iklan

Makalah Perihal Kenakalan Dewasa - Pola Makalah Kenakalan Remaja

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan bimbingan-Nya kami sanggup menuntaskan penyusunan makalah ini.

Makalah ini merupakan hasil dari kiprah sanggup bangkit diatas kaki sendiri bagi para mahasiswa, untuk mencar ilmu dan mempelajari lebih lanjut ihwal topik kenakalan remaja berikut solusi pencegahan dan pemecahannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses mencar ilmu sanggup bangkit diatas kaki sendiri kepada mahasiswa, semoga kreativitas dan penguasaan materi kuliah sanggup optimal sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan adanya makalah ini diharapkan sanggup membantu mahasiswa dalam mengetahui ihwal banyak sekali penyebab kenakalan remaja serta sanggup membentengi diri dan lingkungan pergaulannya dari terjerumus ke dalam banyak sekali bentuk kenakalan remaja tersebut.

Semoga makalah ini sanggup bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam mencar ilmu untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam mencar ilmu pada masa mendatang.

Bekasi, 22 Juli 2012
Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............1
DAFTAR ISI .............2
BAB I : PENDAHULUAN .............3 
   1.1. Latar Belakang .............3
   1.2. Rumusan Masalah .............3
   1.3. Tujuan .............4
   1.4. Manfaat .............4
BAB II : PEMBAHASAN .............5
   2.1. Pengertian Kenakalan Remaja .............5
   2.2. Penyebab Kenakalan Remaja .............8
   2.3. Solusi Kenakalan Remaja .............12
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN .............15
   3.1. Kesimpulan .............15
   3.2. Saran .............16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja ialah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi sanggup dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk sanggup dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menyebabkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan sahabat sebayanya. Hal ini lantaran mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menyebabkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.

Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Disamping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan training yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih populer dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca isu ihwal perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh bawah umur yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.

Hal tersebut ialah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh lantaran itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja. 

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
  1. Apakah kenakalan remaja itu?
  2. Apa penyebab kenakalan remaja?
  3. Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja?
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini ialah untuk menunjukkan pemahaman kepada mahasiswa ihwal kenakalan remaja, penyebab berikut solusinya.

1.4 Manfaat
  1. Mahasiswa memahami pengertian kenakalan remaja.
  2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
  3. Mahasiswa mengetahui solusi dalam mengatasi kenakalan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kenakalan Remaja
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca ihwal perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras dan masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari bawah umur hingga orang terpelajar balig cukup akal serta orang yang sudah lanjut usia.

Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini ialah remaja. Para andal pendidikan sependapat bahwa remaja ialah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk sanggup dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering melaksanakan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.

Kenakalan remaja mencakup semua sikap yang menyimpang dari norma-norma aturan pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah kenakalan remaja mulai menerima perhatian masyarakat secara khusus semenjak terbentuknya peradilan untuk bawah umur pembangkang (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Beberapa andal mendefinisikan kenakalan remaja ini sebagai berikut:
  • Kartono, ilmuwan sosiologi - Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan tanda-tanda patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka menyebarkan bentuk sikap yang menyimpang.
  • Santrock "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari banyak sekali sikap remaja yang tidak sanggup diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
2.2. Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar ibarat sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura ibarat minum-minuman keras, memakai obat-obatan terlarang, berkelahi, berjodi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.

Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut sanggup dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:

1. Faktor Internal
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi lantaran remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laris yang sanggup diterima dengan yang tidak sanggup diterima akan terseret pada sikap 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laris tersebut, namun tidak bisa menyebarkan kontrol diri untuk bertingkah laris sesuai dengan pengetahuannya.

2. Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang menunjukkan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut menunjukkan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar menunjukkan efek baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.

Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi alasannya ialah timbulnya kenakalan remaja ibarat keluarga yang broken-home, rumah tangga yang awut-awutan disebabkan oleh final hidup ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.

Dr. Kartini Kartono juga beropini bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain:
  1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, lantaran ayah dan ibunya masing-masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri
  2. Kebutuhan fisik maupun psikis bawah umur remaja yang tidak terpenuhi, keinginan dan cita-cita bawah umur tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya
  3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diharapkan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri yang baik
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang renta merupakan suatu dorongan yang besar lengan berkuasa dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Kaprikornus perhatian dan kasih sayang dari orang renta merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.

b. Minimnya pemahaman ihwal keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya training agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam training moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting lantaran nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah lantaran perubahan waktu dan tempat.

Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan semenjak kecil sesuai dengan umurnya lantaran setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu training moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.

Maka training moral harus dimulai dari orang renta melalui teladan yang baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, lantaran apa yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat. Oleh lantaran itu training moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, alasannya ialah kesalahan dalam training moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.

Pemahaman ihwal agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang renta dengan cara menunjukkan training moral dan bimbingan ihwal keagamaan, semoga nantinya sesudah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.

Kondisi masyarakat kini yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan menjadikan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang terpelajar balig cukup akal sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laris dan perbuatan-perbuatan orang terpelajar balig cukup akal yang tidak baik menjadi teladan atau tauladan bagi bawah umur dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.

c. Pengaruh dari lingkungan sekitar.
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan sahabat sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.

Lingkungan ialah faktor yang paling mensugesti sikap dan tabiat remaja. Jika ia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan ibarat itu adanya. Sebaliknya kalau ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melaksanakan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat lantaran terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan sahabat sebayanya yang sering mensugesti untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja umumnya sangat bahagia dengan gaya hidup yang gres tanpa melihat faktor negatifnya, lantaran anggapan ketinggalan zaman kalau tidak mengikutinya.

d. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya ialah berupa forum pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum usang ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini ialah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain:
1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu sanggup menunjukkan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terjangkit banyak sekali penyakit lantaran gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan moral dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak mempunyai orang yang membimbing dan mengarahkan.

2. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya sanggup menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak bisa lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari fatwa agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang renta dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik lantaran sanggup menjadikan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa aib dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.

3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu ialah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang mempunyai moral rusak, dan pandangan masyarakat ihwal sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang usang dan hati yang penuh keikhlasan.

2.3. Solusi Kenakalan Remaja
Dari banyak sekali faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang sempurna dalam training dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akhir yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja sanggup dibagi dalam:

1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum sanggup dilakukan melalui cara berikut:

Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi alasannya ialah timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.

Usaha training remaja sanggup dilakukan melalui:
  1. Menguatkan sikap mental remaja supaya bisa menuntaskan duduk kasus yang dihadapinya.
  2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
  3. Menyediakan sarana-sarana dan membuat suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
  4. Memberikan wejangan secara umum dengan cita-cita sanggup bermanfaat.
  5. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laris baik dan merangsang kekerabatan sosial yang baik.
  6. Mengadakan kelompok diskusi dengan menunjukkan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan menunjukkan pengarahan yang positif.
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Kaprikornus untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, ibarat selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melaksanakan hal-hal kecil, menunjukkan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak gampang melaksanakan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan training yang perlahan dan sabar.

Dengan perjuangan training yang terarah, para remaja akan menyebarkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diharapkan dalam menuntaskan kesulitan atau duduk kasus masing-masing.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laris para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, menunjukkan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laris remaja di rumah dan di sekolah.

Sekolah ialah forum pendidikan formal yang mempunyai efek kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melaksanakan aktivitas “monitoring” training remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan banyak sekali kegiatan positif bagi remaja.

Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:
  1. Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan kekerabatan dengan orang lain.
  2. Penyesuaian diri: mengenal dan mendapatkan tuntutan dan mengikuti keadaan dengan tuntutan tersebut.
  3. Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan pengutamaan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
  1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
  2. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral sanggup dilakukan dengan mengadakan eksekusi terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya hukuman tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan semoga nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh lantaran itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau eksekusi secara pribadi bagi yang melaksanakan kriminalitas tanpa pandang bulu.

Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam eksekusi yang dibentuk oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan hukuman yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.

Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan eksekusi terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi eksekusi yang berat ibarat skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas memberikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk menunjukkan peringatan secara ekspresi maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melaksanakan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan sesudah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laris pelanggar remaja itu dengan menunjukkan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui training secara khusus yang sering ditangani oleh suatu forum khusus maupun perorangan yang andal dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
  1. Kegagalan mencapai identitas kiprah dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang terpelajar balig cukup akal yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri sesudah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, sahabat sebaya untuk melaksanakan point pertama.
  3. Remaja menyalurkan energinya dalam banyak sekali kegiatan positif, ibarat berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
  4. Remaja pintar menentukan sahabat dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi instruksi dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri semoga tidak gampang terpengaruh kalau ternyata sahabat sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika banyak sekali solusi dan training di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala perjuangan pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang terpelajar balig cukup akal yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Masalah kenakalan remaja mulai menerima perhatian masyarakat secara khusus semenjak terbentuknya peradilan untuk bawah umur pembangkang (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja mencakup semua sikap yang menyimpang dari norma-norma aturan pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja sanggup dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman ihwal keagamaan; efek dari lingkungan sekitar dan efek budaya barat serta pergaulan dengan sahabat sebaya; dan kawasan pendidikan.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.

Solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja sanggup dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi. Adapun solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
  1. Kegagalan mencapai identitas kiprah dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, sahabat sebaya untuk melaksanakan point pertama.
  3. Remaja menyalurkan energinya dalam banyak sekali kegiatan positif.
  4. Remaja pintar menentukan sahabat dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi instruksi dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri semoga tidak gampang terpengaruh kalau ternyata sahabat sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Segala perjuangan pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang terpelajar balig cukup akal yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap duduk kasus sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita sanggup mencegah dan mengendalikan sikap remaja sehingga tidak menyebabkan masalah sosial yang terjadi akhir kenakalan-kenakalan remaja tersebut.

Sumber http://pendidikansrg.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Makalah Perihal Kenakalan Dewasa - Pola Makalah Kenakalan Remaja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel