mungkin untuk memberi citra perihal pentingnya problem itu untuk dipecahkan ditinjau dari pengaruhnya terhadap pembelajaran secara umum maupun jumlah siswa yang terlibat.

Contoh:
Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara geografi, ekonomi, dan sejarah siswa merasa sukar mentransfer keterampilan dari satu pelajaran ke pelajaran lain. Pelajaran yang saya berikan yaitu geografi, tetapi saya sering mengaitkan pembahasan dengan mata pelajaran lain ibarat ekonomi dan sejarah.

Ketika saya minta siswa mengemukakan hipotesis perihal imbas Danau Toba terhadap perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal mereka telah sanggup mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran geografi. Saya khawatir siswa hanya menghafal pada ketika dilatih mengemukakan hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan berhipotesis harus sanggup diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi apa saja.

Pada hakikatnya setiap hari kita mengemukakan hipotesis. Ketidakbisaan siswa itu terjadi sepanjang tahun, tidak hanya pada permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua siswa mengalami hal yang sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata juga mengalami hal yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke mata pelajaran lain.”

4. Rumusan Masalah
Setelah Anda menentukan satu problem secara secama, selanjutnya Anda perlu merumuskan problem itu secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992) merinci rumusan problem action research memakai lima pertanyaan:
1. Siapa yang terkena dampak negatifnya?
2. Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab problem itu?
3. Masalah apa bahwasanya itu?
4. Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?
5. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan hipotesis tindakan).

Contoh rumusan masalah:
  • Siswa di SLTP-X tidak sanggup melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain di sekolah (Ini menjawab pertanyaan 1 dan 3)
  • Grup action research percaya bahwa hal ini merupakan hasil dari aktivitas mata pelajaran dan cara guru mengajarkan bahan tersebut (Ini menjawab pertanyaan 2)
  • Kita menginginkan para siswa melihat relevansi kurikulum sekolah, mengapresiasi hubungan antara disiplin-disiplin akademis, dan sanggup menerapkan keterampilan yang diperoleh dalam satu mata pelajaran untuk pemecahan problem dalam mata pelajaran lain (Ini menjawab pertanyaan 4)
  • Oleh alasannya itu kita merencanakan integrasi pembelajaran IPA, matematika, bahasa, dan IPS dalam satuan pelajaran interdisiplin berjudul Masyarakat dan Teknologi (Ini manjawab pertanyaan 5)

Contoh pertanyaan penelitian:
  1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satu mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain?
  2. Apakah siswa sanggup mentrasfer keterampilan lebih gampang antara dua mata pelajaran yang disukai?
  3. Apa yang mengakibatkan siswa menyukai suatu mata pelajaran?
  4. Apakah ada perbedaan antara prestasi mencar ilmu siswa yang mencar ilmu dalam kelas mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas mata pelajaran tunggal?

Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu;
Belajar Membuat Penelitian Tindakan Kelas  Belajar Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK): Indentifikasi, Pemilihan, Deskripsi dan Rumusan Masalah PTK


Sumber http://www.defantri.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Belajar Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Indentifikasi, Pemilihan, Deskripsi Dan Rumusan Dilema Ptk"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel