Tujuan Mempelajari Metodologi Studi Islam, Makalah Metodologi Studi Islam
Metodologi Studi Islam. Islam merupakan agama yang terakhir sebagai epilog semua agama yang telah ada, islam merupakan agama rahmatal lil a’lamin untuk semua umat.Islam itu dibawakan oleh nabi Muhammad SAW yang menerima wahyu dari Allah. Untuk mengetahui islam lebih mendalam mak muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu sendiri merupakan bidang kajian yang cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya agama islam maka dari itu Studi Islam menyebabkan banyak sekali permasalahn yang umum diantaranya : apa penertian Studi Islam, apa ruang lingkup, atau objek Studi Islam, apa tujuan Studi Islam, bagaimana pendekatan dan metodologi dalam Studi Islam.
Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari Studi Islam sanggup melalui segala hal, berkaitan dengan problem ihwal mempelajari Studi Islam, islam memperlihatkan kesempatan secara luas kepada insan untuk memakai nalar pikirannya secara maksimal untuk mempelajarinya, namun jangan hingga penggunaannya melampaui batas dan keluar dari rambu-rambu pedoman Allah SWT.
Dan didalam makalah ini akan membahas permasalahan-permasalahan itu semua secara lebih umum.
B. Tujuan Penulis
- Untuk Mengetahui Pengertian Studi Islam.
- Untuk Mengetahui Apa Saja Ruang Lingkup Studi Islam.
- Untuk Mengetahui Tujuan Dari Studi Islam.
- Untuk Mengetahui Pendekatan Dan Metodologi Studi Islam.
C. Rumusan Masalah
- Apa pengertian Studi Islam ?
- Apa ruang lingkup Studi Islam ?
- Apa tujuan Studi Islam ?
- Bagaimana Pendekatan dan Metodologi Studi Islam ?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Islam
Istilah Studi Islam dalam bahasa Inggris ialah Islamic Studies, dan dalam bahasa Arab ialah Dirasat al-Islamiyah. Ditinjau dari sisi pengertian, Studi Islam secra sederhana dimaknai sebagai "kajian islam". Pengrtian Studi Islam sebagai kajian islam sesungguhnya mempunyai cakupan makna dan penertian yang luas.Hal ini masuk akal adanya alasannya ialah sebuah istilah akan mempunyai makna tergantung kepada mereka yang menafsirkannya.Karena penafsir mempunyai latar belakang yang berbeda satu sama lainnya, baik latar belakang studi, bidang keilmuan, pengalaman, maupun banyak sekali perbedaan lainnya, maka rumusan dan pemaknaan yang dihasilkannyapun juga akan berbeda.
Selain itu, kata Studi Islam sendiri merupakan adonan dari dua kata, yaitu kata Studi dan kata Islam. Kata studi mempunyai banyak sekali pengertian.Rumusan Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa Studi ialah acara yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau meningkatkan suatu ketrampilan.
Sementara kata Islam sendiri mempunyai arti dan makna yang jauh lebih kompleks. Kata Islam berasal dari kata Aslama yang bararti patuh dan berserah diri. Kata ini berakar pada kata silm yang berarti selamat, sejahtera, dan damai.
Adapun pengertian Islam secara terminologis sebagaimana yang dirumuskan para andal ulama dan cendikiawan bersifat sangat bermacam-macam tergantung dari sudut pandang yang digunakan. Salah satu rumusan definisi Islam ialah wahyu Allah yang disampaikan kepada nabi Muhammad Saw.
Sedangkan Studi Islam dibarat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara sederhana sanggup dikatakan sebagai perjuangan untuk mempelajari hal-hal yang bekerjasama dengan agama islam. Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang diluar kalangan umat islam.
Studi keislaman dikalangn umat islam sendirinya tentunya sangat berbeda tujuan dan motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-orang diluar kalangan umat islam. Dikalangan umat islam, studi keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran islam semoga mereka sanggup melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan diluar kalangna umat islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik agama yang berlaku dikalangan umat islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan. Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan ihwal seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan islam tersebut bias dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat positif maupun negative.
B. Ruang Lingkup Studi Islam
Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya islam sanggup menjadi obyek studi. Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari islam yang sanggup menjadi obyek studi, yaitu:
- Islam sebagai iman dari yang kuasa yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
- Sebagai tanda-tanda budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi insan dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap iman agamanya.
- Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.
Sementara berdasarkan Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah keilmuan agama islam yang sanggup menjadi obyek studi islam:
- Wilayah praktek keyakianan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat pada umumnya. Wilayah praktek ini umumnya tanpa melalui penjelasan dan penjernihan teoritik keilmuan yang di pentingkan disisni ialah pengalaman.
- Wilayah tori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang kajiannya masing-masing. Apa yang ada pada wilayah ini bersama-sama tidak lain dan tidak bukan ialah “teori-teori” keilmuan agama islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau teks-teks wahyu , maupun secara induktif dari praktek-praktek keagamaan yang hidup dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi’in maupun sepanjang sejarah perkembangan masyarakat muslim dimanapun mereka berada.
- Telaah teritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sejarah perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusunoleh kalangan ilmuan dan ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks dan sophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu keislaman.
Sedangkan berdasarkan M.Atho' Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian islam ialah substansi ajaran-ajaran islam, mirip kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam aspek ini agama lebih bersifat penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam ini merupakan salah satu bentuk iman yang dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah melalui proses penawaran dan perenungan.
C. Tujuan Studi Islam
Studi Islam sebagai perjuangan untuk mempelajari secara mendalam ihwal islam dan segala seluk beluk yang bekerjasama dengan agama islam sudah barang tentu mempunyai tujuan yang jelas, yang sekaligus menerangkan kemana Studi Islam tersebut diarahkan. Dengan arah dan tujuan yang terang itu, maka dengan sendirinya Studi Islam akan merupakan perjuangan sadar dan tersusun secara sistematis. Adapun arah dan tujuan Studi Islam sanggup dirumuskan sebagai berikut :
- Untuk mempelajari secara mendalam ihwal apa bersama-sama (hakikat) agam islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia. Sehubungan dengan ini, Studi Islam dilaksanakan berdasarkan perkiraan bahwa bersama-sama agama islam diturunkan oleh Allah ialah untuk membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya umat dimuka bumi.
- Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi pedoman agama islam yang asli, dan bagaimana pembagian terstruktur mengenai dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya peradaban islam sepanjang sejarahnya. Studi ini berasumsi bahwa agama islam ialah fitrah sehingga pokok-pokok isi pedoman agama islam tentunya sesuai dan cocok dengan fitrah manusia. Fitrah ialah potensi dasar, pembawaan yang ada, dan tercipta dalam proses pencipataan manusia.
- Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar pedoman agama islam yang tetap infinit dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. Studi ini berdasarkan perkiraan bahwa agama islam sebagai agama samawi terakhir membawa pedoman yang bersifat final dan bisa memecahkan masalah kehidupan manusia, menjawab tantangan dan tuntutannya sepanjang zaman.Dalam hal ini sumber dasar pedoman agama islam akan tetap actual dan fungsional terhadap permasalahan hidup dan tantangan serta tuntutan perkembangan zaman tersebut.
- Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar pedoman agama islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban insan pada zaman modern ini. Asumsi dari studi ini adalah, islam yang meyakini mempunyai misi sebagai rahmah li al-‘alamin tentunya mempunyai prinsip dasar yang bersifat universal, dan mempunyai daya dan kemampuan untuk membimbing, mengarahkan dan mengendalikan factor-faktor potensial dari pertumbuhan dan perkembangan system budaya dan peradaban modern.
D. Pendekatan Dan Metodologi Studi Islam
Untuk melaksanakan Studi Islam ada beberapa istilah yang perlu dipahami dengan baik. Pemahaman terhadap istilah-istilah ini akan memudahkan untuk memasuki bidang studi islam. Istilah-istilah tersebut ialah pendekatan, metode dan metodologi.
Pendekatan ialah cara memperlakuakan sesuatu Sementara metode merupakan cara mengerjakan sesuatu . Sedangkan metodologi yaitu langkah-langkah mudah dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah tidak dipertanyakan lagi lantaran sudah bersifat aplikatif. Berikut akan diuraikan beberapa pendekatan yang sanggup digunakan dalam studi islam:
1. Pendekatan Historis
Sejarah atau historis ialah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas banyak sekali insiden dengan memperhatikan unsur tempat, waktu objek, latar belakang, dan pelaku insiden tersebut, sedangkan yang dimaksud pendekatan historis ialah meninjau suatu permasalahan dari sudut peninjauan sejarah, dan menjawab permasalahan, serta menganalisisnya dengan memakai metode analisis sejarah. Sejarah atau historis ialah studi yang bekerjasama dengan insiden atau insiden masa kemudian yang menyangkut insiden atau keadaan sebenarnya. Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis kealam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan di alam empiris dan historis.
2. Pendekatan Filosofis
Yang dimaksudkan pendekatan filosofis ialah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu dengan memakai metode analisis spektulatif. Pada dasarnya filsafat ialah berpikiran untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan menjawab suatu persoalan, namuk demikian tidak semua berpikir untuk memecahkan dan menjawab suatu permasalahan sanggup disebut filsafat yang dimaksud filsafat disini ialah berpikir secara sistematis, radikal dan universal. Di samping itu,filsafat mempunyai bidang (objek yang dipikirkan) sendiri,yaitu bidang atau permasalahan yang bersifat filosofis yakni bidang yang terletak diantara dunia ketuhanan yang ghaib dengan dunia ilmu pengetahuan yang nyata. Dengan demikian filsafat yang menjembatani kesenjangan antara maslah-masalah yang bersifat keagamaan semata-mata dengan masalah yang bersifat ilmiah.
3. Pendekatan Ilmiah
Yang dimaksud pendekatan ilmiah ialah meninjau dan menganalisis suatu permasalahan atau objek studi dengan memakai metode ilmiah pada umumnya. Diantara ciri pokok dari pendekatan ilmiah ialah terjaminnya objektifitas dan keterbukaan dalam studi. Objektifitas suatu studi akan terjamin kalau kebenarannya bisa dibuktikan dan didukung oleh dat empiris, konkret, dan rasional. Sedangkan keterbukaan suatu studi terjadi kalau kebenaran bisa dilacak oleh siapa saja. Disamping itu,pendekatan ilmiah selalu siap dan terbuka mendapatkan kritik terhadap kesimpulan studinya.
4. Pendekatan Doktriner
Adapun pendekatan doktriner atau pendekatan studi islam secara konvensioanal merupakan pendekatan studi di kalangan umat islam yang berlangsung ialah bahwa agama islam sebagai objek studi diyakini sebagai sesuatu yang suci dan merupakan doktrin-doktrin yang berasal dari illahi yang mempunyai nilai (kebenaran) absolut, mutlak dan universal. Pendekatan doktriner juga berasumsi bahwa pedoman islam yang bersama-sama ialah pedoman islam yang berkembang pada masa salaf yang menyebabkan banyak sekali mazhab keagamaan,baik teologis maupun hukum-hukum atau fiqih,yang kemudian di anggap sebagai doktrin-doktrin yang tetap dan baku.
5. Pendekatan Normatif
Maksud pendekatan normative ialah studi islam yang memandang masalah dari sudut legal formal dan atau normatifnya. Maksud legal formal ialah hubungannya dengan halal dan haram, boleh atau tidak dan sejenisnya. Sementara normatif ialah seluruh pedoman yang terkandug dalam nash. Dengan demikian, pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat luas. Sebab seluruh pendekatan yang digunakan oleh andal ushul fiqih (usuliyin), ahli aturan islam (fuqoha), andal tafsir (mufassirin), dan andal hadist (muhadditsin) yang berusaha menggali aspek legal-formal dan pedoman islam dari sumbernya ialah ternasuk pendekatan normatif.
Kelima pendekatan tersebut dimaksudkan bukanlah sebagai pendekatan-pendekatan yang dilaksanakan secara terpisah satu dengan yang lainnya, melainkan merupakan satu kesatuan sistem yang dalam pelaksanaannya secara serempak yang satu melengkapi lainnya (complement) atau merupakan system pendekatan system (systemic approach).
Dalam hubungannya dengan Studi Islam, metodologi berarti membahas kajian-kajian seputar banyak sekali macam metode yang bisa digunakan dalam Studi Islam.
Adapun metode studi islam secara lebih rinci sanggup dijabarkan sebagai berikut :
1. Metode Ilmu Pengetahuan
Metode ilmu peuju pengetahuan atau metode ilmiah yaitu cara yang harus dilalui oleh proses ilmu sehingga sanggup mencapai kebenaran. Oleh karenanya maka dalam sains-sains spekulatif mengindikasikan sebagai jalan menuju proposisi-proposisi mengenai yang ada atau harus ada, sementara dalam sains-sains normative mengindikasikan sebagai jalan menuju norma-norma yang mengatur perbuatan atau pembuatan sesuatu.
2. Metode Diakronis
Suatu metode mempelajari islam menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparasi ihwal banyak sekali inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam islam, sehinggga umat islam mempunyai pengetahuan yang relevan, kekerabatan alasannya ialah akhir dan kesatuan integral. Metode diakronis disebut juga metode sosiohistoris, yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan, sejarah atau insiden dengan melihat suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan, dan lingkungan dimana kepercayaan, sejarah atau insiden itu muncul.
3. Metode Sinkronis-Analistis
Suatu metode mempelajari islam yang memperlihatkan kemampuan analisis teoritis yang sangat berkhasiat bagi perkembangan keimananan dan mental intelek umat islam. Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi aplikatif praktis, tetapi juga mengutamakan telaah teoritis.
4. Metode Problem Solving (hill al-musykilat)
Metode mempelajari islam yang mengajak pemeluknya untuk berlatih menghadapi banyak sekali masalah dari satu cabang ilmu oengetahuan dengan solusinya. Metode ini merupakan cara penguasaan ketrampilandari pada pengembangan mental-intelektual, sehingga mempunyai kelemahan, yakni perkembangan pemikiran umat islam mungkin hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan akibatnya bersifat mekanistis.
5. Metode Empiris
Suatu metode mempelajari islam yang memungkinkan umat islam mempelajari ajarannya melalui proses realisasi, dan internalisasi norma dan kaidah islam dengan satu proses aplikasi yang menimbulakan suatu interaksi sosial, kemudian secar deskriptif proses interaksi sanggup dirumuskan dan suatu norma baru.
6. Metode Deduktif (al-Manhaj al-Isthinbathiyah)
Suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah secar logis dan filosofis dan selanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk menuntukan masalah yang dihadapi. Metode ini digunakan untuk sarana meng-istinbatkan hukum-hukum syara’, dan kaidah-kaidah itu benar bersifat penentu dalam masalah-masalah furu’ tanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan paham mazhabnya.
7. Metode Induktif (al-Manhaj al-Istiqraiyah)
Suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah hokum untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu’ yang diadaptasi denagn madzhabnya terlebih dahulu. Metode pengkajiannya dimulai dari masalah masalah khusus, kemudian dianalisis, kemudian disusun kaidah hokum dengan catatan sehabis terlebih dahulu diadaptasi dengan paham mazhabnya.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi Islam mencakup kajian agama islam dan ihwal aspek-aspek keislaman masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek Studi Islam mencakup islam sebagai iman dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran islam dan interaksi sosial. Adapun tujuan Studi Islam ialah sebagai wawasan normative, kontekstual, aplikatif dan konstribusi konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan citra ihwal agama islam secara luas, mendalam namun utuh, dan dinamis.
Ada beberapa pendekatan Studi Islam antara lain, pendekatan historis, filosofis,ilmiah doktriner dan normatif. Selain itu terdapat metode studi islam yaitu, metode ilmu pengetahuan,diakronis,sinkronis-analistis, Problem Solving (hill al-musykilat), Empiris, Deduktif (al-Manhaj al-Isthinbathiyah), dan Induktif (al-Manhaj al-Istiqraiyah.)
Demikianlah makalah ini kami buat. Tentunya masih banyak kesalahan yang terdapat dalam makalah ini untuk menuju yang lebih baik lagi, kritik dan saran kami butuhkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini sanggup bermanfaat bagi kita semua, Amien.
B. Kritik Dan Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Banyak sisi-sisi kekurangan yang memerlukan perbaikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka segala kritik dan saran demi baiknya penyusunan makalah ini sangat diharapkan. Semoga makalah ini menjadi sumbangsih berharga bagi para pembaca, utamanya bagi kalangan rekan-rekan mahasiswa yang ingin mengambil wangsit positif dari pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Naim Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.
Syukur M.Amin dkk, Metodologi Studi Islam, Semarang: Gunung jati, 1998.
Nasution Khoirodin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia+ Tazzafa, 2009.
Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Muhaimin dkk, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan Jakarta: Kencana, cet III, 2012
Sumber http://pendidikansrg.blogspot.com
0 Response to "Tujuan Mempelajari Metodologi Studi Islam, Makalah Metodologi Studi Islam"
Posting Komentar