iklan

Materi Kewirausahaan Dalam Forum Pelayanan Bukan Bisnis

Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis - Selamat pagi sahabat Shantycr7, wah uda lama nih saya ga ngpost ihwal kewirausahaan, padahal materi dan makalah ihwal kewirausahaan ini tidak mengecewakan banyak loh saya buat, soalnya kan kemaren saya disuruh dosenku untuk ngetik materi kewirausahaan ini dari buku beliau, yah meskipun termasuk buku jaul sih, hehhe tapi isinya tidak mengecewakan kok ga jadul-jadul amat lah ;)
 Nah, mari sama-sama kita bahas topik kewirausaan mengenai "Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis"

KEWIRAUSAHAAN DALAM LEMBAGA PELAYANAN BUKAN BISNIS
                                                   
Tujuan Khusus Pengajaran (TKP):
Setelah mempelajari materi  4 ini, mahasiswa mampu:
1.      Menjelaskan alsan pentingnya kewiraswastaan dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis
2.      Mengidentifikasi kendala-kendala kewiraswataan dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis.
3.      Menjelaskan kebijakan pengembangan kewiraswataan dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis.
Kegiatan:
Pelajari dengan secama materi kewiraswastaan dalam forum pelayanan bukan bisnis yang disajikan di bawah ini.
1.      Pentingnya kewiraswastaan dalam forum pelayanan bukan bisnis
Lembaga   bukan bisnis atau disebut forum pelayanan masyarakat, menyerupai kantor pemerintah, serikat buruh, universitas, organisasi geraja, mesjid, sekolah rumah sakit, organisasi masyarakat dan sosial, asosiasi profesi, asosiasi perdagangan atau sejenisnya, perlu melaksanakan kewiraswastaan dan bersifat inovatif, sebagaimana halnya pada forum bisnis. Tidak disangsikan lagi, mereka mungkin lebih memerlukannya. Perubahan yang sangat cepat dala masyarakat kita kini ini, dalam bidang teknologi atau pun dalam bidang perekonomian, merupakan ancaman yang semakin besar terhadap forum tersebut namun juga merupakan peluang yang semakin besar pula.
Mengapa penemuan dalam forum pelayanan masyarakat sedemikian pentingnya? Kenapa tidak membiarkan saja forum pelayanan masyarakat yang ada menempuh cara mereka sendiri? Dan kenapa kita tidak mempercayakan saja penemuan yang kita perlukan dalam sektor pelayanan masyarakat kepada forum baru, yang biasa kita lakukan secara historis?
Jawabnya ialah bahwa forum pelayanan masyarakat sudah menjadi teramat penting di negara maju, dan juga sudah terlalu basar untuk diabaikan. Sektor pelayanan masyarakat, baik milik pemerintah  maupun non pemerintah tetapi bukan pencari laba, telah tumbuh  dengan pesat sepanjang masa ini dibandingkan dengan sektor perjuangan swasta mungkin tiga hingga lima kali lebh pesat. Pertumbuhan tersebut lebih pesat lagi terutama sejak Perang Dunia II.
Sampai batas tertentu, pertumbuhan ini justru dianggap sudah berlebihan. Apabila suatu aktivitas pelayanan masyarakat sanggup diubah menjadi perusahaan pembuat laba, aktivitas itu harus diubah demikian. Hal itu hanya berlaku untuk bidang pelayanan pemerintahan kota menyerupai yang terjadi di Lincon, Nebraska yang kini “diswastakan”.
Problema sentral ekonomi dalam masyarakat maju selama dua puluh atau tiga puluh tahun tidak bisa lain kecuali pembentukan modal (capital  formation). Barangkali hanya di Jepang persediaan modal masih mencukupi untuk kebutuhaan ekonomi.  Oleh lantaran itu,  kita akan menghadapi kesulitan untuk melaksanakan aktivitas yang menelan  modal bukannya membentuk modal, sekiranya aktivitas tersebut sanggup diorganisasikan sebagai  kegiatan yang membentuk modal, sebagai aktivitas yang akan menghasilkan laba.
Namun  masih banyak sekali aktivitas yang dilaksanakan di dalam dan oleh forum pelayanan masyarakat, akan tetap merupakan aktivitas pelayanan masyarakat, dan tidak akan lenyap atau diubah. Konsekuensinya aktivitas tersebut harus dibuat menghasilkan dan produktif. Lembaga-lembaga pelayanan masyarakat mau tidak mau harus berguru menjadi inovator, berguru mengelola dirinya berdasarkan cara wiraswasta. Untuk mencapai hal itu, forum pelayanan masyarakat harus berguru memandang gejolak sosial, tekonologi, ekonomi dan demografi sebagai peluang dalam suatu periode perubahan yang berlangsung serba cepat dalam semua bidang itu. Jika tidak demikian, maka semua ituakan berkembang menjadi rintangan. Lembaga pelayanan masyarakat makin lama akan semakin tidak bisa untuk menunaikan misinya lantaran mereka mematuhi agenda dan proyek yang tidak akan sanggup terealisasi dalam situasi lingkungan yang sudah berubah. Namun demikian mereka tidak akan bersedia melepaskan misi yang tidak sanggup dilaksanakan itu lagi. Makin lama,mereka akan tampil sperti pangeran feodal zaman dahulu sehabis mereka kehilangan semua fungsi sosial yang mereka miliki sekitar tahun 1300: hidup sebagai parasit,tidak bergunna tidak punya apa-apa lagi selain kekuasaan untuk menghalangi dan menghisap. Mereka kemudian akan menjadi mau benar sendiri, sementara semaki kehilangan kekuasaan mereka. Sebenarnya hal itu sudah terjadi pada forum yang nyata-nyata dianggap paling kuat  di antara semuanya, serikat buruh. Namun demikian masyarakat dalam perubahan yang berlangsung dengan cepat yang menghadapi tantangan baru, dihentikan tidak memerlukan forum pelayanan masyarakat.
Sekolah umum di Amerika Serikat merupak referensi dari peluang dan ancaman itu. Kecuali bila ia bangun di barisan paling depan dalam inovasi, ia tidak akan mungkin sanggup bertahan hidup dalam masa ini, kecuali barangkali senagai sekolah bagi kaum minoritas di kawasan perkampungan melarat. Untuk pertama kali dalam sejarah Amerika Serikat menghadapi ancaman struktur kelas dalam bidang  pendidikan, dimana hampir semua golongan kecuali yang sangat miskin berada di luar sekolah-sekolah umum- sekurang-kurangnya di kota dan pinggiran kota dimana kebanyakan mereka itu bertempat tinggal. Dan ini secara jujur harus diakui sebagai kesalahan sekolah umum itu sendiri, alasannya ialah segala sesuatu yang diharapkan untukmengubah sekolah itu bahwasanya sudah diketahui.
Banyak forum pelayanan masyarakat lainnya juga menghadapi situasi yang sama. Pengetahuan sudah tersedia. Perlunya berinovasi sudah sangat jelas. Apa yang harus mereka lakukan kini ialah mempelajari bagaimana membuatkan kewiraswastaan dan penemuan dalam sistem mereka sendiri. Jika tidak demikian, maka mereka akan segera digantikan oleh orang luar yang akan membuat forum pelayanan masyarakat wiraswasta yang bisa bersaing, dan dengan demikian membuat forum pelayanan masyarakat yang sudah ada menjadi barang usang.
Akhir masa ke -19 dan awal masa ke-20 ini ialah periode kreativitas dan penemuan yang maha dahsyat dalam bidang pelayanan masyarakat. Inovasi sosial yang telah berlangsung selama 75 tahun hingga tahun 1930-an, benar-benar merupakan penemuan yang sama menariknya, sama produktifnya dan sama pesatnya dengan penemuan bidang teknologi, bila tidak lebih dari itu. Tetapi dalam kurun waktu itu, penemuan mengambil bentuk penciptaan forum pelayanan masyarakat yang baru. Kebanyakan dari lembaga-lembaga yang kita miliki kini mempunyai bentuk dan misi yang tidak lebih dari enam puluh atau tujuh puluh tahun usianya. Tetapi dua puluh atau tiga puluh tahun yang akan tiba akan sangat jauh berbeda. Perlunya penemuan sosial mungkin akan jauhlebih besar, tetapi sebagian besar daripadanya harus merupakan penemuan sosial dalam lembaga  pelayanan masyarakat yang ada. Untuk membuatkan administrasi wiraswasta dalam forum pelayanan masyarakat yang ada, mungkin akan merupakan  tugas politik yang teramat penting dari generasi kini ini.
Namun  demikian, forum pelayanan masyarakat merasa jauh lebih sulit untuk melakukan  inovasi dibandingkan dengan perusahaan yang paling “birokratis” sekalipun. Segala “yang ada” kelihatannya bahkan  lebih dari sekedar suatu hambatan. Yang terang setiap forum pelayanan mempunyai harapan untuk bertambah besar. Dengan tidak adanya kriteria laba, maka ukuran merupakan satu-satunya kriteria untuk memilih keberhasilan sebuah forum dan pertumbuhan menjadi tujuan itu sendiri. Dan tentu  saja, selalu terdapat sedemikian banyak lagi yang masih harus dikerjakan. Tetapi menghentikan aktivitas yang sudah  bisa dikerjakan   melakukan  kegiatan yang sama sekali baru, kedua-duanya sama tabunya bagi forum pelayanan, tau setidak-tidaknya akan merupakan pekerjaan  yang amat menyakitkan hati.
Sebagian besar penemuan dalam forum pelayanan masyarakat, biasanya dipaksakan terhadap mereka, baik oleh orang luar ataupun oleh malapetaka. Universitas modern misalnya, didirikan oleh seseorang yang benar-benar orang luar yaitu seorang diplomat Rusia, Wilhem Von Humboldt. Ia mendirikan universitas Berlin pada tahun 1809 ketika universitas dan perang Napoleon. Enam puluh tahun kemudian, universitas modern Amerika tampil sebagai penerus, pada dikala sekolah tinggi dan universitas tradisional sedang sekarat dan tidak bisa lagi menarik mahasiswa.
Demikian pula, penemuan pokok dalam bidang kemiliteran pada masa ke dua puluh ini, baik dalam struktur maupun dalam strategi, semuanya terjadi alasannya ialah akhir kegagalan yang memalukan dan kekalahan yang menyakitkan. Organisasi Angkatan Darat Amerika dan strateginya yang disusun oleh andal aturan New York, Elihu Root,Menteri Peperangan dalam pemerintahan Teddy Roosevelt, menyusul kekalahan yang memalukan dalam perang Amerika-Spanyol, beberapa tahun sehabis itu, reorganisasi Angkatan Darat Inggris dan penyusunan strateginya, oleh Menteri Peperangan Haldane, juga sorang sipil, menyusul  prestasi Inggris yang tidak kurang memalukan dalam perang Boer dan pemikiran kembali penyusunan seni administrasi dan struktur Angkatan Darat Jerman menyusul kekalahannya dalam Perang Dunia I.
Dan dalam bidang pemerintah, pemikiran inovatif yang paling besar dalam sejarah politik yaitu Orde Baru Amerika (America’s New Deal) pada tahun 1933-1936, tercetus sebagai akhir depresi yang demikian hebatnya. Yang hampir-hampir melumpuhkan segenap struktur sosial bangsa Amerika.
Kekuatan yang merintangi kewiraswastaan dan penemuan dalam  lembaga itu sendiri merupakan belahan dalamnya dan tidak sanggup dipisahkan dari padanya. Bukti paling sempurna mengenai hal itu ialah pelayanan staf intern perjuangan bisnis yang pada hakikatnya tidak lain adalah”lembaga pelayanan masyarakat” yang ada dalam tubuh bisnis itu sendiri. Bagian itu biasanya dipimpin oleh orang yang berasal dari belahan operasi perusahaan dan telah pertanda kemampuan mereka untuk berprestasi dalam pasar yang bersaing. Namun demikian pelayanan staf intern tidak pernah populer sebagai inovator. Mereka tidak bersedia melepaskan aktivitas yang biasa mereka lakukan. Tetapi begitu mereka sudah mantap, mereka hampir-hampir tidak pernah melaksanakan inovasi.

2.      Kendala-kendala pengembangan kewiraswataan dalam forum pelayanan bukan bisnis.
Berikut ini tiga alasannya ialah penting mengapa perusahaan yang ada, menampikan rintangan yang banyak sekali bagi penemuan dalam forum pelayanan bukan bisnis atau masyarakat, bila dibandingkan  pada forum bisnis umunya.
1)      Lembaga pelayanan bukan bisnis atau masyarakat bekerja atas dasar anggaran bukannya dibayar atas hasil yang diperolehnya. Ia dibayar untuk upayanya dan dengan dana yang diperoleh dari orang lain, baik para pembajak pajak, para bahagia memberi dari organisasi proteksi sosial, atau pun dari departemen personalia atau staf pelayanan pemasaran yang bekerja untuk suatu perusahaan. Semakin banyak forum pelayanan masyarakat, lebih ditentukan keberhasilannya memperoleh anggaran yang lebih besar dan bukan pencapaian hasil.
2)      Lembaga pelayanan bukan bisnis atau masyarakat bergantung ada banyak sekali unsur. Dalam bisnis yang menjual produknya ke pasar, salah satu unsur saja, konsumen pada tingkat ekstremnya sanggup mengesampingkan semua unsur lain. Suatu bisnis biar berhasil hanya memerkukan belahan yang sedikit saja dari sebuah pasar yang kecil. Setelah itu ia akan sanggup memenuhi kebutuhan unsur lainnya, apakah itu pemegang saham, karyawan, masyarakat setempat dan sebagainya. Tetapi justru lantaran forum pelayanan masyarakat- termasuk  juga aktivitas staf dalam sebuah tubuh perjuangan bisnis- tidak mempunyai “hasil” yang membuatnya dibayar, maka setiap unsur tidk peduli bagaimana marjinalnya, pada hakikatnya mempunyai hak veto. Lembaga pelayanan masyarakat harus memuaskan semua orang tentu saja ia dihentikan mengabaikan satu orang lain.
Pada dikala forum pelayanan memulai suatu kegiatan, maka iamemerlukan sebuah konstitusi yang akan  menolak pembatalan agenda itu bahkan modifikasinya.un, sesuatu yang gres selalu menimbulakn kontroversi. Ini berarti bahwaia akan ditentang oleh konstitusi yang ada sebelum berhasil membentuk konstituensinya sendiri untuk mendukungnya.
3)      Lembaga pelayanan bukan bisnis atau masyarakat bagimanapun juga dibuat untuk berbuat baik. Ini berarti bahwa mereka cenderung untuk melihat misi mereka sebagai suatu kemutlakan  moral daripada sebagai aktivitas ekonomi yang ditinjau atas laba-ruginya. Para hemat senantiasa mencari pengalokasian yang berbeda atas sumber daya yang sama untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi dengan suatu kriteria tertentu. Para moralis selalu menuntut “berbuat baik” tanpa kriteria.
         Hal itu berarti bahwa forum pelayanan bukan bisnis atau masyarakat berusaha untuk melaksanakan maksimisasi bukannya optimasi. Tugas kita tidak akan habis-habisnya, kata pimpinan Crusade Against Hunger, selama masih ada seorang di permukaan bumi ini yang pergi tidur dalam keadaan perut kosong. Jika berani mengatakan, “tugas kami akan selesai bila sebagian besar anak yang sanggup dicapai melalui jalur distribusi yang ada, sudah memperoleh cukup makan sehingga tidak terhalang pertumbuhannya”, maka orang itu akan ditendang dari jabatannya. Tetapi bila tujuannya ialah maksimisasi, bagimanapun juga niscaya tidak  akan tercapai. Begitulah makin bersahabat seseorang pada sasarannya maka akan semaki banyak upaya yang diperlukan. Karena sekali optimisasi sanggup tercapai (hasil optimum yang sanggup dicapai dalam setiap upaya pada umumnya, tidak akan lebih dari 75-85 persen dari hasil maksimum yang secara teoritis sanggup diharapkan), maka biaya suplemen yang diharapkan akan semakin meningkat secara eksponensial, sementara hasil yang diperoleh akan menurun secara eksponensial pula. Oleh karenanya semakin bersahabat suatu forum pelayananan masyarakat pada pencapaian sasarannya maka ia akan semakin putus asa dan lebih keras lagi ia mengerjakan pekerjaan yang sedang dilakukannya.

3.      Kebijakan pengembangan kewiraswastaan dalam forum bukan pelayanan.
Untuk membuatkan kewiraswastaan dalam forum bukan bisnis atau masyarakat beberapa kebijakan diharapkan menyerupai berikut ini:
1.     Lembaga pelayanan bukan bisnis atau masyarakat harus didefenisikan dengan tegas. Apa yang menjadi tujuannya? Apa alasan eksistensinya? Lembaga pelayanan masyarakat harus diarahkan pada target bukannya pada agenda dan proyek. Program dan proyek harus selalu dianggap sebagai aktivitas sementara dan nyatanya memenag mereka ini berusia pendek.
2.      Lembaga pelayanan masyarakat memerlukan pernyataan yang realistis mengenai tujuan –tujuan yang akan dicapainya. Ia harus menyatakan “tugas kita ialah mengurangi ancaman kelaparan”, daripada menyampaikan “tugas kita ialah melenyapkan ancaman kelaparan”. Lembaga pelayanan masyarakat memerlukan sesuatu yang sanggup dicapai dengan murni dan oleh lantaran itu harus ada sebuah janji terhadap target yang masuk akal, sehingga pada hasilnya ia sanggup menyampaikan dengan lega, “Tugas kita sudah selesai”.
Sudah niscaya ada target yang tidak pernah sanggup dicapai. Untuk melaksanakan keadilan dalam suatu masyarakat insan contohnya terang merupakan kiprah yang tidak akan pernah habis-habisnya yang tidak akan pernah benar-benar selesai, bahkan berdasarkan standar yang paling sederhana sekalipun. Tetapi kebanyakan target sanggup dan harus dinyatakan secara optimal, bukannya maksimal. Sesudah itu barulah mungkin untuk menyampaikan : “Kita telah mendapat apa yang kita coba dapatkan”.

3.      Kegagalan untuk mencapai tujuan , haruslah dipandang sebagai petunjuk bahwa tujuan tersebut mungkin salah atau setidak- tidaknya salah defenisinya. Maka asumsinya ialah bahwa tujuan harus lebih bersifat hemat daripada moral. Jika suatu tujuan tidak sanggup dicapai sebuah percobaan berulang-ulang maka orang harus berasumsi bahwa tujuan itu salah. Dan tidak sanggup dibenarkan menganggap kegagalan sebagai alasan yang sempurna untuk mencoba sekali lagi dan seterusnya. Oleh lantaran itu kegagalan seyogianya dijadikan alasan yang paling tidak masuk akal( Crime Facia) untuk menyangsikan kesalahan target tersebut- berlawanan sekali  keyakinan dari forum pelayanan  masyarakat pada umumnya.
4.      Akhirnya, forum pelayanan masyarakat perlu membuatkan pencarian yang konstan atas peluang inovatif di dalam kebijakan dan prakteknya. Setiap forum pelayanan masyarakat harus bisa meluhat perubahan sebagai suatu peluuang dan bukan sebagai suatu ancaman.
Lembaga pelayanan masyarakat yang berinovasi menyerupai disebutkan  dalam halaman terdahulu berhasil lantaran menerapkan aturan dasar ini.
Dalam beberapa tahun sehabis Perang Dunia II, Gereja Kristen Romawi  di Amerika Serikat untuk pertama kali dihadapkan dengan duduk perkara munculnya dengan pesat orang Kristen awam yang berpendidikan tinggi. Sebagian besar keuskupan Kristen dan sudah barang tentu juga sebagian besar forum Gereja Kristen Romawi mencicipi hal itu sebagai ancaman atau setidak-tidaknya sebagai suatu duduk perkara baru. Dengan munculnya orang Kristen awam yang berpendidikan itu maka penerimaan uskup dan pendeta tidak sanggup lagi dipastikan menyerupai yang sudah-sudah. Namun, tidak ada tempat bagi orang Kristen awam ini dalam struktur dan pemerintahan Gereja. Demikian pula, semua keuskupan  Katolik Roma di Amerika Serikat sejak sekitar tahun 1965 atau 1970 menghadapi penurunan tajam dalam jumlah orang-orang muda untuk menjadi pendeta- dan mereka mencicipi hal ini sebagai suatu ancaman. Hanya ada sebuah keuskupan Agung Kristen yang melihat kedua duduk perkara ini sebagai peluang. (hasilnya ialah keskupan tersebut malah menghadapi problema yang berbeda. Pendeta muda dari seluruh Amerika serikat ingin bergabung lantaran dalam keuskupan yang satu ini para pendeta mendapat kiprah sesuai dengn keterampilan yang dimilikinya yang menjadi daya tarik mereka menjadi pendeta).
Lincoln, Nebraska, 120 tahun yang kemudian ialah kota pertama di wilayah Barat yang mengambil alih perjuangan pelayanan umum menyerupai perjuangan pelayanan transportasi umum, tenaga listrik, gas , air minum dan lain-lain, menjadi milik pemerintah kotamadya. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, dibawah pemerintahan walikota wanita, Helen Bosalis, ia mulai menswastakan perjuangan pelayanan menyerupai pengangkutan sampah,transport sekolah dan sejumlah besar aktivitas lain. Kotamadaya Lincoln menyediakan uang dan bisnis swasta mengajukan penawaran untuk mendapat kontrak dengan demikian terjadi penghematan yang besar dala anggaran belanja dan sekaligus berarti peningkatan yang besar dalam pelayanan.
Apa yang dilihat oleh Helen Boosalis di Lincoln ialah peluang untuk memisahkan antara “penyedia” pelayanan masyarakat dalam hal ini pemerintah dan “pemasok” pelayanan itu. Pemisahan itu memungkinkan timbulnya standar pelayanan yang tinggi maupun efisiensi, reliabilitas  dan juga biaya yang lebih murah sebagai akhir adanya persaingan.
Keempat aturan yang sudah diuraikan di atas merupakan yang sudah diuraikan di atas merupakan kebijakan dan praktek yang spesifik yang dibutuhkan oleh forum pelayanan  jika forum itu bermaksud mengakibatkan dirinya wiraswasta serta mempunyai kemampuan untuk berinovasi. Namun, di samping itu forum pelayanan masyarakat perlu mengambil kebijakan dan praktek yang sangat dibutuhkan  oleh setiap organisasi yang ada dalam upaya menjadi wiraswasta, yaitu banyak sekali kebijakan dan praktek yang sudah dikemukakan terdahulu.

A.    Pertanyaan diskusi:
1.      Sebutkan beberapa alasan mengapa kewiraswastaan penting dalam forum pelayanan bukan bisnis atau forum pelayanan yang berorientasi pada masyarakat?
2.      Identifikasi kendala-kendala mengapa pengembangan kewiraswastaan dalam forum bisnis  lebih gampang ketimbang dalam forum pelayanan bukan bisnis?
3.      Sebutkan kebijakan kewiraswastaan dalam forum bukan bisnis dan terang dengan singkat?
B.     Tugas :
Menjelang
Tentang kebijakan peningkatan pelayanan  masyarakat. Untuk memenuhi maksud ini, beberapa forum pelayanan yang diorganisasi oleh “pemerintah” dialihkan atau diubah menjadi swastanisasi.
Pertanyaan yang perlu dipertimbangkan :
1.      Sebutkan sekurang-kurangnya dua nama instansi/organisasi forum pelayanan yang sebelumnya diorganisir pemerintah (baik pusat maupun daerah) diubah menjadi swastanisasi di antara lain bidang /departemen di bawah ini:
Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis      Pemerintahan
Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis      Pertanian
Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis      Kehutanan
Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis      Perdagangan
Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis      Listrik
Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis      Telepon dan Komunikasi (TELKOM)
Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis      Pekerjaan Umum (PU)
Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis      Perbankan
Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis Materi Kewirausahaan Dalam Lembaga Pelayanan Bukan Bisnis      Pendidikan
Bergerak  pada jenis pelayanan apa dan apa tujuan pokoknya?

2.      Identifikasikan sebab-sebab yang melatarbelakangi pengalihan tersebut?
3.      Analisis kemungkinan pengembangan kewiraswastaan sehabis forum pelayanan masyarakat itu diorganisir oleh pihak swasta atau forum bisnis?




Sumber http://shantycr7.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Materi Kewirausahaan Dalam Forum Pelayanan Bukan Bisnis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel