iklan

Investor Saham Supermarket

Investor saham supermarket

Saham supermarket, terlalu banyak macam saham yang dibeli

Anda niscaya sering mendengar nasehat

Jangan mengumpulkan semua telur-telurmu dalam satu keranjang”.

Sepintas kemudian nasehat ini terlihat bagus. Namun banyak investor yang kebablasan dalam mendapatkan nasehat ini. Mereka meletakkan telur-telurnya dalam banyak keranjang. Saking banyaknya sampai beliau tidak bisa untuk mengawasi semua keranjang. Tidak ada orang yang sanggup melaksanakan segalanya sekaligus dengan baik.

Tidak ada orang yang sanggup menjadi andal dalam segala hal, termasuk dalam konteks investasi saham. Maukah anda memeriksakan gigi anda ke dokter gigi yang punya profesi sambilan sebagai teknisi atau tukang kayu, sementara di sela-sela kesibukannya itu beliau juga masih mengerjakan pekerjaan menulis lagu, mekanik mobil, tukang ledeng, dan akuntansi? Adalah benar bahwa anda jangan meletakkan telur-telur anda dalam satu keranjang. Jangan letakkan seluruh uang anda dalam satu saham. Namun bukan berarti anda harus meletakkannya dalam terlalu banyak macam saham. Kalaupun bisnis sektor batubara sedang laju pesat, bukan berarti ada harus membeli semua saham batubara. Anda perlu membeli satu sektor batubara. Membeli salah satu yang terbaik dari semua saham yang bergerak di sektor batubara. Selanjutnya, anda harus membeli saham di sektor lain yang juga sedang melaju. Pilih yang terbaik diantara saham yang berada dalam satu sektor tertentu.

Jadi yang lebih bijaksana adalah

Jangan meletakkan telur-telurmu dalam satu keranjang, tetapi letakkanlah dalam beberapa keranjang saja yang anda pahami dan bisa anda awasi”.

Bukannya kebablasan dengan “meletakkan telur-telurmu dalam sangat banyak keranjang”. Anda akan sulit mengawasinya. Bila situasi bursa yang cendrung turun (Bearish) anda akan lambat beraksi terhadapnya.  Salah-salah anda malah kena serangan jantung 😀 . Semakin banyak macam saham yang anda beli, bekerjsama menunjukkan ketidaktahuan anda wacana saham apa saja yang layak untuk anda beli. Anda tidak mempelajari dan mungkin tidak mau berusaha menciptakan suatu rumusan anda sendiri dalam menyeleksi saham-saham yang layak anda beli. Akibatnya anda asal beli. Ujung-unjungnya ada saham anda yang naik, disisi lain malah banyak yang turun.




Anda akan cendrung berpikir parsial. Hanya memperhitungkan saham yang naik saja dan menghitung laba dari saham anda yang naik. Sementara saham anda yang turun tidak anda perhitungkan dengan alasan toh belum dijual. Seharurnya anda berpikir secara menyeluruh terhadap keseluruhan portofolio anda. Setiap hari anda mesti menghitung seluruh nilai saham anda baik yang naik maupun yang turun. Percaya atau tidak, sikap supermarket tidak akan menciptakan anda untung secara keseluruhan. Kalaupun untung, manfaatnya secara prosentase tidak seberapa dibandingkan keseluruhan modal anda. Adalah sangat konyol menyampaikan bahwa saham anda yang merugi tidak perlu anda perhitungkan selama belum dijual. Dijual atau belum, nilai portofolio anda tetap saja mengacu pada harga ketika itu.  Bagaimana jika anda kepepet uang untuk keperluan mendadak semisal untuk biaya rumah sakit?  Anda akan menjual dengan harga pasar ketika itu.

Proporsi macam saham untuk dimiliki

Jika anda bermodal sedikit, dua atu tiga macam saham sudah cukup buat anda miliki. Jika anda bermodal besar, tidak otomatis anda harus mempunyai macam saham menurut kelipatan dari yang berdana kecil. Anda cukup punya lima sampai sepuluh macam saham saja. Ini menciptakan anda akan fokus. Harimau akan berhasil menangkap mangsanya apabila ia sudah memilih target dan fokus terhadap target itu. Begitu juga anda dengan saham-saham anda. Kalau anda sudah mempunyai sepuluh macam saham, namun anda tergiur dengan saham lain yang belum anda miliki, anda harus menukarnya dengan salah satu saham yang sudah anda memiliki, sehingga macam saham yang ada di tangan anda tetap sepuluh. Anda sanggup membuang saham yang paling berkinerja jelek diantara saham-saham anda.


Sumber https://www.sahamok.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Investor Saham Supermarket"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel