iklan

Pola Pokok Evolusi


POLA POKOK EVOLUSI

A.    Definisi Mengenai Teori Evolusi
Teori evolusipun banyak mengalami perubahan. Hingga kini masih banyak sanggup menerima tantangan. Tantangan yang timbul terjadi lantaran ada konsep yang salah mengenai evolusi.hampir semua kontradiksi yang timbul pada teori evolusi di sebabkan oleh pengertian yang salah mengenai teori evolusi dan banyaknya subjektivitas dan emosi yang ikut mengambil serpihan dalam menarik kesimpulan.
Konsep yang salah :
1.      Teori evolusi membuktikan bagaimana monyet berkembang menjadi manusia
2.      Evolusi  adalah  proses perubahan dari suatu organisme ke organisme yang lain
Konsep yang benar :
1.      Kera  merupakan kerabat yang paling akrab dengan manusia
2.      Evolusi  adalah perubahan frekwensi  alel suatu populasi persatuan waktu
Menurut teori evolusi, monyet mempunyai korelasi kekerabatan yang akrab dengan manusia. Tetapi teori evolusi tidak membuktikan bahwa monyet yakni nenek moyang pribadi dari manusia. Pada dasarnya teori evolusi membuktikan bahwa perubahan frekuensi alel dari suatu populasi merupakan proses evolusi. Dengan demikian, semua organisme berevolusi dari waktu ke waktu.
B.     Bahan Dasar  Perubahan Evolusi
Keanekaragaman  adalah modal utama proses evolusi, tanpa aadanya keragaman, proses evolusi tidak sanggup terjadi. Dapat dibayangkan, bahwa setiap anggota suatu species yakni identik. Kalau satu orang sakit, besoknya semua ikut sakit, akan sulit sekali menemukan siapa anggota kita lantaran semua orang sama. Kaprikornus keanekaragaman merupakan hal yang tidak sanggup digantikan. Dalam evolusi  organisme  ada sejumlah loncatan penting evolusi yang memilih sejarah kehidupan di muka bumi.

C.    Kemunculan Dan Kepunahan
Lamanya bumi kosong memperlihatkan bahwa proses yang terjadi untuk menghasilkan suatu kehidupan berlangsung sangat sulit. Banyak organisme yang muncul tetapi kemudian punah juga memperlihatkan bahwa proses yang terjadi sangat rumit.
Kepunahan massal merupakan suatu bencana. Tetapi kepunahan massalpun merupakan suatu anugrah bagi organisme lainnya. Adanya kepunahan sanggup memperlihatkan kesempatan munculnya organisme lain yang tertekan sebelumnya tertekan perkembangan evolusinya.
Berkembangnya suatu kelompok organisme erat kaitannya dengan menurunnya organisme lain. Hal ini memperlihatkan kelompok yang satu bersaing dengan yang lain dalam banyak aspek, contohnya makanan, relung dll. Sedangkan ada dua kelompok dan berkembang bersama. Sebenarnya kedua kelompok tersebut tidak berinteraksi, mempunyai kebutuhan relung yang berbeda. Makanan yang berbeda dll.
D.    Radiasi Adaptif
Pada proses kepunahan akan sselalu diikuti dengan berkembangnya suatu kelompok organisme.selain kepunahan massal, terbentuknya habitat gres juga merupakan kesempatan bagi suatu kelompok organisme unruk melaksanakan radiasi adaptasi. Berhasilnya suatu kelompok organisme untuk berkembang dikenal dengan radiasi adaptasi. Pada masa it segala bentuk keaneka ragaman yang mungkin akan muncul. Biasanya pada proses kepunahan, maka faktor predator dan pesaing akan berkurang dengan drastis. Hal ini menimbulkan adanya variasi yang gotong royong kurang menguntungkan muncul tanpa gangguan, mengingat predator telah tidak ada. Radiasi hanya mungkin terjadi sehabis kepunahan massal.
Walaupun demikian masih ada satu parameter lain yang diperlukan, yaitu keaneka ragaman. Tanpa keanekaragaman maka radiasi pembiasaan dari suatu kelompok organisme tidak akan terjadi. Misalnya jika kuda sanggup berevolusi dari binatang sebesar kancil, mengapa kelompok kancil tidak mengalami hal yang sama. Dari data kancil yang ada jumlah species kancil hanya ada tiga atau empat species saja. Sedangkan nenek moyang kuda mencakup puluhan species. Kaprikornus sudah terperinci bahwa kelompok kancil tidak mempunyai keanekaragaman yang cukup.
Organisme yang termassuk sukses dalam radiasi pembiasaan yakni :
1.      Reptilia termasuk dinosaurus jawaban adanya daratan yang masih kosong
2.      Kuda jawaban dari berkurangnya hutan dan terbentuknya padang rumput.
3.      Mamalia jawaban dari musnahnya dinosaurus
4.      Angiospermae jawaban dari evolusi yang memungkinkan kehidupan di daratan.
Contoh hasil radiasi adaptif : hipertelisme atau hypermorphosis. Hipertelisme adalah keadaan yang mengakomodasikan suatu struktur  yang biasanya tidak banyak bermanfaat dan bahkan mengganggu. Contohnya yakni perkara rusa Megaloceros giganteus yang mempunyai tanduk yang laur biasa besarnya, sehingga rusa jantan sukar untuk bergerak. Dalam keadaan umum, rusa jantan yang demikian akan ssulit sekali melindungi diri apabiladiserang oleh musuh, apalagi jika di dalam huta, aknan gampang terkait diantara pepohonan.
Contoh lain yakni kerbau dengan tanduk 2 meter kadang- kadang ,mmassih kita jumpai. Dalam hutan, kerbau demikian akan gampang sekali terjerat diantara pohon-pohonan sehingga akan gampang dimangsa oleh harimau. Merak juga sanggup digunakan sebagai contoh, lantaran jantan tidak sanggup terbang terlalu jauh dan gampang dimagsa karnivora menyerupai harimau atau kucing hutan. Dijepang ada jenis ayam ras yang dikenal dengan Onaga dori juga merupakan referensi hypertelisme. Ayam ras ini mempunyai bulu ekor yang sanggup mencapai 5 meter. Ekor yang sedemikian panjang menimbulkan ayam tersebut sukar untuk terbang.
E.     Tendensi, Kerdil Dan Raksasa
Awal kehidupan dimulai dari organisme bersel satu. Kemudian meuncul organisme bersel banyak. Ada kecendrungan menjadi besar dengan mempunyai sel banyak. Kecendrungan ini mulai terlihat semenjak awal kehidupan. Mengapa hal itu harus terjadi. Struktur yang diciptakan bertambah usang semakin rumit, hal tersebut seiring berjalan dengan bertambahnya ukuran. Demikian pula dalam kehidupan seharii-hari. Dalam mengatasi predator terdapat kecendrungan dari suatu organisme untuk tumbuh lebih besar dan lebih kuat.
Di laut. Ada sejenis kerang yang menjadi mangsa dari kepiting. Penelitian yang dilakukan pada kerang selama berpuluh ahun memperlihatkan bahwa tebal cangkang kerang meningkat sejalan dengan waktu. Tetapi ukuran capit kepitingpun meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Kalau kita bandingkan antara primata primitif hingga yang paling maju, maka akan terlihat bahwa ukuran tubuhnyapun menjadi makin usang makin besar dan berkulminasi pada gorilla. Pada manusiapun terlihat kecendrungan. Apabila pada awal masa ke -19 ukuran badan insan rata-rata 155 cm, maka insan cukup umur kini sudah berkisar antara 160-170 cm.
Penelitian yang dilakukan pada fosil di tempat pulau-pulau terkecil memperlihatkan tendensi yang lain. Organisme yang berukuran kecil cendrung menjadi besar. Contohnya pada sejumlah fosil tikus di bebarapa pulau di Eropa (Kreta,Malta, Siprus) atau Indonesia (Sulawesi, Sumba, Flores) menujukkan adanya tikus berukuran besar bagi sesama anggota marganya, sedangkan organisme yang biasanya besar cendrung menjadi kecil. Gajah purba, kuda nil yang ditemukan di pulau-pulau tersebut diatas semuanya berukuran jauh lebih kecil jika di bandingkan dengan populasi dari Asia atau Eropa daratan. Hal ini sepertinya berlaku pada di indonesia. Salah satu tikus terbesar di indonesia (Papagomys darmandvillei) berasal dari flores yang ukurannyaa sanggup mencapai sekitar 60 cm dengan berat sekitar 5 kg. Semua pohon cendrung menjadi tinggi. Tujuan tersebut gotong royong yakni seleksi terhadap padatnya pohin dan perlombaan untuk memperoleh sinar matahari yang maksimum.
Apakah kecendrungan memang ada. Bebrapa hebat menolak anggapan bahawa kecendrungan tersebut ada. Diperkirakan dalam sseleksi alam yang bekerja mempunyai batas waktu tenggang yang lama, sehingga terlihat sebagai suatu kecendrungan. Apabila kecendrungan merupakan aspek pokok dari evolusi, maka evolusi mempunyai tujuan akhir. Adanya organisme kerdil tidak sanggup diabaikan bahwa evolusi juga bekerja ke arah yang lebih kecil. Dengan demikian hingga kini, para hebat menolak bahwa kecendrungan merupakan aspek yang penting dalam evolusi.
Gen kerdil yang berada dalam keadaan heterozigot (carrier) mempunyai kesempatan bertemu sehingga dihasilkan individu yang kecil. Karena populasi kecil, maka kemungkinan binatang kerdil secara fisik hanya akan kawin dengan anggota populasi yang berukuran kerdil pula. Dengan demikian mereka akan membentuk populasi kerdil. Sedangkan yang beruluran besar akan bersaing dengan yang berukuran kecil dalam kebutuhan makanan. Karena yang besar perlu makan banyak sedangkan yang kecil tidak, maka binatang besar cendrung tidak pernah kenyang, sehingga kualitas hidupnya menurun. Dengan demikian mereka kalah bersaing  bukan lantaran interaksi, tetapi lantaran tidak mempunyai kesempatan memperoleh kualitas hidup  yang mencukupi.
F.     Timbulnya Kehidupan Didaratan
Salah satu kejadianyang cukup penting dalam evolusi yakni berhasilnya organisme menginvasi daratan. Untuk sanggup menginvasi daratan diharapkan :
1.      Kutikula dan dinding sel untuk mencegah penguapan
2.      Spora yang berdinding chitine
3.      Jaringan pembuluh
4.      Perakaran untuk sanggup tetap bekerjasama dengan air
5.      Percabangan untuk menangkap oksigen dan memperluas permukaan
6.      Stomata untuk pertukaran oksigen dan penyaluran masakan ke atas
7.      Kayu untuk menopang batang tubuh
8.      Daun untuk mengefisienkan penagkapan cahaya
9.      Biji yang keras dengan masa dormansi
10.  Pembentukan bunga dengan asesori
Pada hewan, struktur yang diharapkan :
1.      Kulit atau struktur lain pencegah kekeringan
2.      Sistem seksualitas internal
3.      Terbentuknya sel telur berdinding ganda (Telur Amniota) atau beranak
4.      Kulit badan yang ditutupi perisai (misalnya kura-kura dan dinosaurus) atau ssisik guna melindungi diri terhadap kekeringan
5.      Terbentuknya sistem ekskresi yang terpisah jika dibandingkan dengan binatang vertebrata lainnya yang telah ada sebelumnya (Ikan, Ampibia)
6.      Penciuman yang lebih baik
7.      Pendengaran yang lebih baik
8.      Mekanisme keseimbangan tubuh
9.      Mata yang terlindung (membran nicitans, kelopak mata)
10.  Alat pergerakan yang sesuai untuk di darat
11.  Paru-paru
G.    Timbulnya Seks Dan Jenis Kelamin
Seks adalah penyatuan materi genetik dari suatu organisme. Pada dasarnya seks menyangkut tiga hal yaitu : hidup. Tumbuh dan berkembag biak. Seksualitas menghasilkan  eukariot. Diperkirakan sel prokariot yang mula-mula ada mengalami kesulitan untuk memperoleh makanan. Dengan melaksanakan simbiosis, ternyata dua macam prokariot yang berbeda, yang satu sanggup melaksanakan pergerakan untuk pindah ke tempat yang lain, sedangkan yang lain misalnnya melaksanakan respirasi, lantaran mempunyai mitokondria. Dengan demikian dibuat organisme yang sanggup bergerak dan sanggup melaksanakan respirasi. Pergerakan diharapkan lantaran pada waktu itu prokariot yang ada semuanya anaerob. Dengan adanya mitokondria, mereka sanggup mencari makan dengan lebih efisien.
Seks sanggup menyangkut satu hingga pada beberapa individu.
Monoseksual : antara satu individu, biasanya pada tumbuhan. Atau dalam banyak perkara kita kenal dengan autofekundasi
Diseksual : menyangkut dua individu. Pada paramecium terjadi antara dua individu tanpa pembedaan antara jantan dan betina, tetapi sanggup juga terjadi pada dua jenis kelamin yang berbeda.
Paraseksual : melibatkan lebih dari dua individu. Terjadi pada Acrasia, Dictyostelium Serratia dan Volvox. Biasanya ada sejumlah individu yang bergabungdan kemudian membentuk alat reproduksi.
Konsekuensi dari seksualitas  adalah variabilitas dari anggota populasi, penurunan sifat, tingkah laris kawin-interaksi antar individu, kehidupan sosial, kesintasan (survivalitas) spesies .
H.    Berkembangnya Akal Budi Dan Kebudayaanakal Budi Dan Kebudayaan  Adalah Ciri  Yang Hanya Dimiliki Manusia
Akal budi dan kebudayaan yakni ciri yang hanya dimilki oleh manusia. Adanya nalar budi merupakan salah satu loncatan pentiing dalam evolusi dan sangat menentukan kesintasan insan di muka bumi. Meskipun tidak diketahui dari mana asalnya nalar budi, namun apabila kita bandingkan antara intelegensia Homo erectus dengan kera, maka perbedaannya tidak terlalu besar. Demikian pula antara Homo sapiens pertama dengan Homo erectus tidak terjadi loncatan yang mencolok gres kemudian inteligensia insan berkembang dengan pesat. Melihat dari keberadaan insan tanpa alat untuk mempertahankan diri, maka intelegensia merupakan satu-satunya alat untuk mempertahankan kehidupan. Adanya kehidupan sosial dan saingan yang berat dengan organisme lain (termasuk insan lain) dan alam sekitar merupakan tantangan bagi insan untuk membuatkan inteligensia.
Kemampuan perempuan untuk mendapatkan laki-laki menimbulkan terbentuknya kehidupan social. Dengan adanya kehidupan sosial, maka ada tekanan untuk mempertahankan keutuhan pasangan dan keluarga, insan yang lemah mulai membuatkan perlatan dari tongkat untuk mengusir binatang menjadi alat untuk berburu (terutama menangkap ikan). Tekanan binatang buas menimbulkan insan mencari tempat yang kondusif untuk nmempertahankan diri, terutama di gua-gua. Kebutuhan akan masakan menyerupai daging memaksa insan untuk berburu, sedangkan meramu di hutan kemudian ditiinggalkan oleh lantaran resiko bertemu binatang buas dan saingan dengan insan lain (mungkin termasuk juga Homo erectus dan Homo sapiens neaderthalensis yang bertubuh lebih kuat) menimbulkan insan lebih menetap. Sisa makanan, terutama biji-bijian yang dibuang di sekitar tempat hidup memperlihatkan pengetahuan mengenai bercocok tanam. Dengan demikian mulailah manusia mengembangkan kebudayaan.
I.       KECEPATAN EVOLUSI
Kecepatan evolusi  dapat di ukur  sebagai  besarnya perubahan pada suatu organisme sejalan dengan waktu. Aspek yang diukur sanggup sangat bervariasi sesuai dengan kelompok organisme yang dipelajari. Salah satu aspek yang dianggap ideal adalah perubahan genetik dalam suatu populasi.kecepatan perubahan suatu gen sangat bergantung kepada tipe gen itu sendiri.Sesuatu yang sangat esensial untuk kehidupan, biasanya berevolusi sangat lambat.


Baca Juga

Pembandingan
Protein
Pasangan basa
Waktu divergensi
Kecepatan mutasi
Waktu generasi
Homo vs simpanse
7
921
5-10x 106
1,3x 109
lama
Homo vs orang hutan
4
616
10-16x 106
1,5-2,4x 109
lama
Homo vs monyet
8
998
20-30x 106
1,8-2,8x 109
lama
Sapi vs kambing
3
297
12-25x 106
2,9-6x 109
Sedang
Kamabing vs domba
3
1027
45-65x 106
3-4,3x 109
Sedang
Mencit vs tikus
24
3886
10-30x 106
3,9-11,8x 109
cepat

Primata memperlihatkan perlambatan dalam kecepatan mutasi. Diperkirakan kecepatan evolusi juga berkaitan dengan waktu generasi. Karena mutasi yang menghipnotis mutasi terdapat pada sel gamet dan bukan pada sel somatis. Dengan demikian, mutasi yang diturunkan pada organisme berumur panjang lebih usang dibandingkan dengan organisme berumur pendek.
Kecepatan mutasi berbeda antara gen yang aktif dengan gen yang tidak aktif. Pada gen yang tidak aktif, kebanyakan mutasi bersifat netral, sehingga mutasi apapun yang terjadi tidak banyak menghipnotis kemampuan organisme tersebut. Kecepatan evolusi pada suatu gen memperlihatkan bahwa tempat yang menghipnotis asam amino yang akan dihasilkan terjadi lebih sedikit mutasi dibandingkan dengan mutasi pada kodon ketiga (mutasi diam).
Pembandingan
Waktu divergensi
Kecepatan evolusi
Pseudogen
Mutasi kodon ke 3
Homo vs simpanse
7 x 106
1,2
1,3
Homo vs orang hutan
15x 106
1,0
2
Homo vs monyet
25x 106
1,5
2,2
Homo vs Ateles
35x 106
16

monyet vs Ateles
35x 106
19

Sapi vs kambing
17x 106
2,7
4,2



J.      EVOLUSI GENOM
Jumlah DNA yang dimiliki eukariot tidak sebanding dengan jumlah gen yang ada. Pada insan semenjak sel gamet bertemu dan membentuk zigot hingga kita meninggal terdapat sekitar 30.000 protein yang terbentuk. Oleh lantaran itu jumlah gen yang dibutuhkan hanya sekitar 50.000. berdasarkan perhitungan analisis DNA dan kromosom insan terdapat paling banyak sekitar 100.000 gen. Sedangkan jumlah DNA yang kita miliki sanggup menampung sekitar 5 juta gen.
Banyaknya DNA  berbanding lurus dengan kompleksitasnya. Walaupun demikian jumlah DNA yang tetinggibahkan dimiliki oleh sejumlah ikan berparu-paru, kebanyakan ampibia, terutama salamnder yang jumlah DNAnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah DNA manusia. Jumlah DNA terbesar dimiliki oleh protozoa, ganggang biru dan Angiospermae. Tingginya jumlah DNApada eukariot merupakan  tidak sebanding dengan gen yang ada (paradoks) lantaran jumlah DNA yang mempunyai fungsi  adalah 5% saja.

Sumber http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pola Pokok Evolusi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel