Firman: Penyebab Utama Kemampuan Matematika Indonesia Rendah

Kemampuan matematika seseorang sangat besar lengan berkuasa dalam sikap setiap insan di dalam menjalani kehidupannya, mulai dari mengikuti aturan, menghargai orang lain, mengambil keputusan atau menciptakan referensi dari sesuatu yang sebelumnya tidak berpola menyerupai yang dikatakan oleh Sujiwo Tejo bahwa "Math, finding Harmony in Chaos"
Sebagai info bahwa pada pemeringkatan Programme for International Student Assessment (PISA) terakhir, kemampuan literasi matematika siswa Indonesia sangat rendah. Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 65 negara penerima pemeringkatan. PISA yaitu studi literasi yang bertujuan untuk meneliti secara bersiklus wacana kemampuan siswa usia 15 tahun (kelas III Sekolah Menengah Pertama dan Kelas I SMA) dalam membaca (reading literacy), matematika (mathematics literacy), dan sains (scientific literacy).
Firman menjabarkan, kurikulum pendidikan matematika di Tanah Air belum menekankan pada pemecahan masalah, melainkan pada hal-hal prosedural. Siswa dilatih menghafal rumus, tetapi kurang menguasai penerapannya dalam memecahkan suatu masalah. Selain itu, objek bahan pelajaran yang diberikan guru juga tidak lengkap bila dibandingkan dengan kurikulum internasional, contohnya Cambridge. "Tidak komprehensifnya kurikulum pendidikan matematika di Indonesia ini juga menciptakan nilai peringkat literasi matematika kita rendah," tuturnya.
Hal lainnya, ujar pengajar pada dosen pascsarjana Pendidikan Matematika di Universitas Pasundan (Unpas), yaitu kurangnya penggunaan kalkulator oleh siswa Indonesia. Dia mengilustrasikan, di luar negeri, para siswa tidak perlu menghafal rumus alasannya yaitu sudah disediakan di depan kelas. Sebaliknya, di Indonesia, siswa justru ditekankan untuk sanggup menghafal rumus dan sering kali dihentikan memakai kalkulator dalam mengerjakan soal.
Sementara itu, dari segi guru, kurangnya kualifikasi pendidikan dianggap menyumbang jebloknya peringkat literasi Matematika Indonesia. Faktor lainnya yaitu masih minimnya training dan bimbingan menulis karya ilmiah bagi para guru. Dan kalaupun ada pelatihan, kontrol wacana diseminasi atau aplikasi hasil training tersebut di kelas pun masih kurang," tutur laki-laki yang juga mengajar di SMAN 3 Bandung itu.
Studi dilaksanakan oleh Organisation for Economic Co-operation & Development (OECD) dan Unesco Institute for Statistics itu mengukur kemampuan siswa pada selesai usia wajib mencar ilmu untuk mengetahui kesiapan siswa menghadapi tantangan masyarakat-pengetahuan (knowledge society) cukup umur ini. Penilaian yang dilakukan dalam PISA berorientasi ke masa depan, yaitu menguji kemampuan anak muda untuk memakai keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan nyata, tidak semata-mata mengukur kemampuan yang dicantumkan dalam kurikulum sekolah. (kampus.okezone.com/)
Bagaimana perkalian dikerjakan dengan cara nakal, mari kita lihat perkalian yang kreatif dikerjakan dengan cara nakal;

Sumber http://www.defantri.com
0 Response to "Firman: Penyebab Utama Kemampuan Matematika Indonesia Rendah"
Posting Komentar