√ 10 Sekolah Dengan Konsep Unik Dan Beda Dari Sekolah Lainnya
Apa yang ada di pikiran Anda dikala saya menyebut kata Sekolah? Pasti yang ada dipikiran Anda, sekolah yaitu sebuah tempat, lembaga, atau organisasi di mana seseorang dituntun, dibina, diberi petunjuk untuk berperilaku. Selain itu, sekolah juga merupakan daerah di mana seseorang berguru dan mendapatkan ilmu baru.
Nah, sedangkan berdasarkan definisinya, sekolah yaitu sebuah forum yang dirancang sedemikian rupa guna mengajarkan siswa-siswi atau bahasa pada murid yang diawasi dan dibimbing oleh guru.
Pada dasarnya, sebagian besar sekolah menganut sistem pendidikan yang sama. Sistem pendidikan disebut juga dengan kurikulum. Kurikulum pada setiap sekolah mungkin akan berbeda-beda, namun setiap sekolah niscaya mempunyai kurikulum yang mengharuskan muridnya memenuhi kriteria yang telah ditentukan dan dibentuk oleh sekolah atau negara.
Namun, tahukah Anda ada beberapa sekolah di dunia yang mempunyai sistem pendidikan yang tidak biasa atau tidak dipelajari di sekolah-sekolah lainnya. Bahkan, ada sekolah yang membebaskan murid-muridnya menentukan sistem pembelajaran sendiri sesuai dengan cita-cita mereka. Ya, kali ini Bacaterus akan mengajak Anda mengenal beberapa sekolah tidak biasa dan mencengangkan di dunia, ada apa saja, sih?
10 Sekolah Tidak Biasa dengan Pembelajaran Berbeda
1. Grey School of Wizardry
* sumber: www.hipwee.com
Pernah bermimpi jadi wizard atau witch? Atau lagi denial, mengmungkiri kehidupan nyata, berpikir bahwa Anda yaitu seorang Pure Blood, atau Half Blood, dan bukanlah seorang Muggle, yang sedang menunggu surat dari Hogwarts. Tentu saja siapa yang tidak suka dengan serial Harry Potter karya J.K Rowling yang erat kaitannya dengan dunia fantasi berbau Magic.
Kalau surat Anda tidak datang-datang juga, mari daftar ke Grey School Wizardry, sebuah sekolah sihir yang terletak di California, Amerika Serikat. Grey School of Wizardry yaitu sekolah sihir yang ada di dunia nyata. Sekolah ini didirikan pada 4 Maret 2004 oleh Oberon Zell-Ravenherat dan istrinya.
Sama halnya dengan sekolah sihir Howarts, sekolah sihir ini juga mengajarkan kurikulum yang berkaitan dengan Magic seperti, pelafalan mantra, penjinakan binatang buas, penggunaan alat kimia (mungkin sebagai alat pembuat ramuan), pembuatan tongkat sihir, dan pengobatan memakai tanaman.
2. Harvey Milk High School
* sumber: hoodline.com
Harvey Milk yaitu sekolah yang mendapatkan dan menyediakan lingkungan dekat untuk belum dewasa yang mempunyai kelainan orientasi secual. Harvey Milk mungkin yaitu satu-satunya sekolah di dunia yang menyerukan persamaan hak bagi kaum Lesbian, Gay, Bisecual, dan Transgender atau yang lebih dikenal dengan LGBT. Harvey Milk dibuka dan mulai beroperasi pada tahun 1985, diprakarsai oleh seorang pelopor gay berjulukan Harvey Milk.
Meskipun sekolah yang terletak di Amerika Serikat ini diperuntukkan bagi kaum LGBT, namun tidak semua siswa dan siswi di sekolah Hervey Milk mempunyai kelainan orientasi secual. Banyak juga murid normal yang bersekolah di Harvey Milk. Selain itu, sekolah ini juga terbuka bagi pelajar yang mau mempelajari mengenai secualitas dan gender.
3. Shaolin Tagou Martial Arts School
* sumber: www.businesstimes.com.sg
Anda pernah dengar atau pernah nonton film Shaolin Soccer? Itu, lho, film yang menggabungkan olahraga sepak bola dengan ilmu bela diri kungfu. Film Shaolin Soccer yaitu sumber dari didirikannya Sekolah Sepak Bola Kungfu yang terletak di Deng Feng, Henan-China ini.
Kong Debou yaitu pendiri sekaligus pencetus terbentuknya Sekolah Sepak Bola Kungfu ini. Di sekolah ini, kurikulum yang diajarkan yaitu ilmu Shaolin dan ilmu bela diri Kungfu yang dikombinasikan dengan olahraga sepak bola, mirip teknik menendang bola dengan salto (ala Kapten Tsubasa), tendangan melompat, dan lain sebagainya.
Murid yang ada di sekolah ini sudah niscaya mereka-mereka yang gemar bermain sepak bola dan jago bela diri tentunya. Karena kedua hal tersebut yaitu keterampilan, juga keahlian, dan keharusan yang pastinya wajib dimiliki oleh setiap murid di Sekolah Sepak Bola Kungfu ini.
4. Brooklyn Free School
* sumber: www.democraticeducation.org
Brooklyn School yaitu sebuah sekolah yang tidak mempunyai kurikulum, tidak ada tes, tidak ada kuis, tidak ada ujian, tidak ada pekerjaan rumah dan tidak ada penilaian. Seluruh sistem pembelajaran berasal dari siswa-siwinya sendiri. Brooklyn Free School membebaskan muridnya untuk membuat sendiri peraturan sekolah. Bahkan, bagi siswa yang tidak ingin berguru bersama dengan yang lain, mereka bisa membuat kelas untuk diri mereka sendiri.
Selain itu, sekolah yang terletak di Brooklyn-Amerika Serikat ini, menunjukkan izin bagi siswanya untuk melaksanakan apapun yang mereka inginkan dikala tiba ke sekolah setiap harinya. Seluruh kelas dijalankan oleh para siswa dan siswi. Guru-gurunya hanya akan bertindak sebagai pengawas dan moderator.
Sehingga, hal ini memungkinkan untuk murid mengeluarkan segala kreativitasnya sesuai dengan cita-cita mereka tanpa ada kekangan dari pihak manapun. Selanjutnya, aktivitas dari setiap siswa akan dievaluasi dan dipantau perkembangannya oleh para guru dalam rapat besar yang diadakan setiap minggunya.
5. Steve Jobs School
* sumber: infopijar.wordpress.com
Steve Jobs School terletak di Negara Belanda tepatnya di Amsterdam dan Almere. Saat ini, Steve Jobs School sudah mempunyai 23 cabang termasuk juga sekolah yang ada di Afrika Selatan. Sekolah yang satu ini diberi nama Steve Jobs High School alasannya yaitu mempunyai sistem pembelajaran yang terfokus pada iPads.
Semua informasi pembelajaran diberikan melalui sebuah web yang sanggup diakses melalui iPads masing-masing murid. Karena berfokus pada iPads, maka di sekolah ini tidak ada alat tulis—buku catatan, pulpen, dan penghapus—tidak ada papan tulis, dan tidak ada rencana pembelajaran formal.
Pembelajaran yang diterapkan di sekolah ini berbeda alasannya yaitu murid diberi kebebasan untuk menentukan sendiri hal-hal yang ingin mereka pelajari, mereka mencari informasi mengenai hal yang mereka sukai, menerapkan, dan menyebarkan informasi tersebut bersama kelompok belajarnya.
Sekolah yang dipelopori oleh Maurice De Hond ini mengusung sistem pembelajaran berkelompok. Hal ini dilakukan untuk menyebarkan keterampilan bersosialisai bagi muridnya. Siswa-siswinya akan diminta untuk bekerja sama dengan belum dewasa lain dalam sebuah proyek yang kemudian dipresentasikan kepada sang guru.
6. Sekolah Menengah kejuruan Raden Umar Said Kudus-Jawa Tengah
* sumber: www.djarumfoundation.org
SMK Raden Umar Said Kudus yaitu sekolah menengah kejuruan yang mempelajari desain grafis, produksi garfis, desain komunikasi visual, rekayasa perangkat lunak, dan animasi. Sekolah ini mengusung konsep pembelajaran keseimbangan dua sistem, yaitu sistem praktik dan sitem teori.
Agar sanggup memenuhi konsep pembelajaran tersebut, Sekolah Menengah kejuruan Raden Umar Said Kudus mengubah sistem yang sudah ada menjadi lebih asyik dan menyenangkan tanpa harus mengurangi tujuan utama dari pembelajaran itu sendiri.
Untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, pihak sekolah telah memfasilitasi segala kebutuhan murid, mulai dari ruang desain, ruang game, ruang DJ, ruang recording, ruang color grading, ruang sound editing, bahkan ada ruang mini theater, dan masih banyak lagi akomodasi lain di dalam sekolah yang disiapkan oleh sekolah.
Semua ruangan tersebut sudah dilengkapi dengan alat-alat yang lengkap dan tercanggih. Selain akomodasi yang mumpuni, Sekolah Menengah kejuruan Raden Umar Said Kudus juga menunjukkan kebebasan bagi setiap muridnya untuk berkreasi, mengeluarkan talenta dan kreativitas mereka dengan memanfaatkan akomodasi yang ada. Sebab inilah, banyak murid yang masih melaksanakan aktivitas pembelajaraan sampai malam hari.
7. Green School Bali
* sumber: uprint.id
Sesuai dengan namanya, sekolah ini bertema alam yang benar-benar menanamkan konsep alimiah dari alam yang sebenarnya. Sekolah ini dibangun di tengah hutan di Simbang Kaja, Abiansemal, Badung-Bali.
Bukan hanya di bangkit di tengah hutan, bangunannya juga memanfaatkan kekayaan alam—seluruh materialnya berasal dari alam. Selain bangunannya, seluruh murid di Green School Bali juga diajarkan untuk berbaur dengan alam, diajarkan untuk menghargai alam, berguru dari alam, serta menentukan sendiri apa yang ingin mereka pelajari.
Sekolah ini sangat cocok, bagi orang renta yang ingin mengajarkan anaknya untuk lebih menyayangi bumi, alasannya yaitu segala aspek yang diajarkan di sekolah ini berkaitan dengan alam. Selain itu, murid yang ada di sekolah ini juga diajarkan untuk bersosialisasi dengan banyak sekali budaya berbeda maupun budaya sekitar.
Sekolah ini dipelopori oleh pasangan suami istri John dan Cynthia yang diresmikan pada September 2008. Saat ini, Green School Bali sudah mempunyai 384 murid berasal dari 33 negara. Murid-murid tersebut ada yang merupakan murid Pre-kindergarten sampai High School.
8. Brightworks: An Extraordinary School, San Francisco-California
* sumber: www.thepositiveencourager.global
Kalau di sekolah lain murid akan duduk bagus mendapatkan ilmu yang diberikan oleh guru di dalam kelas, lain ceritanya dengan di Brightworks School. Di Brightworks School, murid akan diajak untuk berguru dengan memakai alat dan bahan-bahan sungguhan. Selain itu, murid juga akan dihadapkan dengan permasalahan-pemasalahan yang benar terjadi.
Brightworks juga mengajarkan semua muridnya untuk pribadi menuntaskan problem atau menghasilkan sesuatu karya berdasarkan insting, kemauan, serta kreativitas mereka sendiri. Maka tidak heran jikalau sekolah ini dipenuhi dengan perkakas dan karya seni para murid.
Proses pembelajaran tersebut bertujuan biar sanggup meningkatkan rasa cinta murid pada belajar, meningkatkan keingintahuan murid perihal dunia, meningkatkan kemampuan untuk berpikir lebih baik, dan ketekunan dalam membuat hal-hal gres yang luar biasa.
Sekolah ini didirikan pada tahun 2011 oleh Gever Tulley dengan mengusung Konsep kerja sama antara kreativitas dan kepercayaan. Gever mendirikan sekolah ini dengan tujuan biar kelak muridnya sanggup berubah menjadi individu yang bisa dan sanggup mengikuti keadaan dengan baik di lingkungannya.
9. Carpe Diem School, Aiken-Ohio
* sumber: www.cincinnati.com
Carpe Diem School menunjukkan pengalaman berguru gres bagi murid-muridnya melalui desain sekolah yang dibentuk ibarat sebuah kantor. Seluruh bangunan sekolah ini ibarat sebuah kantor, mulai dari exterior, interior, sampai suasana di dalam kelasnya.
Di dalam kelas ada banyak sekali cubicle yang bersekat-sekat, setiap murid diberi 1 cubicle yang sudah dilengkapi dengan sebuah komputer. Setiap murid dibatasi dengan sekat-sekat antar cubicle. Kegunaan cubicle ini diperuntukkan biar murid sanggup fokus dan berkonsentrasi pada target—sesuai minat—mereka masing-masing.
Selain itu, sekolah ini juga mengusung konsep face to face, jadi murid akan pribadi didampingi oleh guru yang akan secara intense menjawab pertanyaan atau memberi masukan kepada setiap murid.
10. Sra Pou Vocational School, Kamboja
* sumber: www.haibunda.com
Sra Pou Vocational School yaitu sebuah sekolah yang diperuntukkan bagi murid dengan segala usia dari muda sampai tua. Sekolah ini terletak di desa Sra Pou, Udong, Kamboja. Bangunan sekolah ini dirancang oleh Rundanko serta Kankkunen yang dibangun pada tahun 2011.
Alasan didirikannya sekolah ini yaitu untuk meningkatkan sumber pendapatan penduduk desa Sra Pou. Sekolah ini bekerjsama yaitu sebuah training center yang mengajarkan perihal bagaimana memulai perjuangan sendiri atau perjuangan bersama dengan produksi rumah tangga.
Jadi, selain mengajarkan pendidikan kepada belum dewasa muda, sekolah ini juga mengajarkan ilmu bisnis kepada orang tua. Tenaga pendidik di sekolah Sra Pou berasal dari organisasi NGO Blue Tent Kamboja. Selain berfungsi sebagai daerah belajar, Sra Pou Vocational School juga dipakai sebagai Town Hall di mana pemuka—ketua dan tetua—di desa Sra Pou melaksanakan pertemuan.
Itulah kesepuluh sekolah unik dengan konsep yang berbeda dari sekolah biasanya. Nah, kalau Anda disuruh memilih, mana sekolah yang paling menarik dan ingin Anda datangi?
Sumber https://bacaterus.com
0 Response to "√ 10 Sekolah Dengan Konsep Unik Dan Beda Dari Sekolah Lainnya"
Posting Komentar