Proses Berguru Mengajar Matematiika
Proses mencar ilmu mengajar merupakan sebuah proses interaksi yang menghimpun sejumlah nilai, (norma) yang merupakan substansi, sebagai mediun antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan.
Istilah matematika berasal dari bahasa yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata matematika diduga bersahabat hubungannya dengan kata sangsekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, tertangkap tangan atau intelegensia, Nasution (Subarinah, 2006: 1). Berikut ini beberapa definisi perihal matematika:
- Matematika itu teorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefenisikan, defenisi-defenisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil yang dibuktikan kebenaranya, sehingga matematika disebut ilmu deduktif, Ruseffendi (1992: 10).
- Matemetika merupakan referensi berfikir, referensi mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang teroganisasi memuat: sifat-sifat, teori-teori dibentuk secara deduktif menurut unsur yang tidak didefenisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya. Johnson dan Rising, (Subarinah 2006:1).
- Matematika merupakan telaah perihal referensi dan hubungan, suatu jalan atau referensi berfikir, suatu seni suatu bahasa dan suatu alat Reys 1984, (Subarinah 2006: 1)
Matematika bukan pengetahuan tersendiri yang sanggup tepat sebab dirinya sendiri, tetapi keberadaanya untuk membantu insan dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Kline 1973, (Subarinah 2006: 1) dengan demikian sanggup dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abnormal dan referensi kekerabatan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa mencar ilmu matematika pada hakekatnya ialah mencar ilmu konsep, struktur konsep dan mencari kekerabatan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas matematika yang deduktif aksiomatif ini harus diketahui oleh guru sehingga mereka sanggup membelajarkan matematika dengan tepat, mulai dari konsep-konsep sederhana hingga yang kompleks.
Matematika yang merupakan ilmu deduktif, aksiomatif, formal hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya ialah sebuah sistem matematika. Sistem matematika berisikan model-model yang sanggup dipakai untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata. Manfaat lain yang menonjol ialah matematika sanggup membentuk referensi pikir orang yang mempelajarinya menjadi referensi pikir matematis yang sistem, logis, kritis dengan penuh kecermatan.
Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa proses mencar ilmu mengajar matematika merupakan suatu proses mencar ilmu mengajar yang melibatkan guru dan siswa dimana perubahan tingkah laris siswa sanggup diarahkan pada pemahaman konsep matematika yang mengantarkan siswa berpikir secara logis dan matematis. Dalam proses mencar ilmu mengajar terdapat dua acara yakni acara guru dan acara siswa. Di mana dalam proses acara mencar ilmu siswa melewati tiga tahap yakni:
- Tahap enaktif, dalam tahap ini siswa secara pribadi terlibat dalam memanipulasi objek;
- Tahap ikonik, tahap ini acara yang dilakukan siswa bekerjasama dengan mental yang merupakan citra dari objek-objek yang dimanipulasinya. Anak tidak pribadi memanipulasi objek menyerupai yang dilakukan siswa dalam tahap enaktif;
- Tahap simbolik, tahap ini siswa memanipulasi simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terkait dengan objek-objek pada tahap sebelumya. Anak pada tahap ini sudah bisa memakai notasi tanpa ketergantungan terhadap objek real, Bruner (Ruseffendi, dkk 1992: 109-110).
Sumber:
aciknadzirah.blogspot.com/search?q=proses-belajar-mengajar-matematika
0 Response to "Proses Berguru Mengajar Matematiika"
Posting Komentar