√ Ini Beliau Misteri Waduk Jatiluhur, Waduk Terbesar Di Indonesia

Ada banyak waduk di Indonesia, tetapi waduk yang paling besar di tanah air ialah Waduk Jatiluhur. Berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat, waduk yang mulai beroperasi pada tahun 1967 ini diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Pada dasarnya, waduk ini dinamakan Waduk Ir. H. Djuanda untuk mengenang jasa dia dalam memperjuangkan biaya pembangunan Bendungan Jatiluhur. Namun, waduk ini memang lebih dikenal luas dengan nama Waduk Jatiluhur.

Sebagai waduk terbesar di Indonesia, tentu saja Waduk Jatiluhur mempunyai sejumlah kisah misteri yang tersebar di kalangan masyarakat setempat. Apa saja misteri Waduk Jatiluhur yang sanggup menciptakan bulu kuduk merinding? Bacaterus sudah merangkum sejumlah fakta dan misteri Waduk Jatiluhur dalam goresan pena ini.

Asal-usul Waduk Jatilihur

* sumber: www.tempat.me

Waduk Jatiluhur dibentuk untuk membendung fatwa Sungai Citarum. Sebagai perdana menteri, Ir. H. Djuanda sangat berjasa dalam pembangunan waduk ini. Waduk yang mulai dibangun sehabis masa perang dunia kedua ini menelan biaya hingga 230 juta dolar Amerika.

Setelah pembangunan waduk ini selesai, faktanya Waduk Jatiluhur memberi banyak manfaat bagi masyarakat setempat. Air yang menggenangi waduk ini sanggup digunakan sebagai air minum, irigasi, dan pembangkit listrik tenaga air.

Keberadaan Waduk Jatiluhur memang sangat membantu. Selain berfungsi sebagai PLTA, Waduk Jatiluhur juga berfungsi sebagai tempat budidaya ikan. Daya tarik waduk ini juga menunjukkan mata pencaharian bagi masyarakat setempat. Terbukti di sekitar waduk sudah terdapat hotel atau bungalow, restoran, perkemahan, bak renang, dan rekreasi air ibarat ski air, selancar angin, dll.

Sosok Mbah Jawer, Sang Penguasa Waduk Jatiluhur

* sumber: bolehtanya.com

Misteri Waduk Jatiluhur yang sangat populer di kalangan masyarakat setempat dan menjadi buah bibir ialah kisah Mbah Jawer. Sosok astral ini dikenal sebagai sang penguasa waduk yang kerap kali meminta tumbal untuk membalas dendamnya. Konon, sejumlah kecelakaan di Waduk Jatiluhur yang menimbulkan korban jiwa selalu ada hubungannya dengan Mbah Jawer.

Dikisahkan bahwa sebelum Waduk Jatiluhur dibangun ada sebuah keluarga yang hidup di sekitar Sungai Citarum. Sepasang suami istri ini tengah menanti kelahiran anaknya yang sudah dinantikan selama bertahun-tahun.

Setelah 9 bulan 10 hari, bayi yang dinanti-natikan lahir dengan selamat. Suara tangisan si bayi disambut senang oleh kedua orang tuanya. Akan tetapi, sehabis melihat bayi tersebut, orang tuanya justru terperangah dan ngeri. Di dahi bayi tersebut tumbuh jengger (Bahasa Sunda: Jawer), ibarat yang biasa tumbuh di kepala ayam.

Kedua orang renta bayi itu pergi mengunjungi orang arif untuk mencari tahu mengapa ada jengger yang bertumbuh di kepala bayinya. Menurut si orang pintar, jikalau anak itu dibesarkan dengan baik maka tempat tempat tinggal kedua orang tuanya akan menjadi sebuah kota besar, tetapi jikalau anak itu dibuang, wilayahnya akan tergenang air atau tenggelam.

Rasa malu yang tak tertahankan menciptakan orang tuanya tetapkan untuk membuang bayi itu di Sungai Citarum. Kemudian, si bayi ditemukan oleh dedemit penguasa Citarum. Makhluk mistik tersebut mengasuh si bayi itu. Bayi tersebut tumbuh besar dan menjadi penguasa Waduk Jatiluhur yang masih bekerjasama dengan Sungai Citarum.

Bayi berjawer yang menjadi penguasa waduk dikenal sebagai sosok Mbah Jawer. Konon, hingga ketika ini Mbah Jawer masih menyimpan dendam dan sering meminta korban jiwa. Masyarakat setempat percaya bahwa korban-korban yang karam dan meregang nyawa di waduk ini ialah salah satu pecahan dari misteri Waduk Jatiluhur akhir dendam Mbah Jawer.

Dihuni Oleh Aligator

Bukan hanya Sungai Amazon saja yang dihuni oleh binatang berbahaya, Waduk Jatiluhur pun dihuni oleh ikan predator, yaitu ikan aligator. Ikan ini tidak sebesar buaya tetapi mempunyai bentuk verbal yang ibarat dengan buaya. Jenis ikan ini telah beranak pinak di dalam waduk ini dan menciptakan warga resah.

Para nelayan di Waduk Jatiluhur mengeluhkan bahwa jaringnya sering jebol alasannya ulah ikan aligator ini. Selain itu, ikan aligator juga sempat menyerang beberapa remaja yang berada di pinggiran waduk. Fakta ini menandakan bahwa aligator sama berbahayanya dengan buaya.

Jenis ikan ini sempat dibudidayakan di Waduk Jatiluhur. Namun, budidaya ikan ini sangat dilarang. Pasalnya, ikan aligator remaja sanggup memangsa ikan-ikan di waduk. Padahal, ada sekitar 800 nelayan yang menggantungkan hidupnya pada Waduk Jatiluhur.

Ada Makam di Dasar Waduk

* sumber: blogberitabaru.wordpress.com

Yang satu ini masih menjadi sebuah misteri Waduk Jatiluhur yang belum terbukti kebenarannya. Menurut salah satu pemilik warung di sekitar waduk, ada makam orang sakti di dasar Waduk Jatiluhur. Makam tersebut ialah makam Eyang Balung Tunggal, orang yang dikenal sakti dan hidup pada zaman penjajahan.

Kisah Eyang Balung Tunggal ini berawal ketika dia ingin mengikatkan rakitnya di pohon tapi justru ia dan rakitnya terseret banjir hingga ke Karawang. Berkat kekuatan spiritualnya, Eyang Balung Tunggal mengikat rakit pada betisnya dan berjalan di atas banjir. Seketika, banjir bandang tersebut surut sehabis dia berjalan di atasnya.

Sosok Eyang Balung Tunggal sendiri beberapa kali diburu oleh Tentara Belanda karena mempunyai kekuatan yang dianggap magis, tetapi dia selalu lolos dari para tentara kompeni itu. Eyang ini juga terlahir tanpa mempunyai pusar. Karena ingin dianggap sama ibarat insan lainnya, dia menciptakan pusar sendiri memakai cerutu panas.

Tak ada yang mengetahui niscaya bagaimana Eyang Balung Tunggal meninggal. Namun, warga setempat meyakini bahwa makam dia berada di lokasi yang ketika ini menjadi Waduk Jatilihur. Pada ketika pembangunan waduk, makam dia tak sempat dipindahkan sehingga tertutup oleh air yang sekarang menggenangi Waduk Jatiluhur.

Sering Menelan Korban Jiwa

Waduk Jatiluhur diyakini sebagai tempat angker alasannya sering meminta tumbal. Tercatat, sudah ada belasan hingga puluhan orang yang meregang nyawa di waduk ini. Terlepas ini ialah ulah Mbah Jawer atau kelalaian manusianya sendiri, serentetan korban meninggal di waduk ini memang menciptakan kita lebih waspada.

Berikut ialah daftar masalah orang meninggal di Waduk Jatiluhur, waduk yang dikenal sebagai peminta tumbal:

• Oktober 2004 delapan orang tewas tenggelam.


• Januari 2012 Jaya Sunarya, 40th, warga Tasikmalaya yang bekerja sebagai pekerja keramba jaring apung tewas karam di Zona III.


• Oktober 2012 Wahyu, 20th, pekerja keramba jaring apung tewas karam alasannya berenang di Zona IV.


• Februari 2013 Dede Suhada, 20th, nelayan muda yang tewas karam sehabis terpeleset di bibir waduk.


• Juli 2013 Rian Mardiana, 15th, seorang siswa MTs Al-Huda Jatiluhur tewas karam alasannya terpeleset ketika memancing di waduk tersebut.


• April 2014 Anda Suhandar, 58th, seorang kakek yang memancing dengan menaiki rakit hingga ke tengah waduk ditemukan tewas karam di dasar waduk.


• April 2015 Salman, 25th, dan Dadang, 40th, ditemukan tewas karam sehabis menyeberangi waduk dengan memakai bahtera tradisional.


• Februari 2017 lima orang karam di waduk alasannya bahtera yang dinaiki bocor dan satu orang berjulukan Sarip, 40th, tewas sebelumnya sempat dinyatakan hilang.

Dari kasus-kasus orang meninggal di Waduk Jatiluhur, sanggup kita simpulkan jikalau sebagian korban tewas ini tidak mempunyai penyebab meninggal yang jelas. Apakah benar hal tersebut ialah ulah Mbah Jawer atau human error? Wallahu a’lam. Yang pasti, semua goresan pena di atas merupakan pecahan dari fakta dan misteri Waduk Jatiluhur yang menarik untuk ditelusuri.

Jika berdasarkan Anda informasi mengenai keangkeran Waduk Jatiluhur ini tidak seseram yang Anda bayangkan, Anda sanggup menelusuri tempat angker lainnya dalam artikel tempat angker di Purwakarta ini.

Sumber https://bacaterus.com

Share this post

Berlangganan update artikel terbaru via email: