Naskah Khutbah Idul Fitri 1440 H / 2019 M
, - NASKAH KHUTBAH IDUL FITRI 1440 H / 2019 M,
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd,
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu Wata'ala,
Pada Hari ini, Rabu tanggal 1 Syawal 1440 H kita berkumpul kembali, duduk bersimpuh di atas hamparan tanah dinaungi langit membentang luas. Baru saja di daerah ini kita gotong royong menggemakan kebanggaan keagungan kepada Allah Subhanahu wata'ala, sehingga bumi dan langit bergemuruh syahdu dengan bunyi takbir, tahlil dan tahmid. Setelah itu, kita serentak sujud, sembari berdoa memuji Allah Rabbul Izzah.
Karena itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada diri saya sendiri dan juga kepada hadirin sekalian, marilah kita tundukkan kepala dan jiwa kita di hadapan Allah Yang Maha Besar. Campakkan jauh-jauh sifat keangkuhan dan kecongkakan yang sanggup menjauhkan kita dari rahmat Allah Subhanahu wata'ala. Sebab apapun kebesaran yang kita sandang, bahwasanya kita hanyalah makhluk kecil di hadapan Allah. Betapapun perkasanya kita, sangat lemah dihadapan Allah Yang Maha Kuat. Betapapun hebat kekuasaan dan efek yang kita miliki, kita tidak berdaya dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd,
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu wata'ala.
Pada era modern ini, tingkat kekayaan ternyata tak sebanding dengan tingkat kebahagiaan dan ketahanannya menghadapi tantangan hidup. Banyak orang yang secara finansial mapan, bahkan berlebih, akan tetapi merasa hampa dalam hidupnya. Orang menyerupai ini memiliki ketahanan hidup yang rendah, sehingga ketika menghadapi sedikit dilema akan mengalami tekanan jiwa. Tidak heran kalau kemudian stres mendapat julukan gres sebagai silent killer (pembunuhan diam-diam).
Coba kita bandingkan dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sebelum diangkat menjadi Nabi, dia yakni orang yang paling dicintai penduduk Makkah berkat akhlaknya yang mulia. Iapun mendapat gelar al-Amin, sebab semua orang setuju bahwa dia yakni orang yang sangat amanah. Akan tetapi, sesudah dia memberikan risalah tauhid, hampir semua orang berbalik memusuhinya. Merekapun kemudian menggelarinya Majnun (orang gila) dan Sahir (tukang sihir). Tiga belas tahun mengajak umat kepada jalan kebenaran, tetapi umpatan, bahaya dan intimidasi yang dia dapatkan.
Akan tetapi dengan semua dilema dan tantangan yang di hadapi, dia tetap tegar menjalankan misi dakwah dan tidak merasa tertekan. Mengapa demikian? Rahasianya ada pada penopang hidup yang sangat kokoh. Ya, sangat kokoh sebab bersandar pada Dzat Yang Maha Kokoh yaitu Allah Ta’ala. Itulah tawakkal yang menghunjam dalam hati. Beliau bersandar berpengaruh kepada Pencipta dan Penolongnya. Dialah satu-satunya Dzat yang tak sekedar menjanjikan, tetapi juga membuktikan. Dia akan selalu menolong dan melindungi siapapun yang berpasrah kepada-Nya.
Orang yang bertawakkal kepada Allah tidak akan merasa lemah. Justru ia akan mendapat banyak kelebihan dari Allah Ta’ala. Diantaranya:
Pertama; Jaminan kecukupan dari Allah Subhanahu Wata'ala. Seorang yang bertawakkal tidak merasa khawatir kekurangan apapun. Karena Allah Ta’ala telah berjanji memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Bagaimana mungkin timbul kekhawatiran, kalau pemilik langit dan bumi sudah berjanji mencukupinya? Bahkan orang terkaya dan paling berkuasa di duniapun tidak bisa menawarkan kesepakatan menyerupai itu. Allah berfirman:
Orang yang bertawakkal akan mengerahkan perjuangan yang bisa dilakukan, kemudian mewujudkan kepasrahan kepada Allah. Karena kepasrahannya itulah, Allah akan mengabulkan hajat dan keinginannya. Dengan kesempurnaan sifat Rahman dan Rahim-Nya, mustahil Allah meninggalkan hamba yang berpasrah kepada-Nya. Rasulullah dalam sebuah hadis menciptakan ilustrasi mengenai hal ini. Sabda beliau: “Jika kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah, pastilah Ia akan memberi rezeki kepada kalian menyerupai Ia memberi rezeki kepada burung. Burung itu keluar dari sarangnya pada pagi hari dalam kondisi perut yang kosong, dan kembali pada sore hari dengan perut yang kenyang.” (Hr. at-Tirmidzi, Ibn Majah dan Ahmad)
Yang Kedua; Tawakkal akan mengundang cinta dan kasih Allah Subhanahu Wata'ala. Ini yakni kehormatan yang sangat besar. Mendapatkan cinta dari Sang Penguasa langit dan bumi, padahal kita hanyalah hamba yang hina. Dan cinta Allah selalu beriringan dengan rahmat, santunan dan pemeliharaan-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
Jika cinta Allah sudah didapatkan, maka semua makhluk yang mulia ikut menyayangi kita. Ya, makhluk-makhluk mulia di langit, para malaikat Allah. Demikian juga orang-orang shalih yang ada di bumi. Maka cucuran cinta yang murni akan mengiringi kehidupan kita; cinta Allah dan cinta yang berlandaskan ketaatan kepada Allah, bukan cinta yang timbul dari syahwat dunia. Mengenai hal ini,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu wata'ala.
Yang Ketiga; Tawakkal akan melahirkan kekuatan dan ketenangan jiwa. Para ulama menyimpulkan bahwa tawakkal kepada Allah Subhanahu wata'ala sangat diharapkan setiap muslim dalam mengarungi hidup dan menghadapi ujian kehidupan. Terlebih lagi bagi mereka yang sudah menyatakan siap mengemban kiprah para Nabi dan Rasul, sebagai penyeru kebenaran dan penyampai risalah Tuhan, yaitu sebagai juru dakwah atau Da’i. Maka masuk akal kalau seorang yang bertawakkal kepada Allah Subhanahu Wata'ala akan mendapat manfaat yang besar secara psikologis, yakni sifat tegar, optimis dan bebas dari gangguan stres. Tawakal menciptakan mereka tampil mengagumkan pada ketika yang lain tampak memprihatinkan. Tawakkal menawarkan rasa aman, disaat yang lain ketakutan. Ketika lebih banyak didominasi orang ragu untuk melangkah, ia melangkah dengan pasti. Saat orang lain hatinya goncang, ia tetap tenang. Dan bila rasa pesimis melingkupi hati manusia, orang yang bertawakkal bergerak dengan rasa optimisme yang tinggi.
Inilah yang pernah ditunjukkan Nabi Musa Alahis Salam, seorang langsung yang menjadi role model dalam sifat tawakal yang luar biasa. Pada ketika dia dikejar-kejar Fir’aun, -sang penguasa zalim yang mengaku Tuhan-, dengan penuh keyakinan hati dia memimpin kaumnya keluar dari negeri Mesir. Padahal, kaumnya merasa sangat pesimis bisa selamat dari kejaran Fir'aun. Mereka merasa resources yang dimiliki sangat minim, sedangkan Fir’aun tiba dengan kekuatan penuh. Bahkan Fir’aun sendiri memimpin pasukannya melaksanakan pengejaran. Ketika jarak mereka sudah sangat dekat, Musa dengan keteguhan hati yang luar biasa meyakinkan kaumnya bahwa Allah akan menolong mereka. Kisah ini diabadikan dalam Alqur’an, dalam firman-Nya:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu wata'ala.
Sesungguhnya, rasa tawakkal yang bisa mendatangkan semua kemanfaatan tersebut harus dilandasi keimanan yang berpengaruh kepada Allah, serta senantiasa melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Maka apapun tantangan hidup yang kita hadapi, apapun rintangan yang kita temui, jangan pernah merasa lemah dan gentar. Jangan pernah berputus impian kepada Allah. Kita yakin Allah bersama kita. Kita percaya Allah akan menolong hamba-Nya yang taat dan berpasrah kepada-Nya.
Kepada para penyeru kebaikan. Kepada para aktifis yang mencurahkan segenap waktu, pikiran dan tenaganya untuk menegakkan kebenaran. Kepada para p0juang yang ingin melihat keadilan dan kemakmuran ditegakkan di negeri kita tercinta. Jangan merasa lemah. Jangan merasa kalah. Jangan hilang impian dan keyakinan. Percayalah, Allah tidak akan menyia-nyiakan perjuangan hamba-Nya sekecil apapun. Dan yakinlah, pada ketika tiba masanya, Allah akan mewujudkan doa dan munajat kita, Allan akan balas perjuangan kita, yaitu terwujudnya Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.
Selanjutnya, marilah kita berdoa biar Allah Subhanahu Wata'ala, biar Ia menimbulkan kita orang senantiasa istiqamah dalam ketakwaan, selalu bertawakkal, dan tidak pernah putus impian akan cinta dan rahmat-Nya. Amin ya rabbal alamin.
Judul Naskah Khutbah Idul Fitri 1440 H /2019 M |
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd,
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu Wata'ala,
Pada Hari ini, Rabu tanggal 1 Syawal 1440 H kita berkumpul kembali, duduk bersimpuh di atas hamparan tanah dinaungi langit membentang luas. Baru saja di daerah ini kita gotong royong menggemakan kebanggaan keagungan kepada Allah Subhanahu wata'ala, sehingga bumi dan langit bergemuruh syahdu dengan bunyi takbir, tahlil dan tahmid. Setelah itu, kita serentak sujud, sembari berdoa memuji Allah Rabbul Izzah.
Karena itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada diri saya sendiri dan juga kepada hadirin sekalian, marilah kita tundukkan kepala dan jiwa kita di hadapan Allah Yang Maha Besar. Campakkan jauh-jauh sifat keangkuhan dan kecongkakan yang sanggup menjauhkan kita dari rahmat Allah Subhanahu wata'ala. Sebab apapun kebesaran yang kita sandang, bahwasanya kita hanyalah makhluk kecil di hadapan Allah. Betapapun perkasanya kita, sangat lemah dihadapan Allah Yang Maha Kuat. Betapapun hebat kekuasaan dan efek yang kita miliki, kita tidak berdaya dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu wata'ala.
Pada era modern ini, tingkat kekayaan ternyata tak sebanding dengan tingkat kebahagiaan dan ketahanannya menghadapi tantangan hidup. Banyak orang yang secara finansial mapan, bahkan berlebih, akan tetapi merasa hampa dalam hidupnya. Orang menyerupai ini memiliki ketahanan hidup yang rendah, sehingga ketika menghadapi sedikit dilema akan mengalami tekanan jiwa. Tidak heran kalau kemudian stres mendapat julukan gres sebagai silent killer (pembunuhan diam-diam).
Coba kita bandingkan dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sebelum diangkat menjadi Nabi, dia yakni orang yang paling dicintai penduduk Makkah berkat akhlaknya yang mulia. Iapun mendapat gelar al-Amin, sebab semua orang setuju bahwa dia yakni orang yang sangat amanah. Akan tetapi, sesudah dia memberikan risalah tauhid, hampir semua orang berbalik memusuhinya. Merekapun kemudian menggelarinya Majnun (orang gila) dan Sahir (tukang sihir). Tiga belas tahun mengajak umat kepada jalan kebenaran, tetapi umpatan, bahaya dan intimidasi yang dia dapatkan.
Akan tetapi dengan semua dilema dan tantangan yang di hadapi, dia tetap tegar menjalankan misi dakwah dan tidak merasa tertekan. Mengapa demikian? Rahasianya ada pada penopang hidup yang sangat kokoh. Ya, sangat kokoh sebab bersandar pada Dzat Yang Maha Kokoh yaitu Allah Ta’ala. Itulah tawakkal yang menghunjam dalam hati. Beliau bersandar berpengaruh kepada Pencipta dan Penolongnya. Dialah satu-satunya Dzat yang tak sekedar menjanjikan, tetapi juga membuktikan. Dia akan selalu menolong dan melindungi siapapun yang berpasrah kepada-Nya.
Orang yang bertawakkal kepada Allah tidak akan merasa lemah. Justru ia akan mendapat banyak kelebihan dari Allah Ta’ala. Diantaranya:
Pertama; Jaminan kecukupan dari Allah Subhanahu Wata'ala. Seorang yang bertawakkal tidak merasa khawatir kekurangan apapun. Karena Allah Ta’ala telah berjanji memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Bagaimana mungkin timbul kekhawatiran, kalau pemilik langit dan bumi sudah berjanji mencukupinya? Bahkan orang terkaya dan paling berkuasa di duniapun tidak bisa menawarkan kesepakatan menyerupai itu. Allah berfirman:
Orang yang bertawakkal akan mengerahkan perjuangan yang bisa dilakukan, kemudian mewujudkan kepasrahan kepada Allah. Karena kepasrahannya itulah, Allah akan mengabulkan hajat dan keinginannya. Dengan kesempurnaan sifat Rahman dan Rahim-Nya, mustahil Allah meninggalkan hamba yang berpasrah kepada-Nya. Rasulullah dalam sebuah hadis menciptakan ilustrasi mengenai hal ini. Sabda beliau: “Jika kalian benar-benar bertawakkal kepada Allah, pastilah Ia akan memberi rezeki kepada kalian menyerupai Ia memberi rezeki kepada burung. Burung itu keluar dari sarangnya pada pagi hari dalam kondisi perut yang kosong, dan kembali pada sore hari dengan perut yang kenyang.” (Hr. at-Tirmidzi, Ibn Majah dan Ahmad)
Yang Kedua; Tawakkal akan mengundang cinta dan kasih Allah Subhanahu Wata'ala. Ini yakni kehormatan yang sangat besar. Mendapatkan cinta dari Sang Penguasa langit dan bumi, padahal kita hanyalah hamba yang hina. Dan cinta Allah selalu beriringan dengan rahmat, santunan dan pemeliharaan-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
Jika cinta Allah sudah didapatkan, maka semua makhluk yang mulia ikut menyayangi kita. Ya, makhluk-makhluk mulia di langit, para malaikat Allah. Demikian juga orang-orang shalih yang ada di bumi. Maka cucuran cinta yang murni akan mengiringi kehidupan kita; cinta Allah dan cinta yang berlandaskan ketaatan kepada Allah, bukan cinta yang timbul dari syahwat dunia. Mengenai hal ini,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu wata'ala.
Yang Ketiga; Tawakkal akan melahirkan kekuatan dan ketenangan jiwa. Para ulama menyimpulkan bahwa tawakkal kepada Allah Subhanahu wata'ala sangat diharapkan setiap muslim dalam mengarungi hidup dan menghadapi ujian kehidupan. Terlebih lagi bagi mereka yang sudah menyatakan siap mengemban kiprah para Nabi dan Rasul, sebagai penyeru kebenaran dan penyampai risalah Tuhan, yaitu sebagai juru dakwah atau Da’i. Maka masuk akal kalau seorang yang bertawakkal kepada Allah Subhanahu Wata'ala akan mendapat manfaat yang besar secara psikologis, yakni sifat tegar, optimis dan bebas dari gangguan stres. Tawakal menciptakan mereka tampil mengagumkan pada ketika yang lain tampak memprihatinkan. Tawakkal menawarkan rasa aman, disaat yang lain ketakutan. Ketika lebih banyak didominasi orang ragu untuk melangkah, ia melangkah dengan pasti. Saat orang lain hatinya goncang, ia tetap tenang. Dan bila rasa pesimis melingkupi hati manusia, orang yang bertawakkal bergerak dengan rasa optimisme yang tinggi.
Inilah yang pernah ditunjukkan Nabi Musa Alahis Salam, seorang langsung yang menjadi role model dalam sifat tawakal yang luar biasa. Pada ketika dia dikejar-kejar Fir’aun, -sang penguasa zalim yang mengaku Tuhan-, dengan penuh keyakinan hati dia memimpin kaumnya keluar dari negeri Mesir. Padahal, kaumnya merasa sangat pesimis bisa selamat dari kejaran Fir'aun. Mereka merasa resources yang dimiliki sangat minim, sedangkan Fir’aun tiba dengan kekuatan penuh. Bahkan Fir’aun sendiri memimpin pasukannya melaksanakan pengejaran. Ketika jarak mereka sudah sangat dekat, Musa dengan keteguhan hati yang luar biasa meyakinkan kaumnya bahwa Allah akan menolong mereka. Kisah ini diabadikan dalam Alqur’an, dalam firman-Nya:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd
Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu wata'ala.
Sesungguhnya, rasa tawakkal yang bisa mendatangkan semua kemanfaatan tersebut harus dilandasi keimanan yang berpengaruh kepada Allah, serta senantiasa melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Maka apapun tantangan hidup yang kita hadapi, apapun rintangan yang kita temui, jangan pernah merasa lemah dan gentar. Jangan pernah berputus impian kepada Allah. Kita yakin Allah bersama kita. Kita percaya Allah akan menolong hamba-Nya yang taat dan berpasrah kepada-Nya.
Kepada para penyeru kebaikan. Kepada para aktifis yang mencurahkan segenap waktu, pikiran dan tenaganya untuk menegakkan kebenaran. Kepada para p0juang yang ingin melihat keadilan dan kemakmuran ditegakkan di negeri kita tercinta. Jangan merasa lemah. Jangan merasa kalah. Jangan hilang impian dan keyakinan. Percayalah, Allah tidak akan menyia-nyiakan perjuangan hamba-Nya sekecil apapun. Dan yakinlah, pada ketika tiba masanya, Allah akan mewujudkan doa dan munajat kita, Allan akan balas perjuangan kita, yaitu terwujudnya Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.
Selanjutnya, marilah kita berdoa biar Allah Subhanahu Wata'ala, biar Ia menimbulkan kita orang senantiasa istiqamah dalam ketakwaan, selalu bertawakkal, dan tidak pernah putus impian akan cinta dan rahmat-Nya. Amin ya rabbal alamin.
Bagi anda yang memerlukan Naskah Khutbah Idul Fitri 1440 H /2019 M ini anda sanggup unduh dibawah ini yang telah sediakan :
Unduh Naskah Khutbah Idul Fitri 1440 H /2019 M
Demikianlah beberapa yang admin sampaikan dalam artikel ini sanggup bermanfaat bagi kita semua
Sumber http://aqsha-computer.blogspot.com
Unduh Naskah Khutbah Idul Fitri 1440 H /2019 M
Demikianlah beberapa yang admin sampaikan dalam artikel ini sanggup bermanfaat bagi kita semua
0 Response to "Naskah Khutbah Idul Fitri 1440 H / 2019 M"
Posting Komentar