iklan

Yakin, Sudah Mengenal Apa Itu Ipa? Kebanyakan Orang Sering Keliru Memahaminya!

 kebanyakan orang akan menjawab bahwa IPA itu yaitu Ilmu Pengetahuan Alam Yakin, Sudah Mengenal Apa Itu IPA? Kebanyakan Orang Sering Keliru Memahaminya!
inulwara.blogspot.com
Ketika ditanya wacana apa itu IPA, kebanyakan orang akan menjawab bahwa IPA itu yaitu Ilmu Pengetahuan Alam, bukan begitu? hehehe.. Ternyata, mengenali IPA itu tidak cukup dari sekedar mengetahui kepanjangannya saja, ada syarat mutlak yang harus terpenuhi. Secara ringkas sanggup dikatakan IPA merupakan perjuangan insan dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang sempurna (correct) pada sasaran, serta memakai mekanisme yang benar (true), dan dijelaskan dengan pikiran sehat yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses (usaha insan memahami alam semesta), mekanisme (pengamatan yang sempurna dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul).

Ada tiga pertanyaan fundamental dalam IPA yang memerlukan jawaban, yaitu: apa yang terjadi? Bagaimana itu terjadi?, dan mengapa itu terjadi?
  1. Apa yang terjadi? Apa yang Anda cari ketika pergi mengikuti hebat geologi ke daearah korban gempa Apa yang Anda cari pada ketika membaca laporan perjalanan seorang austronout? Semuanya itu ingin menjawab pertanyaan: “Apa yang terjadi?”
  2. Bagaimana itu terjadi? Anda membandingkan jenis batuan dari pegunungan Jayawijaya dan batuan dari pegunungan selatan Jawa, atau Anda laporan perjalanan austronout Amerika dan austronout Rusia. Apa tujuannya? Anda ingin menjawab pertanyaan: “Bagaimana itu terjadi?”
  3. Mengapa itu terjadi? Pertanyaan itu juga dibentuk oleh para hebat IPA. Mereka bertanya wacana apa yang terjadi disana dan bagaimana itu terjadi. Selanjutnya mereka akan menciptakan rekonstruksi sejarah objek yang mereka pelajari, entah itu binatang, entah tetumbuhan, entah batu-batuan, dsb. Semua perjuangan itu diarahkan untuk menjawab pertanyaan: “Mengapa itu terjadi?”
Jadi, sebagai ilmu pengetahuan, IPA itu mencakup proses, prosedur, dan produk.

IPA Sebagai Proses

Kegiatan IPA berlangsung dengan cara khusus. Tujuan IPA yaitu memahami alam semesta. Kebahagian IPA memancar dari kebebasannya menjelajahi alam semesta dan melaksanakan eksplorasi. Namun demikian, biar suatu temuan mempunyai validitas yang tinggi, maka diharapkan suatu pedoman. Kebenaran IPA bergantung pada evidensi-evidensi dari dunia positif yang dianalisis dan diinterpretasikan secara logis. Proses kreatif memang penting dalam berpikir IPA, namun tunduk pada aturan tertentu tetap diperlukan. IPA bersifat kontekstual baik waktu maupun budaya.

IPA sebagai proses merujuk suatu acara ilmiah yang dilakukan para hebat IPA. Setiap acara ilmiah mempunyai ciri rasional, kognitif dan bertujuan. Aktivitas Anda dalam mencari ilmu memang memakai kemampuan pikiran untuk menalarkannya. Dalam melaksanakan acara ilmiah yang merupakan kegiatan kognitif, Anda harus mempunyai tujuan, yaitu mencari kebenaran, mencari klarifikasi yang terbaik. Aktivitas ilmiah semacam ini dipayungi oleh suatu kegiatan yang disebut penelitian.

IPA sebagai proses merupakan suatu acara kognitif. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menyatakan IPA sebagai acara kognitif. Pertama IPA bukan seni. Seni merupakan perjuangan insan untuk mengungkapkan perasaannya atau gagasannya sehingga orang lain merasa senang dan bahagia. Karena itu, seni sangat individual. IPA, boleh jadi individual dalam hal mencari dan mempelajarinya, tetapi pengetahuan yang Anda konstruksi memerlukan validasi orang lain sehingga menjadi yang paling baik yang sanggup diterima bersama. IPA merupakan perjuangan bersama dalam memahami dunia sekitar.

Kedua, IPA bukan teknologi. Anda mungkin, menyerupai juga yang lain, sering merancukan antara IPA dan teknologi. Apa yang dilakukan orang dengan IPA dan apa yang dilakukan orang dengan teknologi tidak sama. Anda berguru IPA alasannya yaitu ingin tahu wacana apa yang terjadi dan mengapa itu terjadi. Sedangkan, orang lain yang berguru teknologi ingin mengetahui bagaimana cara memakai itu untuk menciptakan sesuatu sehingga hidup insan lebih nyaman. Anda berguru IPA tetang motor listrik tidak berarti juga berguru bagaimana cara menciptakan kipas angin, bukan?

Ketiga, IPA bukan agama. IPA dan agama berbeda. IPA mencari klarifikasi wacana asal, hakikat, dan proses yang terjadi di alam semesta yang secara fisik teramati. Agama mencari klarifikasi wacana makna dari keberadaan insan di dunia ini, untuk memahami jiwa manusia, menentapkan apa yang terjadi sehabis kematian, serta menetapkan bentuk ibadah yang semstinya dilakukan oleh manusia. Karena itu, kita tidak perlu mempertentangkan antara klarifikasi IPA dengan klarifikasi agama. Keduanya sungguh berbeda.

Walaupun demikian, IPA bukan suatu kebenaran yang pasti. Mungkin Anda beropini bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang seratus persen benar. Artinya, pengetahuan IPA diyakini sebagai suatu kebenaran yang pasti, yang harus kita terima begitu saja tanpa bertanya-tanya lagi. Kita terima tanpa keraguan sebagai suatu kebenaran. Benarkah demikian?

Ambil sebuah tumpuan ada teori atom terdiri atas inti dan electron yang mengobit inti. Menurut Anda, teori ini benar atau salah? Kita tahu bahwa banyak bukti yang mendukung teori ini. Namun demikian, belum ada satu orang pun yang sungguh sanggup mengisolasi satu atom dalam pengamatannya. Karena itu, sebetulnya orang tidak tahu dengan niscaya wacana atom itu. Kita mendapatkan hal itu sebagai teori yang berkhasiat untuk menjelaskan beberapa sifat atom. Tetapi ada sifat-sifat lainnya yang tidak sanggup diterangkan dengan teori itu.

Para hebat fisika, kimia, biologi telah menjelajahi IPA. Para hebat menyusun teori dan telah menguji kebenarannya. Namun demikian, para hebat juga siap mendapatkan bukti-bukti baru, walaupun bukti-bukti itu akan menjadikan teori yang disusunnya harus direvisi atau bahkan digugurkan.

Jika Anda bertanya wacana sesuatu yang tidak eksklusif sanggup diamati, contohnya berapa jumlah bintang yang ada di alam semesta ini, maka bagaimana bentuk balasan mereka? Pada umumnya, mereka mengatakan: “sejauh yang telah diketahui jumlah bintang di jagad raya ini yaitu ...” atau “...sejauh pengetahuan yang ada hingga ketika ini, ada sebanyak .... Bintang di alam semesta”. Jawaban yang bagi masyarakat umum tidak memuaskan alasannya yaitu tidak ada kepastian. Itulah yang dilakukan para hebat IPA. Mereka berusaha mencapai kesimpulan yang paling baik menurut bukti-bukti terkini dan paling lengkap.

Ada kata-kata bijak yang juga sanggup dipelajari dari para ahli. Seseorang mendapatkan suatu ketidakpastian dalam pikirannya tidak berarti keliru. Bahkan lebih mendekati kebenaran daripada para hebat yang menyatakan kepastian mutlak. IPA mencari klarifikasi wacana alam semesta. Penjelasan IPA diuji menurut evidensi-evidensi yang berasal dari alam semesta itu sendiri. Evidensi-evidensi diperoleh melalui pancaindra atau perpanjangannya. Pengetahuan IPA cukup reliabel walaupun bersifat tentatif. Pengetahuan IPA tidak diperoleh menurut pemungutan bunyi tetapi menurut derajad kelengkapannya, kemasuk-akalannya, dan manfaatnya. Kaprikornus IPA tidak demokratis. Sebaliknya, IPA juga tidak dogmatis. Kebenaran IPA siap untuk ditinjau kembali, siap direvisi, siap ditelaah ulang.

IPA Sebagai Prosedur

Pengetahuan IPA dibangun melalui pikiran sehat inferensi menurut data yang tersedia. Kebenarannya diuji lewat pengamatan nyata. Bagi yang tidak memenuhi syarat dengan sendirinya gugur atau direvisi ulang. Semua temuan IPA memerlukan uji oleh teman sejawat dan juga perlu replikasi. Semakin sederhana penjelasannya semakin diterima oleh masyarakat IPA. Lihatlah aturan gravitasi Newton, teori relativitas khusus Einstein, ketidakpastian Heisenberg dan sebagainya.

Apa yang dilakukan para hebat IPA? Tentu Anda akan menjawab, menyerupai yang sering muncul pada laporan penelitian para pemula, yaitu: ”masalah-hipotesis-prosedur-data-kesimpulan”. Tetapi, sesungguhnya, para hebat tidak selalu hingga pada suatu kesimpulan final, yang dilakukan yaitu bertanya, investigasi, mengajukan hipotesis, bertanya, investigasi, dan menciptakan hipotesis secara terus-menerus dalam setiap kegiatan dan semua tingkatan. IPA sungguh sebagai suatu proses memahami alam semesta. Inilah mekanisme ilmiah yang dikembangkan oleh para hebat IPA. IPA merupakan suatu metode ilmiah.

Metode ilmiah merupakan cara terbaik untuk memisahkan yang benar dari yang tidak benar. Untuk itu, langkah apa saja yang Anda lakukan?

1. Melakukan Observasi

Observasi wacana keadaan sekitar merupakan langkah paling awal dari suatu kerja ilmiah. Anda sanggup mengobservasi pengalaman Anda sendiri, sumber-sumber belajar, dan dari percobaan-percobaan eksploratori/percobaan pendahuluan. Hasil observasi dipakai untuk menentukan suatu topik yang akan dikerjakan. Misalnya, Anda melihat bintik hitam pada sepotong roti tawar dan bertanya-tanya bagaimana pertumbuhan bintik hitam itu. Dengan demikan, topik Anda yaitu ‘reproduksi jamur’.

Setelah mempunyai suatu topik, Anda sanggup melanjutkannya dengan pengamatan yang lebih secama atau melaksanakan percobaan eksploratori. Anda menentukan sepotong roti tawar yang masih segar, menempatkannya di sebuah kotak roti, dan mengamati pertumbuhan jamur dari waktu ke waktu dalam beberapa hari. Kegiatan ini memperlihatkan informasi yang Anda perlukan bagi langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi masalah.

Gunakan referensi materi cetak: buku, jurnal, majalah, surat kabar, tentu saja juga yang elektronik (on-line). Gunakan juga informasi yang berasal dari para profesional: guru/dosen, pustakawan, dan ilmuwan –fisikawan dan biologiawan misalnya. Jangan lupa lakukan percobaan eksplanatori yang lain yang berkaitan dengan topik Anda.

Masalah yaitu pertanyaan ilmiah yang akan Anda jawab. Ada baiknya pertanyaan ini berbentuk terbuka. (jawabannya bukan ‘ya’ atau ‘tidak’). Misalnya: “Bagaimana cahaya menghipnotis reporduksi jamur hitam pada roti tawar putih?”. Anda harus membatasi masalah. Dalam tumpuan ini, Anda membatasi satu penggal kehidupan jamur yaitu reproduksi, satu jenis jamur yaitu jamur hitam, satu jenis roti yaitu roti tawar putih, satu faktor yang besar lengan berkuasa pada pertumbuhan yaitu cahaya.

Coba bandingkan dengan pertanyaan ini: “Bagaimana cahaya menghipnotis jamur?”. Anda tentu melihat banyak sekali bab dari proses kehidupan dan banyak sekali macam jamur, serta banyak sekali macam mediumnya. Terlalu luas bukan?. Buatlah suatu rumusan pertanyaan pecobaan, yaitu suatu pertanyaan yang jawabannya perlu ditemukan lewat suatu atau sejumlah percobaan. Pertanyaan: “Apakah jamur hitam itu?” bukanlah pertanyaan percobaan. Jawabannya sanggup Anda temukan dalam buku bacaan. Sebaliknya, pertanyaan: “Bagaimana pertumbuhan jamur hitam pada roti tawar di dalam kotak camilan bagus yang disimpan pada suhu kamar dan disinari lampu listrik 15 watt?” merupakan pertayaan pecobaan. Jawabannya ditemukan dengan cara mencobanya.

2. Menyusun Hipotesis

Hipotesis yaitu suatu gagasan solusi dari suatu masalah, menurut pengetahuan dan penelitian. Hipotesis berisi dua hal yang saling berkaitan. Misalnya: “Reproduksi jamur hitam pada roti tawar memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi”. Hipotesis semacam ini mengandung: informasi wacana reproduksi jamur hitam dan intensitas cahaya yang jatuh pada jamur itu. Sebaiknya, hipotesis dibentuk menurut hasil percobaan eksploratif yang telah dilakukan.

3. Menguji hipotesis melalui percobaan

Langkah ketiga yaitu menguji hipotesis melalui satu atau beberapa percobaan. Sesuatu yang besar lengan berkuasa pada percobaan disebut variabel. Ada tiga macam variabel: bebas, terikat, dan kontrol. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja Anda manipulasi. Misalnya, cahaya dengan banyak sekali intensitas diarahkan ke jamur hitam. Anda menentukan intensitas cahaya yang diarahkan kepada jamur itu.

Variabel terikat yaitu variabel yang sedang Anda amati, yang berubah responnya terhadap perubahan varabel bebas. Contohnya yaitu ‘pertumbuhan jamur hitam’. Variabel kontrol yaitu variabel yang tidak Anda ubah selama percobaan. Misalnya: medium jamur yaitu roti tawar putih, jenis jamur yaitu jamur hitam. Perlu diperhatikan, sebaiknya percobaan Anda hanya memakai satu variabel bebas. Dapat dilakukan percobaan ulang jikalau mungkin untuk verifikasi hasilnya. Sebaiknya dibentuk juga kontrol. Kontrol sama persis dengan percobaan yang sesungguhnya, kecuali absennya variabel bebas.

4. Membuat Kesimpulan

Kesimpulan merupakan ringkasan (summary) hasil percobaan yang Anda lakukan. Kesimpulan berupa pernyataan korelasi antara hasil dan hipotesis. Misalnya, ‘seperti yang telah diutarakan dalam hipotesis, percobaan memperlihatkan bahwa pertumbuhan jamur hitam pada medium roti tawar putih memerlukan cahaya dengan intensitas yang tinggi. Percobaan ini dilaksanakan dalam waktu satu minggu”.

Penjelasan wacana hasil yang bertentangan dengan hipotesis sebaiknya juga dimasukkan jikalau diperlukan. Misalnya, ‘Sesungguhnya, ada sebagian cahaya dari lampu yang menyusup pada kotak kotak kontrol, alasannya yaitu berdekatan’. Jika dimungkinkan kesimpulan diakhiri dengan gagasan selanjutnya. Misalnya, “Medium mungkin sanggup diubah bukan roti tawar putih tetapi roti yang lain”. Apa yang Anda lakukan jikalau percobaan itu tidak mendukung hipotesis? Jangan berusaha mengubah hipotesis. Carilah penjelasannya yang mungkin mengapa terjadi perbedaan itu. Cari cara lain yang mungkin sanggup dibentuk percobaan baru.

IPA Sebagai Produk Ilmiah

IPA sebagai produk ilmiah sanggup berupa pengetahuan IPA yang sanggup Anda temukan di dalam buku-buku ajar, majalah-majalah ilmiah, buku-buku teks, artikel ilmiah yang terbit pada jurnal, serta pernyataan-pernyataan para hebat IPA. Secara umum produk ilmu pengetahuan itu sanggup dibagi menjadi: fakta, konsep, lambang, konsepsi/penjelasan, dan teori. Ketika para ilmuwan yang mengamati suatu fenomena alam, mereka memperoleh sejumlah fakta dan informasi wacana hal-hal yang terkait dengan fenomena tersebut. Selanjutnya, mereka membangun konsep-konsep IPA berupa sebuah kata atau campuran dua kata atau lebih. Misalnya: panas, suhu, massa, panas jenis, volume, massa jenis, gerak berubah peraturan, gerak lurus berubah beraturan.

Untuk mempermudah komunikasi antar mereka sendiri atau dengan masyarakat umum, para pakar menyusun banyak lambang/simbol. Misalnya: Q lambang untuk panas, T lambang untuk suhu, m lambang untuk massa, V lambang untuk volume. Anda perlu hati-hati dan teliti pada ketika mempergunakan lambang-lambang ini. Karena banyak lambang yang sama atau mirip. Misalnya, r bias sebagai lambing jari-jari dan bias juga jarak dua benda dalam gaya gravitasi Newton. Ï… lambang kecepatan, Ï… lambang frekuensi. Perhatikan juga hurupnya, ‘hurup kecil’ atau ‘hurup besar’. Misalnya, a untuk percepatan dan A untuk luas bidang atau amplitude getaran, f gaya gesek, F gaya pada umumnya, dsb. Lambang harap dipakai sesuai dengan kesempatan, jangan diubah! p untuk panjang, I untuk kuat arus.

Penjelasan para hebat wacana suatu fenomena disajikan dalam bentuk deskripsi yang dinyatakan dengan konsep-konsep IPA yang disusun ketika itu atau konsep-konsep yang telah ada sebelumnya dan korelasi antar konsep yang terjadi. Definisi merupakan salah satu bentuk deskripsi formal dari suatu konsep. Hubungan antar konsep disajikan dalam bentuk teori/hokum/rumus IPA. Deskripsi seseorang wacana konsep-konsep IPA sering diberi label konsepsi. Ada konsepsi ilmuwan, ada konsepsi guru, ada konsepsi siswa, ada konsepsi pengarang buku didik dan sebagainya.

Konsepsi para ilmuwan, alasannya yaitu pada ilmunya paling jelas, paling lengkap, dan paling banyak keuntungannya di-‘anggap’ sebagai yang benar. Sedangkan semua konsepsi yang tidak konsisten dengan konsepsi ilmuwan digolongkan sebagai miskonsepsi. Ingat, ada miskonsepsi guru/dosen, ada miskonsepsi siswa/maha siswa, ada miskonsepsi penulis buku didik dsb. Anda perlu mengkritisi miskonsepsi ini. Berdasarkan konsep-konsep IPA ini dibangunlah teori. Ada banyak pengertian wacana teori. Teori sering dipadankan dengan terkaan, opini, atau spekulasi. Dalam penggunaan semacam ini, ‘teori’ tidak perlu proteksi fakta, tidak perlu konsisten dengan realita. Terkaan, opini, atau spekulasi bisa dipandang sebagai suatu titik awal dari penyusunan teori.

Dalam IPA, teori merupakan deskripsi matematis, klarifikasi logis, hipotesis yang telah diverifikasi, atau suatu model interaksi dalam suatu fenomena alam yang telah dibuktikan kebenarannya. Fakta dan teori mesti konsisten sekalipun sepertinya berbeda. Misalnya, sebatang paku tertarik oleh kutub utara magnet. Tetapi, paku itu juga tertarik oleh kutub selatan magnet. Fakta berbeda. Teorinya? Sama, yaitu magnet sanggup menarik besi.

Bagaimana, sudah cukup jelas? Mudah-mudahan dengan artikel ini Anda sudah sanggup mengenal dan memahami wacana apa itu IPA. Semoga bermanfaat!

Sumber http://inulwara.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Yakin, Sudah Mengenal Apa Itu Ipa? Kebanyakan Orang Sering Keliru Memahaminya!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel