iklan

Karya Tulis



                                                            KARYA TULIS

Pengertian Karya Tulis

Karya tulis yaitu karangan yang mengetengahkan hasil pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu. yang disusun secara sistematis. Karya tulis juga sanggup dikatakan goresan pena yang membahas dilema tertentu berdasarkan pengamatan, secara sistematis dan terarah .
Dari segi bentuk karya tulis termasuk laporan paper, skripsi, tesis, desertasi. Skripsi yaitu istilah yang dipakai mahasiswa untuk menyelesaikkan tingkat Sarjana Muda. Desertasi yang dipergunakan untuk memperoleh gelar Doktor sehabis menyusun karya ilmiah hasil inovasi yang dipertanggungjawabkan dalam sidang senat guru besar.           
Pada tingkat Sekolah Menengan Atas dan sederajat memakai istilah karya tulis atau paper. Karya tulis atau paper beberapa waktu yang kemudian diwajbkan kepada siswa untuk menyusun sesuai acara atau jurusan masing masing yang dibimbing oleh guru mata pelajaran dan diujikan .
Laporan dipergunakan oleh kalangan pendidikan maupun di luar kalangan pendidikan. Misalnya hasil diskusi, hasil seminar, laporan hasil penelitian, laporan perjalanan, laporan hasil kegiatan lainnya .          
Karya tulis mempunyai ciri tertentu yaitu logis , sistematis, dan obyektif. Karya tulis dikatakan logis apabila data, argumen, klarifikasi yang dikemukakan diterima oleh akal. Sistematis, setiap permasalahan yang diuraikan disusun secara teratur, runtut, dan tidak tumpang tindih. Obyektif yaitu alasan, keterangan , klarifikasi dan uraian-uraian yang dikemukakan sesuai apa adanya .
Ada 2 jenis Karya Tulis , yaitu:
1 Karya tulis FiksiKarya tulis fiksi adalah  karya tulis yang berasal imajinasi yang belum terbukti kebenarannya. contohnya. Seperti Dongeng, Legenda, Mistis, dll.
2. Karya Tulis Non Fiksi Karya tulis non-fiksi yaitu karya tulis yang berisi perihal pendidikan dan tyerdapat penemu , sumber, terbukti kebenarannya. Contohnya yah, makalah, skripsi, tesis. itu semua karya tulis Non-fiksi.

SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS

KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Metode

BAB II PEMBAHASAN MASALAH
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Contoh karya tulis Karya Tulis Ilmiah Tentang Pendidikan
Menumbukan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni rupa

A.Pendahuluan
Menurut The Liang Gie (1994:28), Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian- penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu lantaran utama dari kegagalan studi para mahasiswa memperlihatkan bahwa sebabnya ialah kekurangan minat. Secara lebih terinci arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi ialah minat melahirkan perhatian yang serta merta, minat memudahkan terciptanya konsentrasi, minat mencegah gangguan perhatian dari luar, minat memperkuat melekatnya materi pelajaran dalam ingatan, dan minat memperkecil kebosanan studi dalam dirinya.
Dengan demikian, minat berguru merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan berguru siswa. Disamping itu minat berguru juga sanggup mendukung dan menghipnotis proses berguru mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan hambatan di dalam kelas, lantaran kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa. Jika hal ini terjadi, maka proses berguru mengajar pun akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulis, pada ketika pembelajaran berlangsung siswa kurang garang dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang bisa memahami dan mengerjakan kiprah dengan semangat. Sebagian besar siswa mengerjakan kiprah yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini mengakibatkan kiprah yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan asal jadi. Jika mereka ditanya, alasannya mereka tidak mempunyai talenta di bidang seni atau tidak punya talenta menggambar. Dengan kondisi menyerupai ini, guru perlu mencari upaya bagaimana menumbuhkan minat berguru siswa terutama dalam pembelajaran Seni Rupa.
B.Konsep Minat Belajar
Pengertian minat
Minat sering dihubungkan dengan impian atau ketertarikan terhadap sesuatu yang tiba dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan lantaran menyadari pentingnya kegiatan itu. Menurut Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat yaitu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dari banyak sekali pendapat yang telah dikemukakan, sanggup disimpulkan bahwa minat merupakan rasa suka atau tertarik terhadap suatu hal atau acara seseorang yang mendorongnya untuk melaksanakan sesuatu kegiatan. Minat sanggup juga dikatakan sebagai suatu impian atau kemauan yang merupakan dorongan seseorang untuk melaksanakan suatu hal atau acara tanpa adanya paksaan dari luar dirinya. Minat bisa juga diartikan sebagai kecenderungan jiwa yang relative menetap.
Pengertian Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para andal perihal belajar, pada umumnya mereka memperlihatkan pengutamaan pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa berguru merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang gres yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa berguru yaitu diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan perilaku
Dari banyak sekali pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian minat dan pengertian belajar, sanggup disimpulkan bahwa minat berguru yaitu aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk melaksanakan proses perubahan tingkah laris melalui banyak sekali kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, minat berguru itu yaitu perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap acara berguru yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam berguru serta menyadari pentingnya kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman belajar..
C.Faktor-faktor yang menghipnotis minat belajar
Minat berguru akseptor didik sangat memilih keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain sebagai berikut :  
1. Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
a. Aspek jasmaniah, meliputi kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan berguru dan sanggup menghipnotis minat belajar. Namun bila terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis sanggup mengakibatkan berkurangnya minat berguru pada dirinya.
b. Aspek Psikologis (kejiwaan), berdasarkan Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berafiliasi dengan minat belajar.Perhatian merupakan pemusatan energi psikologi yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau kesadaran yang menyertai acara belajar. Tanpa adanya perhatian dalam acara berguru akan berdampak terhadap kurangnya penguasaan materi pelajaran, sehingga hasil yang dicapai dalam berguru kurang memuaskan. Kurangnya perhatian terhadap materi yang dipelajari juga menjadikan kurangnya minat berguru pada diri siswa.
2.Faktor dari luar siswa, meliputi :
a. Keluarga, meliputi relasi antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, relasi siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta banyak sekali kegiatan kokurikuler.
c. Lingkungan masyarakat, meliputi relasi dengan sahabat bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan daerah tinggal.
Dari uraian di atas sanggup dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung menjadikan kurang atau hilangnya minat berguru siswa. Kurang atau hilangnya minat berguru siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak pribadi sanggup menghipnotis pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang mengakibatkan kurang atau hilangnya minat berguru sisbwa yaitu sebagai berikut :
  1. Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang sangat mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan kiprah di kelas.
  2. Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas, kesudahannya anak merasa bosan.
  3. Ada dilema atau kesukaran kejiwaan yang mengakibatkan beliau mundur atau lari dari kenyataan. Dalam hal ini anak akan memperlihatkan tanda-tanda yang sama dimana-mana, yaitu tidak memperlihatkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu di luar kelas.
  4. Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas, menyerupai : olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan mekanis, atau melaksanakan kegiatan yang sanggup menghasilkan uang.
  5. Sikapnya yang seolah-olah tidak mempunyai perhatian atau minat ini sebetulnya hanya suatu perilaku pura-pura. Keadaan yang sebetulnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya orang sanggup mendapatkan kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau tidak bisa berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih bisa dari ia sendiri.
  6. Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan memperlihatkan perilaku ini sebetulnya ia hendak memperlihatkan perilaku melawan mereka; jadi perilaku ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan.
D.Faktor-faktor yang sanggup menumbuhkan minat belajar
Beberapa andal pendidikan beropini bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang gres yaitu dengan memakai minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan semoga para pengajar berusaha membentuk minat-minat gres pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa perihal materi yang akan dismpaikan dengan menghubungkan materi pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan datang. Roijakters (1980) beropini bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan berita-berita yang sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah perihal minat (the laws of interest), yang berbunyi :
  1. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan perihal hal itu
  2. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.
Minat berguru akan tumbuh apabila kita berusaha mencari banyak sekali keterangan selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu sanggup diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang berafiliasi dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh.
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat berguru pada diri siswa yaitu sebagai berikut :
  1. Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.
  2. Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga sanggup merangsang anak untuk belajar
  3. Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
  4. Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah perilaku dan tingkah laris tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.
  5. Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya berguru bagi anak.
  6. Cobalah menemukan sesuatu hal yang sanggup menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut sanggup dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.
Pendapat lain yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan atau meningkatkan minat belajar, dikemukakan oleh Crow and Crow (dalam The Liang Gie 1995:132) yang menyatakan bahwa untuk mendukung tumbuhnya minat berguru yang besar, perlu dibangun oleh motif-motif tertentu dalam batin seseorang siswa. Ada lima motif penting yang sanggup mendorong siswa untuk melaksanakan studi sebaik-baiknya, yaitu :
  1. Suatu hasrat keras untuk mendapatkan angka-angka yang lebih baik dalam sekolah.
  2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
  3. Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
  4. Hasrat untuk mendapatkan kebanggaan dari orang tua, guru, atau teman.
  5. Cita-cita untuk sukses di masa depan dalam suatu bidang khusus.
Disamping itu penggunaan media pembelajaran dalam proses berguru mengajar juga sanggup menumbuhkan minat berguru siswa. Hal ini sebagai mana yang dikatakan oleh Hamalik (dalam Arsyad Azhar 2007:15) yang mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses berguru mengajar sanggup membangkitkan impian dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

E.Penutup
Minat berguru merupakan salah satu komponen yang besar lengan berkuasa terhadap keberhasilan belajar. Untuk menumbuhkan minat berguru pada diri siswa, terlebih dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi latar belakang yang mengakibatkan berkurang atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu gres kita mengambil langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat berguru pada diri siswa. Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat berguru sesuai dengan sasarannya.           
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka sanggup kita tarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat berguru pada akseptor didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik dan psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan media pembelajaran hendaknya sanggup merangsang siswa untuk tertarik ikuti serta dalam pembelajaran. Keempat, pahami kondisi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita sanggup mencari jalan keluar dalam menumbuhkan minat berguru siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.



Sumber http://lussychandra.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Karya Tulis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel