iklan

Mengenal Direktori Standar Wordpress

WordPress pertama kali dikembangkan tahun 2003 sebagai aplikasi untuk blog. Namun semenjak rilis versi 3.5, WordPress berkembang menjadi Sistem Manajemen Konten/CMS. Hingga kini 20% website di dunia memakai WordPress.

Sebagai Open Source WordPress telah memperlihatkan catatan pengembangan yang sangat detail. Catatan pengembangan WordPress dan isyarat kegiatan sanggup anda kunjungi di Codex WordPress. Menurut beberapa literatur, WordPress sanggup dipakai sebagai Framework. Untuk memahami WordPress sebagai Framework, sebaiknya diketahui terlebih dahulu Direktori WordPress secara standar.

A. Direktori Utama (Root Directory)

Direktori Utama WordPress sanggup dikatakan sebagai direktori anda meletakkan file website utama pada umumnya di public_html hosting anda (online) maupun folder utama di server lokal anda. Pada direktori utama terdapat file-file inti dari CMS WordPress. Sebaiknya anda tidak melaksanakan modifikasi terhadap file-file inti di folder utama sebab nantinya sanggup menciptakan terjadinya kesalahan dikala anda melaksanakan upgrade ke versi WordPress terbaru.

Di dalam direktori ini anda mungkin akan lebih familiar dengan wp-config.php dan .htaccess karena file ini paling sering dilakukan modifikasi.

B. /wp-admin

Di dalam folder ini terdapat file-file yang berisi seluruh antarmuka dari Admin dasbor. Admin dasbor kita gunakan untuk administrasi website kita memakai WordPress. file-file ini terintegrasi dengan AJAX untuk mempermudah melaksanakan administrasi konten dengan WordPress.

C. /wp-includes

Di dalam folder ini terdapat file inti untuk segala kinerja CMS WordPress.

D. /wp-content

Di dalam folder ini terdapat folder-folder lain untuk menyimpan data anda seperti plugin, template dan media yang anda upload. Adapun sub-direktori yang perlu anda ketahui, yaitu:

1. /wp-content/plugin

Dalam sub-direktori ini yaitu kawasan penyimpanan plugin-plugin anda. Anda sanggup mend0wnl0ad lewat dasbor admin, upload file plugin dalam bentuk .zip melalui dasbor admin ataupun upload manual memakai FTP. WordPress secara otomatis menginstall 2 plugin bawaan yaitu Hello Dolly dan Akismet.

2. /wp-content/themes

Setiap tema atau template yang anda install tersimpan dalam sub-direktori ini, anda juga sanggup melaksanakan upload manual memakai FTP. Secara default WordPress menyediakan 4 tema yaitu Twenty Eleven, Twenty Twelve, Twenty Thirteen, dan Twenty Fourteen.

3. /wp-content/uploads

Saat anda upload foto ataupun file media lainnya, WordPress secara otomatis melaksanakan duplikasi dan menyimpan file anda dalam sub-direktori ini. File-file anda juga eksklusif disimpan dalam folder-folder khusus ini sangat membantu untuk server dengan batasan inode/max dir size yang terbatas. Anda juga melaksanakan modifikasi terhadap hal ini di pengaturan -> media .

4. /wp-content/mu-plugin

Ini merupakan sub-direktori opsional yang sanggup anda buat sendiri. Nama mu merupakan abreviasi dari Must Use. Dalam folder ini anda sanggup menyimpan plugin-plugin anda sehingga plugin aktif secara permanen. Hal ini biasa dilakukan untuk website multi-site dengan WordPress.


Itu lah beberapa direktori WordPress yang perlu anda ketahui dan masih banyak direktori lain untuk tingkat lebih lanjut di dalam CMS WordPress dan tentunya sanggup membantu berbagi website WordPress lebih baik lagi.

Baca juga: Mengenal Struktur Database WordPress


Sekian artikel Mengenal Direktori Standar WordPress. Nantikan artikel menarik lainnya dan jangan lupa share artikel ini ke kerabat anda. Terimakasih…


Sumber https://www.advernesia.com/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Mengenal Direktori Standar Wordpress"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel