6 Perbedaan Reseller Dan Dropship Dalam Bisnis Toko Online
Trend perjuangan toko online yang semakin menjamur akhir-akhir ini telah melahirkan sistem pemasaran baru, ialah sistem dropship. Dibandingkan sistem reseller, sistem dropship dikenal mempunyai beberapa keunggulan terutama bagi mereka yang ingin berjualan online tapi tak punya banyak modal.
Untuk memudahkan pemahaman Anda mengenai perbedaan reseller dan dropship, silakan perhatikan denah di bawah ini dan bandingkan dengan denah di atas!
Dengan kedua denah di atas, kita tentu sanggup membayangkan apa saja perbedaan reseller dan dropship ditinjau dari keunggulan dan kelemahannya. Perbedaan tersebut contohnya terletak pada stok barang, kebutuhan modal, besaranya risiko dan keuntungan, serta pelayanan konsumen dan taktik pemasaran yang dipakai keduanya.
Adapun dropship tidak perlu melaksanakan stok barang. Barang sudah distok oleh pemasok dan dropshiper hanya bertugas untuk mencari konsumen dan menghubungkannya pada agen. Dengan kata lain, dropship hanya berperan sebagai makelar.
Sementara dibandingkan reseller, dropshiper hanya akan memperoleh laba yang lebih kecil. Harga modal barang yang ditentukan oleh pemasok biasanya terbilang tinggi dibanding harga grosir, oleh alasannya itu dropshiper tidak sanggup menjual barangnya dengan mengambil laba yang terlalu tinggi.
Sementara dalam sistem dropship, dropshiper hanya berfokus pada penjualan barang secara online. Ia tidak sanggup mengambarkan bukti barang yang dijualnya kalau ada tetangga atau kerabat yang membutuhkan barang yang beliau jual.
Nah, itulah beberapa perbedaan reseller dan dropship. Cukup sanggup dipahami bukan? Kedua sistem ini memang mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Anda sanggup menentukan salah satu di antaranya dengan menyesuaikan kapasitas Anda sebagai calon penjual online. Anda tahu sistem mana yang cocok untuk Anda. Semoga berguna! Sumber http://danperbedaan.blogspot.com
Perbedaan Reseller dan Dropship
Jika pada pemasaran konvensional, reseller (pengecer) harus menyetok barang yang akan dijualnya dengan membeli barang dalam jumlah banyak ke pemasok, maka dengan sistem dropship, pengecer tidak perlu repot-repot melaksanakan stok barang sendiri, melainkan beliau hanya bertugas mencari calon pembeli dan menghubungkannya dengan pemilik barang (pemasok). Di artikel kali ini, kita tidak akan mengupas secara mendalam kedua sistem pemasaran tersebut, kita hanya akan membahas perihal perbedaan reseller dan dropship.Untuk memudahkan pemahaman Anda mengenai perbedaan reseller dan dropship, silakan perhatikan denah di bawah ini dan bandingkan dengan denah di atas!
Dengan kedua denah di atas, kita tentu sanggup membayangkan apa saja perbedaan reseller dan dropship ditinjau dari keunggulan dan kelemahannya. Perbedaan tersebut contohnya terletak pada stok barang, kebutuhan modal, besaranya risiko dan keuntungan, serta pelayanan konsumen dan taktik pemasaran yang dipakai keduanya.
Perbedaan | Reseller | Dropship |
Stok barang | Bisa mengelola stok | Tidak perlu menyetok barang |
Modal | Harus mempunyai modal yang cukup | Tidak memerlukan modal |
Risiko | Memiliki resiko kalau produk tidak laris atau tidak terjual | Memiliki resiko kalau produk tidak laris atau tidak terjual |
Keuntungan | Lebih besar | Lebih kecil |
Strategi pemasaran | Menawarkan barang secara pribadi dengan menunjukkan produknya | Promosi secara pribadi kurang efektif alasannya tidak mempunyai produk fisiknya |
Pelayanan konsumen | Kerepotan dengan proses pelayanan terhadap konsumen | Tidak dibingungkan dengan proses packaging ataupun pengiriman barang |
1. Stok Barang
Perbedaan fundamental antara dropshiper dan reseller terletak pada ada tidaknya stok barang. Reseller harus melaksanakan pembelian barang sebagai stok dalam jumlah banyak kepada pemasok. Pembelian dilakukan dalam jumlah banyak semoga harga barang yang diperolehnya kompetitif sehingga margin atau selisih harga pembelian dengan harga penjualan yang didapat semakin besar.Adapun dropship tidak perlu melaksanakan stok barang. Barang sudah distok oleh pemasok dan dropshiper hanya bertugas untuk mencari konsumen dan menghubungkannya pada agen. Dengan kata lain, dropship hanya berperan sebagai makelar.
2. Modal
Karena membutuhkan pembelian barang dalam jumlah banyak sebagai stok, maka reseller berarti juga membutuhkan modal yang banyak pula. Sementara dropshiper tidak membutuhkan modal untuk pembelian stok barang.Perbedaan Internet dan Intranet
3. Keuntungan
Perbedaan reseller dan dropship juga terletak pada besar laba yang diperoleh keduanya. Keuntungan yang diperoleh reseller umumnya lebih banyak alasannya beliau memperoleh harga yang super kompetitif melalui pembelian jumlah banyak kepada pemasok. Karena harga modal per-barang murah, maka reseller lebih leluasa untuk menjual barangnya dengan selisih yang lebih tinggi, sehingga margin laba yang diperolehnya semakin besar.Sementara dibandingkan reseller, dropshiper hanya akan memperoleh laba yang lebih kecil. Harga modal barang yang ditentukan oleh pemasok biasanya terbilang tinggi dibanding harga grosir, oleh alasannya itu dropshiper tidak sanggup menjual barangnya dengan mengambil laba yang terlalu tinggi.
4. Risiko
Semakin besar laba suatu usaha, maka akan semakin besar pula risiko yang sanggup ditanggung oleh perjuangan tersebut. Pepatah ini mungkin ada benarnya. Dalam sistem reseller, seorang pengecer memang akan mendapat laba lebih besar, akan tetapi kalau barang yang sudah distoknya tidak laku, maka tentu beliau akan menderita kerugian. Sementara dalam sistem dropship, seorang dropshiper tidak akan menanggung risiko barang yang tidak laku.5. Strategi Pemasaran
Seorang reseller tidak hanya sanggup melaksanakan penjualan barang secara online, beliau juga sanggup menjajakan dagangannya secara offline dengan menawarkannya pada orang lain di sekitarnya. Fisik atau bukti barang yang dijual sanggup pribadi dilihat oleh calon pembeli sehingga kemungkinan untuk memperoleh pelanggan gres semakin besar.Sementara dalam sistem dropship, dropshiper hanya berfokus pada penjualan barang secara online. Ia tidak sanggup mengambarkan bukti barang yang dijualnya kalau ada tetangga atau kerabat yang membutuhkan barang yang beliau jual.
6. Pelayanan Konsumen
Seorang reseller, selain bertugas mencari calon pembeli, beliau juga mengurusi proses packing (pengemasan) dan pengiriman barang. Sedangkan seorang dropshiper tidak perlu repot mengurusi packing dan segala macamnya. Ia hanya bertugas mencari pelanggan dan menghubungi pihak pemasok, sehingga pekerjaannya lebih sederhana.Nah, itulah beberapa perbedaan reseller dan dropship. Cukup sanggup dipahami bukan? Kedua sistem ini memang mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Anda sanggup menentukan salah satu di antaranya dengan menyesuaikan kapasitas Anda sebagai calon penjual online. Anda tahu sistem mana yang cocok untuk Anda. Semoga berguna! Sumber http://danperbedaan.blogspot.com
0 Response to "6 Perbedaan Reseller Dan Dropship Dalam Bisnis Toko Online"
Posting Komentar