iklan

Sistem Protek Pada Tv


Sebelum mengulas lebih jauh wacana proteksi, sebaiknya diulas dulu sistem ON/OFF atau sistem standby dari perangkat TV. Metode-metode standby antara lain :
1. Menghidupmatikan power supply, ciri power supply ini ialah memiliki besar tegangan output yang ‘jauh’ berbeda ketika ON dan STANDBY. Jika diurut pin out power control dari IC aktivitas pribadi mengontrol power supply. Hampir sebagian besar TV dikala ini menggunakan sistem standby jenis ini.

2. Menghidupmatikan tegangan H-VCC. Misalnya mesin sasis china, yang dihidupmatikan ialah tegangan H-VCC yang mensupply ic osilator. Contoh lainnya ialah TV-TV masa ic TDA8361, TA8690AN. Tegangan output power supply jenis ini tetap.

3. Menghidupmatikan tegangan bias untuk transistor driver horisontal. Jenis ini sanggup ditemukan di sasis TV sharp yang menggunakan TDA83xx, sedangkan H-VCC terus-menerus mendapat tegangan. Tegangan output power supply jenis ini tetap.

4. Melalui bus data, I2C (SDA/SCL), jenis ini jarang ditemui. Hampir semua ic jenis baru, support untuk metode ini.

5. Kombinasi, selain menghidupmatikan H-VCC juga menghidupmatikan Power Supply.

PINTU ATAU PIN-PIN PROTEKSI
1. Pin IC program, alasannya ialah IC aktivitas merupakan ‘otak’ dari perangkat TV, maka pada IC aktivitas dilengkapi dengan pin protek. Umumnya berjenis high state, yaitu normalnya pada level/logika high (tegangan hampir/sama dengan VCC). Jika terdeteksi menurunnya tegangan pada pin ini, maka IC aktivitas akan segera menshutdown perangkat TV.

2. Pin IC jungle/chroma/osilator. Umumnya, pada IC jenis gres (misalnya AN5606, TDA836xx, dll) dilengkapi dengan pin perlindungan EHT, pada pin ini umumnya berjenis Low State, yaitu berlogika Low (0 volt atau beberapa volt saja ketika normal). Jika terdeteksi tegangan yang melebihi ambang tegangan proteksi, maka IC segera mematikan osilator horisontal.

3. Power supply control, sanggup ditemukan di TV model-model jadul, kalau ditemukan tidak normal maka rangkaian perlindungan akan segera mematikan/me-standby powersupply.


SISTEM PROTEKSI MENURUT BENGKEL

Adanya sistem perlindungan pada TV, bukan berarti dengan melepas/melumpuhkan perlindungan sudah dianggap selesai garapan TVnya. Banyak bengkel yang hanya melepas protek dan pribadi bayaran, tanpa menghiraukan fungsi dari protek tersebut.

JENIS-JENIS PROTEKSI
1. Proteksi Tegangan Lebih Arus Besar (OverVoltage 1)
Jenis perlindungan ini difungsikan untuk melindungi perangkat dari bahaya/tegangan petir atau naiknya tegangan AC_IN. Ciri perlindungan terhadap petir yaitu dengan ditemukan adanya kabel yang dihubungkan dari GND tuner menuju ke ‘titik yang tidak terhubung’ didekat konektor input AC_IN. Prinsip dasarnya menggunakan kapasitas tegangan maksimal kapasitor. Jika diamati, kabel tersebut dihubungkan kepada jalur PCB yang ‘sengaja’ dibentuk untuk lintasan elektron/tegangan menuju ke jalur listrik input. Jika ada tegangan yang melebihi kapasitasnya, maka tegangan/elektron tersebut akan ‘dibuang’ begitu saja menuju ke jala-jala listrik.
Proteksi arus besar lainnya ialah perlindungan tegangan AC_IN, menggunakan komponen sejenis zener tegangan AC (DIAC), pada komponen ini sanggup dibaca tegangan kerjanya. Penempatannya secara paralel terhadap AC_IN dan sesudah sekring. Jika ada tegangan yang melebihi batas komponen ini maka komponen akan konslet dengan sendirinya, alasannya ialah konslet, kesudahannya sekring putus. Bentuk fisik komponen dimaksud menyerupai dengan kapasitor tegangan tinggi, dan umumnya berwarna biru muda.

2. Proteksi Tegangan Lebih Arus Kecil (OverVoltage 2)
Fungsi perlindungan ini untuk mendeteksi tegangan berlebih pada titik yang disensor. Komponen utama yang digunakan umumnya menggunakan dioda zener. Pada dasarnya, dioda zener akan menghasilkan tegangan selisih kalau dialiri arus secara mundur/terbalik. Untuk lebih jelasnya lihat bagan berikut ini :

Pada bagan diatas, tegangan output (VOUT) dihasilkan dari perhitungan VIN – VZ. VZ ialah tegangan kerja dari zener. Rumus tersebut hanya penyederhanaan, tidak mengikutkan elemen R LOAD.
Dari rumus tersebut sanggup disimpulkan bahwa kalau ada tegangan output (VO) berarti tegangan input sudah melebihi dari tegangan yang ditentukan (VZ). Kesimpulannya, ada tegangan kalau protek.

3. Proteksi Tidak Ada Tegangan (NoVoltage)
Tidak menyerupai perlindungan Over Voltage, perlindungan ini menyensor ada tidaknya tegangan pada suatu titik. Coba amati bagan berikut :

VIN merupakan tegangan stabil, umumnya sebesar tegangan VCC ic aktivitas (5V atau 3V3). Tegangan VIN melalui R_PULL_UP sampai menjadi tegangan VOUT. Persyaratan utama dari sensor ini ialah tegangan VOUT dihentikan melebihi dari V_DIPROTEK. Sedangkan R_LOAD ialah beban pada tegangan yang disensor.
Cara kerjanya cukup sederhana, kalau tegangan yang disensor tidak ada, maka tegangan out (VOUT) akan dikonsletkan oleh dioda (lihat arah panah dioda) sehingga VOUT akan turun nilainya (akibat R_LOAD). Derajat/besar penurunan tegangan VOUT inilah yang disensor. Sebaliknya, kalau ada tegangan pada titik yang disensor, secara otomatis tegangan VOUT akan tetap alasannya ialah tegangan yang disensor tidak akan ‘melompati’ dioda (kecuali dioda proteksinya bocor/rusak). Kesimpulannya, tidak ada tegangan kalau protek.

4. Proteksi Suhu Lebih (OverThermal)
Pada rangkaian TV modern, perlindungan ini sudah masuk dalam komponen aktif, contohnya STR-Wxxxx. Cara kerjanya hanya menyensor kalau suhu kerja melebihi dari titik proteksinya.

5. Proteksi Emisi Sinar X (X-RayProtection)
Salah satu radiasi/emisi yang ‘tidak dikehendaki’ dari tabung elektron ialah emisi sinar X. Secara alami, tabung elektron akan mengemisikan sinar X pada nilai tertentu yang diperbolehkan. Jika tabung mendapat tegangan kerja yang melebihi dari tegangan normalnya, maka kuantitas sinar X yang dihasilkan juga membesar sehingga berbahaya bagi pemakainya. Pada CRT modern, sudah dilengkapi dengan screen protektor yang tujuannya untuk mengurangi emisi tersebut. Bukan hanya tegangan HV yang menghipnotis tingkat emisi, terang tidaknya gambar juga menghipnotis kuantitas emisinya.
Selain pemasangan screen protektor, tegangan HV untuk supply CRT juga disensor, alasannya ialah untuk menyensor tegangan HV (yang pada TV 14in sekitar 20 an kilovolt) sangat sulit sekali maka untuk menyensor tegangan tersebut menggunakan kaki ABL dari TFB. Prinsipnya ialah besar tegangan ABL akan selalu mengikuti dari terang tidaknya layar. Jika CRT terang, secara otomatis CRT akan menarik banyak elektron, sehingga tegangan ABL juga akan turun.
Sebaliknya, kalau CRT menampilkan gambar gelap, tegangan ABL akan naik. Yang disensor ialah titik minimum dari tegangan ABL. Tidak boleh kurang dari level/tegangan minimum yang ditentukan.
Selain tegangan ABL, perlindungan X-Ray juga menggunakan perlindungan OverVoltage yang menyensor tegangan sekunder TFB, contohnya tegangan Heater. Sensor yang dipasang pada titik arus katoda juga sanggup difungsikan sebagai perlindungan X-Ray, contohnya pada pin5 IC RGB out (TDA6107) merupakan sensor IK (cathode current). Prinsip kerjanya ialah mengeluarkan tegangan yang menyerupai dengan ABL tetapi besar tegangannya terbalik, semakin terang, semakin tinggi tegangannya.

6. Proteksi Sinkronisasi
Tanpa sinyal video, perangkat tv dengan sendirinya akan menghasilkan sinyal SandCastle (gambar semut/pasir) yang ditampilkan. Frekuensi-frekuensi free running (horisontal dan vertikal) diset pada nilai-nilai tertentu (tergantung model dan jenis IC-nya). Jika ada sinyal video, sync separator (pemisah sinkronisasi) akan mengadjust frekuensi-frekuensi tersebut menurut sinyal sinkronisasi yang dibawa oleh video. Jika gagal dalam penyinkronan, secara otomatis akan protek.
Sinkronisasi vertikal membutuhkan pulsa vertikal out, sedangkan sinkronisasi horisontal membutuhkan sinyal AFC dari TFB. Kaprikornus sinkronisasi tujuannya untuk mengunci frekuensi-frekuensi osilator freerunning tersebut menurut sinyal video yang masuk. Proteksi sinkronisasi umumnya sudah masuk dalam IC jungle/osilator.


MENCARI DAN MENGIDENTIFIKASI JALUR PADA TV


Kegiatan perbaikan perangkat elektronik tidak lepas dari pengurutan jalur-jalur dan identifikasi jalur. Sebenarnya, cara yang terbaik ialah dengan menghafalkan fungsi kaki-kaki dari IC yang penting-penting saja. Tidak harus menghafal, tetapi seiring dengan perjalanan pengalaman servis, Penulis yakin fungsi-fungsi pin tersebut akan hafal dengan sendirinya.
Saking banyaknya jalur beserta fungsi yang berbeda, untuk membatasi masalah, Penulis hanya mengulas beberapa jalur-jalur penting yang telah menjadi Favorite bengkel elektronik, terlebih TV.

1. Pin/kaki Tegangan VCC/VDD padA IC,
Salah satu jenis komponen elektronik yang sulit sekali dimasukkan ke dalam IC ialah electrolyte capacitor/condensator (elko). Pada desain-desain rangkaian elektronika, penggunaan elko salah satunya difungsikan sebagai filter tegangan DC, semakin besar nilainya, semakin baik filtrasinya. Elko ini dipasang sedekat mungkin dengan kaki-kaki VCC/VDD IC, jadi untuk menemukan pin/kaki VCC/VDD sebuah IC, tinggal mencari elko yang paling besar nilainya dan terdekat dengan IC. Dengan catatan, salah satu kaki elko mendapat tegangan dari luar IC.
Khusus untuk IC-IC kebijaksanaan (IC digital), menyerupai CD4052, MC14066, CD4094 dan lain-lain, kemasan dual in-line package (DIP), secara umum pin/kaki VDD/VCCnya berada pada urutan kaki yang terbesar (misal, CD4066, kaki VDD pada pin14, kaki VSS/VEE pada pin7, 24Cxx, VDD=8, VSS=4).

2. Pin/kaki Reset IC Program,
Hampir semua TV dikala ini menggunakan IC aktivitas atau mikro komputer (micom) sebagai otaknya. Sedangkan IC aktivitas yang intinya ialah sebuah komputer mikro/mini tentunya memiliki kaki yang difungsikan sebagai input Reset.
Reset merupakan pin/input yang digunakan untuk memberi sinyal kepada IC aktivitas semoga IC aktivitas menjalankan kembali rutin-rutin/program dari awal. Dalam proses perbaikan, penggunaan metode hard-reset sangat mempermudah dalam mencari kesalahan-kesalahan dalam perangkat TV yang bersifat logik (misalnya status AV, status pinout program, atau untuk mendeteksi normal tidaknya IC aktivitas itu sendiri).
Metode hard-reset sanggup dilakukan dengan mengkonsletkan pin reset ic aktivitas ke GND/VSS sekitar 1 detian (dalam beberapa type/jenis ic aktivitas dengan ‘menarik’ ke VDD).
Tidak lepas dari desain-desain IC program, kaki reset umumnya sanggup ditemukan berada disamping salah satu pin/kaki kristal, ditandai dengan terhubungnya kaki tersebut ke output rangkaian reset. Rangkaian reset dimaksud sering kali terdiri dari IC reset (misal, KIA7045) atau dalam bentuk kombinasi transistor dan komponen lain yang membentuk rangkaian detektor tegangan (melepaskan pulsa/denyut reset kalau tegangan yang masuk sudah mencapai ambang yang ditentukan). Jenis rangkaian reset ini sering ditemukan di TV sasis china.
Untuk keterangan lebih jauh wacana IC aktivitas TV, baca artikel Memahami dan Mengenal IC Program TV

3. Bus Data (I2C)

Pada artikel Memahami dan Mengenal IC Program TV, telah disinggung wacana fungsi dari bus data, tak lain ialah berfungsi sebagai jalur komunikasi antara komputer mikro tersebut dengan perangkat-perangkat atau IC-IC lainnya. Pada desain-desain TV baru, penggunaan bus I2C menjadi sangat terkenal alasannya ialah keringkasannya.
Cara tercepat mencari bus data ialah dengan mencari dan membaca data IC-IC yang dilengkapi dengan bus data, contohnya IC memori 24Cxx, pin5-nya ialah SDA dan pin6-nya ialah SCL. Semua jalur yang terhubung pada pin-pin tersebut merupakan jalur bus data yang terdiri dari SDA dan SCL. Bagi seorang teknisi, menghafalkan pin-pin ini merupakan tindakan yang penting dilakukan.
Gangguan-gangguan pada jalur SDA/SCL menjadikan IC aktivitas gagal untuk memerintah/membaca dari perangkat/IC luar. Akibatnya TV tidak menyala (karena subrutin watchdog) atau adanya beberapa kemudahan TV yang tidak berfungsi (misalnya tuner tidak sanggup diset). Hal ini sangat logis sekali alasannya ialah hampir semua fungsi pengontrolan TV diwakili oleh ‘dua jalur’ ini, sehingga perhatian lebih terhadap bus ini sangat penting.

4. Protek
Artikel wacana perlindungan dan cara menemukan jalur protek, baca artikel Sistem Proteksi Pada TV

5. Kontrol Power/Standy
Jika Pembaca pernah membaca artikel wacana Sistem Proteksi Pada TV, di artikel tersebut sudah disinggung beberapa metode untuk ‘mematikan’ perangkat TV yang dilakukan oleh IC program. Secara mudahnya, pin kontrol power sanggup ditemukan dengan mengurut masukan/input dari rangkaian-rangkaian power_off tersebut. Pada desain TV yang menggunakan IC KA78R09 atau 090RDA1 pin power sanggup ditemukan dengan mengurut dari pin4 IC tersebut alasannya ialah secara urut pin-pinnya ialah v_input, v_output, gnd dan v_disabled.
Pada desain TV yang power-nya mengontrol smps, sanggup diurut dari pengontrol optocoupler. Karena optocoupler bab dari rangkaian error_amp, maka sangat memungkinkan untuk mengontrol tegangan output dari smps menjadi power_on atau power_off.

6. Kontrol Switch AV
Seperti halnya mencari jalur bus data, jalur kontrol switch AV sanggup dengan gampang ditemukan dengan mencari IC atau rangkaian switch AV-nya terlebih dahulu.
Beberapa IC switch (logic) yang sering dijumpai antara lain : LA7016 (pin3), CD4066/MC14066 (pin5, 6, 12, 13), 4051 (pin10, 11, 9), 4052 (pin10, 9) dan 4053 (pin11, 10, 9).
Pada beberapa IC contohnya TDA8361, pin AV switch menggunakan pin16. Sedangkan pada jenis-jenis terbaru, switch AV sudah masuk kedalam IC chroma/jungle dan dikontrol oleh aktivitas menggunakan bus data. Meski sudah masuk dalam IC jungle/chroma tetapi tidak jarang juga ditemukan desain yang masih menggunakan swith AV eksternal (semuanya tergantung desainernya).

7. Volume, Contrast, Color dan Brightness

8. Pin-pin IC aktivitas yang difungsikan sebagai volume, contrast, color dan brightness berjenis DAC (digital to analog converter). Karena berjenis DAC, cara termudah dengan mengetes kaki-kaki IC aktivitas sambil menggerakkan/mengeset volume, contrast, color dan brightness menggunakan tombol panel atau remot.
Cara tersebut di atas terlihat sangat bertele-tele, tetapi memang cara tersebut yang termudah. Untuk model-model desain baru, pin-pin kontrol ini sudah jarang atau bahkan tidak digunakan lagi dan sudah tergantikan dengan bus data.

9. VT (Tuning Voltage)
Seperti halnya pin-pin kontrol volume, pin VT juga berjenis DAC. Pin ini sanggup diurut dari kaki VT tuner. Sedangkan untuk mengidentifikasi kaki VT tuner ditandai dengan adanya formasi rangkaian filter RC yang terhubung ke kaki tersebut. Sedangkan ujung/masukan filter RC tersebut terhubung dengan kaki kolektor transistor VT dan basis dari transistor tersebut merupakan input sekaligus output VT dari IC program.
Pada tuner jenis gres yang menggunakan bus data (SDA, SCL), tegangan konstan VT (30an volt) pribadi dimasukkan ke tuner sekaligus rangkaian-rangkaian filter-filter RC dan transistor VT. Untuk menggeser/mengeset frekuensi tuner secara simpel menggunakan bus data.

10. Audio Mute

Fungsi audio mute selain sanggup direalisasikan dengan mengenolkan tegangan volume, sanggup juga dengan rangkaian mute eksternal. Umumnya menggunakan transistor yang kaki kolektornya pribadi ‘menyadap’ jalur sinyal audio output (yang masuk ke audio amplifier) dan kaki basisnya dikontrol pribadi oleh IC program. Cara kerjanya cukup sederhana, kalau kaki basis mendapat bias, maka transistor akan ‘membumikan’ sinyal audio pada kolektornya.

11. VIF Output (Video)

Proses sinyal IF pada TV analog menghasilkan sinyal video yang masih tercampur dengan sinyal audio. Sebelum sinyal video ini ditampilkan/diproses lebih jauh, sinyal ini harus difilter dulu untuk mengeliminasi sinyal bunyi yang masih ada di dalam sinyal output VIF tersebut.
Karena filtrasi sinyal audio pada VIF out mutlak diperlukan, maka cara tercepat mengidentifikasi jalur VIF out dengan mencari rangkaian filternya yang terdiri dari CF yang diparalel dengan lilitan (membentuk notch filter). Sering dijumpai menggunakan CF 5.5Mc diparalel dengan lilitan 15uH.

12. SIF Input dan Audio Output

Setelah jalur VIF out teridentifikasi, secara otomatis SIF input juga sanggup teridentifikasi. Sebelum sinyal VIF out masuk ke filter/trap, sinyal VIF ini ‘dicabang’ menuju ke SIF input, umumnya melalui CF terlebih dahulu, fungsi CF ini untuk menentukan hanya bunyi saja yang diproses.
Pada sistem MPX/stereo, SIF input sanggup mengambil dan memproses pribadi dari pin output IF dari tuner. Sedangkan sinyal audio hasil pemrosesan/deteksi dioutputkan dengan melalui deemphasis terlebih dahulu. Fungsi deemphasis ialah memperbaiki nilai S/N pada audio hasil deteksi. Karena kontrol volume umumnya sudah masuk dalam IC chroma/IF/jungle atau tidak jarang juga yang pribadi mengontrol IC audio amplifier, maka output audio dari SIF out pribadi menuju ke audio amplifier sehingga lebih gampang diurut.
Sedangkan cara paling kuno yang terbukti efektif untuk mencari pin input amplifier audio yaitu dengan memegang pin-pin audio amplifier


Sumber http://www.arjunservice.net

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sistem Protek Pada Tv"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel