[Akuntansi Giro] Pengertian, Jenis, Pola Dan Pencatatan Jurnal Transaksi
Daftar isi
Giro yaitu pelayanan jasa keuangan yang dilakukan oleh bank. Agar kegiatan transaksi giro berjalan efektif dan efisien maka diharapkan tools untuk mendukungnya, salah satunya yaitu akuntansi giro.
Langsung saja yuk ikuti pembahasannya berikut ini…
01. Pengertian Giro
Giro yaitu simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya sanggup dilakukan dengan memakai cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro, atau surat pemindahbukuan yang lain.
Pembahasan ini terbatas pada giro nasabah. Makara tidak termasuk giro wajib minimum (statutory reserve) yang nanti akan dibahas di artikel tersendiri {terus pantengin aja blog ini] 🙂
Apa itu giro wajib minimum?
Pengertian giro wajib minimum yaitu simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga.
Kembali ke topik pembahasan perihal akuntansi giro nasabah…
Di atas sudah disebutkan bahwa penarikan giro sanggup dilakukan dengan cek dan bilyet giro.
Apa yang dimaksud dengan cek dan bilyet giro?
Pengertian cek yaitu surat perintah pembayaran tanpa syarat, sedangkan giro bilyet yaitu surat perintah pemindahbukuan.
Giro yaitu simpanan yang penarikannya sanggup dilakukan setiap saat, sehingga giro dikelompokkan sebagai sumber dana jangka pendek bagi bank dan berbiaya murah.
Bank cenderung memperlihatkan jasa/bunga giro relatif lebih rendah dibandingkan dengan sumber dana lainnya, menyerupai tabungan dan deposito.
Penetapan tingkat jasa atau bunga giro merupakan otorisasi bank-bank yang bersangkutan.
Tingkat bunga giro dan cara pemberlakuan jasa giro antara bank yang satu dengan bank yang lain sanggup berbeda.
Beberapa bank sanggup menerapkan sistem bunga harian, tapi ada juga yang menerapkan sistem bunga terendah.
Beberapa bank lain mungkin menerapkan bunga yang sama besarnya untuk setiap nominal, namun di bank lain sanggup menerapkan sistem bunga berjenjang.
Apa itu bunga berjenjang?
Bunga berjenjang yaitu tingkat bunga giro yang semakin menarik untuk posisi saldo tertentu.
Perhatikan pola berikut ini:
Jenis Rekening Giro:
1: Giro Swasta
Giro swasta yaitu giro yang dimiliki oleh perseorangan, korporasi, kelompok, instansi swasta, yayasan sosial, dan tubuh non-pemerintah lainnya.
2: Giro Pemerintah:
Giro pemerintah yaitu giro yang dimiliki oleh instansi pemerintah, contohnya giro kelurahan, giro departemen, giro dinas perpajakan.
02. Akuntansi Giro
Akuntansi giro yaitu prinsip akuntansi yang dipakai untuk mencatat/mengelola transaksi giro.
Bagaimana penerapan akuntansi dalam transaksi giro?
Yuks ikuti terus pembahasannya berikut ini…
Pada ketika pembukaan, giran atau nasabah giro:
- diberikan ketentuan saldo minimal,
- setoran perdana,
- cara pemeriksaan,
- jasa/bunga giro,
- penutupan giro , dan
- biaya yang menjadi beban giran.
Setoran perdana dan saldo minimal setiap bulan pada setiap bank berbeda, alasannya yaitu ketentuan ini diserahkan pada bank masing-masing.
Bila calon giran sepakat, maka giro sanggup pribadi dibuka dan giran dibebani penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro.
A: Cara Mencatat Jurnal Transaksi Giro
Transaksi giro dicatat ke jurnal akuntansi sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai kewajiban bank terhadap nasabah giran.
Nilai nominal yaitu nilai nominal setoran/ penarikan, sedangkan nilai KEWAJIBAN yaitu nilai saldo sesudah mengalami mutasi pendebetan atau penarikan.
Pendebetan contohnya jawaban adanya penarikan dan beban biaya bagi gira.
Peng-kreditan rekening giro jawaban adanya setoran uang tunai /cek, bilyet giro atau adanya jasa giro yang diperhitungkan bank.
Pada posisi normal, giro akan selalu bersaldo KREDIT.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan terdapat giran yang melaksanakan transaksi bisnis yang menimbulkan penarikan cek atau bilyet giro melebihi saldo giro yang dimilikinya.
Bila ini yang terjadi maka terjadi saldo negatif (saldo debet untuk giro). Saldo negatif ini terjadi dalam arti cek atau bilyet giro sanggup dicairkan oleh pemegangnya alasannya yaitu bank memperlihatkan talangan/cerukan terlebih dahulu.
Dalam istilah perbankan disebut overdraft.
Overdraft ini diperlakukan sebagaimana santunan kredit kepada nasabah. Giran akan dikenakan biaya provisi, administrasi, dan biaya lainnya.
Dalam hal mutasi giro, sanggup dijadikan indikasi bahwa giro tersebut tergolong aktif atau pasif.
Giro dianggap pasif bila selama enam bulan berturut-turut tidak mengalami mutasi dan bersaldo di bawah saldo minimal.
Giro pasif tetap akan dikenakan biaya manajemen setiap bulan yang dibebankan pada rekening giro sampai bersaldo NOL dan kemudian ditutup secara sepihak oleh bank.
Walaupun tidak tertutup kemungkinan giran berinisiatif sendiri untuk menutup gironya.
B: Contoh Pencatatan Jurnal Transaksi Giro
Berikut ini saya sajikan pola pencatatan jurnal transaksi giro:
PT Kursus Akuntansi Surabaya [KAS] Network nasabah giro Bank Bisnis Surabaya, selama bulan April 2019 melaksanakan transaksi sebagai berikut:
- Tanggal 1 April 2019:
- Dibuka rekening giro atas nama PT KAS Network dengan setoran perdana sebesar Rp 1.000.000 secara tunai.
- Biaya penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro sebesar Rp 50.000 yang juga dibayar tunai.
- Tanggal 5 April 2019:
- Perusahaan menyetor tunai untuk giro sebesar Rp 500.000
- Tanggal 10 April 2019:
- Perusahaan menyetor giro berupa cek BNI Surabaya Rp 1.500.000 dan kliring dinyatakan berhasil hari ini.
- Tanggal 15 April 2019:
- Perusahaan menarik cek no. 2077 sebesar Rp 500.000 untuk membayar hutang kepada Pak Mul, nasabah giro Bank Bisnis Surabaya.
- Pada hari ini juga Pak menyetorkannya kepada Bank Bisnis Surabaya.
- Tanggal 17 April 2019:
- Pada hari ini, perusahaan men-transfer dananya ke Cabang Jakarta atas beban giro sebesar Rp 1.000.000
- Tanggal 20 April 2019:
- Perusahaan setor giro secara tunai Rp 750.000
- Tanggal 25 April 2019:
- Bank Bisnis Surabaya mendapatkan transfer masuk dari cabang Banyuwangi sebesar Rp 1.200.000 untuk laba giro perusahaan.
- Tanggal 27 April 2019:
- Penarikan giro oleh perusahaan untuk ditransfer ke Bank Bisnis Cabang Bandung sebesar Rp 2.000.000
Bank Bisnis memilih jasa giro 12%, akan diberikan dengan saldo minimal Rp 1.200.000. Jasa giro dihitung dari saldo terendah dalam bulan yang bersangkutan.
Pajak penghasilan bunga (PPh) sebesar 15% dan biaya manajemen Rp 50.000 setiap bulan.
Dengan isu tersebut, maka Bank Bisnis mencatat jurnal pembukuan transaksi-transaksi di atas yaitu sebagai berikut:
Tanggal 1/4/2019:
[Dr.] Kas Rp 1.020.000
[Cr.] Giro PT KAS Network Rp 1.000.00
[Cr.] Barang Cetakan Rp 50.000
Tanggal 5/4/2019:
[Dr.] Kas Rp 500.000
[Cr.] Giro PT KAS Network Rp 500.000
Tanggal 10/4/2019:
[Dr.] Giro BI Rp 1.500.000
[Cr.] Giro PT KAS Network Rp 1.500.000
Tanggal 15/4/2019:
[Dr.] Giro PT KAS Network Rp 500.000
[Cr.] Giro Pak Mul Rp 500.000
Tanggal 17/4/2019:
[Dr.] Giro PT KAS Network Rp 1.000.000
[Cr.] RAK Cabang Jakarta Rp 1.000.000
Tanggal 20/4/2019:
[Dr.] Kas Rp 750.000
[Cr.] Giro PT KAS Network Rp 750.000
Tanggal 25/4/2019:
[Dr.] RAK Cabang Banyuwangi Rp 1.200.000
[Cr.] Giro PT KAS Network Rp 1.200.000
Tanggal 27/4/2019:
[Dr.] Giro PT KAS Network Rp 2.000.000
[Cr.] RAK Cabang Bandung Rp 2.000.0000
Tanggal 30/4/2019:
[Dr.] Bunga Giro Rp 10.000
[Cr.] Giro PT KAS Network Rp 10.000
[Dr.] Giro PT KAS Network Rp 1.500
[Cr.] Hutang PPh Rp 1.500
[Dr.] Giro PT KAS Network Rp 50.000
[Cr.] Pendapatan Operasional Lainnya Rp 50.000
Daftar Mutasi Giro a.n. Giro PT KAS Network:
Bila kita perhatikan, saldo terendah selama bulan yang bersangkutan yaitu Rp 1.000.000, sehingga bunga giro yang dibayar oleh bank adalah:
= Rp 1.000.000 X 12% X 1/12
= Rp 10.000
Dikurangi pajak bunga yang harus dititipkan dibank sebesar:
= Rp 10.000 X 15% = Rp 1.500
Dengan demikian dibayar higienis ke PT KAS Network sebesar Rp 8.500.
Untuk cara pencatatan jurnal transaksi sanggup dilihat pada tanggal 30/4 di atas. Sedangkan buku mutasi giro yang berfungsi sebagai buku pembantu sanggup dipakai sebagai rekening kontrol.
C: Contoh Pencatatan Jurnal Transaksi Giro yang Saldonya Tidak Cukup
Contoh kasus di atas memperlihatkan bahwa semua transaksi dilakukan secara normal, sehingga menghasilkan saldo normal (kredit).
Bagaimana kalau terdapat penarikan giro di atas saldo yang ada?
Kalau ini yang terjadi maka bank sanggup menolak pencairan [cek] atau pemindahbukuan [bilyet giro] dengan alasan saldonya tidak cukup.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan pihak giran bernegosiasi untuk mendapatkan overdraft.
Bila overdraft disetujui, maka sama saja bank mengijinkan giro bersaldo negatif (debet). Overdraft dicatat sebagai kredit yang diberikan bank.
Perhatikan pola pencatatan jurnal transaksi giro saldo negatif berikut ini:
Tanggal 3 Mei 2019 terjadi penarikan giro oleh PT KAS Network sebesar Rp 3.358.500.
Bila bank menyetujui, maka penarikan sanggup dilakukan dan berarti terjadi saldo negati sebesar Rp 1.950.000.
Untuk menutup saldo tersebut, bank memperlihatkan kredit overdraft sebesar Rp 2.050.000 yang dikurangi biaya yang dikurangi biaya provisi Rp 60.00 dan biaya manajemen Rp 40.000.
Berikut cara mencatat jurnal transaksi tersebut:
Tanggal 31/4/2019:
Dr. Kredit yang diberikan Rp 2.050.000
Cr. Pendapatan provisi kredit Rp 40.000
Cr. Pendapatan operasi normal lainnya Rp 40.000
Cr. Giro PT KAS Network Ro 1.950.000
Dr. Giro PT KAS Network RP 3.358.500
Cr. Kas Rp 3.358.500
Dengan demikian mutasi giro PT KAS Network menjadi sebagai berikut:
Daftar Mutasi Giro an. PT KAS Network :
Dalam hal terjadi saldos sebesar NOL, maka giliraan, maka giliran harus segera menyetor untuk mengunci rekening tersebut.
03. Kesimpulan
Jasa giro yaitu pelayanan jasa keuangan yang dilakukan oleh perbankan kepada masyarakat. Jasa giro bank yaitu salah satu satu sumber pendapatan bank dan sumber dana yang relatif murah.
Setiap bank mempunyai ketentuan sendiri dalam memilih tingkat bunga giro.
Bank mencatat jurnal transaksi giro sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai kewajiban bank terhadap nasabah.
Posisi normal giro yaitu bersaldo kredit.
Namun demikian seringkali terjadi posisi giro yang TIDAK Normal atau bersaldo negatif.
Dua kondisi ini membutuhkan cara pencatatan jurnal giro yang agak sedikit berbeda. Namun cara pencatatannya tetap harus sesuai dan memenuhi standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Dan bila Anda ingin menerapkan sistem akuntansi keuangan yang baik dan benar, contoh-contohnya ada di SOP
Demikian yang sanggup saya sajikan, mudah-mudahan bermanfaat.
Terima kasih.
***
Sumber https://manajemenkeuangan.net
0 Response to "[Akuntansi Giro] Pengertian, Jenis, Pola Dan Pencatatan Jurnal Transaksi"
Posting Komentar