iklan

Bisnis Modal 10 Juta Dengan Perjuangan Kedai Es Teler Dan Siomay

Barangkali Sahabat PoBis pernah mendengar orang menyampaikan Bisnis Modal 10 Juta Dengan Usaha Kedai Es Teler Dan SiomayBarangkali Sahabat PoBis pernah mendengar orang mengatakan, bahwa nilai ideal modal awal dalam memulai perjuangan kecil yakni 10 juta. Pasalnya dengan membangun bisnis modal 10 juta skala perjuangan cukup memadai untuk mencapai untung memuaskan dan sanggup cukup leluasa untuk melaksanakan beberapa strategi. Itu hanya perkiraan saja, pada kenyataannya modal perjuangan untuk memulai bisnis besarnya beragam. Ada yang nyaris tanpa modal, ada bisnis modal 1 juta, dan banyak juga yang modalnya ratusan juta.


Dan hal serupa juga diamini oleh seorang pelaku perjuangan di daerah Malang yang menjalanan bisnis kedai es teller dan siomay di daerah kampus bilangan Batu Malang Jawa Timur. Adalah Ibu Kadarsih yang melihat peluang besar yang terbuka lebar dari daerah kampus dengan jumlah mahasiswa yang membludak dan siap menjadi pasar potensial untuk perjuangan kuliner.


Ibu usia paruh baya yang memang sudah gemar dengan dunia masakan semenjak muda ini gres saja terima uang peninggalan sang suami yang meninggal dikala tahun 2010. Dengan mengambil sebagian dari dana tersebut sebesar 10 juta, ia mulai mencoba mencari logika untuk merealisasikan impiannya mempunyai perjuangan kecil sendiri di bidang kuliner.


Untuk memulai  usahanya, ia menyewa satu halaman kosong yang dimiliki warga setempat. Berlokasi hanya sekitar 100 meter dari kampus, membuatnya cukup terjangkau untuk diakses oleh pasar potensialnya, mahasiswa.  Sejak awal ia sudah jatuh cinta pada lokasi lahan yang bersahabat dengan kampus dan bersahabat pula dengan daerah asrama mahasiswa.


Tanah yang disewanya seharga 2 juta itu lalu ia kembangkan dengan memasang bangunan non permanen dari bamboo dan atap daun rumbia yang memakan modal sekitar 4 juta. Beruntung ia mengenal seorang tukang yang siap membantunya menciptakan bangunan sesuai dengan konsep yang dia siapkan. Pasalnya tidak gampang bersama-sama mendapat atap rumbia di kota Malang.


Sisa modal lain ia manfaatkan untuk membeli bangku dan meja, peralata saji dan peralatan masak sebesar 4 juta. Dan dengan modal sisa yang ada ia manfaatkan untuk membeli materi baku pertamanya serta untukmengakomodasi kebutuhan pemasaran.


Untuk pemasaran dan penjualan, Ibu Kadarsih sengaja membuatkan beberapa liflet kecil di kampus-kampus dan memasang iklan di majalah kampus bersahabat kedainya. Beliau juga memanfaatkan radio komunitas kampus sebagai media promosi.


Menurut ia alasannya yakni memang pasar yang ditembak yakni kalangan civitas kampus, terperinci pemasaran dengan memanfaatkan media internal kampus akan menjadi ilham yang murah meriah tetapi sempurna guna. Tidak heran demi melancarkan taktik pemasarannya, ia hanya memakan biaya yang  tidak lebih dari 500 ribu saja.


Dan rupanya taktik pemasarannya tidak salah, buktinya dalam 1 bulan pertama saja ia sudah berhasil membukukan laba tidak kecil sekitar 1,5 juta dan berhasil menutup modal awal dalam tempo sekitar 4 bulan saja.


Kini, dalam satu hari saja Ibu Kadarsih harus menyiapkan tak kurang dari 150 porsi siomay dan batagor dengan lebih dari 100 porsi es teller. Selain es dan siomay, ia sekarang juga menyediakan bermacam-macam jenis  juice, minuman hangat menyerupai wedang ronde dan cimol aneka rasa.


Ide menambah sajian ini juga berasal dari kalangan mahasiswa yang menjadi pelanggan mereka. Kebanyakan dari mereka memang cukup bersahabat dengan si empu kedai dan kerap memberi masukan ke pada ibu Kadarsih mengenai sajian dan sajian. Kadang dari kalangan mahasiswa yang menjadi pelanggannya ini pula ia mendapat banyak pesanan massal.


Tak satu dua kali, ia harus menggarap pesanan hingga ratusan dan ribuan porsi baik itu untuk program internal kampus sseperti program kelulusan dan program UKM hingga untuk beberapa event kalangan umum  seperti ijab kabul dan hajatan lain.


Pernah pula Ibu Kadarsih mendapat ajuan untuk mengikuti bazar jajanan di kota Malang berkat ajuan dari kalangan mahasiswa yang menjadi panitia. Festival ini menjadi salah satu pintu sukses ibu Kadarsih alasannya yakni sekarang pelanggannya tidak hanya tiba dari kalangan kampus, tetapi juga masyarakat umum. Bahkan untuk ituIbu Kadarsih harus menambah jam buka kedainya hingga jam 10 malam.


Kini dalam satu bulan bisnis modal 10 juta milik Ibu Kadarsih sanggup membukukan omset tak kurang dari 70 juta dengan hasil laba higienis sekitar 20%. Dan memang ibu Kadarsih menunjukan Anda sanggup berkembang dari bisnis modal 10 juta asal dijalankan dengan taktik yag matang dan kesungguhan.


sumber gambar: kupasbengkulu.com



Sumber https://www.pojokbisnis.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Bisnis Modal 10 Juta Dengan Perjuangan Kedai Es Teler Dan Siomay"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel