✔ Serangga Sekarang Terkenal Jadi Materi Makanan, Semut Jepang Juga Termasuk

Pernah mendengar serangga berjulukan semut jepang (Ulomoides sp)? Hewan yang sebetulnya lebih akrab dengan keluarga kumbang ini terkenal di Indonesia alasannya yakni diyakini sanggup mengobati banyak sekali penyakit. Ramai-ramai orang mengonsumsinya meski berdasarkan peneliti khasiat belum terbukti betul.

Namun di luar duduk perkara khasiat, sebetulnya amankah mengonsumsi serangga? Bagi beberapa orang gagasan itu mungkin terdengar menjijikkan.

Ahli serangga di Laboratorium Entomologi Serangga, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pramesa Narakusumo menyampaikan nyatanya tren mengonsumsi serangga menyerupai semut jepang memang sedang naik. Bukan alasannya yakni alasan manfaat khasiat yang dimiliki si serangga tapi alasannya yakni duduk perkara ketahanan pangan.

Lembaga internasional Food and Agriculture Organization (FAO) menyebut bahwa serangga merupakan sumber makanan yang nutrisinya tak kalah dengan sumber makanan hewani lain dan lebih ramah lingkungan. Sebagai perbandingan contohnya di lahan yang sama untuk menghasilkan 200 gram daging sapi, seseorang sanggup memperoleh 2 kilogram larva serangga layak makan.

Kerabat akrab semut jepang, larva Tenebrio molitor atau dikenal juga dengan nama ulat hong kong contohnya mempunyai nutrisi yang berdasarkan data FAO hampir menyerupai dengan daging sapi. Protein pada ulat hongkong ada di nilai 49,1 sedangkan lemaknya 35,2 sementara daging sapi proteinnya 55 dan lemaknya 41.

"Protein berbasis serangga itu memang tidak kalah. Kalau untuk potensi kandungan nutrisi beliau itu baik, bahkan ada beberapa jenis yang kalsium proteinnya lebih tinggi daripada daging," kata Pramesa kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (6/4/2016).

"FAO sedang intens meneliti ini alasannya yakni serangga kan relatif lebih gampang didapatkan dan berkembang biak lebih cepat," lanjutnya.

Hanya saja perlu diakui juga ada beberapa duduk perkara yang masih harus dihadapi jikalau ingin menyebabkan serangga sebagai pangan sehari-hari. Alasan pertama yakni alasannya yakni insan secara global tak terbiasa, ada kemungkinan tak semua nutrisi sanggup diserap dengan baik menyerupai dikatakan oleh spesialis diet serangga Dr Sarah Beynon.

Pramesa menambahkan ada kemungkinan juga rentan muncul alergi pada orang-orang. Alasannya sama yaitu alasannya yakni tak terbiasa dengan protein dari serangga sehingga imunitas badan bereaksi.

Sumber : http://health.detik.com/
Sumber http://ngopiyux.blogspot.com

Share this post

Berlangganan update artikel terbaru via email: