✔ Pengalaman Tes Wawancara Psikologi ( Pertanyaan Dan Jawabanya )
Kali ini saya akan menceritakan pengalaman pribadi ihwal pertanyaan dan tanggapan wawancara psikologi ketika saya melaksanakan sesi interview kerja dengan sikolog.Proses interviw dengan psikiater ini saya lakukan ketika melamar pekerjaan di perusahaan atau PT di tempat cikarang beberapa waktu yang lalu.
Wawancara psikologi sangat berbeda dengan interview biasa dengan user atau manager,contohnya dalam hal pertanyaan yang ditanyakan dan jawabanya.Selain itu ada evaluasi yang sedikit " aneh " kalau berdasarkan saya pribadi,saya akan menceritakanya semua kepada anda.
Ketika saya duduk,psikiater itu menyuruh saja menengok ke kanan dan kekiri dengan melihat-lihat potongan rambut saya.
Saya tambah galau lagi disini.Tetapi saya ambil positifnya saja,mungkin ia ingin melihat apakah saya mengikuti arahan HRD atau tidak ( mungkin ),pasalnya : Peserta yang tidak potong rambut,seperti " dicoret namanya " di kertas yang ada di meja,tetapi tetap di interview sih.
Perlahan saya mulai faham kalau yang sedang ia lakukan yaitu " MELIHAT PENAMPILAN " pelamar.Yang menjadi pertanyaan saya,apakah mungkin penampilan menjadi point yang dinilai?
Saya menemukan tanggapan untuk ini,ternyata bukan penampilan dalam artian yang ganteng dan higienis yang dicari,melainkan ia mencari YANG MEMATUHI INSTRUKSI dan yang rapih serta rajin.
Darimana saya sanggup kesimpulan ini? Soalnya yang ganteng-ganteng banyak yang tidak lolos,saya buruk sanggup lolos,berarti kan bukan mencari muka,tapi kerapihan dan kepatuhan terhadap indtruksi HRD,hehe.
Dengan perasaan galau dan tidak tau harus bagaimana,saya mengikuti saja apa yang sikiater minta.Saya letakan kedua tangan di meja,dilihatnya sebentar dan ia menyampaikan " OK,BAGUS ".
Sebenarnya lega juga dengar kalimat itu,tapi saya masih belum mengerti maksudnya itu apa dan sedang apa sikiater itu.Sampai jadinya saya ceritakan dengan orang rumah apa yang saya alami,kemudian ibu saya memperlihatkan tanggapan yang sangat mencerahkan,apa itu?
Ibu saya : Itu orangnya lihat kuku mau nilai kamu,biasa kerja atau ndak,orang yang kukunya panjang apalagi laki-laki,pasti nggak pernah kerja keras
Saya : Ilmu darimana itu ( sambil ketawa ngakak )
Ibu ku : Sekarang kau panjangin kukumu,terus habis itu benerin genteng yang bocor,kalu ndak bantuin bapakmu beresin kayu bakar,lihat patah ndak kukunya?
Saya : Diam seribu bahasa dan jadinya sadar betapa bodohnya diri ini
TERNYATA : Itulah maksud dari melihat kuku yang dilakukan psikiater tempo hari.Walaupun saya tidak mengerti,sukurlah saya lulus lantaran memang saya tidak punya dan tidak suka kuku panjang.
Setelah serangkaian hal aneh,tibalah ketika yang paling mendebarkan,yaitu prosesi tanya jawab.Untuk bentuk yang dotanyakan gotong royong biasa saja ( menyerupai interview kebanyakan PT pada umumnya ) menyerupai pola nya :
Untuk jawabanya juga umum saja,tidak terlalu sulit.Bagi anda yang gres lulusan SMK/SMA alias fresh graduate,mungkin akan kesulitan menjawabnya,tapi damai saja,saya sudah jelaskan di artikel sebelumnya.
BACA :
Bukan jawabnya yang susah,tapi psikiaternya killer!
Seperti yang saya katakan sebelumnya kalau bentuk yang ditanyakan itu UMUM menyerupai biasanya orang interview,tapi yang sedikit bikin gugup itu,psikiaternya killer banget.Killer bagaimana?
Ketika saya menjawab SEMUA pertanyaanya,beliau SELALU MENATAP TAJAM MUKA SAYA.Bener-bener lihat saya menyerupai polisi lihat orang jahat gitu lah,tak berkedip kayaknya,hadehhh.
Makara setiap saya jawab,beliau melihat saya seakan-akan saya ini mangsanya kayaknya.Tidak melotot,tapi ndak kedip,gimana jelasinya yaa.Pokoknya gitulah.
Kenapa melihatnya menyerupai itu?
Ini hanya perkiraan saya saja yaa.Kemungkinan,beliau itu " MEMBACA RAUT WAJAH " apakah yang dtanya itu jujur atau bohong.Tapi ini hanya perkiraan saja yaa,karena saya tidak teralu mengerti ilmu ihwal sikologis dasar manusia.
Jika memang anda menghadapi situasi menyerupai ini,saya ada sedikit solusi atau jalan keluar cara mengatasinya,yaitu :
Demikian pembahasan ihwal pengalaman pribadi saya ketika melaksanakan wawancara/interview psikologi dengan psikiater.Semoga sanggup membantu anda.Terimakasih telah membaca,see uu. Sumber http://www.pujihartono.id
Wawancara psikologi sangat berbeda dengan interview biasa dengan user atau manager,contohnya dalam hal pertanyaan yang ditanyakan dan jawabanya.Selain itu ada evaluasi yang sedikit " aneh " kalau berdasarkan saya pribadi,saya akan menceritakanya semua kepada anda.
Tes Wawancara Kerja Psikologi
Psikologi yaitu ilmu yang mempelajari ihwal segala hal yang berkitan dengan sikap atau tingkah laris seorang manusia.Termasuk kedalamnya yaitu kondisi mental atau psikis seseorang.
Dan untuk orang yang mempelajari atau mendalami ilmu pengetahuan ini disebut psikolog atau psikiater.
Kondisi psikis satu orang dengan orang yang lainya akan berbeda-beda bahkan dalam satu keluarga sekalipun belum tentu kondisi psikisnya sama.Perbedaan kondisi ini biasanya disebabkan oleh banyak faktor menyerupai tekanan hidup,trauma mendalam akan suatu hal dan sebagainya.
Hubunganya Psikologis Dengan Pekerjaan Apa?
Jelas sangat akrab kaitanya,gampangnya begini : Jika ada seorang yang kondisi mental/sikisnya terganggu,selain akan berbahaya kalau diterima bekerja,orang dengan kondisi menyerupai itu sanggup merugikan perusahaan.
Sebenarnya untuk mengetahui hal ini,sudah dilakukan dengan memakai metode test psikotes kepribadian.Tetapi akan lebih diteliti lagi dalam proses interview ini.
Dan untuk mengetahuinya dengan pasti,yang melaksanakan prosesi interview haruslah orang yang memang berpengalaman dan berpengetahuan,maka dipilihlah seorang psikiater.
Waahh,jadi kemana-mana yaa.Ok saya pribadi saja ceritakan apa yang saya alami beberapa waktu yang kemudian ketika melaksanakan prosesi interview dengan psikiater.
1. Proses Absen
Pertama yang akan saya ceritakan ketika proses bolos berlangsung.Seperti seleksi perusahaan,ketika kami ( para pelamar ) sudah berkumul di lokasi gedung yang ditentukan dan memang sudah RESMI dari perusahaan lokasinya disana,kami duduk dengan santai.
Beberapa menit berlalu,datanglah seorang perempuan paruh baya dengan pakaian " menyerupai dokter " tapi tidak membawa alat kedokteran ".Bajunya itu yang putih menyerupai jas yaa menyerupai dengan yang digunakan dokter-dokter dirumah sakit lah.
Setelah ia masuk,beliau memperlihatkan kertas bolos untuk kami para pelamar melaksanakan absen.Setelah selesai,tanpa basa-basi,satu persatu dari kami dipanggil kedepan untuk pribadi interviw.
2. Interview di Hadapan Peserta Lain
Sebenarnya saya sedikit kaget ketika kami dipanggil kedepan satu persatu untuk melaksanakan tahapan interviw.Difikiran saya,prosesnya itu didalam ruangan khusus dengan bertatap muka antara pelamar dan yang menginterview.
Tak taunya,kami pribadi saja di " introgasi " di depan muka alias ddepan para pelamar lain.Tadinya saya sempat berfikir " waahhh,ini ndak profesional nih,nanti yang lain kan jadi tau pertanyaanya,ndak fair ini ".
Ternyata tidak menyerupai yang saya fikirkan.Memang seleksinya itu didepan para penerima lain,tetapi suaranya itu pelan dan memang ketika menjawab dengan bunyi keras,psikiaternya melarang " tak perlu keras-keras mas,yang penting terang " ( itu yang dikatakan kepada saya ketika saya jawabnya pakai bunyi sedikit keras ).
3. Instruksi Aneh
Tiba giliran saya dipanggil kedepan.Disinila proses yang saya anggap sedikit aneh menyerupai yang saya ceritakan diawal artikel.Taukah anda apa yang aneh?
Melihat Potongan Rambut
Ketika saya duduk,psikiater itu menyuruh saja menengok ke kanan dan kekiri dengan melihat-lihat potongan rambut saya.
Saya tambah galau lagi disini.Tetapi saya ambil positifnya saja,mungkin ia ingin melihat apakah saya mengikuti arahan HRD atau tidak ( mungkin ),pasalnya : Peserta yang tidak potong rambut,seperti " dicoret namanya " di kertas yang ada di meja,tetapi tetap di interview sih.
Melihat Cara Berpakaian
Perlahan saya mulai faham kalau yang sedang ia lakukan yaitu " MELIHAT PENAMPILAN " pelamar.Yang menjadi pertanyaan saya,apakah mungkin penampilan menjadi point yang dinilai?
Saya menemukan tanggapan untuk ini,ternyata bukan penampilan dalam artian yang ganteng dan higienis yang dicari,melainkan ia mencari YANG MEMATUHI INSTRUKSI dan yang rapih serta rajin.
Darimana saya sanggup kesimpulan ini? Soalnya yang ganteng-ganteng banyak yang tidak lolos,saya buruk sanggup lolos,berarti kan bukan mencari muka,tapi kerapihan dan kepatuhan terhadap indtruksi HRD,hehe.
Melihat Kuku
Dengan perasaan galau dan tidak tau harus bagaimana,saya mengikuti saja apa yang sikiater minta.Saya letakan kedua tangan di meja,dilihatnya sebentar dan ia menyampaikan " OK,BAGUS ".
Sebenarnya lega juga dengar kalimat itu,tapi saya masih belum mengerti maksudnya itu apa dan sedang apa sikiater itu.Sampai jadinya saya ceritakan dengan orang rumah apa yang saya alami,kemudian ibu saya memperlihatkan tanggapan yang sangat mencerahkan,apa itu?
Ibu saya : Itu orangnya lihat kuku mau nilai kamu,biasa kerja atau ndak,orang yang kukunya panjang apalagi laki-laki,pasti nggak pernah kerja keras
Saya : Ilmu darimana itu ( sambil ketawa ngakak )
Ibu ku : Sekarang kau panjangin kukumu,terus habis itu benerin genteng yang bocor,kalu ndak bantuin bapakmu beresin kayu bakar,lihat patah ndak kukunya?
Saya : Diam seribu bahasa dan jadinya sadar betapa bodohnya diri ini
TERNYATA : Itulah maksud dari melihat kuku yang dilakukan psikiater tempo hari.Walaupun saya tidak mengerti,sukurlah saya lulus lantaran memang saya tidak punya dan tidak suka kuku panjang.
3. Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Psikologi
Setelah serangkaian hal aneh,tibalah ketika yang paling mendebarkan,yaitu prosesi tanya jawab.Untuk bentuk yang dotanyakan gotong royong biasa saja ( menyerupai interview kebanyakan PT pada umumnya ) menyerupai pola nya :
- Perkenalan
- Riwayat sekolah ( lulusan apa,jurusan apa,lulus tahun berapa dan sebagainya )
- Riwayat keluarga ( anak keberapa,saudaranya berapa,pekerjaan orang renta apa dan seterusnya )
- Hobi
- Motivasi
- Ingin honor berapa
- kekurangan dan kelebihanya apa
- Pengalaman kerja dimana
Untuk jawabanya juga umum saja,tidak terlalu sulit.Bagi anda yang gres lulusan SMK/SMA alias fresh graduate,mungkin akan kesulitan menjawabnya,tapi damai saja,saya sudah jelaskan di artikel sebelumnya.
BACA :
Bukan jawabnya yang susah,tapi psikiaternya killer!
Seperti yang saya katakan sebelumnya kalau bentuk yang ditanyakan itu UMUM menyerupai biasanya orang interview,tapi yang sedikit bikin gugup itu,psikiaternya killer banget.Killer bagaimana?
Ketika saya menjawab SEMUA pertanyaanya,beliau SELALU MENATAP TAJAM MUKA SAYA.Bener-bener lihat saya menyerupai polisi lihat orang jahat gitu lah,tak berkedip kayaknya,hadehhh.
Makara setiap saya jawab,beliau melihat saya seakan-akan saya ini mangsanya kayaknya.Tidak melotot,tapi ndak kedip,gimana jelasinya yaa.Pokoknya gitulah.
Kenapa melihatnya menyerupai itu?
Ini hanya perkiraan saya saja yaa.Kemungkinan,beliau itu " MEMBACA RAUT WAJAH " apakah yang dtanya itu jujur atau bohong.Tapi ini hanya perkiraan saja yaa,karena saya tidak teralu mengerti ilmu ihwal sikologis dasar manusia.
Jika memang anda menghadapi situasi menyerupai ini,saya ada sedikit solusi atau jalan keluar cara mengatasinya,yaitu :
- Jawab dengan tegas dan jangan bertele-tele ( jangan terlalu banyak mengeluarkan guman " hmmm " )
Demikian pembahasan ihwal pengalaman pribadi saya ketika melaksanakan wawancara/interview psikologi dengan psikiater.Semoga sanggup membantu anda.Terimakasih telah membaca,see uu. Sumber http://www.pujihartono.id
0 Response to "✔ Pengalaman Tes Wawancara Psikologi ( Pertanyaan Dan Jawabanya )"
Posting Komentar