Penyelesaian Dilema Jaringan Menurut Model Osi
Model OSI juga menyediakan dasar yang sistematis untuk mengatasi masalah jaringan. Dalam setiap skenario troubleshooting, mekanisme pemecahan persoalan dasar mencakup langkah-langkah berikut:
- Mengidentifikasi dan memprioritaskan solusi alternatif.
- Pilih salah satu alternatif sebagai solusinya.
- Mengimplementasikan solusi.
- Mengevaluasi solusi.
Model OSI dapat digunakan sebagai pedoman untuk pemecahan masalah. Menggunakan model berlapis, ada tiga pendekatan pemecahan masalah yang berbeda yang teknisi dapat digunakan untuk mengisolasi masalah:
- Bottom-Up - Pendekatan bottom-up dimulai dengan komponen fisik dari jaringan dan bekerja dengan cara naik lapisan dari model OSI. Pemecahan persoalan bottom-up merupakan pendekatan yang efektif dan efisien untuk tersangka persoalan fisik.
- Top-Down - Pendekatan top-down dimulai dengan aplikasi pengguna dan bekerja dengan cara menuruni lapisan dari model OSI. Pendekatan ini dimulai dengan asumsi bahwa masalahnya adalah dengan aplikasi dan bukan infrastruktur jaringan.
- Divide-and-Conquer -digunakan oleh teknisi jaringan lebih berpengalaman. Teknisi membuat tebakan menargetkan lapisan masalah dan kemudian berdasarkan hasil pengamatan, bergerak ke atas atau bawah lapisan OSI.
Layer 1 Troubleshooting
Layer 1 berkaitan dengan konektivitas fisik dari perangkat jaringan. Permasalahan layer 1 sering melibatkan kabel dan listrik, dan merupakan alasan untuk memanggil help desk. Beberapa umum layer 1 mencakup :
- Daya perangkat mati
- Daya perangkat dicabut
- Koneksi jaringan kabel yang longgar
- Jenis kabel yang salah
- Kabel jaringan yang rusak
- Titik terusan nirkabel rusak
- Pengaturan nirkabel yang salah, contohnya SSID
Untuk memecahkan persoalan pada Layer 1, periksa dulu bahwa semua perangkat listrik telah menyala. Hal ini mungkin sepertinya menjadi solusi yang jelas, tetapi banyak kali orang yang melaporkan masalahnya mungkin mengabaikan perangkat yang berada dalam jalur jaringan dari sumber ke tujuan. Jika ada LED yang menampilkan status keterhubungan, mem-verifikasi dengan pelanggan bahwa mereka sedang menerangkan secara benar. Secara visual mengusut semua pemasangan kabel jaringan dan menyambung kembali kabel untuk memastikan koneksi yang benar. Jika masalahnya yaitu dengan nirkabel, pastikan titik terusan nirkabel operasional dan bahwa pengaturan nirkabel dikonfigurasi dengan benar.
Ketika sedikit troubleshooting suatu masalah, teknisi harus menasihati pemanggil melalui setiap langkah, apa yang harus dicari, dan apa yang harus dilakukan jikalau kesalahan ditemukan. Jika itu ditentukan bahwa semua Layer 1 terbitan telah ditujukan, kini saatnya untuk bepergian atas, model OSI ke Layer 2. Ketika sedikit troubleshooting suatu masalah, teknisi harus segera memberi tahu penelepon melewati setiap langkah, apa yang harus dicari, dan apa yang harus dilakukan Jika suatu kesalahan ditemukan.
Layer 2 Troubleshooting
Masalah pada Layer 2 sanggup disebabkan oleh peralatan yang rusak, driver perangkat yang salah, atau switch salah dikonfigurasi. Ketika troubleshooting suatu masalah, mungkin sulit untuk mengisolasi masalah pada layer 2.
Seorang teknisi on-site sanggup memeriksa apakah NIC terinstal dan bekerja dengan benar. Reseating NIC, atau mengganti NIC rusak sanggup membantu untuk mengisolasi masalah. Proses yang sama sanggup dilakukan dengan switch jaringan.
Layer 3 Troubleshooting
Pada Layer 3, teknisi perlu menyidik pengalamatan logis dipakai dalam jaringan, ibarat denah alamat IP. Jika jaringan menggunakan alamat IP, teknisi memverifikasi bahwa perangkat tersebut mempunyai pengaturan yang tepat, seperti:
- Alamat IP dalam jaringan yang ditetapkan
- Correct subnet mask
- Default gateway yang benar
- Pengaturan lain yang diperlukan, ibarat DHCP atau DNS
Pada Layer 3, beberapa utilitas sanggup membantu dengan proses pemecahan masalah. Tiga command line yang paling umum yaitu :
- ipconfig - Menunjukkan pengaturan IP pada komputer
- ping - Tes konektivitas jaringan dasar
- Tracert - Melihat jalur routing antara sumber dan tujuan tersedia
Kebanyakan masalah jaringan biasanya dapat diatasi dengan menggunakan ini Layer 1, 2, dan 3 teknik Troubleshooting.
Layer 4 Troubleshooting
Jika Layers 1 hingga 3 semua muncul untuk menjadi beroperasi secara normal dan teknisi berhasil sanggup nge-ping alamat IP dari server jauh, sekarang saatnya untuk memeriksa lapisan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, suatu firewall jaringan dipakai sepanjang alur, penting untuk mengusut bahwa aplikasi TCP atau UDP port terbuka dan tidak ada filter mendaftar sedang menghalangi kemudian lintas ke port tersebut.
Layer 5 -7 Troubleshooting
Teknisi juga harus mengusut konfigurasi aplikasi. Sebagai contoh, jikalau troubleshooting suatu email, pastikan bahwa aplikasi yang dikonfigurasi benar mengirim dan menerima informasi server email. Hal ini juga diharapkan untuk memastikan bahwa resolusi nama domain berfungsi ibarat yang diharapkan.
0 Response to "Penyelesaian Dilema Jaringan Menurut Model Osi"
Posting Komentar