iklan

Kupas Tuntas Transmisi Matic Mobil


Perilaku salah dalam mengendarai kendaraan beroda empat matic sanggup menciptakan usia pemindah daya mesin ke roda ini menjadi lebig singakat, namun kadang kita tak menya
darinya. Apa sajakah itu?
"Kerusakan transmisi otomatis 85% disebabkan kelalaian mengganti oli transmisi, 10% lantaran kesalahan pengoperasian dan 5% akhir umur pemakaiannya"
Perlakuan yang salah terhadap transmisi juga bisa mengakibatkan masalah. Walau tidak fatal, kesalahan kecil ini menjadi awal dari kerusakan transmisi matic anda secara keseluruhan.

1. Tidak memindahkan posisi tuas ke N ketika berhenti lama
Kadang pengendara kendaraan beroda empat matic terbuai dengan fasilitas yang diberikannya. Termasuk ketika berhenti usang di tengah kemacetan atau ketika lampu merah. Kondisi ini menciptakan transmisi bekerja ekstra, lantaran harus bekerja disaat suplai udara segar terbatas.
Sebaiknya, pindah posisi tuas ke N ketika anda sedang berhenti dengan waktu yang lebih dari 60 detik. Hal ini bertujuan biar pelumas di transmisi tidak meningkat drastis ketika menghadapi kondisi mirip itu.

2. Langsung tancap gas sehabis memindah tuas ke D
Lantaran terburu-buru, kerap pengendara kendaraan beroda empat matic pribadi memindahkan posisi tuas ke D dan menginjak pedal gas seketika itu, padahal transmisi perlu waktu untuk melaksanakan proses "Engage" dengan memindahkan tekanan fluida ke arah torque conventer. Bila kebiasaan ini tidak dihentikan, maka katup solenoid di dalam transmisi lebih gampang rusak sehingga kerusakan rentan terjadi

3. Sering melaksanakan engin brake berlebihan
Untuk memperoleh engine brake, transmisi otomatis boleh digunakan pada posisi gigi yang lebih rendah. Namun sebaiknya lakukan perpindahan pada putaran mesin dibawah 3000 Rpm. Sebab, bila diatas angka itu, karenanya terjadilah hard friction yang mengurangi umur pakai dari kopling gesek didalam transmisi matic

4. Mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi
Untuk memperoleh kemampuan berakselerasi optimal, putaran mesin pun perlu dijaga. Salah satunya dengan mempertahankakn posisi gigi yang tepat, biar mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi.

Tapi sikap ini tidak cocok ketika kita menggunakan transmisi matic, lantaran transmisi ini menggunakan kampas kopling basah, menciptakan selip menjadi sangat gampang terjadi, apalagi bila pengemudi kerap memindahkan posisi tuas transmisi yang berefek pada longgarnya beraring pada mainshaft. Kejadian ini ditandai dengan tanda-tanda semakin lamanya perpindahan antara gigi yang ada. Hal ini hanya bisa terjadi ketika putaran mesin hampir pada Redline. saran saya jangan mengurangi gigi pada ketika putaran tinggi

5. Perpindahan dari D ke R ketika melaju
Pengoperasian tuas ketika pengendara hendak parkir, tentu memerlukan kecepatan tangan dalam memindahkan tuas. Tapi, jikalau dilakukan dengan kasar, maka transmisi otomatis sanggup berakibat kerusakan internal maupun eksternal ditransmisi. Didalam, kerusakan yang terjadi pada planetrary gear dan one way clutch. Sementara komponen diluar transmisi yang bisa terpengaruh mirip cross joint pada as kopel, engine mounting dan as roda pada pelopor roda depan

6. Menahan transmisi di posisi gigi 1 secara terus menerus
kadang kebutuhan engine brake dan performa akselerasi dijalan menurun atau menanjak yang curam memerlukan transmisi berada di posisi gigi 1. Tapi, sebaiknya kondisi ini hanya dipergunakan ketika diharapkan saja. Dalam kondisi normal, hal ini perlu dihindari. Sebab, beban kopling semakin berat, apalagi bila dilanjutkan dengan perpindahan ke posisi gigi yang lebih tinggi pada transmisi otomatis. Dimana masih menggunakan katup menciptakan performa komponen per dibalik aktuator piston tersebut bisa bermasalah akhir tekanan berlebih. Hal ini kemudian mengakibatkan perpindahan menjadi tidak nyaman atau menyentak. Jika hingga terjadi, terpaksa harus melaksanakan penggantian komponen

Masalah yang biasanya terjadi pada pengguna kendaraan beroda empat matic


  1. Dijalan kencang tiba-tiba Lost Power (Ngedrop)
  2. Gigi mirip ngunci digigi paling atas, kalau masuk dari N ke D. Meski pedal gas diinjak untuk menjalankan kendaraan beroda empat (harusnya matic, ketika sudah dimasukkan ke posisi D maju pelan
  3. Tombol OD (Over Drive tidak jalan)
  4. Sudah masuk gigi R, Mobil tidak mundur
  5. Mobi bergetar ketika dipacu pada kecepatan tinggi
  6. Bau terbakar diarea transmisi
  7. Susah oper gigi

Pemeriksaan dan Penanganan pertama

  • Reset ECU  =====> jikalau hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya
  • Bersihkan Body Valve pada transmisi matic sekalian ganti oli maticnya. Ingat, ganti oli transmisi sesuai dengan spesifikasi dari pabrik =====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya
  • Kuras oli transmisi, dengan tujuan membersihkan kotoran-kotoran yang sudah mengendap dikomponen transmisi, selain itu juga membersihkan kotoran yang menyumbat lubang fatwa oli matic. Kuras oli matic ini tidak sanggup dilakukan di bengkel sembarangan, soalnya tidak semua bengkel mempunyai alat kuras oli matic namanya (ATF Exchanger) ====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi bawa ke bengkel seorang andal transmisi matic
NB : Kuras oli matic, setidaknya menghabiskan oli sebanyak 8 liter. Biasanya kalau cuma ganti oli habisnya 4 liter
Kenapa Transmisi harus dibongkar ?? berikut alasannya :
Transmisi matic harus dioverhaul, untuk menyidik kondisi dan ketebalan kampas kopling yang terdapat didalam transmisi, selain itu juga membersihkan komponen transmisi dan menghilangkan kotoran-kotoran yang menyumbat fatwa oli matic, alasannya transmisi matic mengandalkan tekanan fluida/oli ATF, jikalau tersumbat kotoran sedikit saja, maka transmisi akan trouble lantaran lubang dibody valve sangat kecil


Tipe Transmisi Otomatis

Transmisi yang digunakan pada kendaran mesin pelopor depan (Front Wheel Drive) dibentuk lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang digunakan pada mesin depan pelopor belakang, lantaran pribadi dihubungkan dengan mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle




Transmisi Penggerak roda depan

Transmisi Penggerak roda belakang
 Pada transmisi pelopor roda depan, differential (gardan)nya menjadi satu dengan transmisi. differential terletak didalam transmisi pelopor roda depan. Berbeda dengan transmisi pelopor roda belakang, yang differrentialnya terpisah dengan transmisi.

Bagian-bagian utama pada transmisi otomatis
pada transmisi otomatis  secara garis besar dibedakan menjadi 3 serpihan yaitu
  1. Planetary Geear Unit
  2. Torque Conventer
  3. Hydraulic Control Unit



1. Planetary Gear Unit
Planetary gear unit digunakan untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan menurunkan kecepatan kendaraan, digunakan untuk memundurkan kendaraan dan digunakan untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gear unit digunakan mesin untuk menghasilkan tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.
Bagaimanakah hubungan antara kecepatan dan momen mesin?? berikut penjelasannya
Pada ketika kendaraan berhenti dan akan berjalan, dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi, akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.


Planetary gear mempunyai tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.
Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan menciptakan gigi pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier bekerjasama satu sama lainnya. Gigi pinion mempunyai prinsip kerja mirip planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh lantaran itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrier dikombinasikan dalam unit planetary carrier.
Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi, mundur, hubungan pribadi dan akselerasi.

Potongan Planetary gear dan clutch

2. Torque Conventer
Torque conventer dipasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada serpihan ini juga terdapat ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang bekerjasama dengan drive pinion motor starter untuk menghidupkan mesin.
Fungsi dari torque conventer adalah
  • melipat gandakan momen yang dihasilkan oleh mesin menuju ke transmisi
  • Menyerap getaran mesin
  • Melembutkan putaran mesin
  • Sebagai pompa oli ke hidaulic control system
torque conventer berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conventer yaitu pump impeller, turbine runner, dan stator .

Bagian ini juga dihubungkan pribadi dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang digunakan pada hidraulic control unit, pada ssaat mesin dihidupkan. Pada ketika kendaraan diderek dan roda yang bekerjasama dengan drive axle, output shaft, intermedite shaft serta bearing tidak terdapat pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jikalau kendaraan diderek pada jarak jauh atau pada kecepatan yang cukup tinggi.

Lock Up Mechanism
Torque conventer tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1, tapi ada sebagian kecil tenaga, yaitu sekitar 4 - 5% yang hilang. Hal ini tentunya sangat merugikan, lantaran akan mengakibatkan pemborosan  materi bakar. Untuk menghindari hal tersebut, dibuatlah prosedur lock up mechanism. Yang akan mengnunci torque conventer ketika berjalan pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika prosedur ini bekerja, maka tenaga putar dari mesin akan disalurkan 100% menuju ke transmisi.












3. Hydraulic Control Unit
Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan kopling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang diperoleh dari unit pengendali hidraulic mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut :

a. Membangkitkan tekanan hidrolik
Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan tekanan hidolik yang diharapkan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin)

b. Menyesuaikan tekanan hidrolik
Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli diubahsuaikan dengan pentil pengatur utama. Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin

c. Mengalihkan (Shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem).
Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (Shift), roda gigi dialihkan. Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan kendaraan meningkat, signal dikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECU. Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindah (Shifting) roda gigi

 Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik yaitu sebagai berikut


  • Pompa Oli
  • Valve Body
  • Primary regulator valve
  • manual valve
  • Shift Valve
  • Solenoid valve
  • Throttle valve



VALVE BODY


Tips biar transmisi matic tidak cepat rusak
1. Mengganti oli transmisi matic secara rutin dan teratur
Tidak ada barang yang abadi selama-lamanya, tapi semakin jarang ATF/CVTF diganti, semakin besar pula kemungkinan kampas kopling pada transmisi ini terkikis habis. Ingat-ingatlah, bahwa ATF merupakan nyawa dari transmisi matic ini. Dengan menggunakan tekanan hidrolik, tenaga mesin bisa dialihkan ke roda. Semakin baik kualitas ATF, semakin baik pula pemindahan tenaga mesin ke roda. Penggantian oli ATF secara rutin setiap 20.000 km dan kuras total setiap 40.000 km sudah menjadi kewajiban bagi pengguna kendaraan beroda empat yang menggunakan transmisi otomatis, biar komponen dalam transmisi tidak cepet rusak.

Pemilihan kualitas oli ATF berkualitas baik menjadi kewajiban.agar viskositas (kekentalan) selalu stabil meski suhu tinggi sekalipun. Harap diingat, pada kondisi beban atau load ekstrem, oli matik (ATF) bisa mencapai suhu diatas 150 derajat celcius

Semakin sering oli ATF mencapai suhu tinggi, semakin pendek pula masa pakainya. Bisa dibayangkan bila kendaraan beroda empat digunakan stop and go setiap hari tak pernah ganti oli.

Sekedar ilustrasi, beban kerja transmisi matik yang konstan dengan kisaran suhu 93-107 derajat celcius, oli ATF hanya layak pakai untuk 24.000 - 40.000 km

Padahal kondisi ekstrm mencapai 150 derajat celcius yang terus menerus  setiap hari, oli ATF rusak sehabis digunakan jalan 900 km

Bisa dibayangkan bila pelumas ATF dibiarkan mendidih terus-menerus setiap harinya hingga suhu 160 derajat celcius. Tak hingga 800 Km, oli ATF sudah tak layak pakai

2. Perhatikan spesifikasi oli ATF
Cara pengoperasian transmisi otomatis maupun CVT (Continuous Variable Transmission) memang sama, namun tidak dengan cara kerjanya. Kedua transmisi ini mengandalkan cara kerja yang berbeda.

Pada transmisi otomatis, selain sebagai pelumas, oli juga digunakan sebagai tenaga hidrolis yang bertekanan tinggi, yang memicuperpindahan gigi dan memutar kopling hingga terjadi perpindahan tenaga ke roda. Sememtara pada transmisi CVT yang mempunyai hubungan mekanis, tekanan oli yang dihasilkan torque conventer selain menyalurkan tenaga juga mengatur diameter puli. Oli selain sebagai pelumas juga berfungsi sebagai pelindung

Itu sebabnya sangat penting untuk mengenali jenis tranmisi otomatis yang ada dimobil anda. Untuk lebih mudahnya, ganti saja oli transmisi kendaraan beroda empat sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan produsen kendaraan. Jangan sekali-kali menggunakan ATF biasa untuk transmisi CVT


Sumber artikel : dari banyak sekali blog dan website di internet

Semoga bermanfaat !

Sumber http://agungwibowo92.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kupas Tuntas Transmisi Matic Mobil"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel