iklan

Kisah


Tersebutlah sebuah kisah yang amat populer di Asia, yang menceritakan perihal kekejaman seorang lelaki terhadap ayah
kandungnya sendiri. Pada suatu dikala tinggallah sepasang suami isteri muda yang memiliki seorang anak pria berusia
sembilan tahun. Ayah si suami itu tinggal bersama mereka, ia sudah amat tua, sangat lemah serta sulit untuk berjalan sendiri.
Isteri muda itu amat tidak menyukai kehadiran ayah mertuanya di antara mereka. Tetapi suaminya, amat mencintai ayahnya dan
selalu menenangkan isterinya untuk merawat orangtuanya dengan baik.

Pada suatu malam, si isteri itu menunggu hingga anak laki-lakinya tidur
nyenyak, ia kemudian meminta kepada suaminya untuk menyingkirkan ayah mertuanya
itu dari rumahnya, apabila suaminya ingin tetap hidup bersamanya.

Suaminya amat murung dan merasa tidak berdaya menghadapi seruan isterinya
itu. Akhirnya ia menyetujui seruan isterinya, supaya kehidupan rumah
tangganya tidak terganggu lagi oleh ayahnya yang sudah bau tanah renta itu.

Setelah yakin anaknya sudah tidur nyenyak, mereka kemudian merencanakan
bagaimana caranya untuk membuang ayahnya itu. Si isteri berkata : "Besok
pagi-pagi sekali, kau harus katakan kepada ayahmu, bahwa kau akan
membawanya ke kawasan ziarah. Taruh saja ia di dalam keranjang besar dan
bawa ia ke dalam hutan lebat. Tinggalkan saja di sana, agar dimakan
hewan buas, sesudah itu cepat-cepat pulang ke rumah."

Keesokkan paginya, anak pria itu berdiri pagi-pagi sekali. Seperti yang
telah direncanakan orangtuanya, si ayah membawa kakeknya yang dimasukkan ke
dalam keranjang besar dan pergi keluar. Anak itu kemudian bertanya : "Ayah, mau
dibawa kemana kakekku ini?" "Anakku, saya akan membawanya pergi berziarah."


"Baiklah ayah, tetapi jangan lupa ya membawa pulang kembali keranjang besar
itu, alasannya ialah bila nanti ayah sudah setua kakek, saya akan membawa ayah
berziarah juga." Kata-kata anak pria itu menyadarkan mereka, pasangan
suami isteri muda itu kemudian berubah pikiran. Mereka alhasil merawat orangtua
itu dengan baik.

Cerita ini menyinggung dengan tajam dan sempurna nilai-nilai moral pada masa
kini ini. Di India, pada masa yang lampau, banyak cerita-cerita seperti
ini. Dimana perhatian utama ialah ketidak-puasan seorang anak terhadap
orangtuanya dan hal ini diperbaiki oleh cucunya. Cerita yang lain tentang
hal menyerupai ini sebagai berikut.

Seorang ayah yang masih muda merencanakan membuang ayahnya yang sudah tua,
si ayah dimasukkan ke dalam sebuah kereta. Ia kemudian membawanya ke kuburan.
Cucunya juga ikut serta. Ketika cucunya melihat ayahnya sedang menggali
lubang kuburan untuk mengubur kakeknya, anak kecil itu berkata kepada
ayahnya : " Ayah, tolong gali sebuah lubang lagi untuk kuburanmu
sendiri. Nanti, bila ayah sudah bau tanah saya tinggal mengubur ayah saja di
situ, jadi saya tidak usah repot-repot menggali kuburan untukmu."
Tentu saja hal ini menyeramkan si ayah muda itu.

Pesan moral yang terkandung dalam kisah ini ialah apa yang kita lakukan
terhadap ayah, akan terjadi pula pada diri kita sendiri, yang akan dilakukan
oleh anak kita.

Ada kisah lain lagi, seorang kakek diberikan makanan dengan sebuah piring
yang amat kotor, ditaruh di atas tanah. Piring itu begitu kotornya sehingga
tak seorang pun yang mampu untuk memakan makanan dari piring tersebut.
Ketika anak pria bau tanah tersebut melihat bahwa tak ada gunanya lagi untuk
memberi makan kepada ayahnya, ia ingin membuangnya. Anaknya yang masih muda
kemudian berkata : "Ayah, piring bau tanah itu jangan dibuang. Saya ingin
menyimpannya."

Ayahnya bertanya : "Untuk apa?" Anak muda itu berkata : "Untuk
apa....? Tentu saja untuk memperlihatkan makanan ayah di atas piring itu kalau
ayah sudah setua kakek saya ini."

Inilah pelajaran untuk seorang ayah muda untuk lebih mengasihi dan merawat
orangtuanya yang sudah tua.
>
Sumber http://bloggoedu.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kisah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel