Makalah Komunikasi Interpersonal
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memperlihatkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami sanggup menuntaskan kiprah pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan derma dari semua pihak kesannya makalah ini sanggup terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh lantaran itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini sanggup bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh lantaran itu kami mengharapkan kritik dan saran supaya makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh insan sebagai mahluk sosial. Sejak berdiri tidur di pagi hari hingga tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan insan yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi menyerupai ini, insan gres akan menyadari bahwa diharapkan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator sanggup dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi yaitu menerima perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi peserta mengabaikannya, maka perjuangan komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika peserta tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam memperlihatkan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan bila suatu pesan tidak dimengerti, peserta mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memperlihatkan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diharapkan oleh insan supaya ia sanggup menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika seseorang melaksanakan kegiatan dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika kegiatan kerja seseorang yaitu berhadapan eksklusif dengan orang lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
Agar komunikasi sanggup berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi( communication skill). Dan tidaklah semua orang mempunyai communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang digunakan sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
- Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam komunikasi interpersonal?
- Bagaimana memupuk keahlian komunikasi iterpersonal?
- Bagaimana pentingnya keahlaian komunikasi interpersonal dalam komunikasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi sanggup didefinisikan sebagai penyampaina informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yanh vital dalam organisasi lantaran komunikasi diharapkan bagi evektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan , administrasi konfilk, serta proses-proses organisasi lainnya.
Komunikasi interpersonal biasanya didefinisikan oleh komunikasi ulama dalam banyak sekali cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu sama lain dan mempunyai sejarah bersama. Hal ini sanggup melibatkan satu pada satu percakapan atau individu berinteraksi dengan banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana dan mengapa orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk membangun dan menegosiasikan realitas sosial . Sementara komunikasi interpersonal sanggup didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi dalam konteks lain menyerupai kelompok dan organisasi.
Komunikasi interpersonal yaitu termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini sanggup meliputi semua aspek komunikasi menyerupai mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak menyerupai bidang komunikasi menyerupai interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. Deddy Mulyana (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara ekspresi ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).
Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda tergantung pada siapa mereka terlibat dalam komunikasi dengan. Sebagai contoh, bila seseorang berkomunikasi dengan anggota keluarga, bahwa komunikasi akan lebih dari mungkin berbeda dari jenis komunikasi yang digunakan ketika terlibat dalam tindakan komunikatif dengan sobat atau penting lainnya.
Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal sanggup dilakukan dengan baik dan tidak eksklusif media komunikasi eksklusif menyerupai tatap muka interaksi, serta komputer-mediated-komunikasi. Sukses mengasumsikan bahwa baik pengirim pesan dan peserta pesan akan menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang dikirim pada tingkat mengerti makna dan implikasi.
Tujuan komunikasi boleh jadi memperlihatkan keterangan ihwal sesuatu kepada penerima, mempengaruhi sikap penerima, memperlihatkan dukungan psikologis kepada penerima, atau mempengaruhi penerima.
B. Persepsi Interpersonal dan Konsep Diri dalam Keahlian Komunikasi Interpersonal
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada korelasi interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat mempunyai kegunaan untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi nterpersonal diantaranya yaitu pengalaman, motivasi, kepribadian, stereotyping,atribusi.
Perilaku kita dalam berkomunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal. Kaprikornus persepsi interpersonal membawa dampak yang besar bagi komunikasi interpersonal. Kegagalan komunikasi sanggup diperbaiki apabila orang tersebut menyadari bahwa persepsinya salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru.
Konsep diri diharapkan supaya kita bisa mengamati diri dan sampailah pada citra dan penilaian diri kita. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan dan perassan kita ihwal diri kita. Persepsi ihwal diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Konsep diri bisa juga dijadikan alat pengukur kepercayaan diri kita.
Faktor-faktor yang mempengruhi konsep diri diantaranya yaitu orang lain dan kelompok. Ada kelomok yang secara emosional mengikat kita, dan kuat terhadap pembentukan konsep diri kita. Ini disebut kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal diantaranya yaitu sebagai berikut:
• Nubuat yang dipenuhi sendiri
Konsep diri merupakan faktor yang sangat memilih dalam komunikasi interpersonal lantaran setiap orang bertingkah laris sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah laris sesuai dengan konsep diri deisebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri. Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri yang positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi, sebaiknya kita bisa mengidentifikasi gejala konsep diri yang positif atau negatif.
• Membuka diri
Pengetahuan ihwal diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada ketika yang sama berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan ihwal diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain.
• Percaya diri
Keinginan untuk menutup diri, selain lantaran konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan bisa mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut kalau orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya.
• Selektivitas
Konsep diri mempengaruhi sikap komunikasi kita lantaran konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu, dan apa yang kita ingat. (Anita Taylor 1977: 112). Dengan singkat, konsep diri menjadikan terpaan selektif, persepsi selektif, dan ingatan selektif.
C. Hubungan Keahlian komunikasi Interpersonal dalam Komunikasi
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri menyerupai yang telah tertuang diatas sangat penting dilakukan supaya kita andal dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan korelasi interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami tetapi korelasi dengan komunikan menjadi rusak. DeVito (1992) memandang komunikasi interpersonal yang efektif menurut humanistic model dan pragmatic model. Humanistic model (soft approach) memperlihatkan bahwa kualitas komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor, sebagai berikut: Openness (keterbukaan), Empathy, Supportiveness (mendukung), Positiveness (sikap positif), Equality (kesetaraan). Pragmatic model (behavioural) atau disebut juga sebagai pendekatan keras (hard approach) atau (competence model) fokus pada sikap tertentu yang harus digunakan oleh pelaku komunikasi interpersonal baik sebagai pembicara maupun sebagai pendengar apabila ingin efektif. Pendekatan ini pun menyatakan ada 5 skemampuan yang harus dimiliki, yaitu sebagai berikut:
• Confidence (percaya diri) maksudnya yaitu para pelaku komunikasi interpersonal harus memilki rasa percaya diri secara sosial (social confidence).
• Immediacy merujuk pada situasi adanya perasaan kebersamaan antara
pembicara dan pendengar (oneness). Immediacy ditunjukan dengan sikap memperhatikan, menyenangi, dan tertarik pada lawan bicara
• Interaction management maksudnya yaitu kemampuan untuk mengontrol interaksi demi memuaskan kedua belah pihak pelaku komunikasi.
• Expressiveness maksudnya yaitu kemampuan untuk secara sungguhsungguh terlibat dalam proses komunikasi.
• Other orientation maksudnya yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan orang lain selama proses komunikasi interpersonal berlangsung.
Butir-butir tersebut di atas menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki supaya suatu proses komunikasi interpersonal efektif. Idealnya semua kemampuan tersebut harus dimiliki oleh para pelaku komunikasi interpersonal. Namun DeVito (1992) memperlihatkan peringatan bahwa dalam menerapkan kemampuan tersebut setiap situasi komunikasi, dan aspek budaya yang berbeda pada pelaku komunikasi. Kaprikornus aturan-aturan komunikasi interpersonal yang efektif tersebut harus diterapkan secara fleksibel.
Ada sejumlah model untuk menganalisa korelasi personal, tetapi dengan mengikuti ikhtisar dari Coleman dan Hammen (1974:224-231). Model-model tersebut antara lain yaitu sebagai berikut:
• Model pertukaran sosial
Model ini memandang korelasi interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berafiliasi dengan orang lain lantaran mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.
• Model peranan masyarakat
Model peranan melihatnya sebagai panggung sandiwara. Di sini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibentuk masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan peranan, mempunyai keterampilan peranan, dan terhindari dari konflik peranan dan kerancunan peranan.
• Model permainan
Dalam model ini, orang-orang berafiliasi dalam majemuk permainan. Mendasari permainan ini yaitu tiga potongan kepribadian manusia.
• Model interaksional
Model ini memandang korelasi interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem mempunyai sifat-sifat struktural, integratif, dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsisitem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Pola-pola komunikasi interpersonal mempuanyai imbas yang berlainan pada korelasi interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering orang melaksanakan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin baik korelasi mereka. Yang menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan. Tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Faktor-faktor yang menumbuhkan korelasi interpersonal dalam komunikasi interpersonal yaitu percaya, kejujuran, sikap suportif.
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Komunikasi antar pribadi merupakan proses pemberian dan penerimaan pesan antara dua atau diantara orang-orang dalam kelompok kecil melalui satu terusan atau lebih, dengan melibatkan beberapa dampak dan umpan balik. Komunikasi antar pribadi melibatkan korelasi pribadi antara dua individu atau lebih. Dalam proses konseling, komunikasi antar pribadi memungkinkan terjadinya interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan klien. Oleh lantaran itu ketrampilan komunikasi antar pribadi perlu dikuasai oleh konselor untuk menunjang keefektifan konseling.
Komunikasi antar pribadi ditandai dengan
(1) asumsi menurut informasi psikologis,
(2) interaksi menurut pengetahuan yang lebih jelas, dan
(3) interaksi menurut hukum yang dibentuk secara pribadi.
Maksud komunikasi antar pribadi ialah untuk:
(1) menemukan diri sendiri,
(2) menemukan dunia luar,
(3) membentuk dan memelihara korelasi yang bermakna dengan orang lain,
(4) mengubah sikap dan sikap sendiri dan orang lain,
(5) bermain dan hiburan,
(6) memperlihatkan bantuan.
Untuk melangsungkan komunikasi antar pribadi secara efektif perlu memperhatikan prinsip komunikasi antar pribadi sebagai berikut:
1. Kita mustahil terhindar dari kehidupan tanpa komunikasi
2. Semua komunikasi merujuk kepadda isi dan korelasi di antara partisipan
3. Komunikasi tergantung pada pertukaran antar partisipan atas dasar kesamaan sistem tanda dan makna
4. Setiap orang berkomunikasi memakai rangsangan dan respon menurut sudut pandangannya sendiri
5. Komunikasi antar pribadi sanggup merangsang timbulnya saling menggandakan atau saling melengkapi sikap antara individu yang satu dengan lainnya.
A. Persepsi dalam komunikasi antar pribadi
Persepsi yaitu proses individu menjadi sadar dan memberi makna terhadap obyek dan bencana di luar dirinya melalui bermacam alat dria. Persepsi mendasari proses komunikasi antar pribadi, dalam arti bahwa kualitas komunikasi itu akan banyak ditentukan oleh persepsi masing-masing partisipan.
Persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
(1) impian individu,
(2) kesan pertama,
(3) kesan kelompok,
(4) derajat kesamaan sikap orang lain,
(5) konsistensi (ketetapan) sikap dalam banyak sekali situasi,
(6) motivasi internal dan eksternal. Dalam konseling harus dikembangkan persepsi yang benar dan tepat baik dalam diri konselor maupun dalam diri klien. Harus dihindari adanya perbedaan pesepsi antara konselor dengan klien.
Menyimak dalam komunikasi antar pribadi
Menyimak merupakan ketrampilan yang sangat diharapkan dalam proses komunikasi antar pribadi. Menyimak sanggup dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk proses mengirimkan kemabali kepada pembicara mengenai pikiran, mengenai isi dan perasaan pembicara.
Fungsi menyimak dalam komunikasi dalam komunikasi antar pribadi yaitu sebagai bentuk memperoleh: rasa senang, infortmasi, dan bantuan. Sedangkan maksud menyimak yaitu untuk:
(1) menciptakan pendengar mengecek pemahaman secara tepat,
(2) menyatakan penerimaan perasaan pembicara,
(3) merangsang pembicara supaya memperluas perasaan dan pikiran,
(4) memberitahukan kepada pembicara mengenai reaksi pendengar,
(5) memperlihatkan bimbingan kepada pembicara untuk menyesuaikan isi pesan-pesannya.
Menyimak yang efektif dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
1. Berhenti bicara
2. Tempatkan pembicara dengan mudah
3. Bereaksi secara baik
4. Konsentrasi pada apa yang sedang dibicarakan
5. Jangan terlalu tergesa-gesa memperlihatkan tafsiran
6. Berbagi tangguing jawab dalam komunkasi
7. Ungkapan dengan cara yang benar
8. Menyatakan pemahaman
9. Mengajukan pernyataan
10. Bersikap secara baik seperti: bersahabat, sopan, terbuka, sensitif, dsb.
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
A. Pengertian
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) yaitu komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini yaitu komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara ekspresi ataupun nonverbal, menyerupai suami-isteri, dua sejawat, dua teman dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.
Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) menyampaikan ciri-ciri komunikasi diadik adalah:
1. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;
2. Peserta komunikasi mengirim dan mendapatkan pesan secara simultan dan spontan, baik secara ekspresi maupun nonverbal.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, lantaran kita sanggup memakai kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama insan masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini menciptakan insan merasa lebih bersahabat dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa menyerupai surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun.
B. Faktor-faktor pengaruh
Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan korelasi interpersonal.
1. Persepsi interpersonal
Persepsi yaitu memperlihatkan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal yaitu memperlihatkan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan ekspresi dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan kuat terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.
2. Konsep diri
Konsep diri yaitu pandangan dan perasaan kita ihwal diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; b. Merasa stara dengan orang lain; c. Menerima kebanggaan tanpa rasa malu; d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai banyak sekali perasaan, keinginan dan sikap yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e. Mampu memperbaiki dirinya lantaran ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat memilih dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:
a. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laris sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, menciptakan catatan yang baik, mempelajari bahan kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
b. Membuka diri. Pengetahuan ihwal diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada ketika yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan ihwal diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
c. Percaya diri. Ketakutan untuk melaksanakan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
d. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi sikap komunikasi kita lantaran konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga kuat dalam penyandian pesan (penyandian selektif).
3. Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal yaitu kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
a. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata menurut pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan ia secara positif. Sebaliknya, bila membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
b. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang mempunyai kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan menciptakan kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
4. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal sanggup diartikan sebagai korelasi antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untukmengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya ihwal orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Miller (1976) dalamExplorations in Interpersonal Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut korelasi simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam korelasi tersebut.”
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan korelasi interpersonal yang baik, yaitu: a. Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap terbuka.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi interpersonal yaitu termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini sanggup meliputi semua aspek komunikasi menyerupai mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak menyerupai bidang komunikasi menyerupai interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif.
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada korelasi interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat mempunyai kegunaan untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita.
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri menyerupai yang telah tertuang diatas sangat penting dilakukan supaya kita andal dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan korelasi interpersonal yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalaudin.1966.Psikologi Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni.1995.Komunikasi organisasi.Jakarta:Bumi Aksara.
A.G.Lunadi.1987. Komunikasi Mengena.Yogyakarta:Kanisius.
www.wikipedia.comss.
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
0 Response to "Makalah Komunikasi Interpersonal"
Posting Komentar