iklan

Manajemen Stres



PENDAHULUAN

Stress yaitu reaksi badan terhadap situasi yang tampak sulit dan menciptakan ketidakseimbangan dalam hidup. Dalam sikap organisasi, dibutuhkan suatu administrasi stress untuk menghadapi tuntutan yang berlebihan. Tujuan administrasi stress untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Manajemen stress akan menganalisa efek stress pada kinerja dan kemampuan berpikir seseorang.

A.   KONSEP STRESS

Stress yaitu suatu ketidakseimbangan diri/ jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak sanggup dihindari perubahan yang memerlukan penyesuaian. Sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang sanggup menjadikan stress, menyerupai cedera, sakit atau ajal orang yang dicintai, putus cinta. Perubahan positif juga sanggup menjadikan stress, menyerupai naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta.

Menilik dari pengertian stress sendiri, maka banyak sekali pengertian administrasi stress pun diungkap sebagai berikut:
·      “Stress (n), Psychological and physical strain or tension generated by physical, emotional, social, economic, or occupational circumstances, events, or experiences that are difficult to manage or endure.” (Colman, Andrew M. (1st ed.).(2001). Oxford Dictionary Of Psychology. hal. 711)
·      Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi, orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memeberi tuntutan yang berlebihan.



B.   MEKANISME STRESS

Stress gres aktual dirasakan apabila keseimbangan diri terganggu. Artinya kita gres mengalami highlight manakala kita mempresepsi tekanan dari stressor melebihi daya tahan yang kita punya untuk menghadapi tekanan tersebut. Makara selama kita memandang diri kita masih bisa menahan tekanan tersebut, (yang kita presepsi lebih ringan dari kemampuan kita menahan) maka tekanan highlight belum nyata. Akan tetapi apabila tekanan tersebut bertambah besar (dari stressor yang sama atau dari stressor lain secara bersamaan) tekanan menjadi nyata, kita kewalahan dan mencicipi stress.
Selama pikiran tidak menghentikan pengiriman tanda ancaman ke otak, mekanisme Stress ini berjalan terus. Belakangan ini sejumlah penelitian paduan bidang psikologi dan syaraf (Goleman, 2007) menemukan bahwa otak insan mempunyai banyak neuron counterpart yang bekerja otonom menangkap vigilance pada dikala kita ber- interaksi sosial, kemudian membangun (set-up) sistem sirkuit yang sesuai dengan bacaannya. Dengan perkataan lain, meskipun secara mental kita bisa melaksanakan adjustment, badan secara otonom melaksanakan prosedur pertahanan atau derma sesuai bacaan neuron mirror.

C.   KATEGORI STRESS

Apabila ditinjau dari penyebab stres, berdasarkan Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), sanggup digolongkan sebagai berikut :
a.    Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, bunyi amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
b.    Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone, atau gas.
c.    Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau benalu yang menjadikan penyakit.
d.    Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik sehingga menjadikan fungsi badan tidak normal.
e.    Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi sampai tua.
f.    Stres psikis/ emosional, disebabkan oleh gangguan korelasi interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan.

D.   REAKSI- REAKSI TERHADAP STRESS

Reaksi Psikologis terhadap stress
a. Kecemasan
Respon yang paling umum Merupakan tanda ancaman yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik à jantung berdebar, keluar keringat dingin, verbal kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur
b. Kemarahan dan aksi
Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin sanggup mengakibatkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melaksanakan serangan secara bergairah dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai sikap kegilaan, tindak sadis dan perjuangan membunuh orang
c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih.



E.    STRATEGI PENANGANAN STRESS

Kiat untuk mengendalikan stres berdasarkan Grant Brecht (2000) sebagai berikut :
a.    Sikap, keyakinan dan pikiran kita harus positif, fleksibel, Rasional, dan adaptif terhadap orang lain. Artinya, jangan terlebih Dahulu menyalahkan orang lain sebelum introspeksi diri dengan pengendalian internal.
b.    Kendalikan faktor-faktor penyebab stres dengan jalan :
1). Kemampuan menyadari (awareness skills)
2). Kemampuan untuk mendapatkan (acceptance skills)
3). Kemampuan untuk menghadapi (coping skills)
4). Kemampuan untuk bertindak (action skills)
c.    Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan anda.
d.    Kembangkan sikap efisien.
e.    Relaksasi
f.    Visualisasi (angan-angan terarah)
Teknik singkat untuk menghilangkan stres, contohnya melaksanakan pernafasan dalam, mandi santai dalam bak, tertawa, pijat, membaca, kecanduan positif (melakukan yang disukai secara teratur), istirahat teratur dan ngobrol.

F.    STESS DAN KINERJA

Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam banyak sekali cara. Karena kepribadian individual meliputi korelasi yang kompleks di antara banyak faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan menyidik gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor, prosedur koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang di duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini yaitu rasa kontrol terhadap insiden kehidupan, kesepakatan terhadap acara yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993).
Dalam dunia kerja, sering timbul (muncul) banyak sekali duduk kasus sehubungan dengan stres dan kondisi-kondisi yang sanggup memicu terjadinya stres. Baik disadari maupun tidak, pekerjaan seseorang menjadikan stres pada dirinya. Hal ini niscaya akan tampak dalam kurun waktu yang panjang, lantaran memang insan setiap harinya berkecimpung di kawasan kerjanya lebih dari sepertiga kali waktunya.
Stres kerja sering menjadikan duduk kasus bagi tenaga kerja, baik pada kelompok direktur (white collar workers) maupun kelompok pekerja biasa (blue collar workers). Stres kerja sanggup mengganggu kesehatan tenaga kerja, baik fisik maupun emosional. Hal itu juga didukung oleh Sullivan dan Bhagat (1992) dalam studi mereka mengenai stres kerja (yang diukur dengan role ambiguity, role conflict, dan role overload) dan kinerja, pada umumnya ditemukan bahwa stres kerja berafiliasi secara negatif dengan kinerja.
Stres mempunyai posisi yang penting dalam kaitannya dengan produktivitas sumberdaya manusia, dana dan materi. Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam diri individu, stres juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari organisasi dan lingkungan. Tenaga kerja merupakan salah satu aset perusahaan yang paling utama, oleh lantaran itu perlu dibina secara baik. Stres pada karyawan sebagai salah satu akhir dari bekerja perlu dikondisikan pada posisi yang sempurna biar kinerja mereka juga pada posisi yang diharapkan.


PENUTUP

Stress yaitu reaksi badan terhadap situasi yang tampak dimana insan merasa ada tuntutan sehingga membutuhkan suatu kemampuan untuk mengatasinya. Stress melanda seseorang lantaran adanya bentuk kelelahan berkelanjutan, rasa tegang, dan tuntutan. Manajemen stress sangat diharapkan dalam sikap organisasi. Karena disini seseorang dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah ditugaskan. Apabila dalam kiprah tersebut terdapat rasa tuntutan dan kekhawatiran yang menciptakan pikiran menjadi kacau, hal ini harus segera diselesaikan biar kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya terealisasi dengan baik. Keterkaitan korelasi sosial antara pegawai dan atasan harus memperhatikan kebutuhan satu sama lainnya, biar kinerja organisasi tersebut berjalan dengan baik. Hubungan sosial sangat besar lengan berkuasa dalam menuntaskan duduk kasus stress. Seseorang pimpinan sanggup membantu bawahan nya biar ia tidak jenuh dengan pekerjaannya. Hal ini  dilakukan dengan cara pendekatan dan menunjukkan penghargaan biar kinerja para pegawai bisa berjalan baik dan tujuan dari organisasi tersebut bisa tercapai dengan baik.


Sumber Referensi :
http://andaners.wordpress.com/2009/04/21/konsep-cemas-stress-dan-adaptasi/


Sumber http://dykaandrian.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Manajemen Stres"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel