iklan

Para Salaf Mencuri Waktu Untuk Beristighfar




Jika mengingat pesan para salaf (pendahulu) kita, maka kita sangat aib menisbatkan diri kepada mereka,

Luqman ‘alaihis salam berpesan kepada anaknya :


يَا بُنِيَّ عَوِّدْ لِسَانَكَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، فَإِنَّ لِلَّهِ سَاعَاتٍ لَا يَرُدَّ فِيهَا سَائِلًا
“Wahai anakku biasakan lisanmu dengan ucapan:

“Allahummagfirli”,
Karena Allah mempunyai waktu waktu yang tidak ditolak seruan hamba-Nya di waktu itu.”

Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata :
”Perbanyaklah istighfar di rumah rumah, meja meja makan, jalan jalan, pasar pasar dan majelis majelis kalian di manapun kalian berada. Karena kalian tidak tahu kapan turunnya pengampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala”.

(Jami’ Al-ulum wal hikam hal. 535, Darul Aqidah, Kairo, cet.1, 1422 H)

Belum lagi dongeng imam Malikrahimahullah yang mencuri waktunya yang sangat mahal.

Ketika penyambung suaranya berbicara ketika majelis kajian (saat itu belum ada pengeras suara, maka ada beberapa penyambung bunyi berbicara sehabis imam Malik berbicara). Maka waktu longgar tersebut dimanfaatkan oleh ia untuk beristighfar kepada AllahTa’ala.

Masyaallah, sangat jauh dari kita.

JANGAN LALAI BERISTIGHFAR

Istighfar menciptakan kehidupan menjadi mudah, terasa ringan aneka macam ujian dan cobaan

Allah Ta’ala berfirman :


وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
“Dan hendaklah kau meminta ampun (istighfar) kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kau mengerjakan yang demikian),niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu hingga kepada waktu yang telah ditentukan.”(QS.Hud:3)

Syaikh Muhammad Amin As-Syinqiti berkata :
“Pendapat terkuat wacana yang dimaksud dengan kenikmatan yaitu rizki yang melimpah, kehidupan yang lapang dan keselamatan didunia dan yang dimaksud dengan waktu yang ditentukan yaitu kematian.”

(Adhwa’ul Bayan 2/170, Darul Fikr, Libanon, 1415 H, Asy-Syamilah)

Istighfar juga menciptakan tragedi alam tidak jadi turun, kemudian kalau turun memudahkan kita menghadapinya, dan segera sanggup menghilangkan tragedi alam tersebut.

Jangan lalai juga berdzikir
Kita tampaknya lupa juga dengan tawaran berdzikir, padahal ini yaitu perbuatan yang sangat mudah.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda :

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu

“Subhanallah wabi hamdih, subhanallahil ‘azhim”

(Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung).
(HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

Kemudian hasilnya serta pahala sangat besar, salah satu saja misalnya :
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

Barangsiapa yang mengucapkan :

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
“Subahnallah wa bihamdihi “di dalam sehari 100 kali, dihapuskan dosa dosanya walaupun ibarat buih dilautan”

(HR. Bukhari, no. 5926 dan Muslim, no. 4857)

Perhatikan, hanya sekitar 3 5 menit untuk membacanya 100 kali, dosa kita terhapus semuanya.
Terbukti, kuatnya efek dzikir
Bagi yang sudah terbiasa berdzikir dan mencicipi nikmatnya, maka ia yaitu kebutuhan pokok seorang hamba dalam kehidupan sehari hari.

Ia yaitu kekuatan yang memudahkan kita melakukan aneka macam ketataan dan mejaga kita dari keburukuan.

Seolah olah ada yang kurang kalau tidak berdzikir. Dan Dzikir pagi petang sebagai daerah pengisiannya.

Hanya berdzikir mengingat Allah hati kita menjadi tenang, kalau masih saja tidak damai padahal sudah berdzikir, ketahuilah hati kita mungkin sedang sakit, sehingga perlu keseriusan dan terus menerus berdzikir.

Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

(Qs. Ar-Ra’d: 28)

Hendaklah kita bijak memakai waktu kita yang sangat mahal.

Seorang ulama berkata kepada mereka yang sedang duduk duduk (sekedar nongkrong) bahwa ia ingin sekali membeli waktunya.

Belum lagi para ulama yang tidur sehari hanya sekitar empat jam saja. Karena kiprah kita sangat banyak dalam dakwah maka jual mahallah terhadap waktu.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar insan yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”.

(HR. Bukhari no.6412)

Semoga kita sanggup memanfatkan waktu biar membiasakan diri untuk Selalu beristighfar dan berdzikir

Wallahu a'lam...

Sumber : Group WA Online Tholabul'ilmi

Website :
 Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com

Follow IG Tholabul'ilmi WA : 

https://www.instagram.com/p/BqIw9Z2FWyG/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=2uzwmgivdua2

▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
Ukh Petty Nusaybah :
+6285266812579

Sumber http://annisawally0208.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Para Salaf Mencuri Waktu Untuk Beristighfar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel