iklan

Saat Di Depan, Bersama, Dan Di Belakang Sang Anak Tercinta


". Jika ingin mengajar, ingatlah perkataan Ki Hajar Dewantara:
1. Jika Anda berada di depan mereka.
2. Jika Anda berada bersama mereka.
3. Jika Anda berada di belakang mereka."

Saya tidak paham maksud dari perkataan di atas, saya sudah jamak berhadapan dengan siswa, tapi perkataan di atas masih saja abu-abu bagi saya. Ternyata dia menginterpretasikan hal-hal di atas, kesimpulannya ibarat ini:


"1. Jika Anda berada di depan mereka.

Maksudnya: Apa yang dilakukan seorang guru ketika berhadapan dengan siswa langsung. Kerap kali guru menampilkan sosok tak istimewa di depan siswanya. Hanya menampilkan sesuatu lumrah. Tidak ada nilai plus. Ilmu guru cenderung tidak maksimal. Tidak ada niat yang nrimo dalam mengajar, sehingga yang nampak hanya patung bagi siswanya. Guru semestinya menawarkan rasa apresiasi berpengaruh kepada siswa, profil terbaik, menawarkan pengetahuan kepada siswa, tidak sekedar melepaskan kewajiban.


2. Jika Anda berada bersama mereka.

Maksudnya: Kebanyakan siswa aib bertanya kepada guru. Entah apa alasannya. Mungkin saja alasannya ialah guru menjadi moster tatkala bersama mereka. Guru seharusnya bisa membedakan posisi guru dan teman. Ambil contoh: mengapa anak di rumah lebih leluasa bertanya kepada orang tuanya? Jawabannya mudah, alasannya ialah orang bau tanah bisa berjibaku dengan belum dewasa mereka. Rileks bersama anak-anak. Menjadikan dirinya pribadi akrab. Namun, fakta di dunia pendidikan kali ini sangat jauh panggang dari pada api, guru selalu saja mau menjadi pola buruk, hanya mementingkan diri sendiri. Bayangkan saja, nanti memanggil siswa ketika ada keperluannya. Tapi, ketika siswa memanggil dia, eh malah mencari alasan untuk tidak membantu.


3. Jika Anda berada di belakang mereka.
Maksudnya: Nah, inilah alasan paling berkesan. Apa yang Anda sudah berikan ketika siswa-siswa kita sudah melihat dunia sekitar? Apa yang kita kontribusikan dikala siswa pulang sekolah? Sudah tidak ada kontak indra? Jawabannya, di sinilah guru menawarkan pemahaman agama sebagai kontrol perilaku dikala mereka melihat interaksi sosial di luar. Guru sudah menamankan aqidah, fikih, akhlak, dll sebagai patron siswa. Guru pun sewajibnya tetap mengontrol dikala mereka sudah berpakaian biasa. Tetap, menginspirasi dengan jutaan motivasi. "



Sumber http://baityjanaty.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Saat Di Depan, Bersama, Dan Di Belakang Sang Anak Tercinta"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel