iklan

Sudahkah Bursa Saham Mencapai “Bottom” ?

Bursa saham . Sudahkan kejatuhannya mencapai “bottom”?

Tentu masih teringat bagaimana kejatuhan bursa saham yang dimulai bulan Oktober 2007.  Pelaku bursa saham berdarah-darah (termasuk saya hehe).  Mungkinkah kita sanggup mencar ilmu dari kejadian tahun 2007 itu? Coba kita ingat kembali kejadian tahun 2007.  Terpaan di bursa saham sudah dimulai pada Juni 2007. 

Kasus macetnya kredit di sektor perumahan di Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan Suprime Morgage mulai mencuat.  Ini menciptakan indeks Dow Jones dari 14.121 terjungkal sekitar 11.8% hanya dalam 2 minggu. Namun pelaku pasar keliatannya masih belum waspada dan menganggap gosip Suprime Morgage hanya temporer.  Ini menciptakan indeks Dow Jones kembali naik selama 2 ahad kemudian dan bahkan mencapai titik tertinggi gres (new high) di 14.279. Namun dampak domino dari Suprime Morgage mulai terasa.  Yang pertama terkena dampak ialah sektor keuangan yang secara eksklusif menyalurkan Suprime Morgage.  Ada yang bangkrut, ada yang rugi besar.  Kita sanggup menyebut Bank of Amerca, Citibank, Merryl Linch, JP Morgan, Wells Fargo dan banyak lagi.  Efek domino juga berantai kepada dilema hutang dibeberapa negara. Sebut saja Spanyol, dan Yunani.  Ini menyebabkan bursa saham benar-benar terhempas tajam selama kurun waktu hampir 1.5 tahun. Dow Jones terdiskon lebih dari 50%.  Pemerintahan Amerika Serikat dibawah Presiden George Bush hingga harus menyiapkan dana talangan (bailout) hampir 2000 milyar dollar (2 trilyun dollar) demi menenangkan situasi.

Tentu masih teringat bagaimana kejatuhan  Sudahkah bursa saham mencapai “bottom” ?

Awal Mei 2011, Dow Jones kembali tersedak.  Berbagai gosip mendasar di Amerika Serikat kembali menciptakan indeks Dow Jones terpuruk.  Selama lebih kurang 6 bulan, Dow Jones sudah terpental lebih dari 18%.

Tentu masih teringat bagaimana kejatuhan  Sudahkah bursa saham mencapai “bottom” ?

Kondisi penyebab kali ini mungkin berbeda. Situasi ekonomi banyak sekali negara juga mungkin sudah lain.  Namun sikap pelaku bursa saham tetap sama. Eforia dikala bursa saham naik sahut menyahut.  Terbirit-birit (panik) dikala bursa saham turun drastis.  Kondisi dampak domino juga terjadi disebabkan oleh margin call (permintaan injeksi dana terhadap nasabah bursa saham yang memakai uang pemberian dari sekuritas)

Tentu masih teringat bagaimana kejatuhan  Sudahkah bursa saham mencapai “bottom” ?

Apapun komentar orang di bursa saham perihal situasi ketika ini, grafik selalu sanggup memberi perspektif cukup banyak.  Gambar diatas sengaja saya komparasikan untuk mengatakan bahwa kemungkinan besar penurunan masih akan berlanjut.  Sejauh mana penurunan akan terjadi, biarlah bursa saham sendiri (melalui grafiknya) yang memberi tahu. Bagi yang masih berada didalam, selamat berolahraga jantung.  Bagi yang sudah diluar bursa saham (sudah menjual atau melikuidasi seluruh sahamnya), silahkan nikmati dulu tamasya anda.  Di bursa saham selalu berlaku “panas setahun di hapus oleh hujan sehari”.


Sumber https://www.sahamok.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sudahkah Bursa Saham Mencapai “Bottom” ?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel