iklan

Perbanyakan Pohon Kopi Dengan Setek

Indonesia merupakan penghasil kopi robusta terbesar di dunia. Lebih dari 80% pohon kopi yang ada di negeri ini berasal dari jenis robusta. Namun rata-rata produktivitasnya relatif masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya ialah kualitas bibit. Perbanyakan bibit pohon kopi seringkali tidak dilakukan dengan benar.


Pohon kopi sanggup diperbanyak dengan dua cara, yaitu perbanyakan generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif dengan biji atau benih biasanya dilakukan untuk kopi arabika, silahkan baca perbanyakan bibit flora kopi dengan biji. Sedangkan pohon kopi robusta lebih sering diperbanyak dengan cara vegetatif.


Ada banyak teknik perbanyakan pohon kopi secara vegetatif, mulai dari cangkok, setek, okulasi, sampai kultur jaringan. Salah satu cara yang paling poluler ialah setek. Cara ini mempunyai beberepa keunggulan diantaranya gampang dilakukan, sifat pohon kopi yang dihasilkan sama persis dengan induknya, kesudahannya seragam dan lebih cepat berbuah.


Cara setek juga mempunyai kelemahan. Pohon kopi yang dihasilkan dari penyetekan tidak mempunyai akar tunjang. Sehingga pohon kopi gampang tercerabut ataupun roboh. Selain itu, ketika pohon masih muda rentan terhadap serangan nematoda. Namun sekarang kelemahan tersebut sanggup disiasati dengan teknik penyambungan pohon.


Memilih induk pohon kopi


Tahap pertama yang harus diperhatikan dalam perbanyakan setek ialah menentukan materi flora sebagai induk pohon kopi yang akan dikembangkan. Berbeda dengan perbanyakan kopi arabika yang memakai varietas, pada kopi robusta biasanya memakai klon. Beberapa klon yang dianjurkan Puslit Kopi dan Kakao diantaranya BP 308, BP 42, BP 358, BP 409, SA 436, BP 939, BP 234, BP 288, BP 534, BP 936, SA 203. Sumber klon sanggup didapatkan di balai-balai penelitian atau toko bibit terpercaya.


Kopi robusta mempunyai sifat menyerbuk silang, oleh sebab itu teknik budidaya yang dianjurkan ialah sistem poliklonal. Sistem poliklonal merupakan teknik membudidayakan pohon kopi dari banyak klon. Untuk satu hamparan kebun tidak hanya terdiri dari satu klon pohon kopi, melainkan memakai 3-4 klon.


Setiap klon mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga penanamannya harus menerapkan kombinasi tertentu. Untuk mengetahui lebih detail sifat setiap klon, sanggup ditanyakan ke penjual klon tersebut. Selanjutnya, pilih 3-4 klon pohon kopi yang paling cocok dengan kondisi lingkungan masing-masing.


Indonesia merupakan penghasil kopi robusta terbesar di dunia Perbanyakan pohon kopi dengan setek


Persiapan alat dan bahan


Alat-alat yang diharapkan untuk menyetek flora ialah gunting daun, pisau tipis yang tajam, perangsang akar dan media tumbuh. Perangsang akar sanggup dibeli di toko pertanian bentuknya ada yang cair ada juga yang tepung. Jenis yang sering digunakan antara lain Rooton F. Selain memakai obat pabrik, sanggup juga digunakan air kencing sapi.


Siapkan media tumbuh untuk menumbuhkan akar dari batang yang disetek. Media tumbuh ini harus mempunyai drainase yang baik dan sanggup mencengkram batang dengan kokoh. Campuran yang biasa digunakan ialah pasir halus dan kompos dengan perbandingan 3:1.


Buat bedengan dengan media tumbuh ini kira-kira setinggi 15 cm. Tutup bedengan dengan sungkup dari plastik bening, tinggi sungkup kurang lebih 60 cm. Sungkup ini harus sanggup dibuka dan ditutup untuk memudahkan pemeriksaan. Posisi bedengan sebaiknya berada di bawah pohon penaung.


Teknik menyetek pohon kopi


Lakukan penyetekan pada penghujung trend hujan. Pilih dahan yang berumur 3-6 bulan, cukup muda namun sudah berwarna coklat. Lakukan pemotongan pada ruas 2-4 dari pucuk, pemotongan dilakukan secara miring biar ujung setek meruncing. Panjang setek kira-kira 10 cm, gunting setengah dari helai-helai daunnya untuk mengurangi penguapan. Jaga kelembaban ranting yang telah disetek biar tidak kering oleh angin dengan meletakkannya dalam karung basah.


Setelah ranting dipotong, celupkan pangkal setek pada cairan perangsang akar. Untuk hormon buatan pabrik baca hukum atau takaran pemakaiannya, untuk yang memakai urine sapi encerkan 100 ml kencing sapi dengan 1 liter air. Celupkan materi setek tersebut selama 10-15 detik sebelum ditancapkan ke media tumbuh.


Tancapkan stek pohon kopi pada bedengan media tumbuh dengan jarak 15×15 cm. Atur kedalaman batang setek sekitar 5-7 cm. Siram bedengan dengan gembor 1-2 kali sehari dengan membuka dan menutup sungkup. Lakukan hati-hati biar tidak merusak tanaman. Setelah kurang lebih 3 bulan dalam media tumbuh, biasanya setek sudah mulai berakar buka epilog sungkup. Pada bulan ke-4 setek pohon kopi sudah siap untuk dipindahkan kedalam polybag.


Pembibitan pohon kopi


Siapkan kawasan yang sudah diberi naungan untuk pembibitan pohon kopi biar terhindar dari panas matahari dan hujan secara langsung. Naungan sanggup memakai paranet atau daun sirap.


Siapkan media tanam yang terdiri dari gabungan tanah dan kompos dengan komposisi 2:1. Pindahkan setek pohon kopi dari bedengan media tumbuh kedalam polybag. Letakan polybag berbaris dengan lebar satu meter untuk memudahkan perawatan.


Perawatan yang diharapkan pada bibit pohon kopi antara lain ialah penyiraman dan pemupukan. Lakukan penyiraman 1-2 kali sehari atau tergantung kelembaban tanah. Pemupukan sanggup dilakukan dengan menyiramkan gabungan kotoran sapi, air dan urea dengan komposisi 10:10:1. Dosis penyiramam untuk setiap bibit pohon kopi kira-kira satu batok kelapa setiap minggu. Bibit pohon kopi sanggup dipindahkan ke areal tanam sehabis berumur 8-9 bulan.


Artikel wacana kopi lainnya:





Sumber https://alamtani.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Perbanyakan Pohon Kopi Dengan Setek"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel