iklan

Analisis Instrumen

ANALISIS INSTRUMEN
Pengertian instrumen dalam lingkup penilaian didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur hasil berguru siswa yang meliputi hasil berguru dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Bentuk instrumen sanggup berupa tes dan non tes. Instrumen bentuk tes meliputi : tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda, balasan singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non tes mencakup: wawancara, angket dan pengamatan(observasi). Sebelum instrumen dipakai hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua karakteristik penting dalam menganalisis instrumen yaitu validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen dipakai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur kemampuan matematika siswa sekolah dasar tidak sempurna bila dipakai pada siswa Sekolah menengah. Dalam hal ini target kepada siapa instrumen itu ditujukan merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis validitas suatu instrumen. Aspek lainnya contohnya kesesuaian indikator dengan butir soal, penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal dsb.
Apa yang terjadi bila panjang meja diukur dengan memakai karet? Tentu hasil pengukuran akan berbeda pada situasi yang berbeda alasannya yaitu karet sifatnya lentur sehingga hasil pengukuran akan berbeda walaupun objek yang diukur sama. Dalam hal ini alat ukur yang dipakai dalam mengukur meja dikatakan tidak sempurna (valid) dan tidak konsisten (reliabel). Suatu instrumen dikatakan reliabel (ajeg, konsisten) apabila instrumen tersebut dipakai pada situasi yang berbeda hasil pengukuran relatif stabil
Ilustrasi ihwal validitas dan reliabilitas sanggup dinalogikan dengan seorang penembak memakai senapan menembakkan beberapa peluru ke sasaran. Senapan sebagai alat yang dipakai penembak sanggup dikatakan sempurna (valid), namun apakah hasil tembakkannya konsisten (reliabel)?

VALIDITAS INSTRUMEN
Validitas instrumen sanggup ditinjau dari dua aspek yaitu validitas keseluruhan instrumen dan validitas butir soal (item) instrumen. Menganalisis validitas instrumen sanggup dilakukan dengan cara logis dan dengan cara empiris. Cara logis dalam memvalidasi instrumen artinya instrumen dianalisis dengan cara rasional yaitu dengan menganalisis kesesuaian instrumen dengan bahan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Sedangkan menganalisis instrumen dengan cara empiris artinya instrumen di analisis kesesuaiannya dengan pengalaman.
Validitas logis:
1. Validitas isi (Content Validity)
Instrumen sanggup dikatakatan memenuhi validitas isi apabila bahan yang akan diukur melalui instrumen tersebut sesuai dengan bahan yang tertuang dalam kurikulum yang berlaku.
2. Validitas konstruk (Construct validity)
Instrumen sanggup dikatakatan memenuhi validitas konstruk apabila butir-butir soal (item) pada instrumen sesuai dengan indikator yang telah dibuat. Indikator merupakan ukuran ketercapaian kompetensi dasar yang tertuang dalam KTSP. Sebagaimana validitas isi maka untuk memvalidasi instrumen dalam kaitannya dengan validitas konstruk, cukup dilakukan oleh para ahli, sehingga disarankan instrumen perlu dinilai (dijudge) oleh ahlinya.

Validitas Empiris:
Seiring dengan makna validitas empiris, yaitu kesesuaian dengan pengalaman, maka validitas empiris sanggup dibagi dalam dua kategori yaitu kesesuaian dengan pengalaman yang telah lampau (validitas kebersamaan=concurrent validity), dan pengalaman yang akan tiba (validitas ramalan = predictive validity).
1. Validitas kebersamaan (Concurrent validity)
instrumen dikorelasikan dengan instrumen lain sejenis yang telah dilakukan contohnya dengan ulangan harian atau tes sumatif sebagai kriteria masa lalu.
2. Validitas ramalan (predictive validity)
Sejauhmana hasil tes sanggup meramalkan keberhasilan siswa dimasa datang?
Misalnya instrumen yang dipakai untuk seleksi calon mahasiswa masuk ke akademi tinggi. Tes seleksi dikatakan mempunyai tingkat validitas ramalan tinggi apabila calon mahasiswa yang lulus tes sanggup mengikuti perkuliahan di akademi tinggi dengan prestasi sesuai dengan nilai hasil seleksi. Makin tinggi nilai hasil seleksi, maka makin baik prestasi mahasiswa yang bersangkutan saat mengikuti perkuliahan di akademi tinggi. Jika terjadi sebaliknya, maka dikatakan tes hasil seleksi mempunyai validitas ramalan rendah

Sumber http://bloggoedu.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Analisis Instrumen"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel