iklan

Pembahasan Dan Perhitungan Capital Budgeting

CAPITAL  BUDGETING

Jika berbicara pembahasan mengenai Capital budgeting, akan selalu kita jumpai mulai dari dikala kita duduk dibangku kuliah, hingga memilih keputusan dikala berada di posisi top management, atau bahkan dikala kita akan bermulai wirausaha.

Terkait dengan pembahasan blog ini, problem Capital Budgeting banyak dijumpai oleh para analis untuk memilih layak atau tidaknya suatu proyek untuk dibiayai. Capital budgeting biasanya dipakai dikala kita akan menilai kelayakan suatu proyek,
bisa pembelian peralatan modal kerja ataupun dipakai untuk mengukur suatu Pekerjaan yang akan dikerjakan.

Pengalaman saya sendiri, saya sering memakai indicator-indikator dalam Capital Budgeting untuk memilih layak atau tidaknya suatu proyek.

Capital Budgeting mempunyai beberapa indicator antara lain :

-          Pay Back Period
Yaitu suatu metode yang dipakai untuk menghitung arus kas higienis yang didapat dari suatu proyek dalam suatu periode tertentu, yang akan dikurangi dengan nilai investasi (outlay) awalnya.

Berdasarkan pemahaman saya pribadi Pay Back Period Memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

·         Kelebihan PBP
1.      Sangat gampang diaplikasikan, terhadap perusahaan baik yang mempunyai jenis pernerimaan harian, mingguan, bulanan.
2.      Berbeda dengan Break Event Point, PBP menitikberatkan berapa usang waktu yang diharapkan untuk mengembalikan nilai investasi yang telah diinvestasikan.
3.      Tidak memerlukan keahlian khusus untuk menghitung PBP.

·         Kelemahan PBP
1.      Karena terlalu sederhana, diragukan keakuratan dari hasil perhitungannya.
2.      PBP tidak mengenal unsur risiko bisnis maupun risiko keuangan 
3.     PBP tidak mengenal unsur Time Value of Money, padahal uang yang akan kita terima diwaktu yang akan tiba  nilainya terus tergerus.


-          Net Present Value (NPV)
Sebenernya banyak bahasa buku yang sanggup secara terperinci dan eksplisit mendefinisikan apa yang dimaksud dengan NPV ini, namun mengingat survey kecil-kecilan saya, bahwa pembaca blog ini tidak sepenuhnya dari kalangan akademisi, ataupun jikalau dipersempit lagi, sangat sedikit pembaca blog yang berasal dari fakultas ekonomi, maka saya mencoba semoga bahasa penulisan ini sanggup dicerna oleh semua pembaca setia #BPG

Menurut pemahaman saya, NPV yaitu suatu metode yang dipakai untuk mengukur nilai surplus atas modal yang ditanamkan kedalam suatu project / aktiva yang dimana proceed tersebut sebelumnya sudah dikalikan dengan discount factor yang berlaku (dipresent value-kan). Pembahasan lengkapnya di pola soal dibawah saja ya, kini kita teori saja dulu 

-          Internal Rate of Return (IRR)
IRR tidak kalah terkenalnya dengan PBP dan NPV, definisi sesuai pemahaman saya setidaknya ada 2 Definisi IRR berdasarkan saya

a.       IRR metode untuk mencari tingkat Discount factor tertentu yang sanggup menghasilkan nilai NPV = 0
b.      Dalam Pemahaman lain, IRR sanggup menjadi barometer bagi layak atau tidaknya suatu proyek untuk didanai (disandingkan dengan Biaya modal) layak apabila Biaya Modal (Cost of Capital) lebih kecil dibandingkan dengan IRR.


Contoh Kasus
(Berdasarkan pengalaman sebenarnya, seorang nasabah Pengusaha Fotocopy)

Mesin Fotocopy Berwarna dibeli dengan nilai Rp.350.000.000,- umur aktiva tersebut 5 tahun, Penyusutan memakai metode garis lurus, di selesai periode mempunyai nilai sisa (residu) sebesar Rp.50.000.000,- | Biaya Service pertahun Rp.10.000.000,- | Biaya Overhead perbulan Rp.5.000.000,- meningkat 5% setiap tahun | Biaya tenaga kerja perbulan Rp.4.500.000,- | Pembelian Kertas perbulan 100 Rim @ Rp.26.000,- = Rp.2.600.000,- Meningkat 10% setiap tahun| Pembelian Toner Perbulan Rp.2.500.000,-, Meningkat 5% setiap tahun | Biaya Bunga Pinjaman Bank perbulan 1.75 %, dilunasi tahun ketiga | Pendapatan Perbulan (Rata-rata) 100 x 500 Lembar x Rp.500,- (Color), = Rp.25.000.000,-  meningkat 15% setiap tahun| Pajak 1 % dari Omset PP No.46 Th.2013 | Discount Factor 21%


Tentukan PBP, NPV dan IRR

PENYELESAIAN








 LANGKAH V MENENTUKAN IRR

IRR sanggup dicari memakai metode interpolasi, maksudnya adalah, Nilai IRR sanggup kita tentukan apabila kita sudah mempunyai dua kondisi dimana suatu nilai proyek (outlay) dan imbal balik (procceed) yang sama dengan tingkat Discount Factor (DF) yang berbeda, sehingga didapat NPV bernilai Positif dan NPV bernilai Negatif (Tolong dimaafkan apabila saya menjelaskan dengan memakai bahasa ortodidak, yang berdasarkan saya lebih gampang dipahami, yang penting niat baiknya tersampaikan menuju kejalan yang benar, tergantung bagaimana anda lebih menikmati destination nya atau journey nya) J

Kita ambil Contoh DF dengan NPV yang sudah kita hitung semula
DF = 21 % Maka Didapat NPV = Rp.200.225.359,-

Contoh diatas yaitu NPV bernilai Positif, maka kita harus mencari DF yang menghasilkan NPV Negatif (Bebas angkanya, asalkan menghasilkan NPV Negatif)

Contoh : saya Menggunakan DF = 75%
Lalu bagaimana kita sanggup mengetahui bahwa DF 75% menghasilkan NPV Negatif ?
Berikut pembuktiannya : 


Maka didapat NPV bernilai NEGATIF
= Rp.195.388.091 – Rp.350.000.000,-
=  (Rp.154.611.909,-) = MINUS

Setelah NPV Positif dan NPV Negatif sudah kita dapatkan, berikut ini yaitu Formula Menghitung IRR


Dimana :

DF 1 = 21 % (DF pertama)
NPV 1 = Rp.200.225.359,-
DF 2 = 75 %
NPV 2 = (Rp.154.611.909,-)


Jadi kesimpulan yang sanggup kita petik sehabis kita selesai menghitung IRR yaitu :
-       
  •        Kita mengetahui (dalam pola soal yg kita bahas) bahwa discount factor (DF) berada ditingkat 51,47 % akan menghasilkan NPV = 0

  •           Biaya Modal yang kita tanggung HARUSLAH BERADA DIBAWAH IRR (51,47 %).


Sekian, 



TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG
 SEMOGA ARTIKEL DALAM #BPG DAPAT MEMBANTU.
SALAM SAHABAT #BPG

Untuk terus mendapat postingan terupdate setiap harinya jangan lupa Follow twitter @david_iskandar3 sanggup langsung KLIK DISINI 

Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge




Sumber http://belajarperbankangratis.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pembahasan Dan Perhitungan Capital Budgeting"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel