iklan

Perbedaan Saham Dan Obligasi Secara Umum

Perbedaan Saham dan Obligasi Secara Umum dan Contohnya Perbedaan Saham dan Obligasi Secara Umum

Perbedaan Saham dan Obligasi Secara Umum dan Contohnya – Investor selalu diberitahu untuk melaksanakan diversifikasi portofolio mereka, antara saham dan obligasi. Tapi apa sih perbedaan antara kedua jenis investasi itu? Di sini, kita akan melihat perbedaan antara saham dan obligasi dari tingkat yang paling mendasar.

Pengertian Saham dan Obligasi

Saham dan obligasi mewakili dua cara yang berbeda bagi suatu entitas untuk mengumpulkan uang guna mendanai atau memperluas operasinya. Ketika sebuah perusahaan mengeluarkan saham, perusahaan itu menjual “dirinya” sendiri dengan imbalan uang tunai. (Baca juga: Mengenal pasar uang )

Ketika entitas/perusahaan menerbitkan obligasi, ia mengeluarkan hutang dengan kesepakatan untuk membayar bunga atas penggunaan uang tersebut.

Saham hanyalah saham perusahaan perorangan. Begini cara kerjanya: Katakanlah perusahaan telah berhasil melewati tahap start up dan telah menjadi sukses. Pemilik ingin memperluas, tapi mereka tidak sanggup melakukannya hanya melalui pendapatan yang mereka dapatkan melalui operasi/bisnis mereka.

Akibatnya, mereka sanggup beralih ke pasar keuangan untuk pembiayaan tambahan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah, dengan membagi perusahaan menjadi “saham-saham”, dan kemudian menjual sebagian dari saham ini di pasar terbuka, dalam sebuah proses yang dikenal sebagai penawaran umum perdana “Initial Public Offering” atau IPO.

Seseorang yang membeli Saham, secara otomatis membuatnya menjadi pemilik sebagian perusahaan, berapapun saham yang dimiliki.

Inilah sebabnya mengapa saham juga disebut sebagai “ekuitas”.

Contoh Saham

Perusahaan XYZ mengeluarkan 1000 lembar saham, dengan nilai Rp 25.000,-/lembar saham. Tuan Budi membeli 200 lembar saham seharga Rp 5.000.000,-. Sekarang Tuan Budi telah “memiliki” 20%  dari Perusahaan XYZ dan berhak mendapat 20% keuntungan higienis perusahaan XYZ. Perusahaan XYZ juga mempunyai komplemen modal sebesar Rp 5.000.000,- dari Tuan Budi.

Obligasi, di sisi lain, mewakili hutang. Pemerintah, korporasi, atau entitas/perusahaan lain yang perlu mengumpulkan uang tunai, meminjam uang di pasar umum dan selanjutnya membayar bunga atas dukungan tersebut kepada investor.

Contoh Obligasi

Setiap obligasi mempunyai nilai nominal tertentu (katakanlah, $ 1000) dan membayar kupon kepada investor. Misalnya, obligasi $ 1000 dengan kupon 4% akan membayar $ 20 kepada investor dua kali setahun ($ 40 per tahun) hingga jatuh tempo. Pada dikala jatuh tempo, investor mengembalikan jumlah keseluruhan pokok aslinya kecuali untuk insiden langka ketika obligasi default (yaitu, penerbit tidak sanggup melaksanakan pembayaran). 

Baca juga:

  1. 7 Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal
  2. Pengertian, Jenis-Jenis dan Contoh Pasar Input Serta Teorinya [Lengkap]
  3. 7 Jenis Produk Pasar Modal [Manfaat dan Fungsinya]

Perbedaan Saham dan Obligasi untuk Investor

Karena setiap saham merupakan cuilan kepemilikan di perusahaan  (yang berarti pemilik saham baik dalam keuntungan atau kerugian perusahaan) seseorang yang berinvestasi di saham sanggup memperoleh keuntungan jikalau perusahaan berjalan dengan sangat baik dan nilainya meningkat dari waktu ke waktu. Pada dikala yang sama, ia menanggung risiko bahwa perusahaan sanggup berkinerja jelek dan sahamnya sanggup turun – atau, dalam skenario terburuk (kebangkrutan) – hilang sama sekali.

Saham individu dan keseluruhan pasar saham, cenderung berada pada posisi investasi yang sangat berisiko . Artinya, sanggup beriesiko kapan saja seorang investor kehilangan uangnya. Namun, mereka juga cenderung memperlihatkan keuntungan jangka panjang. Oleh lantaran itu saham sangat disukai oleh orang-orang yang mempunyai peluang investasi jangka panjang dan sanggup dimaklumi dikala menghadapi resiko jangka pendek.

Obligasi tidak mempunyai potensi pengembalian saham jangka panjang yang kuat, namun lebih disukai oleh investor yang pendapatannya menjadi prioritas. Selain itu, obligasi kurang berisiko dibandingkan saham. Sementara harga mereka berfluktuasi di pasar, sebagian besar obligasi cenderung membayar kembali jumlah pokok pada dikala jatuh tempo, dan ada risiko kerugian yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham.

Kesimpulan Perbedaan Saham dan Obligasi

Saham merupakan hak kepemilikan pada perusahaan. Obligasi yakni bentuk hutang jangka panjang dimana perusahaan penerbit berjanji untuk membayar jumlah pokok pada tanggal tertentu.

Saham membayar dividen kepada pemiliknya, namun hanya jikalau perusahaan tersebut menyatakan dividennya. Dividen yakni distribusi keuntungan perusahaan. Obligasi membayar bunga kepada pemegang obligasi. Umumnya, kontrak obligasi mengharuskan pembayaran bunga tetap dilakukan setiap enam bulan.

Setiap perusahaan mempunyai saham biasa . Beberapa perusahaan menerbitkan saham preferen disamping saham biasa. Banyak pula perusahaan tidak menerbitkan obligasi.

Saham dan obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terbesar sering diperdagangkan di bursa saham dan obligasi. Saham dan obligasi perusahaan kecil sering dipegang oleh investor dan tidak pernah diperdagangkan di bursa.

Tabel Perbandingan Saham Dan Obligasi

Saham Obligasi
Deskripsi singkat Surat kepemilikan perusahaan Surat hutang
Badan yang sanggup mengeluarkan Perusahaan terbuka (Tbk.) Perusahaan dan pemerintah
Pembagian keuntungan deviden, diambil dari keuntungan higienis perusahaan harga pokok dan bunga
Jangka waktu Tidak terbatas, selama perusahaan itu masih ada Terbatas, jangka waktu pembayaran telah ditentukan
Kewajiban tubuh untuk membayar Hanya jikalau perusahaan untung Sangat wajib untuk dibayar
Resiko investasi Cukup Besar, lantaran sanggup saja perusahaan mengalami kerugian atau bahkan bangkrut. Kecil, lantaran berapapun keuntungan atau kerugian, perusahaan tetap wajib membayar sejumlah bunga yang telah di tentukan.
Keuntungan investasi High risk, high reward.
Jika untung, sanggup menghasilkan uang dalam jumlah besar, lebih besar daripada obligasi.
Low risk, low reward.
Pemegang obligasi mendapat keuntungan secara niscaya setiap tahunnya.
Apa yang terjadi jikalau perusahaan gulung tikar (likuidasi) ? Kepemilikan saham menjadi tidak berharga. Perusahaan hanya akan membayar keuntungan terakhir, itu pun kalau ada. Pemegang obligasi di dahulukan atau di prioritaskan untuk dibayar. Bahkan, untuk membayar pemegang obligasi sanggup memakai asset perusahaan.
Contoh Saham PT Sampoerna Tbk.
Saham Bank Central Asia (BCA)
Surat Utang Negara (SUN)
Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Sumber:
  1. https://www.accountingcoach.com/blog/stocks-bonds
  2. https://www.thebalance.com/the-difference-between-stocks-and-bonds-417069

Demikianlah pembahasan Perbedaan Saham dan Obligasi Secara Umum dan Contohnya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca. Terima kasih banyak atas kunjungannya.

Kunjungi artikel terbaru:

  1. Pengertian Dumping Adalah [Contoh dan Jenisnya] Dalam Perdagangan Internasional
  2. 3 Karakteristik Administrasi Perkantoran Dan Contohnya
  3. Unsur Unsur Administrasi Perkantoran [Contoh dan Penjelasan] Menurut Ahli
  4. Pengertian, Segmentasi Pasar [Strategi dan Contoh]
  5. Pengertian Stakeholder [Teori Analisis dan Contoh]

Sumber http://www.akuntansilengkap.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Perbedaan Saham Dan Obligasi Secara Umum"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel