iklan

Memahami Konsep Green Economy

Seperti kita ketahui, kondisi lingkungan telah banyak mengalami degradasi, baik alasannya ialah faktor alam maupun tanggapan eksploitasi berlebihan yang dilakukan manusia.

 kondisi lingkungan telah banyak mengalami degradasi Memahami Konsep Green Economy
Oleh alasannya ialah itu diharapkan tindakan ekstra untuk mencegah dan menanggulangi problem tersebut; salah satu upaya yang mengemuka ialah melalui green economy.

Dalam artikel ini kita akan mempelajari konsep green economy dan latar-belakang munculnya konsep tersebut.

1. PENGERTIAN GREEN ECONOMY.

Dari beberapa sumber literatur sanggup diketahui pengertian green economy sebagai berikut:

1.1. United Nations Environment Programme (UNEP).



UNEP menyatakan bahwa green economy merupakan sistem yang memuat semua acara perekonomian (produksi, distribusi, dan konsumsi), yang menghasilkan peningkatan kualitas hidup insan untuk jangka panjang, tanpa mengorbankan kepentingan generasi mendatang tanggapan munculnya risiko terkait imbas lingkungan dan keterbatasan ekologis.

Adapun hal-hal yang terkait dengan lingkungan dan ekologi antara lain meliputi pemberian terhadap sumberdaya alam, problem pencemaran lingkungan, perubahan iklim, keanekaragaman hayati, pengelolaan sampah, serta pemanfaatan sumberdaya energi (UNEP. Green Economy Report: A Preview, 2010).

1.2. Green Economy Coalition.

Green Economy Coalition menegaskan bila green economy merupakan aktivitas ekonomi yang menghasilkan kesejahteraan untuk semua pihak, dalam keterbatasan sumberdaya yang ada di bumi.

Dalam pengertian tersebut terkandung beberapa poin penting, yakni:
  • green economy melibatkan penilaian terhadap sumberdaya alam, baik dalam laporan statistik maupun laporan keuangan, serta memastikan bahwa pengambil kebijakan mengindahkan upaya pemeliharaan planet bumi.
  • green economy menjadi upaya penanganan ketimpangan sosial, sehingga perekonomian menjadi semakin berkeadilan.
  • green economy mencakup produk dan acara ekonomi yang terjamin keberlangsungannya untuk jangka panjang.
  • green economy memerlukan adanya reformasi sektor keuangan, sehingga sanggup dimanfaatkan untuk kepentingan jangka panjang.
  • green economy memberi arahan dan evaluasi secara komprehensif, dengan tujuan yang terang dan terukur.
(www.greeneconomycoalition.org. The Green Economy: A Primer, September 7th, 2017, dikutip pada Senin, 29 April 2019).

1.3. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

OECD memperkenalkan konsep yang serupa dengan green economy, yakni green growth. Dalam studinya, OECD menyebutkan bila konsep green growth berkaitan dengan peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, dan pada ketika yang sama memastikan bahwa kekayaan alam yang terkandung di bumi bisa memberi manfaat untuk kesejahteraan manusia.

Konsep green growth diimplementasikan melalui penerapan taktik nasional yang mendukung sikap ramah lingkungan (oleh konsumen maupun produsen), peningkatan realokasi faktor tenaga kerja, modal, dan teknologi yang ramah lingkungan, serta model pembangunan yang bersifat eco-innovation (pengembangan proses dan output produksi yang berdampak positif untuk pembangunan jangka panjang).

OECD menandaskan bila kebijakan ekonomi yang ramah lingkungan tidak akan mereduksi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun justru menghasilkan manfaat untuk jangka panjang (OECD. Toward Green Growth, 2011).

Secara garis besar terdapat tiga faktor utama yang terdapat dalam kajian green economy, yakni:

Faktor ekonomi, diantaranya:
  • identifikasi modal sumberdaya alam serta nilai yang menempel didalamnya.
  • peningkatan efisiensi sumberdaya alam dan energi.
  • penciptaan lapangan kerja yang mendukung terpeliharanya lingkungan.

Faktor lingkungan, antara lain:
  • perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem kehidupan.
  • investasi pada sumberdaya alam untuk jangka panjang.
  • implementasi acara pemeliharaan lingkungan secara berkesinambungan.

Faktor sosial, diantaranya:
  • upaya pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, serta pemberian sosial dan layanan dasar.
  • pelaksanaan prinsip keterbukaan, demokratis, dan partisipatif.
  • penerapan prinsip-prinsip keadilan, baik didalam dan antar generasi, maupun didalam dan antar negara.

Adapun langkah strategis yang diterapkan sebagai implementasi konsep tersebut antara lain berupa:
  • penilaian dan assesment terhadap modal sumberdaya alam.
  • penerapan kebijakan ekonomi yang selaras dengan pemeliharaan lingkungan.
  • penegakan aturan yang tepat terkait pemberian terhadap lingkungan.
  • pelaksanaan pemerataan pendapatan yang berkeadilan, serta standar bermasyarakat yang menjunjung kesetaraan.
  • investasi pada pendidikan dan pelatihan wacana lingkungan.

2. LATAR-BELAKANG MUNCULNYA KONSEP GREEN ECONOMY.

Kajian wacana green economy bekerjsama sudah mengemuka semenjak beberapa dekade silam. Berikut catatannya:

Pada 1989, andal ekonomi lingkungan (environmental economists) yang tergabung dalam the London Environmental Economics Centre (LEEC) membuat laporan kepada pemerintah Inggris terkait pembangunan berkelanjutan dan implikasi pembangunan, sebagai alat ukur kinerja ekonomi dan penentuan kebijakan publik, dalam sebuah laporan yang bertajuk Blueprint for a Green Economy.

Hal tersebut kemudian diikuti dengan laporan ke-2, Blueprint 2: Greening the world economy pada 1991, dan laporan ke-3, Blueprint 3: Measuring Sustainable Development di 1994.

Gagasan mengenai green economy juga menjadi agenda pembicaraan dalam Konferensi PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan (United Nations Conference on Environment and Development) atau dikenal dengan istilah KTT Bumi (Earth Summit), pada 3 – 14 Juni 1992, di Rio de Janeiro, Brazil; yang menghasilkan Deklarasi Rio (Rio Declaration), antara lain mensyaratkan penghitungan komponen biaya atas imbas lingkungan, serta pembatasan konsumsi dan produksi sumberdaya ekonomi.

Sementara UNEP mempromosikan inisiatif green economy (Green Economy Initiative) sebagai taktik alternatif untuk menghadapi krisis ekonomi global pada 2008.

Isu wacana green economy juga menjadi salah satu acara utama dalam Konferensi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan (United Nations Conference on Sustainable Development), atau dikenal dengan istilah Rio+20, pada 20 – 22 Juni 2012, di Rio de Janeiro, Brazil (UNDESA, Division for Sustainable Development. A Guidebook to the Green Economy, 2012).

Lebih lanjut, OECD menyebutkan bila pada 25 Juni 2009, sebanyak 34 negara dan Komisi Eropa menghasilkan deklarasi yang bertajuk Declaration on Green Growth, yang memuat upaya untuk mempekuat taktik pertumbuhan sebagai respon terhadap krisis ekonomi, serta memastikan bahwa pelestarian lingkungan berjalan selaras dengan pertumbuhan ekonomi.

Dengan kata lain, taktik tersebut bersifat multidimensi dan multidisiplin ilmu, mulai dari ekonomi, lingkungan, sosial, teknologi, serta aspek pembangunan, yang membentuk sebuah kerangka kerja yang utuh (OECD. Towards Green Growth: A summary for policy makers, 2011).

Namun demikian, pada awalnya masih terdapat kesulitan mengenai bagaimana mengukur kebijakan yang ramah lingkungan dan bagaimana mengintegrasikan kebijakan tersebut supaya selaras dengan tujuan pembangunan ekonomi.

Masalah juga muncul terkait dengan analisa biaya-manfaat dari penerapan kebijakan green economy.

Untuk menjawab problem tersebut, alternatif yang ditempuh ialah dengan memasukkan komponen biaya ekonomi tanggapan pencemaran lingkungan, deplesi sumberdaya alam, penurunan kemampuan ekosistem, serta potensi hilangnya modal sumberdaya alam untuk kaum miskin, kedalam indikator GDP.

Dengan demikian pada GDP yang telah diubahsuaikan (adjusted GDP) tersebut, terdapat outcome atas upaya pelestarian lingkungan yang bisa dinilai dengan satuan moneter.

Gambaran mudahnya demikian: contohnya untuk upaya evakuasi terumbu karang dan ekosistem bahari dengan biaya sebesar X, akan menghasilkan pendapatan dari peningkatan kuantitas ikan dan biota bahari untuk konsumsi sebesar 3X, serta laba dari pariwisata sebesar 2X.

Intinya, kebijakan publik terkait pertumbuhan dan pembangunan ekonomi harus bisa membuat kesejahteraan bagi setiap pihak, sekaligus memastikan terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup untuk kepentingan jangka panjang.

Demikian ulasan terkait konsep green economy dan latar-belakang munculnya konsep tersebut. Patut kita tunggu bagaimana penerapan konsep green economy berdampak kasatmata bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. **



ARTIKEL TERKAIT :
Mencermati Kondisi Lingkungan Hidup di 2019 dan Tantangan Kedepan
Menakar Kebutuhan Sumberdaya Energi di Masa Depan
SDGs: informasi perubahan iklim, sumberdaya kelautan, dan ekosistem bumi
Faktor Lingkungan Dalam Perekonomian
Sumber http://www.ajarekonomi.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Memahami Konsep Green Economy"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel