√ Bukan Dengan Kekerasan, Ini 10 Cara Mengatasi Anak Cengeng
Siapa sih yang bahagia apabila anaknya gampang menangis, cengeng dan rewel? Pastinya setiap orang bau tanah tidak ingin menyaksikan anaknya rewel dan cengeng. Mereka akan melaksanakan seribu satu cara untuk menenangkan sang anak semoga tidak cengeng dan tidak bandel.
Kali ini Bacaterus akan membahas mengenai cara sabar mengatasi anak cengeng. Tentunya cara-cara ini akan menciptakan Anda menjadi lebih siap dan sabar dalam mengatasi tantrum pada anak.
10 Cara Mengatasi Anak Cengeng
1. Mencoba Memahami Peran
* sumber: www.verywellfamily.com
Tentunya memahami tugas serta orang tua, anak, abang bahkan keluarga besar yakni hal yang utama sebelum memecahkan problem pada anak Anda. Bisa jadi kesalahan dalam tugas serta orang bau tanah menciptakan anak menjadi cengeng dan ingin perhatian lebih.
Misalnya, seorang ibu boleh saja bekerja namun ia juga harus memahami pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Jangan serahkan seluruh pekerjaan mengasuh anak kepada babysitter tetapi Anda juga harus mengambil tugas aktif untuk tumbuh kembang si kecil.
Hal ini perlu dipelajari kembali oleh keluarga inti. Cermati apa bergotong-royong problem yang terjadi dan Anda wajib mengambil tugas inti dan mencurahkan perhatian lebih kepada anak.
2. Berbicara dengan Lembut Kepada Anak
* sumber: www.momjunction.com
Berbicara dengan lembut kepada anak sangatlah penting apalagi saat anak mulai rewel. Gunakan perasaan dan kebijaksanaan yang seimbang serta jauhi emosi lantaran bergotong-royong kesabaran yakni hal yang penting untuk menanggapi anak yang tantrum.
Anda harus berbicara dengan nada lirih dan lembut untuk menciptakan si anak juga mengikuti nada lembut Anda. Yang paling penting Anda harus tetap sabar dan menahan emosi saat anak sedang cengeng dan rewel.
3. Jangan Marahi Anak di Depan Umum
* sumber: www.parents.com
Memarahi anak di depan umum yakni hal yang tidak sanggup dihindari apabila anak tersebut rewel dan tidak sanggup teratasi. Namun, berbicara dengan nada tinggi pada anak di depan umum sangat tidak disarankan.
Anda harus sanggup menjaga perasaan anak tersebut dengan mengajaknya ke kawasan yang sunyi dan menasehatinya serta menunjukkan pelukan hangat. Jangan membentaknya terlalu keras, cukup berikan tekanan sedikit kepada kata-kata yang perlu ia ingat.
4. Hindari Kekerasan pada Anak
* sumber: hilaryakman.com
Ini sangat penting dijauhi oleh orang tua, sekali anak mengalami kekerasan baik lisan maupun tindakan tentunya akan membahayakan masa depan anak tersebut. Hal ini dikarenakan bawah umur mempunyai memori yang sangat berpengaruh untuk merekam suasana angker di masa lampau.
Anak-anak akan mempunyai kepribadian yang jelek dan jauh dari rasa percaya diri yang tinggi jikalau mengalami kekerasan. Selain itu, bawah umur yang mengalami kekerasan mempunyai risiko untuk melaksanakan kekerasan kepada orang lain lantaran pengalaman di masa lampau.
Gunakan sisi kasatmata dari setiap problem dan usahakan selalu berguru parenting dari banyak sekali sumber terpercaya semoga Anda sanggup mengambil perilaku terbaik dalam menghadapi banyak sekali problem pada anak.
5. Buat Anak Introspeksi Diri
* sumber: babyandchild.ae
Menjadi orang bau tanah harus siap terhadap apapun yang dilakukan oleh anaknya. Bahkan, orang bau tanah juga harus menciptakan anak-anaknya sanggup introspeksi diri terhadap setiap kesalahan yang mereka lakukan. Hal ini cukup gampang meskipun Anda terus membimbing anak dengan sabar.
Apabila anak mulai cengeng dan tantrum Anda sanggup meninggalkan anak sendiri di posisi yang kondusif dan pantau dari jauh. Berikan pengertian kepada anak untuk merenungkan apa kesalahan yang ia perbuat. Biasanya anak akan cepat tanggap dan paham dengan kesalahan yang mereka buat.
Mereka akan melongo dan panggil saat anak sudah menyadari kesalahannya. Ajarkan anak untuk meminta maaf saat terjadi kesalahan. Pun begitu sebaliknya, orang bau tanah juga tidak boleh gengsi meminta maaf kepada anak saat memang terbukti bahwa orang bau tanah lah yang salah.
6. Minta Bantuan Pasangan
* sumber: www.videoblocks.com
Meminta derma pasangan untuk bekerja sama dalam menciptakan anak damai dan tidak cengeng. Anda dan pasangan harus kompak untuk mengajarkan sesuatu kepada anak, termasuk dalam mengatasi anak yang super cengeng.
Jadilah orang bau tanah yang sigap kepada problem anak termasuk saat anak cengeng. Untuk menghentikan kecengengannya, orang bau tanah sanggup mengajak anak bermain, berguru dan berbicara bersama. Apabila Anda dan pasangan sama-sama tidak tahu cara mengatasi anak yang cengeng, jangan segan untuk berkonsultasi kepada yang lebih berpengalaman.
7. Berikan Anak Kebebasan Berpendapat
* sumber: www.familyeducation.com
Berikan kebebasan anak untuk beropini dan keterbukaan dalam setiap diskusi. Jangan biarkan anak merasa sendiri dan dikucilkan. Jadikan bawah umur prioritas utama saat mereka ingin berpendapat. Kebiasaan ini akan menciptakan anak bebas mengungkapkan pendapatnya dan sifat cengengnya pun akan berkurang dengan sendirinya.
Perlu Anda ketahui bahwa terkadang anak cengeng lantaran orang bau tanah kurang sanggup mendapatkan pendapat anak dan lebih egois terhadap pendapatnya sendiri. Sebaiknya, jadilah orang bau tanah yang demokratis dan terbuka.
8. Berikan Reward
* sumber: www.daveramsey.com
Memberikan reward kepada anak bukan hanya sebatas hadiah barang melainkan juga berupa apresiasi terhadap tindakan yang dilakukan oleh anak. Ketika anak cengeng maka tenangkan anak kemudian saat anak sudah damai maka berikan kebanggaan kepada anak atas cepat tanggapnya untuk tidak rewel.
Anak yang diberikan apresiasi berupa barang dan kebanggaan akan cenderung lebih aktif dan kreatif, hal ini sudah dikatakan oleh banyak sekali pakar psikologi dan pediatrik. Anak-anak seharusnya diberikan apresiasi atas setiap tindakannya. Namun, jangan menyebabkan hal ini sebagai kebiasaan semoga anak paham untuk tidak bersikap rewel meskipun tak lagi mendapatkan reward dari orang tuanya.
9. Ajak Anak untuk Meningkatkan Spiritualisme
* sumber: ngatechurch.org
Mengajak anak mendekatkan diri kepada Tuhan untuk meningkatkan kepercayaan yakni hal yang wajib dilakukan oleh setiap orang tua. Anak yang mengenal ketuhanan dan agama semenjak dini cenderung sanggup mengontrol dirinya sendiri dan tidak terus menerus bersikap rewel.
Ajak anak untuk beribadah dan berdoa berdasarkan keyakinan masing-masing. Berikan pengertian bahwa ibadah yakni hal yang wajib harus dilakukan oleh setiap orang, termasuk anak-anak. Ketika anak mulai menangis tidak terperinci atau bersedih bimbinglah anak untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan atas apa yang menjadi masalahnya.
10. Batasi Penggunaan Gadget
* sumber: aptparenting.com
Penggunaan gadget yang berlebihan sanggup menghambat perkembangan anak, baik secara pikiran maupun perbuatan. Anak yang ketergantungan terhadap gadget akan bersikap lebih cengeng dibanding bawah umur yang tidak terlalu sering menggunakan gadget. Mengapa sanggup begitu?
Sikap cengeng si kecil sanggup disebabkan lantaran kebanyakan konsumsi tayangan di gadget. Orang bau tanah jadi kesulitan mengontrol anak yang ketergantungan gadget. Ketika perangkatnya diambil paksa, otomatis anak akan rewel dan menjadi uring-uringan.
Aturlah waktu bermain gadget anak. Jangan hingga penggunaan perangkat elektronik atau gadget menciptakan Anda kesulitan mengontrol si kecil. Pastikan juga bahwa penggunaan gadget tidak mengganggu waktu belajarnya. Radiasi pada gadget dapat menciptakan anak jadi gampang emosi dan tantrum. Bahkan, anak menjadi tidak fokus terhadap apa yang dikerjakan.
Itulah 10 cara mengatasi anak cengeng dengan sabar dan tentunya jadikan setiap waktu Anda sebagai hal yang penting untuk melihat perkembangan anak. Perbanyak membaca buku parenting dan berikan banyak waktu anda untuk si kecil.
Apabila dirasa hal tersebut tidak sanggup mengatasi problem anak maka anda sanggup mencoba mengkonsultasikan diri kepada pakarnya, psikiatri atau dokter anak. Kalau buah hati Anda cengeng disertai bandel, sebaiknya baca artikel cara mengatasi anak bandel ini.
Sumber https://bacaterus.com
0 Response to "√ Bukan Dengan Kekerasan, Ini 10 Cara Mengatasi Anak Cengeng"
Posting Komentar