Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Oleh : Yeni Siti F
Think pair share merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman, dkk dari Universitas Maryland pada tahun 1985 sebagai salah satu struktur kegiatan cooperative learning. Think pair share menawarkan waktu kepada para siswa untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Think pair share memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari pembelajaran ini ialah optimalisasi partisipasi siswa.
- Para siswa memakai waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain, ketika mereka terlibat dalam kegiatan think pair share lebih banyak siswa yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab sesudah berlatih dalam pasangannya. Para siswa mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas balasan mungkin menjadi lebih baik.
- Para guru juga mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika memakai think pair share. Mereka sanggup berkonsentrasi mendengarkan balasan siswa, mengamati reaksi siswa, dan mengajukan pertanyaan tingkat tinggi.
Fogarty dan Robin (1996) menyatakan bahwa teknik berguru mengajar think pair share mempunyai beberapa laba sebagai berikut:
- Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar,
- Memberikan waktu kepada siswa untuk merefleksikan isi materi pelajaran,
- Memberikan waktu kepada siswa untuk melatih mengeluarkan pendapat sebelum menyebarkan dengan kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan.
Dengan teknik berguru mengajar think pair share yang disebutkan Fogarty dan Robin siswa dilatih untuk banyak berfikir dan saling tukar pendapat baik dengan teman sebangku ataupun dengan teman sekelas, sehingga sanggup meningkatkan hasil berguru ranah kognitif siawa alasannya ialah siswa dituntut untuk mengikuti proses pembelajaran biar sanggup menjawab setiap pertanyaan dan berdiskusi.
Karakteristik pembelajaran
Ciri utama pada model pembelajaran kooperatif tipe think pair share ialah tiga langkah utamanya yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Yaitu langkah think (berpikir secara individual), pair (berpasangan dengan teman sebangku), dan share (berbagi balasan dengan pasangan lain atau seluruh kelas)
1. Think (berpikir secara individual)
Pada tahap think, guru mengajukan suatu pertanyaan atau persoalan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan siswa diminta untuk berpikir secara berdikari mengenai pertanyaan atau persoalan yang diajukan. Pada tahapan ini, siswa sebaiknya menuliskan balasan mereka, hal ini alasannya ialah guru tidak sanggup memantau semua balasan siswa sehingga melalui catatan tersebut guru sanggup mengetahui balasan yang harus diperbaiki atau diluruskan di selesai pembelajaran. Dalam memilih batasan waktu untuk tahap ini, guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, jenis dan bentuk pertanyaan yang diberikan, serta jadwal pembelajaran untuk setiap kali pertemuan.
Kelebihan dari tahap ini ialah adanya “think time” atau waktu berpikir yang menawarkan kesempatan kepada siswa untuk berpikir mengenai balasan mereka sendiri sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa lain. Selain itu, guru sanggup mengurangi persoalan dari adanya siswa yang mengobrol, alasannya ialah tiap siswa mempunyai kiprah untuk dikerjakan sendiri.
Langkah kedua ialah guru meminta para siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini sanggup menghasilkan balasan bersama. Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Setiap pasangan siswa saling berdiskusi mengenai hasil balasan mereka sebelumnya sehingga hasil selesai yang didapat menjadi lebih baik, alasannya ialah siswa menerima perhiasan warta dan pemecahan persoalan yang lain.
Pada langkah selesai ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk menyebarkan hasil pemikiran mereka dengan pasangan lain atau dengan seluruh kelas. Pada langkah ini akan menjadi efektif kalau guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separuh dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor. Langkah ini merupakan penyempurnaan dari langkah-langkah sebelumnya, dalam arti bahwa langkah ini menolong biar semua kelompok menjadi lebih memahami mengenai pemecahan persoalan yang diberikan menurut klarifikasi kelompok yang lain. Hal ini juga biar siswa benar-benar mengerti ketika guru menawarkan koreksi maupun penguatan di selesai pembelajaran.
Langkah-langkah (syntaks) model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
Langkah-langkah (syntaks) model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terdiri dari lima langkah, dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas yaitu think, pair, dan share. Kelima tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif tipe think pair share sanggup dilihat pada tabel berikut.
Langkah-langkah | Kegiatan Pembelajaran |
Tahap 1 Pendahuluan | - Guru menjelaskan hukum main dan batasan waktu untuk tiap kegiatan, memotivasi siswa terlibat pada kegiatan pemecahan masalah - Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa |
Tahap 2 Think | - Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan demonstrasi - Guru menawarkan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada seluruh siswa - Siswa mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa tersebut secara individu |
Tahap 3 Pair | - Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya - Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai balasan kiprah yang telah dikerjakan |
Tahap 4 Share | - Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk menyebarkan pendapat kepada seluruh siswa di kelas dengan dipandu oleh guru. |
Tahap 5 Penghargaan | - Siswa dinilai secara individu dan kelompok |
Penjelasan dari setiap langkah ialah sebagai berikut:
a. Tahap pendahuluan
Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi sekaligus memotivasi siswa biar terlibat pada kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini, guru juga menjelaskan hukum main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap kegiatan.
Proses think pair share dimulai pada ketika guru melaksanakan demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu (“think time”) oleh guru untuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan. Dalam penentuannya, guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru memilih bahwa pasangan setiap siswa ialah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan biar siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang cendekia dan meninggalkan teman sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk mendiskusikan mengenai balasan atas permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Setiap siswa mempunyai kesempatan untuk mendiskusikan banyak sekali kemungkinan balasan secara bersama.
Pada tahap ini, siswa sanggup mempresentasikan balasan secara perseorangan atau secara kooperatif kepada kelas sebagai keseluruhan kelompok. Setiap anggota dari kelompok sanggup memperoleh nilai dari hasil pemikiran mereka.
Siswa menerima penghargaan berupa nilai baik secara individu maupun kelompok. Nilai individu menurut hasil balasan pada tahap think, sedangkan nilai kelompok menurut balasan pada tahap pair dan share, terutama pada ketika presentasi menawarkan klarifikasi terhadap seluruh kelas.
Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dilandasi oleh teori berguru konstruktivisme. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan warta kompleks, mengecek warta gres dengan aturan-aturan usang dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa biar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan persoalan dan menemukan segala sesuatu untuk dirinya.
Menurut teori konstruktivisme, siswa sebagai pemain dan guru sebagai fasilitator. Guru mendorong siswa untuk mengembangkan potensi secara optimal. Siswa berguru bukanlah mendapatkan paket-paket konsep yang sudah dikemas oleh guru, melainkan siswa sendiri yang mengemasnya. Bagian terpenting dalam teori konstruktivisme ialah bahwa dalam proses pembelajaran, siswalah yang harus aktif mengembangkan kemampuan mereka, bukan guru atau orang lain. Mereka harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
Daftar Pustaka:
Daftar Pustaka:
Widarti, A. (2007). Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Segi Empat Pada Siswa Kelas VII Semester 2. [Online]. Tersedia: http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/cgi-bin/library. [14 September 2009]
Fogarty dan Robin. (1996). Think/Pair/Share. [online]. Tersedia: www.Broward kl2.fl.us/Ci/Whatsnew/strategies and such/ strategies/thinkpairshare.html [2 November 2009]
0 Response to "Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share"
Posting Komentar