Maghrib Atau Magrib
![]() |
oleh: Andi Dwi Handoko |
Bahasa itu bersifat dinamis. Bahasa selalu berkembang dari waktu ke waktu. Begitu pula dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengalami perkembangan pesat yang ditandai dengan bertambahnya kosakata-kosakata baru. Sudah kita ketahui bahwa sebagian besar kosakata dalam bahasa Indonesia yakni hasil serapan dari bahasa lain, entah itu bahasa aneh ataupun bahasa daerah.
Salah satu kosakata bahasa aneh yang banyak diserap ke dalam bahasa Indonesia yakni bahasa Arab. Masyarakat sering keliru dalam menulis kosakata hasil serapan dari bahasa Arab. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah terbiasa dengan lafaz bahasa Arab yang dipakai secara lisan. Contohnya yakni penulisan kata antara maghrib dan magrib yang mengacu pada pengertian waktu saat matahari tenggelam.
Pada umumnya masyarakat masih memakai kata maghrib. Kata ini sering sekali ditemukan pada layar televisi, papan pengumuman masjid, bahkan pada buku-buku bacaan. Padahal berdasarkan hukum kebahasaan, penggunaan kata maghrib menyalahi hukum perembesan bahasa Indonesia. Jika menyalahi hukum kebahasaan, terang kata maghrib merupakan kata yang tidak baku.
Mengapa kata maghrib menyalahi hukum perembesan bahasa Indonesia? Jawabannya yakni alasannya yakni dalam hukum perembesan bahasa Indonesia, aksara gain dalam bahasa Arab diserap menjadi aksara g (bukan gh) dalam bahasa Indonesia. Jadi, kata maghrib yang memakai aksara gain tidak memerlukan aksara h lagi sehingga kata yang sempurna untuk dipakai yakni magrib.
Dimuat di Rubrik Bahasa Kita Solopos, Kamis, 15 Desember 2011
0 Response to "Maghrib Atau Magrib"
Posting Komentar