iklan

Obat Tradisional Untuk Kanker



OBAT TRADISIONAL UNTUK KANKER

Beberapa tahun yang kemudian beredar kabar heboh di dunia maya alias internet. Diberitakan seorang pasien penderita kanker payudara stadium lanjut sanggup melewati kemoterapi tanpa imbas yang menyiksanya dan sekarang dinyatakan sembuh sehabis mengonsumsi keladi tikus (Typhonium flagelliforme)

Keladi tikus sebelumnya memang belum setenar herba lainnya seperi sambiloto, temu putih, temu lawak, dan mengkudu. Nama keladi tikus diambil dari nama abnormal Rodent Tuber yang lebih dulu populer di Malaysia. Untuk menemukan tumbuhan ini ternyata tidak sulit. Tanaman ini sejenis talas namun tingginya hanya 25 cm sampai 30 cm, termasuk tumbuhan semak menyukai daerah yang lembab dan tidak terkena matahari langsung. Tanaman berbatang berair ini banyak tumbuh di daerah terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun tunggalnya muncul dari umbi. Bentuk daunnya lingkaran dengan ujung meruncing berbentuk jantung. Warnanya hijau segar.

Umbi 
keladi tikus ini berbentuk lingkaran rata sebesar buah pala. Bagian dalam maupun luar umbi berwarna putih. Untuk perkembangbiakannya, sanggup memakai umbinya atau anakan yang tumbuh dari umbi tersebut. Pada animo kemarau, batangnya menghilang. Sedangkan pada animo hujan, tumbuhan ini muncul lagi di atas permukaan tanah dari umbi yang terpendam di dalam tanah.

Mahkota bunganya berbentuk panjang kecil berwarna putih menyerupai dengan ekor tikus, dari sinilah nama
keladi tikus di berikan. Namun ada beberapa jenis yang memiliki kelopak bunga berwarna merah. Untuk jenis yang ini biasanya dikembangkan untuk tumbuhan hias hasil silangan.

Hingga ketika ini belum banyak peneliti yang mengungkap khasiat 
keladi tikus terutama untuk penyakit kanker. Prof Dr Chris K.H. Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia pada tahun 1995 meneliti tumbuhan ini, karenanya ekstrak dari akar keladi tikus efektif untuk kanker prostat. Selain itu Lam Siew Hong peneliti dari USM menyebutkan bahwa terjadi peningkatkan acara antibakteri dalam darah ikan lele. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia, Amerika, Inggris, Australia, Selandia baru, Singapura, dan aneka macam negara di dunia. Di Indonesia, tumbuhan ini pertama kali diperkenalkan oleh Patoppoi seorang pensiunan dari Departemen Pertanian.           

Khasiat ramuan ini telah dirasakan oleh isterinya sendiri yang sangat tersiksa sehabis menjalani kemoterapi, seakan dunia ini akan berakhir. Istri Patopoi menderita kanker payudara stadium Ill. Setelah mengonsumsi ramuan yang diberikan Prof Dr Chris K.H. Teo, imbas kemoterapi tidak dirasakan sehebat dulu dan is sanggup menjalani kemoterapi sampai 12 kali, dan sekarang wajahnya berseri.

Keladi tikus mengandung antineoplastik atau antikanker selain juga sanggup berguna sebagai antivirus. Efek farmakologi inilah yang menjadi obat utama untuk mengatasi kanker stadium lanjut. Bagian yang dipakai untuk pengobatan yaitu keseluruhan dari tumbuhan tersebut. Mulai dari akar (umbi), batang, daun sampai bunga. Tentu saja, imbas tersebut akan bertambah baik jika diberikan tolong-menolong dengan tumbuhan lainnya, menyerupai sambiloto, rumput mutiara dan temu putih.

Ekstrak Typhonium flageffiforme clan materi alami lainnya membantu detoxifikasi jaringan darah. Ramuan ini mengandung ribosome inacting protein (RIP), zat antioksidan dan zat antikurkumin. RIP berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya dan memblokir pertumbuhan sel kanker. Zat antioksidan berfungsi mencegah terjadinya kerusakan gen. Sementara zat antikurkumin berfungsi sebagai antiinflamasi/antiperadangan. Kombinasi materi alami ini mengaktivasi dengan memproduksi perantara yang menstimulasi untuk menguatkan sel dari sistem kekebalan badan untuk bersamasama memberantas sel kanker. Di Cina tumbuhan ini di teliti oleh Zhong Z, Zhou G, Chen X, dan Huang P dari Guangxi Institute of Traditional Medical and Pharmaceutical Sciences, Nanning. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui imbas farmakologis dari 
Typhonium flagelliforme. Diketahui bahwa ekstrak air dan alkohol dari Typhonium flagelliforme mempunyai imbas mencegah batuk, menghilangkan dahak, antiasmatik, analgesik, antiinflamasi, dan bersifat sedatif. Pada konsentrasi 720 g/kg ekstrak air, 900 g/kg ekstrak alkohol dan 3240 g/kg ekstrak ester tumbuhan ini sanggup meracuni tubuh. MenurutAngela Riwu Kaho PhD, Ahli Kimia Natural peniliti zat anti tumor dari Ohio State University,            ekstrak Typhonium flagelliformememang mengandung zat anti kanker namun konsentrasinya lemah. Mengenai hasil penelitiannya pernah di publikasikan dalam jurnal Phytotheraphy Research pada bulan Mei 2001. Namun demikian ia juga tidak memungkiri ada pasien yang sembuh dengan mengonsumsi ramuan ini.

Berdasarkan hal inilah dr Setiawan Dalimartha menyarankan semoga berhati-hati menggunakannya. "Jika tidak lihai mengolahnya sanggup mengakibatkan gatal-gatal pada tenggorokan." Lebih lanjut ia menyarankan untuk pengobatan kanker sebaiknya tidak memakai ramuan tunggal.

Untuk pencegahan sebaiknya 
keladi tikus tidak dikonsumsi secara terusmenerus, hal ini sanggup memperberat kerja hati, lever dan ginjal.        
BY LUSSY       

 

Sumber http://lussychandra.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Obat Tradisional Untuk Kanker"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel