iklan

Sejarah Dan Perkembangan Filsafat Cina

Hal yang harus diketahui mengenai filsafat yakni ; filsafat merupakan wacana untuk mencari kesadaran menurut perumusan pandangan, nilai dalam sebagai bentuk hasil dari keyakinan diri. Oleh lantaran itu,filsafat tak akan terlepas dari latar belakang tradisi,budaya dari yang meyakini tersebut. Seni, kepercayaan (agama) dan bahasa menjadi efek yang sangat bermakna dalam filsafat.

Filsafat juga sanggup dikatakan sebagai acara yang berkesinambungan yang muncul dalam kehidupan sebagai upaya pemecahan masalah, menawarkan pengetahuan yang bersifat benar. Dalam hal ini filsafat sanggup berbentuk salah satunya menjadi sebuah kesebangunan teori dan budaya yang berkembang. Dari generalisasi hal di atas, maka begitupun di Cina. Filsafat di Cina akan mengikuti bagaimana perkembangan kultur dan kehidupan masyarakat di sana.

Berdasarkan budaya (termasuk kepercayaan, tatanan kehidupan) yang berkembang di Cina, maka filsafat yang berkembang di Cina sanggup dikelompokkan menjadi beberapa. Berikut aliran filsafat yang berkembang di Cina.

Konfusius/Confusius (Confucius)

Ajaran Confucius lahir dari kondisi sosial dan politik yang memperihatinkan di waktu itu. Menurut guru Konfusius lahirnya kekacauan situasi lantaran Li telah kehilangan jiwa. Untuk kembali menghadirkan Li maka dilakukan ritual pada Ren. Konfusius menjadi pembaharu sistem feodal menjadi suatu sistem yang beretika.
 Hal yang harus diketahui mengenai filsafat yakni  Sejarah dan Perkembangan Filsafat Cina
Lukisan Yang Menggambar Konfusius
Konfusius menekankan pada pengajaran Ren. Konfusius meletakkan dasar bagaimana insan sanggup menjaga relasi sesama insan sehingga terbentuk masyarakat yang teratur dan lebih tertib.

Arti Ren dalam fatwa konfusius yakni wangsit pokok yang menawarkan kebersihan jiwa, kebaikan hati serta membuatkan kasih antar manusia. Kebaikan merupakan sebuah hakekat paling dalam manusia, dengan kebaikan maka semua akan menjadi mungkin. Dengan Ren inilah maka insan menjadi insan seutuhnya.

Arti Li (kata yang disebutkan di atas) mempunyai arti ritual atau tata cara ke-agama-an. Namun konfusius memahami ini lebih dari sekedar ritual belaka. Li dipahami sebagai semua tindakan kebaikan dari manusia. Konfusius juga mengajarkan apa itu Xiao, Xiao dipahami sebagai tuntunan untuk menghidupkan Ren dimana dengan ‘ yang muda menghormati yang tua’. Konfusius ini juga dikenal dengan Kong Ho Cu. Sederhananya aliran ini mengajarkan bagaimana berprilaku baik semoga mencapai kebahagian dan ketenangan. Konfusius, tokoh ini disebut sebagai nabi Kong Ho Cu (kepercayaan/agama kong ho cu).

Taoisme

Penggagas aliran Tao ini yakni Lao Tze (si guru tua). Diperkirakan dia hidup pada tahun 550 sebelum masehi. Ajaran Tao ini berbeda dengan Confucius. Jika konfusius mengajarkan ‘jalan manusia’, bagi Tao yang ada hanya ‘jalan alam’.

Dalam Taoisme, Lao Tze menekankan pada realita objektif. Ada sebuah substansi infinit yang Esa, sewenang-wenang dan ‘tak-bernama’. Sifat fatwa ini lebih pada konsep metafisika. Jka dibandingkan dengan Konfusius, fatwa konfusius lebih menekanka kepada etika manusia.

Mencius dan Xunzi

Konfusianisme yang digagas konfusius berkembang, salah satu oleh Mencius dan Xunzi. Mencius menekankan pada Ren, untuk menciptakan Ren maka perlu dilakukan Yi (kebaikan).

Ren dipakai untuk pengawasan terhadap diri sendiri. Sementara Yi yakni bagaimana pengawasan terhadap sikap dengan yang diluar diri. Dikenal sebuah pepatan Mencius dan Xunzi:
Yang disimpan pad hati Ren, yang dipakai untuk bertindak yakni Yi.

Mohisme

Diprakarsai oleh Mo Tzu. Ajaran ini mengutamakan keberhasilan dan pencapaia. (Kung). Berbeda dengan fatwa Konfuisius yang lebih menekankan pada etika, kesucian dan kebenaran tanpa memperhitungkan pencapaian.

Untuk penganut Mohisme, standar sebuah ‘benar’ yakni berapa ‘keuntungan’ yang sanggup diperoleh. Ini tentu agak sedikit berbenturan dengan konfusius. Bagi konfusius, kebenaran itu yakni dikala insan melaksanakan sesuatu yang benar, tanpa memperhitungkan apakah ‘ini’ akan memberi laba atau tidak.

Daoisme

Daoisme, yaitu paham Dao. Dao dipandang sebagai bentuk keseluruhan dan spontanitas semesta alam. Aliran ini dicetus oleh Lao Zi. Dalam keyakinan Lao Zi dan pengikut Daoisme, kehidupan terbaik diperoleh dikala melupakan peradaban dan insan hidup kembali pada alam. Kehidupan yang berlangsung secara naturalis. Pendapat inilah yang menjadi dasar para penganur Daoisme-Naturalis

Namun disisi berikutnya lahir golongan Daoisme-Materialis. Yang Tzu, salah satu yang menganut Daoisme Materialis ini memberikan bahwa Dao hanya akan menimbulkan dunia tanpa keinginan, tanpa ada rencana hanya menurut pada kebetulan alam.

Meskipun ada sedikit perbedaan antara golongan naturalis dan materialis, namun secara keseluruhan mereka percaya kepada kekuatan alam. Mereka sama-sama menganjurkan insan harus kembali kepada alam semoga mencapai suatu keserasian dan keselarasan dalam kehidupan.

Neo-Confucius / Neo Konfusius

Paham Neo Konfusius ini berkembang pada pemerintahan dinasti Song. Namun awal perkembangan telah terlihat sejak dinasti Tang berkuasa. Pelopor Neo-Confuciusm ini dikenal Yu dan Li Ao.

Neo Konfusius memperkenalkan sebuah konsep dimensi kosmologik. Beberapa tokoh yang mempunyai donasi besar dalam perkembangan ini yakni Zhou Dunyi, Zhang Zhai dan Shao Yong. Ketiga ini mengembangkan pemahamanberdasarkan Kitab Yi. Meski ada sedikit perbedaan sudut pandang dari ke-tiga tokoh tersebut, namun pada hasilnya pendapat mereka bis disatukan oleh generasi berikutnya atas jasa Lu Jiuyuan, Wang Yang Ming. Kedua generasi ini hasilnya melanjutkan fatwa ini dengan membentuk sekolah dengan pemahaman Lu Wang. Berikutnya : Sejarah dan Perkembangan Filsafat India.
Sumber http://www.marthamatika.com/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sejarah Dan Perkembangan Filsafat Cina"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel