Cerita Cukup Umur Lucu Dikira Permen
Dikira Permen
Kisah ini sempat menciptakan beberapa orang yang akan membayar di kasir sebuah toko swalayan ngguyu ngakak. Kisah ngguyokne ini dialami Lady Cempluk bersama anaknya, Jon Koplo, yang masih berusia dua tahun. Saat itu, Cempluk membeli kebutuhan rumah tangga di sebuah toko swalayan.
Karena di rumah tidak ada yang menunggu si Koplo, Cempluk pun mengajaknya berbelanja ke toko tersebut. Setelah semua barang kebutuhannya didapat, Cempluk menuju ke kasir. Ia antre sebab ada beberapa pembeli yang membayar di kasir. Di dikala menunggu itulah, Koplo merengek kepada Cempluk untuk dibelikan permen.
“Bu.. Bu.. Koplo ingin dibelikan pelmen!” kata Koplo dengan bunyi cadelnya.
“Permen yang mana, Sayang?”
“Permen yang itu... yang itu lho, yang walna melah.” jawab Koplo.
Mak jenggirat! Muka Cempluk pribadi merah padam. Beberapa orang yang mau membayar, termasuk kasir terlihat menahan tawa melihat adegan Cempluk dan Koplo. Cempluk kemudian mengatakan permen dan makanan lain yang berada di bersahabat kasir.
“Jangan yang itu, Sayang! Yang ini saja, ini lebih enak!”
“Ndak mau! Pokoknya itu!” teriak Koplo menambah tawa di sekitar semakin gerr.
Cempluk pun tetap membujuk Koplo supaya membeli permen atau makanan yang lain. Namun, Koplo justru murka dan menangis minta permen yang diinginkannya.
“Sudah, itu ndak enak! Kamu Ibu belikan ini saja ya!” Cempluk mengambil permen di bersahabat kasir untuk si Koplo.
Koplo pun tetap tidak mau dan menambah level volume tangisannya. Ternyata, Koplo masih ingin permen warna merah yang berada di rak agak atas. Padahal, kotak merah yang disangka permen oleh Koplo ternyata ialah k0nd0m. Jelas saja Cempluk aib bukan main membeli barang semacam itu untuk anaknya. Mungkin bungkusnya yang mencolok menciptakan Koplo tertarik. Dasar Koplo, ada-ada saja tingkahnya.
Setelah membayar semua belanjaannya di kasir, Cempluk pun mengajak pulang Koplo dengan paksa. Ia tak mau menuruti seruan Koplo.
Dimuat di rubrik Ah Tenane, Solopos, Sabtu, 9 April 2016.
Sumber http://dapurimajinasi.blogspot.com
0 Response to "Cerita Cukup Umur Lucu Dikira Permen"
Posting Komentar