Budidaya Jamur Kuping
Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan salah satu kelompok jelly fungi yang masuk ke dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur jelly yang unik. Fungi yang masuk ke dalam kelas ini umumnya makroskopis atau gampang dilihat dengan mata telanjang. Miseliumnya bersekat dan sanggup dibedakan menjadi dua macam yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal dari perkembangan basidiospora) dan miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan dua basidiospora). Auricularia auricula umumnya kita kenal sebagai jamur kuping. Jamur ini disebut jamur kuping alasannya ialah bentuk badan buahnya melebar mirip daun indera pendengaran insan (kuping).(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_kuping)
Mengembangkan potensi bisnis budidaya jamur konsumsi memang tidak pernah ada habisnya. Selain budidaya jamur tiram dan jamur merang yang banyak diminati pasar, ketika ini jamur kuping menjadi bab dari jenis jamur konsumsi yang mulai dibudidayakan para petani. Jamur kuping (Auricularia auricular) mempunyai bentuk badan yang melebar mirip bentuk daun indera pendengaran manusia, alasannya ialah itulah jamur yang masuk dalam kelompok jelly fungi ini diberi nama jamur kuping oleh masyarakat luas, kata “kuping” diambil dari Bahasa Jawa yang mempunyai arti daun telinga.
Umumnya jamur kuping bisa ditanam di kawasan beriklim cuek hingga kawasan yang beriklim panas. Namun idealnya jamur konsumsi ini akan tumbuh subur pada suhu antara 20-30°C, dengan tingkat kelembapan sekitar 80-90%. Beberapa jenis jamur kuping yang mulai dibudidayakan petani di Indonesia antara lain jamur kuping merah (Auricularia yudae), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha), serta jamur kuping biar (Tremella fuciformis).
Kandungan nutrisi, lemak, dan vitamin yang terdapat pada jamur kuping sering dimanfaatkan konsumen sebagai salah satu materi pangan yang nikmat dan juga elok untuk kesehatan. Disamping itu jamur kuping hitam juga bermanfaat untuk obat sakit jantung, menurunkan kolesterol, juga sebagai anti-pendarahan. Bahkan untuk pemasarannya, para petani bisa memperlihatkan jamur kuping segar ataupun jamur kuping kering yang harganya laris tinggi di pasaran. Potensi inilah yang mendorong sebagian besar masyarakat untuk mulai tertarik menekuni bisnis budidaya jamur kuping sebagai alternatif peluang perjuangan yang cukup menjanjikan.
Untuk membantu Anda mengetahui teknik budidaya jamur kuping, berikut kami informasikan beberapa tahapan yang harus dipersiapkan mirip yang saya kutip dari situs berbisnisjamur :
Persiapan Bibit Jamur
Sebelum menekuni bisnis budidaya jamur kuping, sebaiknya persiapkan terlebih dahulu bibit jamur yang berkualitas unggul untuk mendapat hasil panen yang optimal. Bagi Anda yang menjalankan perjuangan skala rumah tangga, sebaiknya membeli bibit jamur yang sudah siap pakai (bibit F4). Tetapi bagi Anda yang berencana membuka perusahaan jamur skala industri (besar), bisa membiakkan bibit murni untuk mendapat bibit jamur F1.
Persiapan Budidaya Jamur
Bagi Anda yang membudidayakan jamur kuping dengan media tanam berupa baglog, bisa memulai perjuangan dengan tahapan berikut ini.
Langkah pertama yang perlu Anda siapkan ialah menciptakan media tanam yang sesuai dengan habitat orisinil jamur kuping. Saat ini media tanam yang banyak dipakai berupa baglog yang berisi adonan serbuk gergaji kayu (85-90%), bekatul (10-15%), kapur (1-2%), serta suplemen air secukupnya (kadai air 50-70%).
Untuk mendapat media tanam yang ideal, lakukan fermentasi selama 3-5 hari hingga suhu media mengalami pengingkatan hingga 70ºC. Selama proses fermentasi, lakukan pembalikan setiap 2-3 kali sehari. Pastikan media yang siap dipakai berubah warna menjadi cokelat atau kehitaman.
Selanjutnya masukan media ke dalam plastik tahan panas, kemudian padatkan memakai alat pengepres atau dipukul-pukul memakai botol bekas hingga plastik ibarat baglog. Selanjutnya pada bab atas plastik dipasang ring (cincin), dan ditutup dengan kapas biar media tidak kemasukan air ketika proses sterilisasi.
Tahapan keempat yaitu sterilisasi media, proses ini dilakukan dengan cara menguapi baglog yang telah ditutupi kapas. Sterilisasi dilakukan pada suhu 95-120º selama 6 hingga 8 jam.
Bila proses sterilisasi telah selesai, selanjutnya proses penanaman (inokulasi) sanggup Anda lakukan jikalau suhu baglog telah kembali normal. Sebelum menanamkan bibit jamur ke dalam baglog, perlu dilakukan sterilisasi bibit jamur biar terhindari dari organisme lain yang mengganggu pertumbuhan miselium. Caranya sebelum menamam semprotkan terlebih dahulu alkohol 70% pada kedua telapak tangan. Kemudian panaskan stik besi diatas api spritus, kemudian semprotkan botol bibit dengan alkohol biar steril, buka tutup kapas baglog diatas api spritus dan masukan bibit jamur ke dalam baglog dengan pinjaman stik besi yang telah disterilkan. Tutup kembali baglog dengan kapas, sehabis bibit jamur simpulan ditanamkan.
Setelah bibit jamur ditanam, lakukan inkubasi selama 4-8 ahad dengan suhu 28-35ºC, tingkat kelembapan 80% dan pinjaman cahaya lampu TL 60 watt. Jika lebih dari 5 ahad masa inkubasi dan belum ada gejala pertumbuhan miselium, maka dimungkinkan proses inokulasi gagal sehingga terkontaminasi.
Bila proses inkubasi telah selesai, proses selanjutnya ialah memindahkan baglog jamur kuping ke dalam ruang kumbung jamur yang telah disiapkan. Lakukan pelubangan baglog memakai silet yang telah disterilisasikan. Kemudian atur baglog dengan rapi, dan lakukan penyiraman secara rutin setiap 2-4 kali per hari.
Pemanenan jamur sanggup dilakukan dengan cara mencabut jamur kuping beserta akarnya. Bila ada akar yang tertinggal, maka bersihkan lubang biar tidak mengganggu pertumbuhan jamur kupir generasi berikutnya.
Sekian postingan wacana Budidaya Jamur Kuping semoga menambah info bagi kita sehingga bisa mendorong timbulnya wangsit bisnis gres yang sanggup kita kerjakan biar pengganguran di negeri kita berkurang dan ekonomi keluarga kita meningkat.
Postingan yang saya jabarkan mungkin saja secara detail kurang lengkap, saran saya bagi yang ingin serius berusaha ada baiknya bertanya kepada penyuluh Pertanian yang ada didaerah saudara atau membeli buku Proses Budidaya Jamur Kuping yang dilengkapi gambar sehingga pada prakteknya tidak salah dan merugikan baik untuk langsung (modal dan waktu) maupun bagi lingkungan
Sumber Artikel : berbisnisjamur.com
Sumber http://terapanteknologitepatguna.blogspot.com/
Umumnya jamur kuping bisa ditanam di kawasan beriklim cuek hingga kawasan yang beriklim panas. Namun idealnya jamur konsumsi ini akan tumbuh subur pada suhu antara 20-30°C, dengan tingkat kelembapan sekitar 80-90%. Beberapa jenis jamur kuping yang mulai dibudidayakan petani di Indonesia antara lain jamur kuping merah (Auricularia yudae), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha), serta jamur kuping biar (Tremella fuciformis).
Kandungan nutrisi, lemak, dan vitamin yang terdapat pada jamur kuping sering dimanfaatkan konsumen sebagai salah satu materi pangan yang nikmat dan juga elok untuk kesehatan. Disamping itu jamur kuping hitam juga bermanfaat untuk obat sakit jantung, menurunkan kolesterol, juga sebagai anti-pendarahan. Bahkan untuk pemasarannya, para petani bisa memperlihatkan jamur kuping segar ataupun jamur kuping kering yang harganya laris tinggi di pasaran. Potensi inilah yang mendorong sebagian besar masyarakat untuk mulai tertarik menekuni bisnis budidaya jamur kuping sebagai alternatif peluang perjuangan yang cukup menjanjikan.
Untuk membantu Anda mengetahui teknik budidaya jamur kuping, berikut kami informasikan beberapa tahapan yang harus dipersiapkan mirip yang saya kutip dari situs berbisnisjamur :
Persiapan Bibit Jamur
Sebelum menekuni bisnis budidaya jamur kuping, sebaiknya persiapkan terlebih dahulu bibit jamur yang berkualitas unggul untuk mendapat hasil panen yang optimal. Bagi Anda yang menjalankan perjuangan skala rumah tangga, sebaiknya membeli bibit jamur yang sudah siap pakai (bibit F4). Tetapi bagi Anda yang berencana membuka perusahaan jamur skala industri (besar), bisa membiakkan bibit murni untuk mendapat bibit jamur F1.
Persiapan Budidaya Jamur
Bagi Anda yang membudidayakan jamur kuping dengan media tanam berupa baglog, bisa memulai perjuangan dengan tahapan berikut ini.
Langkah pertama yang perlu Anda siapkan ialah menciptakan media tanam yang sesuai dengan habitat orisinil jamur kuping. Saat ini media tanam yang banyak dipakai berupa baglog yang berisi adonan serbuk gergaji kayu (85-90%), bekatul (10-15%), kapur (1-2%), serta suplemen air secukupnya (kadai air 50-70%).
Untuk mendapat media tanam yang ideal, lakukan fermentasi selama 3-5 hari hingga suhu media mengalami pengingkatan hingga 70ºC. Selama proses fermentasi, lakukan pembalikan setiap 2-3 kali sehari. Pastikan media yang siap dipakai berubah warna menjadi cokelat atau kehitaman.
Selanjutnya masukan media ke dalam plastik tahan panas, kemudian padatkan memakai alat pengepres atau dipukul-pukul memakai botol bekas hingga plastik ibarat baglog. Selanjutnya pada bab atas plastik dipasang ring (cincin), dan ditutup dengan kapas biar media tidak kemasukan air ketika proses sterilisasi.
Tahapan keempat yaitu sterilisasi media, proses ini dilakukan dengan cara menguapi baglog yang telah ditutupi kapas. Sterilisasi dilakukan pada suhu 95-120º selama 6 hingga 8 jam.
Bila proses sterilisasi telah selesai, selanjutnya proses penanaman (inokulasi) sanggup Anda lakukan jikalau suhu baglog telah kembali normal. Sebelum menanamkan bibit jamur ke dalam baglog, perlu dilakukan sterilisasi bibit jamur biar terhindari dari organisme lain yang mengganggu pertumbuhan miselium. Caranya sebelum menamam semprotkan terlebih dahulu alkohol 70% pada kedua telapak tangan. Kemudian panaskan stik besi diatas api spritus, kemudian semprotkan botol bibit dengan alkohol biar steril, buka tutup kapas baglog diatas api spritus dan masukan bibit jamur ke dalam baglog dengan pinjaman stik besi yang telah disterilkan. Tutup kembali baglog dengan kapas, sehabis bibit jamur simpulan ditanamkan.
Setelah bibit jamur ditanam, lakukan inkubasi selama 4-8 ahad dengan suhu 28-35ºC, tingkat kelembapan 80% dan pinjaman cahaya lampu TL 60 watt. Jika lebih dari 5 ahad masa inkubasi dan belum ada gejala pertumbuhan miselium, maka dimungkinkan proses inokulasi gagal sehingga terkontaminasi.
Bila proses inkubasi telah selesai, proses selanjutnya ialah memindahkan baglog jamur kuping ke dalam ruang kumbung jamur yang telah disiapkan. Lakukan pelubangan baglog memakai silet yang telah disterilisasikan. Kemudian atur baglog dengan rapi, dan lakukan penyiraman secara rutin setiap 2-4 kali per hari.
Pemanenan jamur sanggup dilakukan dengan cara mencabut jamur kuping beserta akarnya. Bila ada akar yang tertinggal, maka bersihkan lubang biar tidak mengganggu pertumbuhan jamur kupir generasi berikutnya.
Sekian postingan wacana Budidaya Jamur Kuping semoga menambah info bagi kita sehingga bisa mendorong timbulnya wangsit bisnis gres yang sanggup kita kerjakan biar pengganguran di negeri kita berkurang dan ekonomi keluarga kita meningkat.
Postingan yang saya jabarkan mungkin saja secara detail kurang lengkap, saran saya bagi yang ingin serius berusaha ada baiknya bertanya kepada penyuluh Pertanian yang ada didaerah saudara atau membeli buku Proses Budidaya Jamur Kuping yang dilengkapi gambar sehingga pada prakteknya tidak salah dan merugikan baik untuk langsung (modal dan waktu) maupun bagi lingkungan
Sumber Artikel : berbisnisjamur.com
0 Response to "Budidaya Jamur Kuping"
Posting Komentar