iklan

Sejahtera Alasannya Ialah Budidaya Flora Lada Di Lahan Sempit

Budidaya tumbuhan lada tidak selamanya memerlukan lahan yang luas. Romli telah membuktikannya. Dengan memakai lahan hanya dengan luas 1.200m2 keuntungan yang didapat romli dari budidaya tumbuhan lada ini mencapai 3 – 4 juta perbulannya. Romli tetapkan untuk mulai menanam lada pada tahun 2012. Kini pohon – pohon lada berusia 4 tersebut sudah mulai berderet rapi di kebun kecilnya. Petani dari bangka belitung itu mengaku menanam lada sebanyak 500 tanaman. Menurut Romli luas dari areal tumbuhan budidaya tumbuhan lada miliknya relatif kecil bila dibandingkan dengan petani lada lainnya. Petani lainnya sanggup menanam 2.000 tanaman. Ingin mengetahui lebih dalam ihwal budidaya lada perdu? Baca di sini artikelnya. Klik di sini


Budidaya tumbuhan lada tidak selamanya memerlukan lahan yang luas Sejahtera Karena Budidaya Tanaman Lada Di lahan Sempit
Tanaman lada siap panen

Hambatan Budidaya Tanaman Lada


Budidaya tumbuhan lada bukan berarti tanpa ada hambatan. Pada tahun 2009 harga lada tiba – tiba saja turun menjadi 37.000 per kg pada kalangan petani. Setahun sebelumnya harga tabrak bisa mencapai Rp 50.000 per kg. Dengan volume panen mencapai 500 kg  kering maka potensi kerugian Romli dari penjualannya bisa mencapai Rp 1,5 juta. Padahal disaat itu romli harus membayar biaya sekolah anak – anaknya.


Namun hal tersebut tak menciptakan Romli bergeming, dia tetap saja melaksanakan budidaya tumbuhan lada dengan menanam bibit baru. Walaupun ketika itu harga lada sedang turun. “Saya sudah turun temurun berkebun lada. Jika hari ini harga rendah maka suatu ketika harga lada niscaya naik lagi”, kata beliau. Filosofi itulah yang selalu dijadikan anutan oleh Romli, sampai pada hasilnya keyakinannya berbuah manis. Tahun berikutnya harga lada melonjak menjadi Rp 48.000 dan berangsur setiap tahunnya naik 25%.


Meski mempunyai lahan yang relatif kecil, menanam lada tetaplah mendatangkan keuntungan yang besar. “Lebih baik mempunyai lahan kecil tapi terurus dari pada lahan besar tetapi tidak terurus”, imbuh Romli. Pada demam isu panen sebelumnya Romli memperoleh hasil panen minimal 1 kg lada kering dari setiap tumbuhan yang ditanam atau 500 kg per tahunnya. Beberapa tumbuhan ladanya ada yang mampu  menghasilkan 2 kg merica. Romli biasanya menjual hasil panenya kepada pengepul dengan harga Rp 130.000 per kg.


Dengan harga jual tersebut omzet yang didapat Romli berkisar Rp 65 juta. Menurut Romli biaya produksi yang dikeluarkannya Rp 25.000 per tanaman/tahun atau total Rp 12,5 juta. Sehingga romli bisa mendapat keuntungan higienis Rp 52,5 juta per tahun atau kalau dirata – rata keuntungan perbulannya mencapai Rp 4,37 juta. Penghasilan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan upah minimum provinsi Bangka Belitung yang berkisar Rp 2 – 3 juta. Keuntungan tersebut bisa lebih tinggi lagi jikalau Romli bisa menekan biaya produksinya.


Romli menentukan untuk melaksanakan budidaya tumbuhan lada secara intensif. Menurut dia budidaya intensif sangat dibutuhkan untuk memperoleh hasil panen lada secara optimal. Untuk itu Romli memakai tiga varietas unggul untuk budidaya tumbuhan lada yang ditanamnya. Varietas tersebut antara lain lampung, bogor lingkup dan merapin. Pekebun harus membeli bibit – bibit tersebut dari pembibit yang telah terpercaya. Kualitas bibit kuat terhadap hasil panen yang diperoleh. Untuk mengetahui cara melaksanakan pembibitan tumbuhan lada dengan baik, Anda bisa baca di artikel berikut ini. Klik di sini


Untuk panjatan lada, Romli memakai panjatan mati untuk rambatan budidaya tumbuhan lada. Menurut dia panjatan tidak kuat terhadap hasil yang diperoleh. Kaprikornus Anda bisa memakai panjatan hidup maupun panjatan mati. Yang penting harus kokoh. Itulah sebabnya maka dia menentukan kayu jenis mandaru, ulin dan pelawan sebagai panjatan tumbuhan ladanya. Untuk harga tiang panjatan harganya bervariasi, sesuai dengan kualitasnya.


Menjual Bibit Lada


Di tahun pertama laki-laki yang sekarang berusia 51 tahun tersebut memangkas batang ladanya untuk merangsang pertumbuhan cabang. Hasil pangkasannya tersebut dia tanam kembali di dalam polibag untuk dijadikan bibit. Dari setiap tumbuhan budidayanya Romli rata – rata menghasilkan 10 bibit lada atau total keseluruhannya 5.000 bibit lada. Bibit yang dijual dia biasanya dilepas ketika berumur 4 bulan. Bibit – bibit tersebut di jual dengan dengan harga Rp 10.000 per polibagnya. Dengan harga jual tersebut maka keuntungan yang didapat Romli pada budidaya tumbuhan lada yang dilakukannya yaitu Rp 50 juta.


Kesuksesan dia dalam melaksanakan budidaya tumbuhan lada menjadi bukti kuat jikalau lada yaitu tumbuhan yang sanggup menghasilkan pendapatan yang menjanjikan meskipun Anda melaksanakan budidaya tumbuhan lada tersebut pada lahan yang relatif sempit. Dengan penghasilan yang menjanjikan diatas sangat pantas jikalau Romli mewariskan kebun budidaya tumbuhan ladanya kepada keempat orang putranya dan dia berharap keempat putranya tersebut turut sejahtera dari hasil menanam lada.


Demikian cerita sukses dari budidaya tumbuhan lada yang kami berikan, supaya sanggup mengakibatkan ide kepada Anda yang hendak atau akan memulai untuk berkebun lada. Sejatinya Anda patut mencoba peluang berkebun yang sangat menjanjikan ini, lantaran sudah terbukti dengan keuletan bapak Romli dalam melaksanakan budidaya tumbuhan lada.


Budidaya tumbuhan lada tidak selamanya memerlukan lahan yang luas Sejahtera Karena Budidaya Tanaman Lada Di lahan Sempit
Panen lada oleh petani

Untuk artikel budidaya tumbuhan lada lainnya ataupun tumbuhan produksi lainnya, Anda bisa membacanya pada artikel dibawah ini. Selamat membaca dan supaya sukses untuk Anda semua. Terima kasih


sumber gambar: Dariberbagaisumber




Sumber https://www.infoagribisnis.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sejahtera Alasannya Ialah Budidaya Flora Lada Di Lahan Sempit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel